You are on page 1of 12

Research Ethics

Rahajeng Dian K Intan Aprillia 10/297419/PS/O5899 Maria Ulfa

Etika Penelitian
Penelitian adalah kegiatan yang diadakan oleh Ilmuwan Psikologi dan Psikolog dalam batasan kompetensi mereka yang berdasarkan pendidikan, pelatihan, dan pengalaman yang diperoleh dalam rangka bimbingan keahlian maupun pengalaman yang diperoleh secara Professional.

Etika dinyatakan sebagai kajian umum dan sistematik tentang apa yang seharusnya menjadi prinsip benar dan salah dari perilaku manusia. (Johannesen, 2001)

The American Psychological Association Guidelines

Institutional Approval
Bilamana persetujuan institusi dipersyaratkan, maka psikolog harus memberikan informasi akurat mengenai proposal penelitian mereka dan memperoleh persetujuan terlebih dahulu untuk melakukan penelitian. Penelitian dilakukan dengan mengacu pada protokol penelitian yang telah disetujui.

Deception in Research

a.

Psikolog tidak melakukan penelitian yang melibatkan deception, kecuali jika penggunaan teknikdeception yang dilakukan dibenarkan oleh nilai-nilai ilmiah, pendidikan, dan terapan, di mana prosedurnon-deceptive tidak memberikan hasil yang setara. b. Psikolog tidak menutupi kebenaran kepada partisipan, jika penelitian dapat mengakibatkan sakit secara fisik atau tekanan emosional yang parah c. .Psikolog menjelaskan penggunaan deception sebagai bagian dari rancangan penelitian sesegera mungkin, dikehendaki pada akhir partisipasi mereka.

Informed Consent to Research


a. Untuk memperoleh persetujuan, maka psikolog memberikan informasi kepada partisipan mengenai: 1. Tujuan penelitian, durasi, dan prosedur. 2.Hak partisipan untuk menolak berpartisipasi atau mengundurkan diri pada saat pelaksanaan penelitian. 3.Konsekuensi yang berkaitan dengan penolakan atau pengunduran diri partisipan. 4.Faktor-faktor yang diperkirakan dapat mempengaruhi kesediaan partisipan, seperti risiko, ketidaknyamanan, dan dampak yang merugikan. 5. Manfaat dari penelitian yg dilakukan. 6. Batas-batas kerahasiaan. 7. Insentif atas partisipasi dalam penelitian. 8.Pihak-pihak yang dapat dihubungi mengenai penelitian dan hak-hak partisipan. b. Psikolog yang melakukan penelitian intervensi dengan menerapkan experimental treatments terhadap partisipan, maka di awal penelitian harus menjelaskan mengenai: 1. Dasar-dasar eksperimental daritre atme nt yang akan diberikan. 2. Perlakuan yang akan dan tidak akan diberikan kepada control group. 3. Cara-cara penerapan perlakuan terhadaptre atme nt dan control group. 4.Alternatiftreatment yang tersedia jika individu tidak ingin berpartisipasi dalam penelitian, atau jika ia mengundurkan diri ketika penelitian berlangsung. 5.Kompensasi terkait dengan partisipasi mereka dalam penelitian, termasuk reimbursement dan pembayaran oleh pihak ketiga.

Debriefing

Psikolog memberi kesempatan pada partisipan untuk memperoleh informasi mengenai tujuan, hasil, dan kesimpulan dari penelitian, dan mengambil langkah untuk mengoreksi kesalahpahaman partisipan. Bilamana nilai-nilai ilmiah dan manusiawi membenarkan penundaan informasi, psikolog mengambil tindakan untuk mengurangi risiko yang merugikan. 3.Bilamana psikolog menyadari bahwa prosedur penelitian telah membawa kerugian bagi partisipan, maka psikolog mengambil langkah untuk meminimalisir kerugian tersebut.

