You are on page 1of 7

TUGAS KELOMPOK

KEWARGANEGARAAN RULE OF LAW

KELOMPOK III HIDAYATI HUSNA IRNA WATI TAMBA KLAUDIA M. SIMANJUNTAK NELLY SILAEN SARTIKA WINDA JULIANDA

FAKULTAS TEKNIK PRODI TATA BOGA REGULER 08 UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2011

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya kepada penulis, sehingga pemakalah mampu menyelesaikan tugas makalah Kewarganegaraan yang dibina oleh Bapak Drs. Payerli, M.Si yang berjudul Rule Of Law, sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Pemakalah menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Maka dari itu kami mohon saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Dan harapan pemakalah, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita khususnya bagi para pembaca, Amin.

Medan, mei 2011

Kelompok III

RULE OF LAW
1. Pengetian rue of law dan Negara hukum

Rule of law dikenal pada abad ke-20 dengan melalui suatu organiasi interasional nongovernmentaldari para jurist yang berpusat di Geneva dan diterima umumnya oleh Negara Anglo-Saxson. Bagi Negara Indonesia mungkin kata-kata ini masih merupakan suatu pengertian yang baru, tetapi walaupun kita baru saja mengenal istilah dan pengertian itu kita berusaha untuk melaksanakan sesuai denga prinsip-prinsipnya yang tidak bertentangan denga asar Negara kita. UUD 1945 mengenal istilah Rechsstaat atau Negara berdasarkan atas hokum yang dipertentangka denga istilah Rechsstaat, yaitu Negara yang berdasarkan kekuasaan belaka. Menurut Djokosoetono rule of law beda dengan rechsstaatgedache. Rule of law mempunyai 3 unsur, yaitu: 1. Supremacy of law Maksudnya adalah bahwa tidak ada lagi kekuasaan yang sewenang-wenang. Semua harus tunduk dan patuh terhadap undang-undang. Yang tinggi, yang berkuasa, yang supreme adalah undang-undang. Disini yang dimaksud dengan undang-undang atau hukum adalah hukum yang netral, ialah souvereiniteit van het recht yang maksudnya adalah baik yang memerintahkan maupun yang diperintah harus tunduk dan patuh terhadap hukum dan undang-undang. Jadi semua harus tunduk dan patuh terhadap regular law dan disini yang dimaksud dengan regular law adalh common law. 2. Equality before law Maksudnya adalah persamaan hokum, disini tidak terdapat diskriminasi dalam hokum. Baik penguasa maupun warga Negara biasanya, kalau melakukan tindak pidana maka kedua-duanya diadili oleh pengadilan biasa.
3. Konstitusi yang berdasarkan Gondrechten

Dalam arti formal, Rule of Law tidak lain adalah Organized Public Power, atau kekuasaan hokum yang terorganisasikan. Oleh karena itu, setiap organisasi hokum (termasuk organisasi yang namanya negara) mempunyai rule of law termasuk negaranegara otoriter sekalipun. Sedangkan dalam pengertian hakiki (materil) rule of law sangat erat hubungannya dengan menegakkan The Rule of Law, karena dalam pengertian hakiki telah menyangkut ukuran-ukuran tentang hokum yang baik dan hokum yang buruk (just and unjust law). Namun demikian, harus diakui bahwa sangat sulit untuk member pengertian Rule of Law secara universal, karena setiap masyarakat yang melahirkannya berbeda satu sama lain. Rule of law juga terikat erat dengan keadilan sedang rasa keadilan disetiap masyarakat/bangsa berbeda satu sama lain. Walaupun demikian, inti dari pengertian rule of law, tetap sama, ialah bahwa the rule of law harus menjamin apa yang oelh masyarakat/bangsa yang bersangkutan dipandang sebagai keadilan, khususnya keadilan social (Sunarti Hartono,1982). Keberadaan (ada atau tidaknya) rule of law, tidak cukup hanya ditentukan adanya hokum saja, akan tetapi lebih daripada itu, ada tidaknya rule of law ditentukan ada tidak adanya keadilan yang dapat dinikmati oleh setiap anggota masyarakat. Sehubungan dengan maslah Rule of Law dan Negara hukum, symposium fakultas universias Indonesia pada tanggal 8 mei 1966 tentang Indonesia Negara hukum, telah berkesimpulan sebagai berikut: I. Negara republic Indonesia adalah suatu Negara hokum yang berdasarkan pancasila. Pancasila sebagai dasar Negara, yang mencerminkan jiwa bangsa Indonesia, harus menjiwai semua praturan hokum dan pelaksanaannya. II. Ciri-ciri khas suatu Negara hokum: Pengakuan dan perlindungan hak-hak asasi, yang mengandung persamaan dalam bidang politik, hokum, social, ekonomi, cultural, dan pendidikan. Peradilan yang bebas dan tidak memihak, tidak dipengaruhi oleh suat kekuasaan/kekuatan lain apapun. Legalitas, dalam arti hokum dan semua bentuknya.

