You are on page 1of 37

A. LATAR BELAKANG Kita sebagai makhluk ciptaannya patut bersyukur dengan apa yang telah di ciptakannya.

Di bumi ini, keanekaragaman hewan sangat beragam jenisnya. Oleh karena itu, kita perlu mengklasifikasikannya untuk mempermudah dalam memepelajarinya. Klasifikasi bertujuan untuk memepermudah mengenal objek yang beranekaragam dengan cara melihat/mencari persamaan dan perbedaan ciri dan sifat pada objek tersebut. Keuntungan yang diperoleh dengan mengklasifikasikan makhluk hidup adalah mempermudah dalam mencari keterangan tentang makhluk hidup yang dipelajari serta mempermudah dalam penaman nama ilmiah. Dalam klasifikasi terdapat kingdom/dunia animalia (hewan). Kingdom animalia dapat dibagi menjadi beberapa filum seperti filum vermes dan Filum Arthropoda. Yang termasuk filum vermes yaitu Platyhelmintes, Nemathelminthes, dan Annelida. Sedangkan yang termasuk filum Arthropoda yaitu Crustcea, Arachnida, Insecta, dan Myriapoda (Chilopoda dan Diplopoda). Arthropoda berasal dari bahasa Yunani, yaitu arthro yang berarti ruas dan podos yang berarti kaki. Jadi, Arthropoda berarti hewan yang kakinya beruas-ruas. Organisme yang tergolong filum arthropoda memiliki kaki yang berbuku-buku. Hewan ini memiliki jumlah spesies yang saat ini telah diketahui sekitar 900.000 spesies. Hewan yang tergolong arthropoda hidup di darat sampai ketinggian 6.000 m, sedangkan yang hidup di air dapat ditemukan sampai kedalaman 10.000 meter. B. TUJUAN 1. Untuk mempelajari morfologi cacing tanah (Pheretima sp). 2. Mengamati morfologi pada udang (Penaeus sp). 3. Mengamati morfologi pada belalang (Dissostiers Carolina). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. FILUM VERMES 1. PLATYHELMINTHES Platyhelminthes (dalam bahasa yunani, platy=pipih, helminthes=cacing) atau cacing pipih adalah kelompok hewan yang struktur tubuhnya sedah lebih maju dibandingkan porifera dan Coelenterata. Tubuh Platyhelminthes memiliki tiga lapisan sel (triploblastik), yaitu ekstoderm, mesoderm, dan Endoderm (http://gurungeblog.wordpress.com). Platyhelminthes berasal dari bahasa Yunani. Platy berarti pipih dan helmin berarti cacing. Jadi, Platyhelminthes adalah cacing yang berbentuk pipih. Hewan yang tergolong kedalam filum Platyhelminthes memiliki ujung posterior (ekor), permukaan ventral, dan permukaan dorsal. Cacing ini sebagian besar hidup sebagai parasit dan ada pula yang hidup bebas baik di air tawar maupun di air laut (Karmana,2007.hal:200). Platyhelminthes adalah sebuah filum dalam kerajaan hewan. Filum ini mencakup semua cacing pipih, sesuai dengan namanya yang berasal dari gabungan dua kata dalam bahasa Yunani, (platy), yang berarti "datar", dan (helminth), yang berarti "cacing". Filum Nemertinea (Nemertea) dulu merupakan kelas Platyhelminthes yang sekarang dipisahkan

(http://id.wikipedia.org). Platyhelminthes adalah binatang sejenis cacing pipih dengan simetri tubuh simetris bilateral tanpa peredaran darah dengan pusat syarah yang berpasangan. Cacing pipih kebanyakan sebagai biang timbulnya penyakit karena hidup sebagai parasit pada binatang / hewan atau manusia. Contohnya antara lain seperti planaria, cacing pita, cacing hati, polikladida (http://organisasi.org). Platyhelminthes memiliki ukuran tubuh beragam, dari yang berukuran hampir microskopis hingga yang panjangnya 20 cm. Tubuh Platyhelminthes simetris bilateral dengan bentuk pipih. Diantara hewan simetris bilateral, Platyhelminthes memiliki tubuh yang paling sederhana. Platyhelminthes tidak memiliki rongga tubuh (selom) sehingga disebut hewan aselomata. Sistem pencernaan terdiri dari mulut, faring, dan usus (tanpa anus). Usus bercabang-cabang ke seluruh tubuhnya. Platyhelminthes tidak memiliki sistem peredaran darah (sirkulasi). Platyhelminthes juga tidak memiliki sistem respirasi dan eksresi. Pernapasan dilakukan secara difusi oleh seluruh sel tubuhnya. Proses ini terjadi karena tubuhnya yang pipih. Sistem eksresi pada kelompok Platyhelminthes tertentu berfungsi untuk menjaga kadar air dalam tubuh. Kelompok Platyhelminthes tertentu memiliki sistem saraf tangga tali. Sistem saraf tangga tali terdiri dari sepasang simpul saraf (ganglia) dengan sepasang tali saraf yang memanjang dan bercabangcabang melintang seperti tangga. Organ reproduksi jantan (testis) dan organ betina (Ovarium). Platyhelminthes terdapat dalam satu individu sehingga disebut hewan hemafrodit. Alat reproduksi terdapat pada bagian ventral tubuh. Platyhelminthes ada yang hidup bebas maupun parasit. Platyhelminthes yang hidup bebas memakan hewan-hewan dan tumbuhan kecil atau zat organik lainnya seperti sisa organisme. Platyhelminthes parasit hidup pada jaringan atau cairan tubuh inangnya. Habitat Platyhelminthes yang hidup bebas adalah di air tawar, laut, dan tempat-tempat yang lembap. Platyhelminthes yang parasit hidup di dalam tubuh inangnya (endoparasit) pada siput air, sapi, babi, atau manusia. Reproduksi Platyhelminthes dilakukan secara seksual dan aseksual. Pada reproduksi seksual akan menghasilkan gamet. Fertilisasi ovum oleh sperma terjadi di dalam tubuh (internal). Fertilisasi dapat dilakukan sendiri ataupun dengan pasangan lain. Reproduksi aseksual tidak dilakukan oleh semua Platyhelminthes. Kelompok Platyhelminthes tertentu dapat melakukan reproduksi aseksual dengan cara membelah diri (fragmentasi), kemudian regenerasi potongan tubuh tersebut menjadi individu baru. Jenis Platyhelminthes dikelompokan menjadi tiga kelas, yaitu Turbellaria (cacing rambut getar), Trematoda (cacing isap), dan Cestoda (caing pita). Turbellaria Turbellaria memiliki ukuran tubuh bersilia dengan ukuran 15 18 mm. Silia digunakan untuk bergerak. Pergerakan juga dapat menggunakan otot dengan gerakan seperti gelombang. Pada kalas ini akan dibahas mengenai ciri salah satu contoh Turbellaria, yaitu Dugesia. Bagian anterior tubuh Dugesia berbentuk segitiga dan memiliki sistem indera berupa sepasang bintik mata serta celah yang disebut aurikel. Bintik mata untuk membedakan keadaan gelap dan terang, sedangkan aurikel berfungsi sebagai indera pembau saat Dugesia mencari makanannya. Permukaan tubuh bagian ventral Dugesia memiliki silia yang berfungsi untuk pergerakan. Pada bagian tengah tubuhnya terdapat mulut. Melalui mulut, faring dapat dijulurkan keluar untuk menangkap mangsa yang selanjutnya dicerna di dalam usus. Sistem eksresi Dugesia terdiri dari saluran bercabang-cabang yang disebut protonefridia,

memanjang dari pori-pori pada permukaan tubuh bagian dorsal sampai ke sel-sel api dalam tubuhnya. Sel-sel api yang berbentuk seperti bola lampu dan memiliki silia di dalamnya. Pergerakan silia berfungsi untuk menggerakkan air dalam sel menyerupai nyala api sehingga sel tersebut dinamakan sel api. Dugesia merupakan hewan hemafrodit, namun reproduksi seksual tidak dapat dilakukan hanya oleh satu individu.Fertilisasi dilakukan secara silang oleh dua individu Dugesia. Zigot yang terbentuk berkembang tanpa melalui proses periode larva. Sedangkan reproduksi aseksual adalah dengan membelah dirinya dan setiap belahan tubuh akan menjadi individu baru yang dikarenakan oleh daya regenerasinya yang sangat tinggi. Trematoda Trematoda disebut sebagai cacing isap karena cacing ini memiliki alat pengisap. Alat pengisap terdapat pada mulut di bagian anterior tubuhnya. Kegunaan alat isap adalah untuk menempel pada tubuh inangnya. Pada saat menempel cacing ini mengisap makanan berupa jaringan atau cairan tubuh inangnya. Dengan demikian, Trematoda merupakan hewan parasit. Trematoda dewasa pada umumnya hidup di dalam hati, usus, paru-paru, ginjal, dan pembuluh darah vertebrata. Trematoda berlindung di dalam tubuh inangnya dengan melapisi permukaan tubuhnya dengan kutikula dan permukaan tubuhnya tidak memiliki silia. Salah satu contoh Trematoda adalah cacing hati (Fasciola hepatica). Cacing hati memiliki daur hidup yang kompleks karena melibatkan sedikitnya dua jenis inang, yaitu inang utama dan inang sebagai perantara. Daur hidup cacing hati terdiri dari fase seksual dan aseksual. Fase seksual terjadi saat cacing hati dewasa berada di dalam tubuh inang utama. Fase aseksual dengan membelah diri terjadi saat larva berada di dalam tubuh inang perantara. Beberapa jenis cacing hati yang dapat menginfeksi manusia antara lain sebagai berikut : a) Opisthorchis sinensis ( Cacing hati cina ) cacing dewasa hidup pada organ hati manusia. Inang perantaranya adalah siput air dan ikan. b) Schistosoma japonicum. Cacing ini hidup di dalam pembuluh darah pad saluran pencernaan manusia. Manusia merupakan inang utamanya, namun hewan juga dapat terinfeksi seperti tikus, anjing, babi, dan sapi. Inang perantaranya adalah siput amphibi c) Oncomelania hupensis.Cacing ini menyebabkan penyakit skistosomiasis dengan ciri demam, anemia, disentri, berat badan turun, dan pembengkakan hati. d) Paragonimus westermani. Cacing ini hidup dalam paru-paru manusia. Inang perantaranya adalah udang air tawar Cestoda Cestoda juga disebut sebagai cacing pita karena bentuknya pipih panjang seperti pita. Tubuh Cestoda dilapisi kutikula dan terdiri dari bagian anterior yang disebut skoleks, leher (strobilus), dan rangkaian proglotid. Pada skoleks terdapat alat pengisap. Skoleks pada jenis Cestoda tertentu selain memiliki alat pengisap, juga memiliki kait (rostelum) yang berfungsi untuk melekat pada organ tubuh inangnya. Dibelakang skoleks pada bagian leher terbentuk proglotid. Setiap proglotid mengandung organ kelamin jantan (testis) dan organ kelamin betina (ovarium). Tiap proglotid dapat terjadi fertilisasi sendiri. Proglotid yang dibuahi terdapat di bagian posterior tubuh cacing. Proglotid dapat melepaskan diri (strobilasi) dan keluar dari tubuh inang utama bersama dengan tinja. Cestoda bersifat parasit karena menyerap sari makan dari usus halus inangnya. Sari makanan diserap langsung oleh seluruh permukaan tubuhnya karena cacing ini tidak memiliki mulut dan pencernaan (usus). Manusia dapat terinfeksi Cestoda saat memakan daging hewan yang dimasak tidak sempurna. Inang pernatara Cestoda adalah sapi pada Taenia saginata dan babi pada taenia solium.

