You are on page 1of 24

KOMUNIKASI ANTAR SEL

(prof. Subowo,dr., MSc.,PhD.,.2007.BIOLOGI SEL edisi 2006. Bandung: CV Angkasa

Komunikasi antar sel diperlukan untuk mengatur pengembangan dan pengorganisasiannya menjadi jaringan, mengawasi pertumbuhan dan pembelahannya dan mengkordinasikan aktivitasnya. Komunikasi melibatkan dua pihak, yaitu : 1. Pihak yang memberikan / mengirim pesan atau sinyal, 2. Pihak yang menerima pesan. Perilaku sel baru dapat berlangsung apabila mendapatkan sinyal dari sel yang mengirimkan pesan. Cara-cara komunikasi sel : 1. Dengan mengadakan kontak langsung melalui molekul-molekul khusus pada membrane yang akan memberikan sinyal pada sel di dekatnya. 2. Dengan melepaskan ahan-bahan kimia (moderator) yang akan memberikan sinyal kepada selsel lain yang berbeda jauh letaknya. 3. Dengan membentuk gap junction, sehingga terjadi hubungan sitoplasma dari kedua sel yang berkomunikasi tersebut.

Komunikasi dengan mediator


Menggunakan bahan kimia sebagai pembawa pesan (mediator). Cara penyampaiannya, yaitu : Sinyal kimia yang berfungsi sebagai mediator kimiawi setempat. Sinyal kimia yang memerlukan pengangkutan melalui peredaran darah, oleh karena sel sasarannya cukup jauh jaraknya. Sinyal kimia yang dilepaskan oleh ujung tonjolan sel saraf (axon) kepada sasarannya (otot/ saraf yang berjarak sangat dekat) Mediator dapat berbentuk molekul proten dan dapat berupa molekul steroid. Penyampaian mediator: a) Penyampaian mediator setempat (Parakrin) Mediatornya tidak stabil, lekas rusak dan cepat diterima oleh sasarannya. Sistem penyampaian mediatornya disebut parakrin. Sel penghasil mediator yang berperan juga sebagai sel sasaran disebut otokrin. Mediator dalam system komunikasi ini disebut sitokin, dikelompokan berdasarkan sel penghasilnya, yaitu : Monokinbahan tersebut dihasilkan oleh sel makrifag / monosit. Limfokinbahan tersebut dihasilkan oleh limfosit. Faktor pertumbuhanbahan yang dihasilkannmemberikan pengaruh pertumbuhan terhadap sel lain dan dihasilkan oleh berbagai sel (sel epidermis, fibroblast, trombosit, dll.) Kemokin Lain-lain mediatorprostaglandin, endotelin, histamine, dll. Efek mediator tergantung pada jenis mediator, kemampuan sel sasaran untuk bereaksi terhadap sinyal yang diterimanya. b) Penyampaian mediator melalui peredaran darah (endokrin) Mediator pada sistem endokrin yaitu hormon. Berdasarkan kelarutannya, dibedakan menjadi : Hormone polipeptida

14

Hormone polipeptida merupakan pembawa pesan pertama (first messenger), maka setelah terjasi ikatan antar molekul hormone dan reseptor pada membrane sel, pesan tersebut diteruskan melalui pembawa pesan kedua (second messenger).
Contoh : hormone YSH (thyroid stimulating hormone) yng dihasilkan kelenjar hipofise mengubah sasarannya(sel kelenjar tiroid) menghasilkan hormone tiroid. Epinerfin setelah mengikat reseptor pada membrane sel otot rangka mendorong pemecahan glikogen dan menghambat sintesis glikogen. Dua cara umum agar reseptor pada membrane sel sasaran dapat mengakibatkan sinyal intraseluler : 1. Enzim pada membrane sel sasaran diaktivasi ataupun dihambat aktivitasnya. Yang berperan adalah adenilil siklase yang mengubah ATP menjasi cAMP (cyclic AMP). Pada kasus lain enzim pada membrane akan mengaktifkan kinase yang akan menyebabkan fosforilasi protein dalam sel. Misalnya EGF (epidermal growth factor) terikat oleh reseptornya (kebetulan kinase protein) akan memindahkan gugus fosfst dari cAMP ke gugus tirosin pada protein dalam sel. Dalam hal ini cAMP bertindak sebagai pembawa pesan kedua. 2. Reseptor permukaan akan membuka atau menutup pintu gerbang ion dalam membrane sel. Proses ini akan membangkitkan sinyal intraseluler melalui dua cara. a. Menyebabkan pemasukan ion sekelumit dan selintas yang akan mengubah voltse kedua sisi membrane. b. Menyebabkan pemasukan ion dalam jumlah besar ke dalam sitosol yang pada gilirannya akan terjadi respons intraseluler. Dalam kasus ini ion Ca++ bertindak sebagai pembawa pesan kedua.
Mekanisme lain tanpa pembawa pesan kedua : setelah terjadi ikatan antara reseptor dengan

hormone protein, terjadi proses endositosis oleh sel sasaran tersebut, namun untuk meneruskan pesannya terdapat mekanisme khusus agar hormone yang terlepas dari gelembung endosom dapat masuk ke dalam sitosol. Reseptor untuk hormone protein pada membrane sel sasaran bertindak sebagai transduser dengan mengatur enzim atau pembukaan gerbang ion. Hormon steroid Disintesis dari kolesterol. Molekulnya bersifat hidrofobik, mempunyai BM sangat rendah (300 dalton), sehingga untuk melintasi membrane sel sasarannya hanya dengan difusi sederhana. Setelah sampai di dalam sel, hormone steroid akan terikat erat tapi reversible dengan protein reseptornya,sehingga menyebabkan perubahan alosterik dalam konfirmasinya yang meningkatkan kemampuan mengikat DNA. Karena ikatan reseptor-hormon dapat melalui lubang selubung inti, maka peningkatan afinitas kepada DNA menyebabkan timbunan kompleks reseptor-hormon dalam inti. Hormon tiroid pun bersifat hidrofobik. Perbedaannya, reseptor hormone tiroid tidak terdapat dalam sitoplasma sel sasarannya, tetapi dalam intinya, sehingga ikatan hormone-reseptor berlangsung dalam inti.