Confidentiality
Semua data subjek yang dirahasiakan. Jika memungkinkan, menyimpan data yang terpisah dari nama. Bertanya tentang usia, jenis kelamin, dll, namun perlu info seperti terpisah dari nama. Setelah selesai, subjek menanyai ASAP.

Debriefing melibatkan mengatakan subyek hipotesis Anda dan apa yang Anda harapkan untuk menemukan.
Ikuti ketika efek jangka panjang yang mungkin

Protecting the Welfare of Animal Subjects


Peduli dan Penggunaan Hewan dalam Penelitian A. Psikolog yang melakukan penelitian yang melibatkan hewan memperlakukan mereka secara manusiawi. B. psikolog memperoleh, merawat, menggunakan, dan membuang hewan sesuai dengan federal saat ini, negara, dan hukum dan peraturan setempat, dan dengan profesional standar. Psikolog C. terlatih dalam metode penelitian dan berpengalaman dalam perawatan laboratorium hewan mengawasi semua prosedur yang melibatkan hewan dan bertanggung jawab untuk memastikan pertimbangan yang tepat, kesehatan kenyamanan mereka, dan manusiawi pengobatan. Psikolog D. memastikan bahwa semua individu yang menggunakan hewan di bawah pengawasan mereka telah menerima instruksi dalam metode penelitian dan dalam perawatan, pemeliharaan, dan penanganan spesies yang digunakan, sepanjang sesuai dengan peran mereka. Tanggung Jawab E. dan aktivitas individu membantu dalam proyek penelitian adalah konsisten dengan kompetensi masing-masing. Psikolog F. melakukan upaya yang wajar untuk meminimalkan ketidaknyamanan, infeksi, penyakit, dan rasa sakit dari subyek hewan. G. Prosedur menundukkan hewan untuk rasa sakit, stres, atau kemelaratan hanya digunakan ketika prosedur alternatif tidak tersedia dan tujuannya dibenarkan karena prospektifnya nilai ilmiah, pendidikan, atau diterapkan. H. prosedur bedah dilakukan di bawah anestesi yang sesuai, teknik untuk menghindari infeksi dan meminimalkan rasa sakit diikuti selama dan setelah operasi. I. Ketika sudah sepantasnya hidup binatang itu dihentikan, hal itu dilakukan dengan cepat, dengan upaya untuk meminimalkan rasa sakit, dan sesuai dengan prosedur yang berlaku.a

Fraud in Science

Fraud in Science : praktek tidak etis dari memalsukan atau fabrikasi data. plagiarisme juga bentuk penipuan Menurut Nur (2004) penipuan saintifik atau scientific fraud didefinisikan sebagai usaha untuk memanipulasi fakta-fakta atau menerbitkan hasil kerja orang lain secara sengaja. Salah satu aspek lain dari penipuan saintifik adalah memanipulasi dan mengubah data. Sains yang ideal adalah bahwa para ilmuwan seharusnya objektif dan melaporkan semua hasil pengamatan secara lengkap dan jujur. Bagaimanapun, ini tidak selalu ditemui dalam laporan-laporan ilmiah.

Plagiat
Plagiat, menurut kamus adalah menjiplak sesuatu tanpa izin pemiliknya Plagiarism : Psikolog tidak mengajukan bagian dari hasil penelitian atau data pihak lain sebagai data miliknya, meski sumber data atau hasil penelitian tersebut dikutip sesekali. Setiap insan akademis dalam menulis karya ilmiah dituntut jujur mencantumkan narasumber pada tiap referensi yang dikutipnya. Referensi hasil komunikasi dengan orang lain yang tidak dituangkan dalam bentuk tulisan, juga harus mencantumkan nara sumbernya

Referensi: Myers & Hansen, 2002. Experimental Psychology. Wadsword Thomson Learning Cook & Campbell. 1973. QuasiExperimentation: Design & analysis Issues for Field Setting. Boston: Houghton Miftin Company.

You might also like