2. NEMATHELMINTHES Nemathelminthes (dalam bahasa yunani, nema=benang, helminthes=cacing) disebut sebagai cacing gilig karan tubuhnya berbentuk bulat panjang atau seperti benang. Berbeda dengan Platyhelminthes yang belum memiliki rongga tubuh, Nemathelminthes sudah memiliki rongga tubuh meskipun bukan rongga tubuh sejati. Oleh karena memiliki rongga tubuh semu, Nemathelminthes disebut sebagai hewan Pseudoselomata. Nemathelminthes atau cacing gilik / gilig adalah hewan yang memiliki tubuh simetris bilateral dengan saluran pencernaan yang baik namun tiak ada sistem peredaran darah. Contoh cacing gilik : cacing askaris, cacing akarm cacing tambang, cacing filaria(http://organisasi.org). Ukuran tubuh Nemathelminthes umunya mikroskopis, meskipun ada yang panjang nya sampai 1 meter. Individu betina berukuran lebih besar daripada individu jantan. Tubuh berbentuk bulat panjang atau seperti benang dengan ujung-ujung yang meruncing. Permukaan tubuh Nemathelminthes dilapisi kutikula untuk melindungi diri. Kutikula ini lebih kuat pada cacing parasit yang hidup di inang daripada yang hidup bebas. Kutikula berfungsi untuk melindungi dari dari enzim pencernaan inang. Nemathelminthes memiliki sistem percenaan yang lengkap terdiri dari mulut, faring, usus, dan anus. Mulut terdapat pada ujung anterior, sedangkan anus terdapat pada ujung posterior. Beberapa Nemathelminthes memiliki kait pada mulutnya. Nemathelminthes tidak memiliki pembuluh darah. Makanan diedarkan keseluruh tubuh melalui cairan pada pseudoselom. Nemathelminthes tidak memiliki sistem respirasi, pernapasan dilakukan secara difusi melalui permukaan tubuh. Organ reproduksi jantan dan betina terpisah dalam individu berbeda. Nemathelminthes hidup bebas atau parasit pada manusia, hewan, dan tumbuhan.Nemathelminthes yang hidup bebas berperan sebagai pengurai sampah organik, sedangkan yang parasit memperoleh makanan berupa sari makanan dan darah dari tubuh inangnya. Habitat cacing ini berada di tanah becek dan di dasar perairan tawar atau laut. Nemathelminthes parasit hidup dalam inangnya. Nemathelminthes umumnya melakukan reproduksi secara seksual. Sistem reproduksi bersifat gonokoris, yaitu organ kelamin jantan dan betina terpisah pada individu yang berbeda. Fertilisasi terjadi secara internal. Telur hasil fertilisasi dapat membentuk kista dan kista dapat bertahan hidup pada lingkungan yang tidak menguntungkan. Nemathelminthes dibagi menjadi dua kelas, yaitu Nematoda dan Nematophora. Pada uraian berikut akan dibahas beberapa spesies dari nematoda yang merupakan parasit bagi manusia. Ascaris lumbricoides (cacing perut) Cacing ini hidup di dalam usus halus manusia sehingga sering kali disebut cacing perut. Ascaris lumbricoides merupakan hewan dioseus, yaitu hewan dengan jenis kelamin berbeda, bukan hemafrodit. Ascaris lumbricoides hanya berkembang biak secara seksual. Ascaris lumbricoides jantan memiliki sepasang alat berbentuk kait yang menyembul dari anus disebut spikula. Spikula berfungsi untuk membuka pori kelamin cacing bretina dan memindahkan sperma saat kawin. Infeksi cacing ini menyebabkan penyakit askariasis atau cacingan, umumnya pada anak-anak. Infeksi ini terjadi pada saat mengkonsumsi makanan atau minuman yang tercemar telur ascaris. Ancylostoma duodenale (cacing tambang) Cacing ini dinamakan cacing tambang karena ditemukan di pertambangan daerah tropis. Cacing tambang dapat hidup sebagai parasit dengan menyerap darah dan cairan tubuh pada usus halus manusia. Cacing ini memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil dari cacing perut. Cacing tambang

Ancylostoma memiliki ujung anterior melengkung membentuk kapsul mulut dengan 1 -4 pasang kait kitin atau gigi pada sisi ventralnya. Kait kitin berfungsi untuk menempel pada usus inangnnya. Pada ujung posterior cacing tambang jantan terdapat bursa kopulasi. Alat ini digunakan untuk menangkap dan memegang cacing betina saat kawin. Cacing betina memiliki vulva (organ kelamin luar) yang terdapat didekat bagian tengah tubuhnya. Oxyuris vermicularis (cacing kremi) Cacing ini disebut cacing kremi karena ukurannya yang sangat kecil. sekitar 10 -15 mm. Cacing kremi hidup di dalam usus besar manusia. Cacing kremi tidak menyebabkan penyakit yang berbahaya namun cukup mengganggu. Infeksi cacing kremi tidak memerlukan perantara. Telur cacing dapat tertelan bila kita memakan makanan yang terkontaminasi telur cacing ini. Pengulangan daur infeksi cacing kremi secara autoinfeksi, yaitu dilakukan ole penderita sendiri. Cacing ini bertelur pada anus penderita dan menyebabkan rasa gatal. Jika penderita sering menggaruk pada bagian anus dan tidak menjaga kebersihan tangan, maka infeksi cacing kremi akan terjadi kembali. Wuchereria bancrofti (cacing rambut) Cacing rambut dinamakan pula cacing filaria. Tempat hidupnya di dalam pembuluh limfa. Cacing ini menyebabkan penyakit kaki gajah ( elefantiasis ), yaitu pembengkakan tubuh. Pembengkakan terjadi karena akumulasi cairan dalam pembuluh limfa yang tersumbat oleh cacing filaria dalam jumlah banyak. Cacing filaria masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk Culex yang banyak terdapat di daerah tropis. Trichinella spiralis Cacing ini hidup pada otot manusia dan menyebabkan penyakit trikhinosis atau kerusakan otot. Manusia yang terinfeksi cacing ini karena memakan daging yang tidak dimasak dengan baik. 3. ANNELIDA Annelida (dalam bahasa latin, annulus= cincin) atau cacing gelang adalah kelompok cacing dengan tubuh bersegmen. Berbeda dengan Platyhelminthes dan Nemathelminthes, Annelida merupakan hewan tripoblastik yang sudah memiliki rongga tubuh sejati (hewan selomata). Namun Annelida merupakan hewan yang struktur tubuhnya paling sederhana (http://gurungeblog.wordpress.com). Annelida berasal dari bahasa Yunani. Annelida berasal dari kata annulis yang berarti cacing dan oidos berarti bentuk. Jadi, Annelida adalah cacing yang berbentuk cincin. Cacing ini hidup di air tawar, air laut, dan daratan (Karmana,2007.hal:206). Annelida adalah cacing gelang dengan tubuh yang terdiri atas segmen-segmen dengan berbagai sistem organ tubuh yang baik dengan sistem peredaran darah tertutup. Annelida sebagian besar memiliki dua kelamin sekaligus dalam satu tubuh atau hermafrodit. Contohnya yakni cacing tanah, cacing pasir, cacing kipas, lintah / leeches. (http://organisasi.org). Annelida memiliki panjang tubuh sekitar 1 mm hingga 3 m. Contoh annelida yang panjangnya 3 m adalah cacing tanah Australia. Bentuk tubuhnya simetris bilateral dan bersegmen menyerupai cincin. Annelida memiliki segmen di bagian luar dan dalam tubuhnya. Antara satu segmen dengan segmen lainya terdapat sekat yang disebut septa. Pembuluh darah, sistem ekskresi, dan sistem saraf di antara satu segmen dengan segmen lainnya saling berhubungan menembus septa. Rongga tubuh Annelida berisi cairan yang berperan dalam pergerakkan annelida dan sekaligus melibatkan kontraksi otot. Ototnya terdiri dari otot melingkar (sirkuler) dan otot memanjang (longitudinal). Sistem

pencernaan annelida sudah lengkap, terdiri dari mulut, faring, esofagus (kerongkongan), usus, dan anus. Cacing ini sudah memiliki pembuluh darah sehingga memiliki sistem peredaran darah tertutup. Darahnya mengandung hemoglobin, sehingga berwarna merah. Pembuluh darah yang melingkari esofagus berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh. Sistem saraf annelida adalah sistem saraf tangga tali. Ganglia otak terletak di depan faring pada anterior. Ekskresi dilakukan oleh organ ekskresi yang terdiri dari nefridia, nefrostom, dan nefrotor. Nefridia (tunggalnefridium) merupaka organ ekskresi yang terdiri dari saluran. Nefrostom merupakan corong bersilia dalam tubuh.Nefrotor merupakan pori permukaan tubuh tempat kotoran keluar. Terdapat sepasang organ ekskresi tiap segmen tubuhnya. Sebagian besar annelida hidup dengan bebas dan ada sebagian yang parasit dengan menempel pada vertebrata, termasuk manusia. Habitat annelida umumnya berada di dasar laut dan perairan tawar, dan juga ada yang segaian hidup di tanah atau tempat-tempat lembap. Annelida hidup diberbagai tempat dengan membuat liang sendiri. Annelida umumnya bereproduksi secara seksual dengan pembantukan gamet. Namun ada juga yang bereproduksi secara fregmentasi, yang kemudian beregenerasi. Organ seksual annelida ada yang menjadi satu dengan individu (hermafrodit) dan ada yang terpisah pada individu lain (gonokoris). Telah diketemukan 7.000 species yang hidup di air tawar, laut dan tanah. Contoh annelida adalah cacing tanah (Pheretima) cacing ini hidup di tanah, makananya berupa sisa tumbuhan dan hewan. Charles Darwin ahli biologi yang termahsur adalah orang yang pertama kali menyatakan bahwa cacing tanah mempunyai peranan yang penting dalam menggemburkan/menyuburkan tanah. Karena hidup di dalam tanah, cacing ini membuat liang-liang sehingga tanah menjadi berpori dan mudah diolah. Cacing tanah juga mencampur dedaunan dengan tanah, jadi menaikan kandungan humus tanah (http://911medical.blogspot.com). Annelida dibagi menjadi tiga kelas, yaitu Polychaeta (cacing berambut banyak), Oligochaeta (cacing berambut sedikit), dan Hirudinea. Polychaeta Polychaeta (dalam bahasa yunani, poly=banyak, chaetae=rambut kaku) merupakan annelida berambut banyak. Tubuh Polychaeta dibedakan menjadi daerah kepala (prostomium) dengan mata, antena, dan sensor palpus. Polychaeta memiliki sepasang struktur seperti dayung yang disebut parapodia (tunggal=parapodium) pada setiap segmen tubuhnya. Fungsi parapodia adalah sebagai alat gerak dan mengandung pembuluh darah halus sehingga dapat berfungsi juga seperti insang untuk bernapas. Setiap parapodium memiliki rambut kaku yang disebut seta yang tersusun dari kitin. Contoh Polychaeta yang sesil adalah cacing kipas (Sabellastarte indica) yang berwarna cerah. Sedangkan yang bergerak bebas adalah Nereis virens, Marphysa sanguinea, Eunice viridis(cacing palolo), dan Lysidice oele(cacing wawo). Oligochaeta Oligochaeta (dalam bahasa yunani, oligo=sedikit, chaetae=rambut kaku) yang merupakan annelida berambut sedikit. Oligochaeta tidak memiliki parapodia, namun memiliki seta pada tubuhnya yang bersegmen. Contoh Oligochaeta yang paling terkenal adalah cacing tanah. Jenis cacing tanah antara lain adalah cacing tanah Amerika (Lumbricus terrestris), cacing tanah Asia (Pheretima), cacing merah (Tubifex), dan cacing tanah raksasa Australia (Digaster longmani). Cacing ini memakan oarganisme hidup yang ada di dalam tanah dengan cara menggali tanah. Kemampuannya yang dapat menggali bermanfaat dalam menggemburkan tanah.Manfaat lain dari cacing ini adalah digunakan untuk bahan kosmetik, obat, dan campuran makan berprotein