III.

Memuat beberapa penyimpangan-penyimpangan dimasa lampau dalam bidang ketatanegaraan, hokum pidana dan pelanggaran-pelanggaran hak asasi.

IV.

Usul-usul untuk mengembalikan kewibawaan Negara Republik Indonesia sebagai Negara hokum, antaranya yang kini belum seluruhnya terlaksana.

Dengan pengakuan bahwa kita adalah Negara hukum dan berpemerintahan konstitusional, berarti bahwa secepatnya penguasa penguasa harus membentuk pemerintahan yang berdasarkan perwakilan. Bukti-bukti bahwa kita sebagai Negara hukum telah dikemukakan secara tegas menyatakan bahwa pemerintahan Indonesia adalah suatu pemerintahan yang berdasarkan atas sitem perwakilan dan sesuai sekali dengan apa yang ditentukan oleh internasional Commission of Jurist, yang berarti bahwa pemerintahan yang berdasar atas perwakilan adalah suatu pemerintahan yang keuasaannya berasal dari tangan rakyat, yang mana kekuasaan dilakukan melalui perwakilan yang dipilih secara bebas dan bertanggung jawab padanya. Juga persyaratan-persyaratan yang dikemukakan oleh internasional Commission of Jurist adalah sesuai dan kita menghayati hal itu. Adaun menurut pemerintahan berdasarkan perwakilan dibawah The Rule of Law menurut internasional Commission of Jurist, adalah:
a. Proteksi konstitusional Pengadilan yang bebas dan tidak memihak

b. Pemilihan umum yang bebas c. Kebebasan untuk menyatakan pendapat dan berserikat d. Tugas oposisi e. Pendidikan civic 2. Prinsip-Prinsip Rule of Law Prinsip-prinsip secara formal (in the formal sense) rule of law, tertera dalam UUD 1945 dan pasal-pasal UUD negara republic Indonesia tahun 1945. Pembukaan UUD 1945 menyatakan:

1. Bawa kemerdekaan itu hak segala bangsa.,karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan perikeadilan 2. kemerdekaan Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. 3. ..utuk memajukan kesejahteraan umum,dan keadilan sodial 4. Disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-undang Dasar Negara Indonesia 5. kemanusiaan yang adil dan beadab 6. .serta mewujudkakn suatu keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia

Sedangkan prinsip-prinsip rule of law dalam Pasal-pasal UUD 1945 menyatakan : 1. Negara Indonesia adalah Negara hokum (pasal 1 ayat 3)
2. Kekuasan keakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan

peradilan guna menegakkan hokum dan keadilan (pasal 24 ayat 1) 3. Segala warga Negara bersamaan dengan kedudukannya didalam hokum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya (pasal 27 ayat 1) 4. Dalam BAB X A tentang hak asasi manusia, memuat 10 pasal, antara lain, setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hokum yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hokum (pasal 28 D ayat 1) 5. Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja (pasal 28 D ayat 2). Pasal-pasal UUD 1945 memuat prinsip-prinsip rule of law secara formal, sehingga setiap penyelenggara Negara/pemerintahan baik ditingkat pusat, amupun daerah, berkewajiban menaatinya, bahan menggunakannya sebagi dasar hokum pengambilan kebijakan berkaitan dengan jaminan atas rasa keadilan, khususnya keadilan social.

Sedangkan prinsip-prinsip rule of law secarahakiki (materi), yang sangat erat hubungannya dengan the enforancement of the rles of law, perlu pengamatan secara empiris penyelenggaraan pemerintahan selama ini. Hal-hal yang mengemuka untuk melaksanakan prinsip-prinsip rule of law, seberapa jauh pengalaman yang diperoleh dalam proses penegakan hukum.

You might also like