tinggi bagi hewan ternak. Hirudinea Hirudinea merupakan kelas annelida yang jenisnya sedikit. Hewan ini tidak memiliki arapodium maupun seta pada segmen tubuhnya. Panjang Hirudinea bervariasi dari 1 30 cm. Tubuhnya pipih dengan ujung anterior dan posterior yang meruncing. Pada anterior dan posterior terdapat alat pengisap yang digunakan untuk menempel dan bergerak. Sebagian besar Hirudinea adalah hewan ektoparasit pada permukaan tubuh inangnya. Inangnya adalah vertebrata dan termasuk manusia. Hirudinea parasit hidup denga mengisap darah inangnya, sedangkan Hirudinea bebas hidup dengan memangsa invertebrata kecil seperti siput. Contoh Hirudinea parasit adalah Haemadipsa (pacet) dan hirudo (lintah). Saat merobek atau membuat lubang, lintah mengeluarkan zat anestetik (penghilang sakit), sehingga korbannya tidak akan menyadari adanya gigitan. Setelah ada lubang, lintah akan mengeluarkan zat anti pembekuan darah yaitu hirudin. Dengan zat tersebut lintah dapat mengisap darah sebanyak mungkin. B. FILUM ARTHROPODA Arthropoda berasal dari bahasa Yunani, yaitu arthro yang berarti ruas dan podos yang berarti kaki. Jadi, Arthropoda berarti hewan yang kakinya beruas-ruas. Organisme yang tergolong filum arthropoda memiliki kaki yang berbuku-buku. Hewan ini memiliki jumlah spesies yang saat ini telah diketahui sekitar 900.000 spesies. Hewan yang tergolong arthropoda hidup di darat sampai ketinggian 6.000 m, sedangkan yang hidup di air dapat ditemukan sampai kedalaman 10.000 meter (Karmana,2007.hal:220-221) Arthropoda (dalam bahasa latin, Arthra = ruas , buku, segmen ; podos = kaki) merupakan hewan yang memiliki ciri kaki beruas, berbuku, atau bersegmen.Segmen tersebut juga terdapat pada tubuhnya.Tubuh Arthropoda merupakan simeri bilateral dan tergolong tripoblastik selomata (http://gurungeblog.wordpress.com). Arthropoda adalah hewan dengan kaki beruas-ruas dengan sistem saraf tali dan organ tubuh telah berkembang dengan baik. Tubuh artropoda terbagi atas segmen-segmen yang berbeda dengan sistem peredaran darah terbuka. Contoh : laba-laba, lipan, kalajengking, jangkrik, belalang, caplak, bangsat, kaki seribu, udang, lalat / laler, kecoa. (http://organisasi.org). Ukuran tubuh Arthropoda sangat beragam, beberapa diantaranya memiliki panjang lebih dari 60 cm., namun kebanyakan berukuran kecil.Begitu pula dengan bentuk Arthropoda pun beragam (http://gurungeblog.wordpress.com) Hewan arthropoda memiliki bentuk tubuh simetri bilateral, triploblastik selomata, dan tubuhnya bersegmen. Tubuh ditutupi lapisan kutikula yang merupakan rangka luar (eksosketelon). Ketebalan kutikula sangan bervariasi, tergantung dari spesies hewannya. Kutikula dihasilkan oleh epidermis yang terdiri atas protein dan lapisan kitin. Pada waktu serangga mengadakan pertumbuhan, kutikula akan mengalami pengelupasan (Karmana,2007.hal:220-221). Kutikula berfungsi melindungi tubuh bagian dalam, memberi bentuk pada tubuh serangga dan dapat menjadi tempat melekatnya otot, terutama yang berhubungan dengan alat gerak. Otot serangga merupakan otot serat lintang yang susunannya sangat kompleks. Otot ini diperlukan untuk melakukan gerakan yang cepat. Tubuh Arthropoda terdiri atas caput (kepala), toraks(dada), dan abdomen (perut) yang bersegmen-segmen. Pada laba-laba dan udang, kepala dan dadanya bersatu membentuk sefalotoraks, tetapi ada juga spesies yang sulit dibedakan antara kepala, toraks, dan abdomennya, seperti pada lipan. Pada tiap-tiap segmen tubuh ada yang dilengkapi alat gerak dan ada juga yang

tidak dilengkapi alat gerak. Hewan arthropoda memiliki organ sensoris yang sudan berkembang, seperti mata, penciuman, serta antena yang berfungsi sebagai alat peraba dan pencium. Tingkat perkembangannya sesuai dengan kondisi lingkungan tempat hidupnya. Sitem peredaran darah terdiri atas jantung di bagian dorsal. Sistem peredaran darahnya merupakan sistem peredaran darah terbuka yang tidak memiliki kapiler darah. Jantung berfungsi untuk memompa darah keseluruh tubuh. Hewan arthropoda yang hidup di air ada yang bernapas dengan menggunakan insang, sistem trakea, paru-paru buku, atau pada beberapa spesies melalui permukaan tubuh. Sistem ekskresi menggunakan saluran malpighi. Sistem saraf dinamakan sistem saraf tangga tali karena terdiri atas dua ganglion dorsal yang memiliki dua saraf tepi. Setiap saraf trepi dihubungkan oleh saraf melintang sehingga merupakan tangga tali. Sistem pencernaan dimulai dari mulut, usus, dan anus. Mulut ada yang berfungsi untuk menjilat seperti pada lalat, menusuk dan menghisap seperti pada nyamuk, serta menggigit seperti pada semut. Anggota filum arthropoda dapat dibedakan menjadi hewan jantan dan betina. Fertilisasi arthropoda terjadi secara internal. Telur banyak mengandung kuning telur yang tertutup oleh cangkang. Hewan arthropoda ada yang mengalami metemorfosis sempurna, metemorfosis tidak sempurna, dan ada yang tidak bermetamorfosis. Sistem reproduksi Arthropoda umumnya terjadi secara seksual.Namun ada juga yang secara aseksual, yaitu dengan partenogenesis. Partenogenesis adalah pembentukan individu baru tanpa melalui fertilisasi (pembuahan). Individu yang dihasilkan bersifat steril.Organ reproduksi jantan dan betina pada Arthropoda terpisah, masing-masing menghasilkan gamet pada individu yang berbeda sehingga bersifat dioseus (berumah dua). Hasil fertilisasi berupa telur (http://gurungeblog.wordpress.com). Cara hidup Arthropoda sangat beragam, ada yang hidup bebas, parasit, komensal, atau simbiotik.Dilingkungan kita, sering dijumpai kelompok hewan ini, misalnya nyamuk, lalat, semut, kupu-kupu, capung, belalang, dan lebah. Habitat penyebaran Arthropoda sangat luas.Ada yang di laut, periran tawar, gurun pasir, dan padang rumput (http://gurungeblog.wordpress.com). Filum arthropoda dibagi menjadi empat kelas, yaitu Crustcea, Arachnida, Insecta, dan Myriapoda (Chilopoda dan Diplopoda). Crustacea Crustacea (dalam bahasa latinnya, crusta= kulit) memiliki kulit yang keras.Udang, lobster, dan kepiting adalah contoh kelompok ini. Umumnya hewan Crustacea merupakan hewan akuatik, meskipun ada yang hidup di darat. Crustacea dibedakan menjadi dua subkelas berdasarkan ukuran tubuhnya, yaitu Entomostraca dan Malacostraca. Entomostraca adalah crustacea yang berukuran mikroskopik, hidup sebagai zooplankton atau bentos di perairan, dan juga ada yang sebagai parasit. Contoh hewan ini adalah Daphnia, Cypris virens, dan Cyclops sp. Arachnoidea Arachnoidea (dalam bahasa yunani, arachno = laba-laba) disebut juga kelompok laba-laba, meskipun anggotanya bukan laba-laba saja. Kalajengking adalah salah satu contoh kelas Arachnoidea yang jumlahnya sekitar 32 spesies. Ukuran tubuh Arachnoidea bervariasi, ada yang panjangnya lebih kecil dari 0,5 mm sampai 9 cm. Arachnoidea merupakan hewan terestrial

(darat) yang hidup secara bebas maupun parasit.Arachnoidea yang hidup bebas bersifat karnivora. Arachnoidea dibedakan menjadi tiga ordo, yaitu Scorpionida, Arachnida, dan Acarina.Scorpionida memiliki alat penyengat beracun pada segmen abdomen terakhir, contoh hewan ini adalah kalajengking (Uroctonus mordax) dan ketunggeng ( Buthus after). Pada Arachnida, abdomen tidak bersegmen dan memiliki kelenjar beracun pada kaliseranya (alat sengat), contoh hewan ini adalah Laba-laba serigala (Pardosa amenata), laba-laba kemlandingan (Nephila maculata). Acarina memiliki tubuh yang sangat kecil, contohnya adalah caplak atau tungau (Acarina sp.). Berikut adalah ciri-ciri dari salah satu hewan Arachnoidea yang sering kita jumpai, yaitu labalaba. Tubuhnya terdiri dari dua bagian, yaitu sefalotoraks (kepala-dada) pada bagian anterior dan abdomen pada bagian posterior. Sefalotoraks adalah penyatuan tubuh bagian sefal atau kaput (kepala) dan bagian toraks (dada). Pada sefalotoraks terdapat sepasang kalisera (alat sengat), sepasang pedipalpus (capit), dan enam pasang kaki untuk berjalan. Kalisera dan pedipalpus merupakan alat tambahan pada mulut. Pada bagian abdomen (opistosoma) laba-laba terdiri dari mesosoma dan metasoma. Pada bagian posterior abdomen terdapat spineret yang merupakan organ berbentuk kerucut dan dapat berputar bebas. Didalam spineret terdapat banyak spigot yang merupakan lubang pengeluaran kelenjar benang halus atau kelenjar benang abdomen. Kelenjar benang halus mensekresikan cairan yang mengandung protein elastik. Protein elastik tersebut akan mengeras di udara membentuk benang halus yang digunakan untuk menjebak mangsa. Laba-laba bernapas dengan paru-paru buku atau trakea. Paru-paru buku adalah organ respirasi berlapis banyak seperti buku dan terletak pada bagian abdomen. Ekskresi laba-laba dilakukan dengan tubula (tunggal=tubulus) Malpighi. Tubula Malpighi merupakan tabung kecil panjang dan buntu dan organ ini terletak di dalam hemosol yang bermuara ke dalam usus.Selain Tubula Malpighi, ekskresi lainnya dilakukan dengan kelenjar koksal. Kelenjar koksal merupakan kelenjar ekskretori buntu yang bermuara pada daerah koksa (segmen pada kaki insecta). Insecta Insecta (dalam bahasa latin, insecti = serangga). Banyak anggota hewan ini sering kita jumpai disekitar kita, misalnya kupu-kupu, nyamuk, lalat, lebah, semut, capung, jangkrik, belalang,dan lebah. Ciri khususnya adalah kakinya yang berjumlah enam buah. Karena itu pula sering juga disebut hexapoda. Insecta dapat hidup di bergagai habitat, yaitu air tawar, laut dan darat. Hewan ini merupakan satu-satunya kelompok invertebrata yang dapat terbang.Insecta ada yang hidup bebas dan ada yang sebagai parasit. Insecta sering disebut serangga atau heksapoda. Heksapoda berasal dari kata heksa berarti 6 (enam) dan kata podos berarti kaki. Heksapoda berarti hewan berkaki enam. Diperkirakan jumlah insecta lebih dari 900.000 jenis yang terbagi dalam 25 ordo. Hal ini menunjukkan bahwa banyak sekali variasi dalam kelas insecta baik bentuk maupun sifat dan kebiasaannya. Tubuh Insecta dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu kaput, toraks, dan abdomen. Kaput memiliki organ yang berkembang baik, yaitu adanya sepasang antena, mata majemuk (mata faset), dan mata tunggal (oseli). Insecta memiliki organ perasa disebut palpus. Insecta yang memiliki syap pada segmen kedua dan ketiga. Bagian abdomen Insecta tidak memiliki anggota tubuh. Pada abdomennya terdapat spirakel, yaitu lubang pernapasan yang menuju tabung trakea. Trakea merupakan alat pernapasan pada Insecta. Pada abdomen juga terdapat tubula malpighi, yaitu alat ekskresi yang melekat pada posterior saluran pencernaan. Sistem sirkulasinya terbuka. Organ kelaminnya dioseus. Perkembangan Insecta dibedakan menjadi tiga : Pertama Ametabola adalah perkembangan yang hanya berupa pertambahan ukuran saja tanpa

perubahan wujud. Contohnya kutu buku (lepisma saccharina) Kedua Hemimetabola adalah tahap perkembangan Insecta yang tidak sempurna, dimana Insecta muda yang menetas mirip dengan induknya, tetapi ada organ yang belum muncul, misalnya sayap. Sayap itu akan muncul hingga pada saat dewasa hewan tersebut. Insecta muda disebut nimfa. Ringkasan skemanya adalah telurnimfa (larva) dewasa (imago). Contoh Insecta ini adalah belalang, kecoa (periplaneta americana), jangkrik (gryllus sp), dan walang sangit (leptocorisa acuta). Ketiga Holometabola adalah perkembangan Insecta dengan setiap tahap menunjukan perubahan wujud yang sangat berbeda (sempurna). Tahapnya adalah sebagai berikut ; telurlarvapupa dewasa. Larvanya berbentuk ulat tumbuh dan mengalami ekdisis beberapa kali. Setalah itu larva menghasilkan pelindung keras disekuur tubuhnya untuk membentuk pupa. Pupa berkembang menjadi bagian tubuh seperti antena, sayap, kaki, organ reproduksi, dan organ lainnya yang merupakan struktur Insecta dewasa. Selanjutnya, Insecta dewasa keluar dari pupa. Contoh Insecta ini adalah kupu-kupu, lalat, dan nyamuk. Berdasarkan sayap, Insecta dibedakan menjadi dua sub-kelas : Pertama Apterigota (tidak bersayap), tubuh apterigota berukuran kecil sekitar 0,5 cm dan memiliki antena panjang. Umumnya berkembang secara ametabola. Contoh hewan kelas ini adalah kutu buku. Kedua Pterigota (bersayap), merupakan kelompok insecta yang sayapnya berasal dari tonjolan luar dinding tubuh yang disebut Eksopterigota. Kelompok lain yang sayapnya berasal dari tonjolan dalam dinding tubuh disebut Endopterigota. Eksopterigota dibedakan menjadi beberapa ordo bedasarkan tipe sayap, mulut, dan metamorfosisnya. : - Orthoptera memiliki dua pasang sayap dengan sayap depan yang sempit.Misalnya kecoa, jangkrik, dan gansir. - Hemiptera memiliki dua pasang sayap yang tidak sama panjang. Contohnya walang sangit (leptocorisa acuta) dan kutu busuk (cymex rotundus). - Homoptera memiliki dua pasang yang sama panjang.Contohnya wereng coklat (Nilaparvata lugens), kutu daun (Aphis), dan kutu kepala (Pediculus humanus) - Odonata memiliki dua pasang sayap seperti jala. Contohnya capung (pantala). Endopterigota dibedakan menjadi : - Coleptera memiliki dua pasang sayap dengan sayap depan yang keras dan tebal. Misalnya kumbang tanduk (Orycies rhinoceros) dan kutu gabah (Rhyzoperta diminica) - Hymenoptera memiliki dua pasang sayap yang seperti selaput, dengan sayap depan lebih besar daripada sayap belakang. Misalnya semut rangrang (Oecophylla saragillina), semut hitam (Monomorium sp.), lebah madu (Apis indica), dan tawon (Xylocopa latipes) - Diptera hanya memiliki sepasang sayap. Misalnya nyamuk (culex sp.), nyamuk malaria (Anopheles sp), nyamuk demam berdarah (Aedes Aegypti), lalat rumah (Musca domestica), lalat buah (Drosophila melanogaster), dan lalat tse-tse (Glossina palpalis) - Lepidoptera memiliki dua pasang sayap yang bersisik halus dan tipe mulut mengisap. Misalnya kupu-kupu sutera (Bombyx mori) dan kupu-kupu elang (Acherontia atropos) Peran Arthropoda bagi manusia Berbagai jenis Arthropoda memberikan keuntungan dan kerugian bagi manusia. Peran arthropoda yang menguntungkan manusia misalnya dibidang pangan dan sandang yaitu sebagai berikut : - Sumber makanan yang mengandung protein hewani tinggi. Misalnya Udang windu (Panaeus

monodon), rajingan (portunus pelagicus), kepiting (scylla serrata), dan udang karang (panulirus versicolor) - Penghasil madu, yaitu lebah madu (Apis indica) - Bahan industri kain sutera, yaitu pupa kupu-kupu sutera (Bombyx mori) Sementara yang merugikan manusia anatara lain : - Vektor perantara penyakit bagi manusia.Misalnya nyamuk malaria, nyamuk demam berdarah, lalat tsetse sebagai vektor penyakit tidur, dan lalat rumah sebagai vektor penyakit tifus. - Menimbulkan gangguan pada manusia.Misalnya caplak penyebab kudis, kutu kepala, dan kutu busuk - Hama tanaman pangan dan industri.Contohnya wereng coklat dan kumbang tanduk - Perusak makanan.Contohnya kutu gabah. Myriapoda Myriapoda (dalam bahasa yunani, myria = banyak, podos = kaki) merupakan hewan berkaki banyak. Hewan kaki seribu adalah salah satunya yang terkadang kita lihat di lingkungan sekitar kita. Myriapoda hidup di darat pada tempat lembap, misalnya di bawah daun, batu, atau tumpukan kayu. Bagian tubuh Myriapoda sulit dibedakan antara toraks dan abdomen. Tubuhnya memanjang seperti cacing. Pada kaput terdapat antena, mulut, dan satu pasang mandibula (rahang bawah), dua pasang maksila (rahang atas), dan mata yang berbentuk oseli (mata tunggal). Tubuhnya bersegmen dengan satu hingga dua pasang anggota badan pada tiap segmennya. Setiap segmen terdapat lubang respirasi yang disebut spirakel yang menuju ke trakea. Ekskresinya dengan tubula malpighi. Myriapoda bersifat dioseus dan melakukan repsroduksi seksual secara internal. Myriapoda dibedakan menjadi dua ordo, yaitu Chilopoda dan Diplopoda.

BAB III METODOLOGI A. ALAT DAN BAHAN 1. Praktikum pada cacing tanah (Pheretima sp). - Disecting set - Bak preparat - Mikroskop - Loupe - Jarum pentul - Kapas - Kloroform - Cacing - Preparat awetan cacing tanah 2. Praktikum pada udang (Penaeus sp). - Disecting set - Bak preparat - Udang besar

3. Praktikum pada belalang (Dissostiera carolina) - Bak preparat - Jarum pentul - Disecting set - Cloroform - Kapas - Belalang

B. CARA KERJA 1. Praktikum pada cacing tanah (Pheretima sp). Siapkan cacing tanah seperti dahulu. Masukkan cacing tanah yang akan diamati kedalam bak preparat. Kemudian tusuklah kedua ujung tubuh cacing dengan menggunakan jarum pentul yang bertujuan agar tubuh cacing tanah tidak bergerak-bergerak. Amatilah bagian-bagian morfologi dari tubuh cacing tanah. Gambarlah bagaian tubuh cacing tanah yang diamati kemudian berikan keteranganya yang lengkap serta tuliskan klasifikasikannya. 2. Praktikum pada udang (Penaeus sp). Siapkan spesies dari kelas insecta seperti udang. Masukkan udang yang akan diamati kedalam bak preparat. Amatilah bagian-bagian morfologi dari tubuh udang. Gambarlah bagaian tubuh udang yang diamati kemudian berikan keteranganya yang lengkap serta tuliskan klasifikasikannya. 3. Praktikum pada belalang (Dissostiera Carolina) Siapkan spesies dari kelas insecta seperti belalang. Amatilah bagian-bagian morfologi dari tubuh belalang. Gambarlah bagaian tubuh belalang yang diamati kemudian berikan keteranganya yang lengkap serta tuliskan klasifikasikannya.

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENGAMATAN 1. Hasil Pengamatan Cacing Tanah

2. Hasil Pengamatan Belalang

3. Hasil Pengamatan Udang

B. PEMBAHASAN 1. Pembahasan Tentang Cacing Tanah Dari hasil pengamatan secara morfologi, cacing tanah memiliki bentuk tubuh yang panjang. Kira-kira panjang tubuh cacing tanah yang diamati sekitar 10 cm. Tubuh cacing tanah jika dipegang terasa lunak. Tubuh cacing tanah terdiri atas segmen-segmen. Pada segmen tubuh pertama terdapat mulut (prostomium), sedangkan pada segmen terakhir terdapat anus. Cacing tanag mempunyai alat kelamin yang disebut klitelum yang terletak di antara segmen 32-37. Pada setiap somit terdapat 4 pasang setae, kecuali segmen pertama dan terakhir. Setae adalah rambut yang terdiri dari zat tanduk yang disertai dengan epidermis dan tonjolan dari tubuh. Rambutrambut tersebut berfungsi untuk pergerakkan. Habitat cacing tanah yaitu di tanah yang lembab. Cacing tanah merupakan salah satu contoh hewan dari kelas Oligochaeta. Berikut ini klasifikasi dari cacing tanah : Kingdom: Animalia Phylum: Annelida Class: Oligochaeta Order: Ophistopora Family: Megascolecidae Genus: Pheretima Species: Pheretima sp. 2. Pembahasan Tentang Belalang Dari hasil pengamatan secara morfologi, tubuh belalang terdiri atas kepala, dada, dan perut. Dibagian kepala terdapat sepasang antena yang berfungsi sebagai indra pembau. Selain antena, dibagian kepala juga terdapat mata majemuk dan mulut. Mulut pada belalang terdiri atas mandibula, maksila, dan labium. Dada terdiri dari tiga ruas dan dibagian dada (toraks) terdapat 3 pasang kaki yang terdiri atas 1 pasang kaki yang berukuran besar dan 2 pasang kaki yang berukuran kecil. Setiap ujung kaki pada belalang terdapat seperti duri. Dibagian perut (abdomen) terbagi atas 11 segmen, segmen terakhir berubah menjadi alat reproduksi. Belalang memiliki sayap yang menutupi bagian atas perut (abdomen). Habitat belalang adalah di padang pasir dengan makanan utamanya adalah rerumputan. Belalang merupakan salah satu contoh hewan dari kelas insecta dalam filum arthropoda. Berikut ini

klasifikasi dari belalang : Kingdom: Animalia Phylum: Arthropoda Class: Insecta Family : Coelifera Genus : Dissostira Species: Dissostira carolina

3. Pembahasan Tentang Udang Dari hasil pengamatan secara morfologi, tubuh udang terdiri atas sefalotoraks dan abdomen. Sefalotoraks (kepala dada) merupakan pennyatuan bagian kepala dan badan. Udang memiliki rangka luar dari kitin yang keras. Rangka luar yang keras ini karena mengandung zat kapur. Dibagian kepala terdapat sepasang mandibula dan dua pasang maksila. Pada setiap segmen abdomen terdapat kaki renang. Pada ujung abdomen terdapat kaki daun (uropod). Uropod terletak di antara sisi ekor yang mendatar (telson). Udang merupakan hewan dari kelas Crustacea dengan habitat di air laut dan air tawar. Berikut ini klasifikasi dari udang : Kingdom: Animalia Phylum: Arthropoda Class: Crustacea Ordo : Paneasuicea Family : Panaesuides Genus : Panaesus Species: Panaesus sp

BAB V KESIMPULAN Dalam klasifikasi terdapat kingdom/dunia animalia (hewan). Kingdom animalia dapat dibagi menjadi beberapa filum seperti filum vermes dan Filum Arthropoda. Yang termasuk filum vermes yaitu Platyhelmintes, Nemathelminthes, dan Annelida. Sedangkan yang termasuk filum Arthropoda yaitu Crustcea, Arachnida, Insecta, dan Myriapoda (Chilopoda dan Diplopoda). Cacing tanah merupakan salah satu contoh hewan dari kelas Oligochaeta dalam filum Annelida. Tubuh cacing tanah terdiri atas segmen-segmen. Pada segmen tubuh pertama terdapat mulut (prostomium), sedangkan pada segmen terakhir terdapat anus. Cacing tanah mempunyai alat kelamin yang disebut klitelum yang terletak di antara segmen 32-37. Belalang merupakan salah satu contoh hewan dari kelas insecta dalam filum Arthropoda. Tubuh belalang terdiri atas kepala, dada, dan perut. Dibagian kepala terdapat sepasang antena yang berfungsi sebagai indra pembau. Selain antena, dibagian kepala juga terdapat mata majemuk dan mulut.

Udang merupakan salah satu contoh hewan dari kelas Crustacea dalam filum Arthropoda. Tubuh udang terdiri atas sefalotoraks dan abdomen. Sefalotoraks (kepala dada) merupakan pennyatuan bagian kepala dan badan.

DAFTAR PUSTAKA Karmana, Oman.2007.Cerdas Belajar Biologi kelas XI.Bandung:Grafindo. http://gurungeblog.wordpress.com http://organisasi.org http://id.wikipedia.org http://911medical.blogspot.com

LAPORAN DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN Morfologi Umum Hama Tanaman dan Tipe Alat Mulut Serangga dan Gejala Kerusakannya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Serangga merupakan kelompok hewan yang dominan di muka bumi dengan jumlah spesies hampir 80 persen dari jumlah total hewan di bumi. Dari 751.000 spesies golongan serangga, sekitar 250.000 spesies terdapat di Indonesia. Serangga di bidang pertanian banyak dikenal sebagai hama (Kalshoven 1981). Sebagian bersifat sebagai predator, parasitoid, atau musuh alami (Christian & Gotisberger 2000). Kebanyakan spesies serangga bermanfaat bagi manusia. Sebanyak 1.413.000 spesies telah berhasil diidentifikasi dan dikenal, lebih dari 7.000 spesies baru di temukan hampir setiap tahun. Karena alasan ini membuat serangga berhasil dalam mempertahankan keberlangsungan hidupnya pada habitat yang bervariasi, kapasitas reproduksi yang tinggi, kemempuan memakan jenis makanan yang berbeda, dan kemampuan menyelamatkan diri dari musuhnya. (usupress.usu.ac.id) Serangga merupakan Filum Arthropoda (termasuk pada kelas insekta). Filum Arthropoda (dalam bahasa latin, Arthra = ruas , buku, segmen ; podos = kaki) merupakan hewan yang memiliki ciri kaki beruas, berbuku, atau bersegmen.Segmen tersebut juga terdapat pada tubuhnya. Tubuh Arthropoda merupakan simeri bilateral dan tergolong tripoblastik selomata. Arthropoda adalah filum yang paling besar dalam dunia hewan dan mencakup serangga, laba-laba, udang, lipan dan hewan mirip lainnya. Arthropoda adalah nama lain hewan berbuku-buku. Empat dari lima bagian (yang hidup hari ini) dari spesies hewan adalah arthropoda, dengan jumlah di atas satu juta spesies modern yang ditemukan dan rekor fosil yang mencapai awal Cambrian. Arthropoda biasa ditemukan di laut, air tawar, darat, dan lingkungan udara, serta termasuk berbagai bentuk simbiotis dan parasit. Hampir dari 90% dari seluruh jenis hewan yang diketahui orang adalah Arthropoda. Arthropoda dianggap berkerabat dekat dengan Annelida, contohnya adalah Peripetus di Afrika Selatan. Filum Arthropoda sebagian berperan sebagai mangsa dari sejumlah hewan predator yang terdiri atas arthropoda lain dan spesies bukan arthropoda. Ikan dan kadal memangsa nyamuk, katak

besar mengkonsumsi scarabidae, burung mynah memakan belalang, itik memakan wereng dsb. Ikan Gambusia affinis misalnya, telah luas digunakan di berbagai tempat di dunia untuk mengendalikan larva nyamuk. Beberapa arthropoda predator menggunakan alat mulut untuk menggigit dan mengunyah mangsanya, seperti mantidae, capung, dan kumbang buas. Lainnya seperti Hemiptera, larva Neuroptera, lalat dan tungau tertentu, menggunakan alat mulut pencucuk dan pengisap untuk mengkonsumsi cairan tubuh mangsa. Sebagian predator nampak gesit, pemburu yang rakus, secara aktif mencari mangsa di tanah atau pada vegetasi, seperti dilakukan oleh kumbang buas, serangga sayap jala (lacewing) dan tungau, atau menangkap mangsa ketika terbang seperti dilakukan oleh capung (dragonfly) dan lalat perompak (robberfly). Kebanyakan spesies bersifat predator pada stadia muda maupun dewasa, namun ada yang menjadi predator pada stadia larva saja, sedangkan imago mengkonsumsi madu atau lainnya. Adapula spesies bukan predator terutama betina, mencari mangsa untuk larvanya dengan meletakkan telur di dekat mangsa, karena larva sering tidak dapat mencari pakan sendiri. Lalat syrphidae misalnya, meletakkan telur di dekat koloni aphids yang berguna sebagai sumber makanan saat telur menetas menjadi larva yang buta dan tidak berkaki.

1.2 Tujuan 1. Untuk mempelajari ciri morfologi penting Serangga Hama Tanaman 2. Untuk mempelajari tipe-tipe alat mulut serangga dan mengenal gejala kerusakan tanaman akibat masing-masing tipe alat mulut serangga hama.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi Serangga Hama Tanaman Secara morfologi Arthropoda dicirikan dengan badan yang beruas biasanya mencapai lebih dari 21 ruas, yang tiap ruasnya mempunyai sepasang anggota badan (appendages) namun sepasang anggota badan ini ada yang mereduksi atau berubah bentuk dan fungsi sesuai dengan kebutuhan

masing-masing kelompok. Ciri penting lain adalah kelompok arthropoda tidak memunyai struktur tulang di dalam tubuhnya. Arthropoda mempunyai struktur dinding badan keras yang menutupi tubuh bagian luar untuk melindungi bagian dalam tubuh yang biasanya disebut eksosekeleton. Bagian paling luar mempunyai struktur yang paling keras dan diperkuat oleh khitin. Meskipun keras namun strukutur ini masih memungkinkan pergerakan di tiap ruas. Memahami pengetahuan morfologi serangga tersebut sangatlah penting, karena anggota serangga pada tiap-tiap ordo biasanya memiliki sifat morfologi yang khas yang secara sederhana dapat digunakan untuk mengenali atau menentukan kelompok serangga tersebut. Sifat morfologi tersebut juga menyangkut morfologi serangga stadia muda, karena bentuk-bentuk serangga muda tersebut juga memiliki ciri yang khas yang juga dapat digunakan dalam identifikasi. Serangga (Insecta) dibagi menjadi 2 subkelas: 1. Apterygota (Tidak bersayap) 2. Pterygota (Bersayap) 2.1.1 Ciri-ciri serangga, antara lain: Tubuh serangga seperti pada belalang dan kumbang dibagi dalam tiga daerah yaitu: Kepala, toraks, dan abdomen. Kepala terdiri dari satu segmen merupakan daerah yang jelas pembawa kebanyakan organ sensori serangga seperti mata, antenna, dan alat mulut. Toraks terdiri dari 3 segmen dan merupakan bagian yang terberat dari tubuh, dan pembawa kaki serta sayap bila telah ada. Abdomen terdiri dari 11 segmen atau kurang; biasanya ia tidak mempunyai anggota gerak, segmen pada bagian posterior mempunyai fungsi khusus untuk reproduksi. (Triharso. 1996. 75) Serangga merupakan hama yang terbanyak jenisnya, secara garis besar terbagi atas dua golongan, yaitu serangga yang berguna dan serangga yang merugikan. Anggota beberapa ordo dari klas Insekta dikenal sebagai penyebab hama tanaman, namun ada beberapa yang bertindak sebagai musuh alami hama (parasitoid dan predator) serta sebagai serangga penyerbuk. Secara umum morfologi anggota klas Insekta ini adalah : Tubuh terdiri atas ruas-ruas (segmen) dan terbagi dalam tiga daerah, yaitu caput, thorax dan abdomen, Kaki tiga pasang pada thorax, Antene satu pasang, Mempunyai kerangka luar, Ukuran tubuh kecil, Kemampuan menyerang dan mempertahankan diri terhadap musuh- musuh alamnya, Berkemampuan melihat ke depan untuk menjaga kelangsungan hidup keturunannya, Bermetamorphosis, Mempunyai keragaman dalam makannya, Hidup diberbagai tipe habitat, mampu berkembangbiak tinggi. Dari pengolongan dari pemakan tumbuhan (phytophagous insect). Serangga dibedakan beberapa golongan seperti: a) Monophagous insect, yang hanya makan satu species tanaman atau kelompok yang ada hubungannya. Contoh: Bombyx mori, ulat sutera, yang mempunyai satu inang. b) Oligophagous insect, yang hanya makan tanaman inangnya dari satu kelompok tanaman yang erat hubungannya dalam satu family. contoh: Phythirimae operculella menyerang inang kentang, tembakau dan semua family Solanaceae. c) Polyphagous insect, memakan banyak jenis tanaman dari berbagai family. Contoh: belalang dikenal pemakan segala tanaman didaerah tropis. 2.1.2 Serangga dibagi menjadi beberpa ordo, antara lain: 1. Ordo Orthoptera (bangsa belalang) Sebagian anggotanya dikenal sebagai pemakan tumbuhan, namun ada beberapa di antaranya yang bertindak sebagai predator pada serangga lain. Anggota dari ordo ini umumnya memiliki sayap dua pasang. Sayap depan lebih sempit daripada sayap belakang dengan vena-vena

menebal/mengeras dan disebut tegmina . Sayap belakang membranus dan melebar dengan venavena yang teratur. Pada waktu istirahat sayap belakang melipat di bawah sayap depan. Alat-alat tambahan lain pada caput antara lain : dua buah (sepasang) mata facet, sepasang antene, serta tiga buah mata sederhana (occeli). Dua pasang sayap serta tiga pasang kaki terdapat pada thorax. Pada segmen (ruas) pertama abdomen terdapat suatu membran alat pendengar yang disebut tympanum . Spiralukum yang merupakan alat pernafasan luar terdapat pada tiap-tiap segmen abdomen maupun thorax. Anus dan alat genetalia luar dijumpai pada ujung abdomen (segmen terakhir abdomen). Metamorfose sederhana (paurometabola) dengan perkembangan melalui tiga stadia yaitu telur nimfa - dewasa (imago). Bentuk nimfa dan dewasa terutama dibedakan pada bentuk dan ukuran sayap serta ukuran tubuhnya. Beberapa jenis serangga anggota ordo Orthoptera ini adalah : Kecoa ( Periplaneta sp.) Belalang sembah/mantis ( Otomantis sp.) Belalang kayu ( Valanga nigricornis Drum.) 2. Ordo Hemiptera (bangsa kepik) / kepinding Ordo ini memiliki anggota yang sangat besar serta sebagian besar anggotanya bertindak sebagai pemakan tumbuhan (baik nimfa maupun imago). Namun beberapa di antaranya ada yang bersifat predator yang mingisap cairan tubuh serangga lain. Umumnya memiliki sayap dua pasang (beberapa spesies ada yang tidak bersayap). Sayap depan menebal pada bagian pangkal ( basal ) dan pada bagian ujung membranus. Bentuk sayap tersebut disebut Hemelytra . Sayap belakang membranus dan sedikit lebih pendek daripada sayap depan. Pada bagian kepala dijumpai adanya sepasang antene, mata facet dan occeli. Tipe alat mulut pencucuk pengisap yang terdiri atas moncong (rostum) dan dilengkapi dengan alat pencucuk dan pengisap berupa stylet. Pada ordo Hemiptera, rostum tersebut muncul pada bagian anterior kepala (bagian ujung). Rostum tersebut beruas-ruas memanjang yang membungkus stylet. Pada alat mulut ini terbentuk dua saluran, yakni saluran makanan dan saluran ludah. Metamorfose bertipe sederhana (paurometabola) yang dalam perkembangannya melalui stadia : telur - nimfa - dewasa. Bentuk nimfa memiliki sayap yang belum sempurna dan ukuran tubuh lebih kecil dari dewasanya. Beberapa contoh serangga anggota ordo Hemiptera ini adalah Walang sangit ( Leptorixa oratorius Thumb.) Kepik hijau ( Nezara viridula L) Bapak pucung ( Dysdercus cingulatus F) 3. Ordo Homoptera (wereng, dan kutu) Anggota ordo Homoptera memiliki morfologi yang mirip dengan ordo Hemiptera. Perbedaan pokok antara keduanya antara lain terletak pada morfologi sayap depan dan tempat pemunculan rostumnya. Sayap depan anggota ordo Homoptera memiliki tekstur yang homogen, bisa keras semua atau membranus semua, sedang sayap belakang bersifat membranus. Alat mulut juga bertipe pencucuk pengisap dan rostumnya muncul dari bagian posterior kepala. Alat-alat tambahan baik pada kepala maupun thorax umumnya sama dengan anggota Hemiptera. Tipe metamorfose sederhana (paurometabola) yang perkembangannya melalui stadia : telur nimfa - dewasa. Baik nimfa maupun dewasa umumnya dapat bertindak sebagai hama tanaman. Serangga anggota ordo Homoptera ini meliputi kelompok wereng dan kutu-kutuan, seperti : Wereng coklat ( Nilaparvata lugens Stal.) Kutu putih daun kelapa ( Aleurodicus destructor Mask.) Kutu loncat lamtoro ( Heteropsylla sp.). 4. Ordo Coleoptera (bangsa kumbang)

Anggota-anggotanya ada yang bertindak sebagai hama tanaman, namun ada juga yang bertindak sebagai predator (pemangsa) bagi serangga lain. Sayap terdiri dari dua pasang. Sayap depan mengeras dan menebal serta tidak memiliki vena sayap dan disebut elytra. Apabila istirahat, elytra seolah-olah terbagi menjadi dua (terbelah tepat di tengah-tengah bagian dorsal). Sayap belakang membranus dan jika sedang istirahat melipat di bawah sayap depan. Alat mulut bertipe penggigit-pengunyah , umumnya mandibula berkembang dengan baik. Pada beberapa jenis, khususnya dari suku Curculionidae alat mulutnya terbentuk pada moncong yang terbentuk di depan kepala. Metamorfose bertipe sempurna (holometabola) yang perkembangannya melalui stadia : telur - larva - kepompong (pupa) - dewasa (imago). Larva umumnya memiliki kaki thoracal (tipe oligopoda), namun ada beberapa yang tidak berkaki (apoda). Kepompong tidak memerlukan pakan dari luar (istirahat) dan bertipe bebas/libera. Beberapa contoh anggotanya adalah : Kumbang badak ( Oryctes rhinoceros L) Kumbang janur kelapa ( Brontispa longissima Gestr) Kumbang buas (predator) Coccinella sp. 5. Ordo Lepidoptera (bangsa kupu/ngengat) Dari ordo ini, hanya stadium larva (ulat) saja yang berpotensi sebagai hama , namun beberapa diantaranya ada yang predator. Serangga dewasa umumnya sebagai pemakan/pengisap madu atau nektar. Sayap terdiri dari dua pasang, membranus dan tertutup oleh sisik-sisik yang berwarna-warni. Pada kepala dijumpai adanya alat mulut seranga bertipe pengisap , sedang larvanya memiliki tipe penggigit . Metamorfose bertipe sempurna (Holometabola) yang perkembangannya melalui stadia : telur larva - kepompong - dewasa. Larva bertipe polipoda , memiliki baik kaki thoracal maupun abdominal, sedang pupanya bertipe obtekta. Beberapa jenisnya antara lain : Penggerek batang padi kuning ( Tryporiza incertulas Wlk) Kupu gajah ( Attacus atlas L) Ulat grayak pada tembakau ( Spodoptera litura).

6. Ordo Diptera (bangsa lalat, nyamuk) Serangga anggota ordo Diptera meliputi serangga pemakan tumbuhan, pengisap darah, predator dan parasitoid. Serangga dewasa hanya memiliki satu pasang sayap di depan, sedang sayap belakang mereduksi menjadi alat keseimbangan berbentuk gada dan disebut halter . Pada kepalanya juga dijumpai adanya antene dan mata facet. Metamorfosenya sempurna (holometabola) yang perkembangannya melalui stadia : telur - larva kepompong - dewasa. Larva tidak berkaki (apoda biasanya hidup di sampah atau sebagai pemakan daging, namun ada pula yang bertindak sebagai hama , parasitoid dan predator. Pupa bertipe coartacta. Beberapa contoh anggotanya adalah : lalat buah ( Dacus spp.) lalat predator pada Aphis ( Asarcina aegrota F) lalat rumah ( Musca domestica Linn.) lalat parasitoid ( Diatraeophaga striatalis ). 7. Ordo Hymenoptera (bangsa tawon, tabuhan, semut) Kebanyakan dari anggotanya bertindak sebagai predator/parasitoid pada serangga lain dan sebagian yang lain sebagai penyerbuk. Sayap terdiri dari dua pasang dan membranus. Sayap depan umumnya lebih besar daripada sayap belakang. Pada kepala dijumpai adanya antene (sepasang), mata facet dan occelli. Tipe alat mulut penggigit atau penggigit-pengisap yang dilengkapi flabellum sebagai alat pengisapnya. Metamorfose sempurna (Holometabola) yang melalui stadia : telur larva - kepompong - dewasa. Anggota famili Braconidae, Chalcididae,

Ichnemonidae, Trichogrammatidae dikenal sebagai tabuhan parasit penting pada hama tanaman. Beberapa contoh anggotanya antara lain adalah : Trichogramma sp. (parasit telur penggerek tebu/padi). Apanteles artonae Rohw. (tabuhan parasit ulat Artona). Tetratichus brontispae Ferr. (parasit kumbang Brontispa). Ordo Odonata (bangsa capung/kinjeng) Memiliki anggota yang cukup besar dan mudah dikenal. Sayap dua pasang dan bersifat membranus. Pada capung besar dijumpai vena-vena yang jelas dan pada kepala dijumpai adanya mata facet yang besar. Metamorfose tidak sempurna (Hemimetabola), pada stadium larva dijumpai adanya alat tambahan berupa insang dan hidup di dalam air. Anggota-anggotanya dikenal sebagai predator pada beberapa jenis serangga keecil yang termasuk hama , seperti beberapa jenis trips, wereng, kutu loncat serta ngengat penggerek batang padi. (Boeb. 2009) 2.2 Tipe-Tipe Alat Mulut Serangga Hama Tanaman Secara umum alat-alat mulut serangga terdiri dari : 1. Labrum (bibir atas) 2. Sepasang mandibel (geraham pertama) 3. Sepasang maksila (geraham kedua) 4. Labium (bibir bawah) 5. Epifaring (lidah) Bagianbagian mulut serangga dapat diklasifikasikan menjadi dua tipe umum, mandibulata (pengunyah) dan haustelata (penghisap). Tipe alat mulut pengunyah, mandibel bergerak secara transversal yaitu dari sisi ke sisi, dan serangga tersebut biasanya mampu menggigit dan mengunyah makanannya. Tipe mulut penghisap memiliki bagian-bagian dengan bentuk seperti probosis yang memanjang atau paruh dan melalui alat itu makanan cair dihisap. Mandibel pada bagian mulut penghisap mungkin memanjang dan berbentuk stilet atau tidak ada. Beberapa tipe alat mulut serangga yaitu : a. Tipe alat mulut menggigit mengunyah terdiri dari : 1) Labrum, berfungsi untuk memasukkan makanan ke dalam rongga mulut. 2) Epifaring, berfungsi sebagai pengecap. 3) Mandibel, berfungsi untuk mengunyah, memotong, atau melunakkan makanan. 4) Maksila, merupakan alat bantu untuk mengambil makanan. Maxila memiliki empat cabang, yaitu kardo, palpus, laksinia, dan galea. 5) Hipofaring, serupa dengan lidah dan tumbuh dari dasar rongga mulut. 6) Labium, sebagai bibir bawah bersama bibir atas berfungsi untuk menutup atau membuka mulut. Labium terbagi menjadi tiga bagian, yaitu mentum, submentum, dan ligula. Ligula terdiri dari sepasang glosa dan sepasang paraglosa. Contoh serangga dengan tipe alat mulut menggigit mengunyah yaitu ordo Coleoptera, Orthoptera, Isoptera, dan Lepidoptera. b. Tipe alat mulut mengunyah dan menghisap 1) Tipe alat mulut ini diwakili oleh tipe alat mulut lebah madu Apis cerana (Hymenoptera, Apidae) merupakan tipe kombinasi yang struktur labrum dan mandibelnya serupa dengan tipe alat mulut menggigit mengunyah, tapi maksila dan labiumnya memanjang dan menyatu. 2) Glosa merupakan bagian dari labium yang berbentuk memanjang sedangkan ujungnya menyerupai lidah yang berbulu disebut flabelum yang dapat bergerak menyusup dan menarik untuk mencapai cairan nektar yang ada di dalam bunga. c. Tipe alat mulut menjilat mengisap

1) Tipe alat mulut ini misalnya pada alat mulut lalat (Diptera). 2) Pada bagian bawah kepala terdapat labium yang bentuknya berubah menjadi tabung yang bercelah. 3) Ruas pangkal tabung disebut rostrum dan ruas bawahnya disebut haustelum. 4) Ujung dari labium ini berbentuk khusus yang berfungsi sebagai pengisap, disebut labellum. d. Tipe Alat Mulut Mengisap 1) Tipe alat mulut ini biasanya terdapat pada ngengat dan kupu-kupu dewasa (Lepidoptera) dan merupakan tipe yang khusus, yaitu labrum yang sangat kecil, dan maksila palpusnya berkembang tidak sempurna. 2) Labium mempunyai palpus labial yang berambut lebat dan memiliki tiga segmen. 3) Bagian alat mulut ini yang dianggap penting dalam tipe alat mulut ini adalah probosis yang dibentuk oleh maksila dan galea menjadi suatu tabung yang sangat memanjang dan menggulung. e. Tipe Alat Mulut Menusuk Mengisap 1) Kepik, mempunyai alat mulut menusuk mengisap, misalnya Scotinophara (Heteroptera). 2) Alat mulut yang paling menonjol adalah labium, yang berfungsi menjadi selongsong stilet. 3) Ada empat stilet yang sangat runcing yang berfungsi sebagai alat penusuk dan mengisap cairan tanaman. 4) Keempat stilet berasal dari sepasang maksila dan mandibel ini merupakan suatu perubahan bentuk dari alat mulut serangga pengunyah. (Hidayat. 2009)

BAB III METODOLOGI 3.1 Bahan dan Alat Praktikum 3.1.1 Bahan praktikum Belalang kayu (valanga nigricornis) Kepik hijau (Nezara viridula) Thrips Lalat rumah (Musca domestica) Kupu-kupu Kumbang kayu 3.1.2 Alat praktikum Alcohol. Kloroform,

gliserin, dan kapas Mikroskop stereo, Loup, pinset, Cawan petri, dan jarum tombak. 3.2 Cara Kerja 1. Specimen belalang kayu Belalang kayu mewakili tipe alat pengigit pengunyah. Menemukan bagian-bagian utama kemudian menentukan juga labrum, labium, mandibula, maksila, dan hypoharynx. Gunakan loup atau mikroskop saat mengamati benda tersebut hingga lebih jelas. Diperhatikan bentuk dan letak bagian-bagian tersebut, serta dipelajari fungsi dari masing-masing bagian tersebut.diperhatikan gejala kerusakannya dan bagaimana pengendaliannya. Perhatikan alat mulut dari specimen yang ada, Digambarkan dan diberi keterangan masing-masing bagian tersebut.perhatikan gejala kerusakan, digambarkan dan diberi keterangan. 2. Specimen Kepik Hijau Kepik kayu mewakili tipe alat pencucuk-pengisap. Menemukan bagian-bagian utama kemudian menemukan stilet, labrum, dan labium. Digunakan loup atau mikroskop saat mengamati benda tersebut hingga lebih jelas. Diperhatikan bentuk dan letak bagian-bagian tersebut, diperhatikan gejala kerusakannya dan bagaimana pengendaliannya. Digambarkan dan diberi keterangan masing-masing bagian tersebut. Diperhatikan gejala kerusakan, digambarkan dan diberi keterangan. Diperhatikan beda dengan specimen belalang kayu. 3. Specimen Thrips Thrips mewakili tipe alat pemarut pengisap. Menemukan bagian-bagian utama kemudian menemukan paruh konokal yang pendek dengan tiga stylet. Digunakan loup atau mikroskop saat mengamati benda tersebut hingga lebih jelas. Diperhatikan gejala kerusakannya dan bagaimana pengendaliannya. Digambarkan dan diberi keterangan masing-masing bagian. 4. Specimen lalat rumah Lalat rumat mewakili tipe alat mulut penjilat. Menemukan bagian-bagian utama kemudian Menemukan bagian mulutnya yang terdiri dari proboscis yang berdaging, sebagian disembuyikan dalam rongga di bawah kepala, dengan organ seperti sponge. Diperhatikan gejala kerusakannya dan bagaimana pengendaliannya. Digambarkan dan diberi keterangan masingmasing bagian. 5. Specimen kupu-kupu Kupu-kupu mewakili tipe alat mulut pengisap. Menemukan bagian-bagian utama kemudian menemukan bagian mulutnya yang mempunyai saluran yang panjang yang disebut proboscis, bentuknya bergulung seperi coil, apabila sedang tidak digunakan dan memanjang apabila serangga tersebut sedang makan. Diperhatikan cara kerjanya dan gejala kerusakannya dan bagaimana pengendaliannya.Digambarkan dan diberi keterangan masing-masing bagian. 6. Specimen lebah Lebah mewakili tipe alat mulut pengunyah - penjilat. Menemukan bagian-bagian utama kemudian menemukan bagian mandibula yang tampak jelas sebagai organ pengunyah akan tetapi maksila dan labiumnya telah mengalami midifikasi menjadi organ penjilat yang tipis untuk mengambil cairan, terutama nectar dari bunga. Sebagian besar serangga dengan tipe alat mulut ini menguntungkan manusia terutama sebagai penyerbuk. Lebah kayu merupakan contoh lebah yang merugikan. Diperhatikan cara kerjanya dan gejala kerusakannya dan bagaimana pengendaliannya. Digambarkan dan diberi keterangan masing-masing bagian.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengamatan 1. Belalang

Nama hama : Belalang Kayu (Dissostura sp) Ordo : Orthoptera Filum : Arthropoda Keterangan Gambar : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.

2. Kepik hijau

Nama hama : Kepik Hijau (Nezara viridula L)

Ordo : Hemitera Filum : Arthropoda Keterangan Gambar : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 3. Lalat Rumah

Nama hama : Lalat rumah ( Musca domestica Linn.) Ordo : Diptera Filum : Arthropoda Keterangan Gambar : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 4. Kupu-kupu

Nama hama : Kupu-kupa Ordo : Lepidoptera Filum : Arthropoda Keterangan Gambar : 1.

2. 3. 4. 5. 6. 7.

4.2 Pembahasan Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa tubuh serangga sebagai contoh pada Belalang dibagi dalam tiga daerah yaitu: Kepala, toraks, dan abdomen. 1. Kepala Kepala merupakan bagian depan dari tubuh serangga dan berfungsi untuk pengumpulan makanan dan manipulasi, penerima rangsang dan otak (perpaduan syaraf). Struktur kerangka kepala yang mengalami sklerotisasi disebut sklerit. Sklerit-sklerit ini dipisahkan satu sama lain oleh sutura yang tampak sebagai alur. Pada praktikum ini terdapat bagian-bagian dari kepala belalang antara lain: a. Sepasang antena terdapat pada salah satu ruas kepala di atas mulut yang dapat digerakgerakkan. Antena merupakan alat penting yang berfungsi sebagai alat perasa dan alat pencium. Ruas pertama antena yang disebut skapus melekat pada kepala. Ruas kedua disebut pedisel dan ruas-ruas berikutnya secara keseluruhan disebut flagelum. b. Alat mulut, bagian alat mulut belalang sangat bervariasi dalam struktur dan fungsi. Struktur bagian mulut membantu kita menerangkan kebiasaan makanan dari belalang ini. Pada bagian mulut belalang yang kami amati ini terdapat Labrum (bibir atas), Sepasang mandibel (geraham pertama), Sepasang maksila (geraham kedua), Labium (bibir bawah), dan Epifaring (lidah). Labrum (bibir atas) berfungsi untuk membantu menutup rongga mulut dan memasukkan makanan, labium (bibir bawah) berfungsi untuk membantu memasukkan makanan kedalam rongga mulut, mandible (geraham pertama) berfungsi untuk membantu menggigit makanan, maksila (geraham kedua) berfungsi untuk membantu menggigit/mengunyah makanan, dan epifaring (Lidah) berfungsi untuk membantu menelan makanan. c. Mata, belalang mempunyai dua mata majemuk yang terdiri dari ratusan unit visual yang disebut faset. Belalang dapat melihat ke segala arah tanpa memutar kepala atau badan. Disamping mata majemuk belalang mempunyai mata tunggal yang disebut ocelli pada kepalanya. Fungsi visual ocelli sangat dalam kaitannya dengan mata majemuk, ia melayani semua fungsi visual yang diperlukan oleh belalang. 2. Toraks a. Bagian dari tubuh belalang antara kepala dan abdomen adalah thoraks terdiri dari tiga segmen atau ruas yaitu protoraks, mesotoraks, dan metatoraks. b. Ketiga bagian toraks tersebut memiliki sepasang tungkai, sedangkan mesothoraks dan metatoraks masing-masing memiliki sepasang sayap. c. Pada setiap sisi mesotoraks dan metathoraks terdapat sebuah spirakel.

d. Protoraks, mesotoraks dan metatoraks masing-masing bagian atasnya terdiri dari notum dan bagian bawahnya disebut sternum. e. Notum untuk prothoraks disebut pronotum, dan notum untuk mesothoraks dan metathoraks masing-masing disebut mesonotum dan metanotum. f. Pronotum terbagi lagi atas preskutum, skutum, skutelum dan postkutelum, mesonotum dan metanotum masing-masing terbagi atas epimeron dan episternum. g. Belalang mempunyai sepasang kaki yang berfungsi untuk meloncat. h. Persendian kaki terdiri dari koksa yang melekatkan kaki dengan tubuh seperti bola dengan sendi peluru. i. Trochanter adalah segmen kecil yang tidak menarik. j. Femur adalah bagian yang terberat dari kaki. k. Tibia adalah segmen yang paling panjang dan langsing, kadang-kadang dengan duri. l. Tarsus adalah kaki belalang yang paling ujung sebelum kuku yang terdiri dari lima segmen. m. Sayap adalah tonjolan luar dinding tubuh yang berkitin, membawa daerah yang cekung dan menebal yang disebut urat dalam pola yang karakteristik dan mengacu sebagai venasi. Bagian tertentu dari sayap tampak seperti garis-garis tebal yang disebut pembuluh sayap. Bagian sayap yang dikelilingi oleh pembuluh sayap disebut sel. 3. Abdomen a. Spirakel adalah lobang-lobang kecil berpasangan pada sisi lateral pada tiap segmen abdominal, kecuali satu atau dua pasang lobang yang terakhir dari organ pernapasan. Spirakel berfungsi untuk masuknya oksigen/udara ke dalam tubuh yang berfungsi untuk pernapasan. b. Ovipositor adalah ujung distal abdomen yang berfungsi untuk tempat meletakkan telur. Ovipositor mempunyai bermacam-macam ukuran panjang dan bentuk, tergantung pada spesies serangga dan cara bertelurnya. c. Tympana (tympanum) adalah organ yang terdapat pada masing-masing sisi segmen lateral pertama di bawah dasar sayap belakang. Tympana berfungsi sebagai alat pendengar pada belalang dan serangga lainnya. Dalam praktikum ini terlihat bahwa Serangga memiliki tipe alat mulut yang bervariasi baik dalam struktur maupun fungsinya. Pembahasan selanjutnya pada praktikum ini yaitu mengenai tipe alat mulut. Kita akan membahas berbagai jenis tipe alat mulut serangga. Alat mulut untuk menggigit dan mengunyah mangsanya. Belalang kayu merupakan filum arthropoda yang mempunyai type mulut penggigit pengunyah. Alat mulut tipe menggigit dan mengunyah ini akan merusak tanaman atau membuat terowongan ke dalam bagian tanaman. Alat mulut tersebut secara esensial terdiri dari labrum atau bibir atas yang membantu menutup bagian mulut dari atas: dua organ penggiling yang berkitin disebut mandibula yang bekerja pada bidang lateral dan membantu belalang menyobek dan menghancurkan makanannya: dua organ lain berkitin yang lebih tipis dan lebih tajam disebut maksila yang bekerja dalam satu irama dengan mandibula dan membantu menyobek makanan. Alat mulut untuk mencucuk dan menghisap mangsanya. Kepik hijau merupakan filum arthropoda yang menyerang mangsanya dengan cara mencucuk dan menghisap.kepik hijau memiliki cirri-ciri pada bagian kepala dijumpai adanya sepasang antene, mata facet dan occeli. Tipe alat mulut pencucuk pengisap yang terdiri atas moncong (rostum) dan dilengkapi dengan alat pencucuk dan pengisap berupa stylet. Sayap belakang membranus dan sedikit lebih pendek daripada sayap depan. Luka pada tanaman yang disebabkan oleh kepik ini adalah perubahan warna dan penggulungan daun, menjadi lemah dan menseringnya ranting-ranting, cabang dan seluruh tanaman apabila serangga cukup berlimpah.

Alat mulut untuk pemarut pengisap mangsanya. Thrips mewakili tipe alat pemarut pengisap. Kebanyakan dari anggotanya bertindak sebagai predator/parasitoid pada serangga lain dan sebagian yang lain sebagai penyerbuk. Sayap terdiri dari dua pasang dan membranus. Sayap depan umumnya lebih besar daripada sayap belakang. Pada kepala dijumpai adanya antena (sepasang), mata facet dan occelli. Tipe alat mulut penggigit atau penggigit-pengisap yang dilengkapi flabellum sebagai alat pengisapnya. Hama ini berukuran sangat kecil dan lembut. Ketika muda berwarna kuning dan dewasa kecokelatan dengan kepala hitam. Didaun terdapat titik-titik putih keperakan bekas tusukan, kemudian berubah menjadi kecokelatan. Daun yang cairannya diisap menjadi keriput dan melengkung ke atas. Thrips sering bersarang di bunga, ia juga menjadi perantara penyebaran virus. sebaiknya dihindari penanaman cabai dalam skala luas dapat satu hamparan. Dengan pergiliran tanaman adalah langkah awal memutus perkembangan Thrips. Pengendalian jenis serangga ini dengan memasang perangkap kertas kuning IATP (Insect Adhesive Trap Paper), dengan cara digulung dan digantung setinggi 15 Cm dari pucuk tanaman. Gunakan pengendalian dengan insektisida secara bijaksana. Alat mulut untuk Penjilat pengisap mangsanya. Lalat rumah merupakan serangga pemakan tumbuhan, pengisap darah, predator dan parasitoid. Pada kepalanya juga dijumpai adanya antene dan mata facet. Tipe alat mulut bervariasi, tergantung sub ordonya, tetapi umumnya memiliki tipe penjilat-pengisap, pengisap, atau pencucuk pengisap. Pada tipe penjilat pengisap alat mulutnya terdiri dari tiga bagian yaitu : bagian pangkal yang berbentuk kerucut disebut rostum bagian tengah yang berbentuk silindris disebut haustellum bagian ujung yang berupa spon disebut labellum atau oral disc. Alat mulut untuk Penghisap mangsanya. Kupu-kupu merupakan serangga yang memiliki type mulut penghisap unutk menyerang mangsanya. Pada kepala dijumpai adanya alat mulut seranga bertipe pengisap , sedang larvanya memiliki tipe penggigit . Pada serangga dewasa, alat mulut berupa tabung yang disebut proboscis, palpus maxillaris dan mandibula biasanya mereduksi, tetapi palpus labialis berkembang sempurna. Alat mulut untuk pengunyah penjilat mangsanya. Lebah/kumbang memiliki alat mulut type pengunyah penjilat. Bagian-bagian tubuh lebah tidak jauh berbeda dengan thrips karena merupakan satu ordo yaitu Ordo hymenoptera. Lebah mempunyai dua pasang sayap yang tipis dan lembut. Jenis serangga ini bertindak sebagai predator/parasitoid pada serangga lain dan sebagian yang lain sebagai penyerbuk. Tipe alat mulut penggigit atau penggigit-pengisap yang dilengkapi flabellum sebagai alat pengisapnya. Pada kepala dijumpai adanya antene (sepasang), mata facet dan occelli.

BAB V KESIMPULAN Dari hasil pengamatan ini, dapat diambil kesimpulan bahwa: Arthropoda adalah filum yang paling besar dalam dunia hewan dan mencakup serangga, labalaba, udang, lipan dan hewan mirip lainnya. Arthropoda adalah nama lain hewan berbuku-buku. Ciri-ciri serangga adalah: triploblastik, tubuhnya simetri bilateral, tubuh beruas ruas terbagi atas kepala (caput), dada (Thoraks), perut (abdomen), memiliki eksoskeleton terbuat dari zat KITIN, sistem pencernaan lengkap, sistem peredaran darah terbuka dan berjantung pembuluh. Pada kepala terdapat Sepasang antena, bagian pada mulut yaitu Labrum (bibir atas), Sepasang mandibel (geraham pertama), Sepasang maksila (geraham kedua), Labium (bibir bawah), dan Epifaring (lidah), dan dua mata majemuk. Pada thoraks terdapat tiga segmen atau ruas (yaitu protoraks, mesotoraks, dan metatoraks), Trochanter, Femur, tibia, tarsus, dan sayap. Pada abdomen terdapat spirakel, ovipositor, dan tympana(tympanum). Serangga dibagi menjadi beberpa ordo, antara lain: Ordo Orthoptera (bangsa belalang), Ordo Hemiptera (bangsa kepik) / kepinding, Ordo Homoptera (wereng, dan kutu), Ordo Lepidoptera (bangsa kupu/ngengat), Ordo Diptera (bangsa lalat, nyamuk), dan Ordo Hymenoptera (bangsa tawon, tabuhan, semut). Tipe alat mulut serangga sangat bervariasi baik dalam struktur maupun fungsinya, yaitu: 1. Alat mulut untuk menggigit dan mengunyah, akan merusak tanaman atau membuat terowongan ke dalam bagian tanaman. Contoh pada belalang. 2. Alat mulut untuk mencucuk dan menghisap, tanaman akan mengalami perubahan warna dan penggulungan daun, menjadi lemah dan menseringnya ranting-ranting, cabang dan seluruh tanaman apabila serangga cukup berlimpah. Contoh pada kepik hijau. 3. Alat mulut untuk pemarut pengisap, pada daun akan terdapat titik-titik putih keperakan bekas tusukan, kemudian berubah menjadi kecokelatan. Daun yang cairannya diisap menjadi keriput dan melengkung ke atas. Contoh pada Thrips. 4. Alat mulut untuk Penjilat pengisap, contoh pada lalat rumah. 5. Alat mulut untuk Penghisap, pada bunga tanaman akan dihisap madunya atau nektarnya. Contoh pada kupu-kupu. 6. Alat mulut untuk pengunyah penjilat, akan mengambil cairan pada nektar dari bunga tanaman. Contoh pada kumbang.

DAFTAR PUSTAKA Arief, arifin. 1994. Perlindungan Tanaman Hama Penyakit dan Gulma. Usaha Nasional. Surabaya. Boeb. 2009. Serangga. http://boebalq.multiply.com/journal/item/2/SERANGGA Hidayat. 2009. Anatomi luar dan morfologi. http://web.ipb.ac.id/~phidayat/entomologi/bab02%20ANATOMI%20LUAR%20DAN%20MORFOLOGI%20edited%20fin.htm. Karsapoetra, A.G. 1990. Pengendalian Hama Pangan dan Perkebunan. Bumi Aksara, Yogyakarta. Sudarmo, subiyakto. 1995. Pengendalian Hama dan Gulma Pada Tanaman Perkebunan. Kanius.Yogyakarta. Triharso. 1996. Dasar-dasar Perlindungan Tanaman. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. http://usupress.usu.ac.id/files/Serangga%20Berguna%20Pertanian_Final_Normal_bab%201.pdf.

Phylum Arthropoda
Bersal dari kata arthros=sendi/ruas dan podos=kaki. Maka arthropoda adalah hewan dengan kaki beruas-ruas. Klasifikasi (penggolongan) Arthoproda Berdasarkan ciri-ciri yang dimilikinya, Arthropoda dikelompokkan menjadi 4 kelas, yaitu: Ciri-ciri Kelas Crustacea Arachnida Myriapoda Insecta Tubuh a. Mempunyai rangka yang keras b. Terdiri atas 2 bagian : kepala-dada dan perut Terdiri atas 2 bagian : kepala-dada dan perut a. Diplopoda : kepala dan badan silindris b. Chilopoda: kepala dan badan gepeng (dorso ventra) Terdiri atas kepala, dada dan abdomen (perut) Kaki 1 pasang pada setiap segmen tubuh 4 pasang pada kepala dada 1 pasang atau 2 pasang pada setiap ruas 3 pasang pada dada atau tidak ada Sayap Tidak ada Tidak ada Tidak ada 2 pasang atau tidak ada

Antena 2 pasang Tidak ada Chilopoda : 1 pasang dan panjang b. Diplopoda : 1 pasang dan pendek 1 pasang Organ Pernafasan Insang atau seluruh permukaan tubuh Paru-paru buku Trakea Di darat Tempat hidup Air tawar, air laut Di darat Di darat 1. Kelas Crustacea Crustacea adalah hewan akuatik (air) yang terdapat di air laut dan air tawar. Ciri-ciri crustacea adalah sebagai berikut: a. Struktur Tubuh Tubuh Crustacea bersegmen (beruas) dan terdiri atas sefalotoraks (kepala dan dada menjadi satu) serta abdomen (perut). Bagian anterior (ujung depan) tubuh besar dan lebih lebar, sedangkan posterior (ujung belakang)nya sempit. Pada bagian kepala terdapat beberapa alat mulut, yaitu: 2 pasang antenna 1 pasang mandibula, untuk menggigit mangsanya pasang maksilla 1 pasang maksilliped b. Klasifikasi Crustacea Berdasarkan ukuran tubuhnya Crustacea dikelompokkan sebagai berikut: Entomostraca (udang tingkat rendah), Hewan ini dikelompokkan menjadi empat ordo, yaitu: 1. Ordo Branchiopoda Contoh: Daphnia pulex dan Asellus aquaticus. Hewan ini sering disebut kutu air dan merupakan salah satu penyusun zooplankton. Pembiakan berlangsung secara parthenogenesis. 2. Ordo Ostracoda Contoh: Cypris candida, Codona suburdana. Hidup di air tawar dan laut sebagai plankton, tubuh kecil dan dapat bergerak dengan antena. 3. Ordo Copepoda Contoh: Argulus indicus, Cyclops. Hidup di air laut dan air tawar, dan merupakan plankton dan parasit, segmentasi tubuhnya jelas. 4. Ordo Cirripedia Contoh: Lepas atau Bernakel, Sacculina. Tubuh dengan kepala dan dada ditutupi karapaks berbentuk cakram dan hidup di laut melekat pada batu atau benda lain. Cirripedia ada yang bersifat parasit. Cara hidup Cirripedia beraneka ragam. Salah satu diantaranya adalah Bernakel (gambar dibawah) yang terdapat pada dasar kapal, perahu dan tiang-tiang yang terpancang di laut atau mengapung di laut. Gambar

2. Kelas Arachnida Anggota Arachnida meliputi kalajengking, laba-laba, tungau atau caplak. Kebanyakan hewan ini bersifat parasit yang merugikan manusia, hewan dan tumbuhan. Arachnida bersifat karnivora sekaligus predator. Tempat hidupnya adalah di darat. Ciri-ciri Arachnida a. Tubuh terbagi atas kepala-dada (sefalotoraks) dan perut yang dapat dibedakan dengan jelas, kecuali Acarina. b. Pada bagian kepala-dada tidak terdapat antena, tetapi mempunyai beberapa pasang mata tunggal, mulut, kelisera dan pedipalpus. c. Mempunyai 4 pasang kaki pada kepala-dada. d. Alat ekskresi dilengkapi dengan saluran malphigi dan kelenjar coxal. e. Alat pernafasan berupa trakea, paru-paru buku atau insang buku. f. Alat kelamin jantan dan betina terpisah, lubang kelamin terbuka pada bagian anterior abdomen, pembuahan internal (di dalam). g. Sistem saraf tangga tali dengan ganglion dorsal (otak) dan tali saraf ventral dengan pasanganpasangan ganglia. h. Alat mulut dan alat pencernaan makanan terutama disesuaikan untuk mengisap serta memiliki kelenjar racun. i. Habitat (tempat hidup) di darat, pada umumnya tetapi ada pula sebagai parasit. 3. Kelas Myriapoda Myriapoda adalah gabungan dari kelas Chilopoda dan Diplopoda dengan tubuh beruas-ruas dan setiap ruas mempunyai satu pasang atau dua pasang kaki. Tubuh dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu kepala dan abdomen (perut). Hewan ini banyak dijumpai di daerah tropis dengan habitat di darat terutama tempat yang banyak mengandung sampah, misal kebun dan di bawah batu-batuan. Ciri-ciri Myriapoda a. Tubuh bersegmen (beruas) tidak mempunyai dada jadi hanya kepala dan perut. b. Pada setiap ruas perut terdapat satu pasang atau 2 pasang kaki. c. Pada kepala terdapat 2 kelopak mata tunggal (ocellus), 1 pasang antena dan alat mulut.

d. Susunan saraf tangga tali. e. Sistem pernafasan dengan trakea. Mempunyai spirakel yang terdapat pada setiap ruas tubuhnya untuk keluar masuknya udara. f. Sistem peredaran darah terbuka g. Alat kelamin jantan dan betina terpisah, cara perkembangbiakan dengan cara bertelur. h. Hidup di darat, misal di bawah batu, dalam tanah, humus atau tempat lembab lainnya. Klasifikasi (penggolongan Myriapoda) Dalam penggolongannya Myriapoda merupakan gabungan dari dua kelas, yakni: 1. Chilopoda Ciri-ciri Chilopoda: Tubuh agak gepeng, terdiri atas kepala dan badan yang beruas-ruas (15 173 ruas). Tiap ruas memiliki satu pasang kaki, kecuali ruas (segmen) di belakang kepala dan dua segmen terakhirnya. Pada segmen di belakang kepala terdapat satu pasang taring bisa (maksiliped) yang berfungsi untuk membunuh mangsanya. Pada kepala terdapat sepasang antena panjang yang terdiri atas 12 segmen, dua kelompok mata tunggal dan mulut. Hewan ini memangsa hewan kecil berupa insecta, mollusca, cacing dan binatang kecil lainnya, sehingga bersifat karnivora. Alat pencernaan makanannya sudah sempurna artinya dari mulut sampai anus. Alat eksresi berupa dua buah saluran malphigi. Respirasi (pernafasan) dengan trakea yang bercabang-cabang dengan lubang yang terbuka hampir pada setiap ruas. Habitat (tempat hidup) di bawah batu-batuan/timbunan tumbuhan yang telah membusuk. Kelas ini sering disebut Sentipede. Contoh: kelabang : Lithobius forticatus dan Scolopendra morsitans. 2. Diplopoda Ciri-cirinya Diplopoda Tubuh berbentuk silindris dan beruas-ruas (25 100 segmen) terdiri atas kepala dan badan. Setiap segmen (ruas) mempunyai dua pasang kaki, dan tidak mempunyai taring bisa (maksiliped). Pada ruas ke tujuh, satu atau kedua kaki mengalami modifikasi sebagai organ kopulasi. Pada kepala terdapat sepasang antena yang pendek, dua kelompok mata tunggal. Hidup di tempat yang lembab dan gelap dan banyak mengandung tumbuhan yang telah membusuk. Respirasi dengan trakea yang tidak bercabang. Alat eksresi berupa dua buah saluran malphigi. Contoh: kaki seribu (Julus nomerensis) 4. Kelas Insecta Insecta sering disebut serangga atau heksapoda. Heksapoda berasal dari kata heksa berarti 6 (enam) dan kata podos berarti kaki. Heksapoda berarti hewan berkaki enam. Diperkirakan jumlah insecta lebih dari 900.000 jenis yang terbagi dalam 25 ordo. Hal ini menunjukkan bahwa banyak sekali variasi dalam kelas insecta baik bentuk maupun sifat dan kebiasaannya. Ciri-ciri Insecta, antara lain: - Tubuh dapat dibedakan dengan jelas antara kepala, dada dan perut.

- Kepala dengan: Satu pasang mata facet (majemuk), mata tunggal (ocellus), dan satu pasang antena sebagai alat peraba. - Alat mulut yang disesuaikan untuk mengunyah, menghisap, menjilat dan menggigit. - Bagian mulut ini terdiri atas rahang belakang (mandibula), rahang depan (maksila), dan bibir atas (labrum) serta bibir bawah (labium). - Dada (thorax) terdiri atas tiga ruas yaitu prothorax,mesothorax dan metathorax. Pada segmen terdapat sepasang kaki. - Kaki berubah bentuk disesuaikan dengan fungsinya Gambar

Klasifikasi Insecta Serangga dalam perkembangannya menuju dewasa mengalami metamorfosis. Metamorfosis adalah perubahan bentuk serangga mulai dari larva sampai dewasa. Adapula serangga yang selama hidupnya tidak pernah mengalami metamorfosis, misal kutu buku (Episma saccharina). Berdasarkan metamorfisnya, serangga dibedakan atas dua kelompok, yaitu: Hemimetabola dan Holometabola. a. Hemimetabola Hemimetabola yaitu serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurna. Dalam daur hidupnya Hemimetabola serangga mengalami tahapan perkembangan sebagai berikut: 1. Telur 2. Nimfa, ialah serangga muda yang mempunyai sifat dan bentuk sama dengan dewasanya. Dalam fase ini serangga muda mengalami pergantian kulit. 3. Imago (dewasa), ialah fase yang ditandai telah berkembangnya semua organ tubuh dengan baik, termasuk alat perkembangbiakan serta sayapnya. Kelompok Hemimetabola meliputi beberapa ordo, antara lain: 1. Ordo Achyptera atau Isoptera 2. Ordo Orthoptera (serangga bersayap lurus) Ciri-ciri ordo Orthoptera: - Memiliki satu pasang sayap, sayap depan lebih tebal dan sempit disebut tegmina. Sayap

belakang tipis berupa selaput. Sayap digunakan sebagai penggerak pada waktu terbang, setelah meloncat dengan tungkai belakangnya yang lebih kuat dan besar. - Hewan jantan mengerik dengan menggunakan tungkai belakangnya pada ujung sayap depan, untuk menarik betina atau mengusir saingannya. - Hewan betinanya mempunyai ovipositor pendek dan dapat digunakan untuk meletakkan telur. - Tipe mulutnya menggigit. Contoh: Belalang (Dissostura sp) Belalang ranting (Bactrocoderma aculiferum) Belalang sembah (Stagmomantis sp) Kecoak (Blatta orientalis) Gangsir tanah (Gryllotalpa sp) 3. Ordo Odonata Ciri-ciri Ordo Odonata: - Mempunyai dua pasang sayap - Tipe mulut mengunyah - Metamorfosis tidak sempurna - Terdapat sepasang mata majemuk yang besar - Antenanya pendek - Larva hidup di air - Bersifat karnivora Contohnya : Capung (Aeshna sp), Capung besar (Epiophlebia) 4. Ordo Hemiptera Mempunyai dua pasang sayap, sepasang tebal dan sepasang lagi seperti selaput. Tipe mulut menusuk dan mengisap. Metamorfosis tidak sempurna. Contohnya : Walang sangit (Leptocorixa acuta) Kumbang coklat (Podops vermiculata) Kutu busuk (Eimex lectularius) Kepinding air (Lethoverus sp) 5. Ordo Homoptera (bersayap sama) Ciri-ciri Homoptera : - Tipe mulut mengisap - Mempunyai dua pasang sayap - Sayap depan dan belakang sama, bentuk transparan. - Metamorfosis tidak sempurna. Contohnya : - Tonggeret (Dundubia manifera) - Wereng hijau (Nephotetix apicalis) - Wereng coklat (Nilapervata lugens) - Kutu kepala (Pediculushumanus capitis) - Kutu daun (Aphid sp) b. Kelompok Holometabola Holometabola yaitu serangga yang mengalami metamorfosis sempurna. Tahapan dari daur

serangga yang mengalami metamorfosis sempurna adalah telur larva pupa imago. Larva adalah hewan muda yang bentuk dan sifatnya berbeda dengan dewasa. Pupa adalah kepompong dimana pada saat itu serangga tidak melakukan kegiatan, pada saat itu pula terjadi penyempurnaan dan pembentukan organ. Imago adalah fase dewasa atau fase perkembangbiakan. Berdasarkan ciri sayap dan alat mulutnya, kelompok Holometabola ini meliputi 6 ordo, yaitu ordo: 1. Ordo Neuroptera 2. Ordo Lepidoptera 3. Ordo Diptera 4. Ordo Coleoptera 5. Ordo Siphonoptera 6. Ordo Hymenoptera Gambar

You might also like