15

Sel sasaran memiliki reseptor steroid 10.000 molekul. Apabila kadar hormone cukup tinggi, maka sebagian besar akan terikat. Tetapi sebaliknya bila kadar menurun terjadi perubahan keseimbangan, molekul hormone melepaskan diri dari reseptornya dan reseptor
bebas kembali diinternalisasi ke sitoplasma. Reseptor yang terikat akan mengatue transkripsi DNA pada gena agar perilaku sel berubah sesuai dengan pesannya. Respons terhadap hormone steroid berlangsung dalam 2 tahap.

1. Respons primer : induksi langsung untuk transkripsi beberapa gena khusus, hasinya berbentuk protein. 2. Respons primer : hasil transkripsi mengaktifkan gena-gena lain, berlansung lambat, merupakan amplifikasi dari efek hormone semula. Kemungkinan penjelasan : PERTAMA : sel-sel berbeda memiliki reseptor yang berbeda untuk hormone yang berbeda KEDUA : Reseptor pada sel sasaran tidak berbeda , namun gena yang diaktivasi oleh kompleks hormone-reseptor berbeda, sehingga reseptornya berbeda. Kromatin dari setiap jenis sel menampilkan gena yang cocok untuk diatur oleh kompleks reseptorhormon. Mekanisme penyampaian sinyal oleh pembawa pesan kedua Adenilil siklase diaktivasi oleh GTP binding protein / protein G.Protein G terdiri dari 3 sub unit, yaitu : 1. Sub unit (paling Besar) 2. Sub unit 3. Sub unit Dalam keadaan istirahat protein G mengikat GDP (guanosine diphospate) melalui sub unit di permukaan dalam membran sel. Protein G yang mengikat reseptor, menyebabkan protein G melepaskan GDP dan diganti oleh molekul GTP (guanosine triphospate) yang lebih banyak terdapat dalam sitoplasma. Ikatan GTP mengaktivasi sub unit dari protein G., sub unit yang aktif melepaskan diri dari sub unit yang lain dan berikatan dengan adenilil siklase dalam membrane sel. Setelah beberapa detik sub unit menghidrolisis GTP menjadi GDP dengan katalisator GTP-ase. Sub unit yang terikat oleh GDP menjadi inaktif kembali dan terlepas dari adenilil siklase(efektor) dan bergabung dengan sub unit lainnya. Adenilil siklase yang aktif mengubah ATP menjadi cAMP dan bertindak sebagai pembawa pesan kedua (second messenger). cAMP, mediator intraseluler, mengatur reksi-reaksi dalam sel prokariotik dan eukariotik. Mediator ini tidak diperlukan di pembelahan sel. Mediator ini berefek pada sel hewan melalui aktivasi enzim yang ada dalam sitoplasma yang disebut cAMP dependent kinase= enzim kinase yang tergantung pada cAMP. Enzim kinase protein ini merupakan katalisator dalam pemindahan gugus phospat dari ATP ke protein lain pada gugus serin atau treonin-nya, akibatnya protein menjadi aktif . Sebagian kecilenzim kinase diaktifkan oleh cAMP, sebagian besar oleh ion Ca++ atau cGMP. Efektor dalam membrane sel selain adenilil siklase, dapat berbemtuk fosfolipase C, saluran untuk K+, saluran untuk Ca ++ dan cAMP fosfodiesterase. Mekanisme kerja protein G dalam mengatur efektor (adenylil cyclase)
16

1. Dalam keadaan istirahat protein G (subunit , , dan ), terikat dan tidak berkontak dengan reseptor. 2. Apabila pembawa pesan pertama (hormone atau ligan lain), menyebabkan pertukaran GDP menjadi GTP yang mengaktifkan protein G. 3. Protein G terurai disusul oleh berdifusinya sub unit yang terkait GTP sepanjang membrane sel sampai mengikat efektor. Dengan terikatnya efektor oleh subunit maka efektor menjadi aktif. 4. Setelah beberapa detik, sububit GTP menjadi GDP. Hal ini diikuti oleh bersatunya seluruh subunit protein G kembali. Ion Ca++ sebagai 2nd messenger Ion Ca++ sebagaimana cAMP mwrupakan regulator intraseluler sehingga disebut pembawa pesan kedua(2nd messenger). Ion Ca++ terlibat dalam beragam proses : 1. pengaturan kontraksi otot, 2. sekresi hormone, 3. enzim pencernaan dan neurotransmitter, 4. pengangkutan garam dan air untuk melintasi epitel usus dan 5. pengaturanmetabolisme glikogen dalam hati. Arus ion Ca++ dalam pembawa pesan intraseluler kadarnya sangat rendih, jika kadarnya tinggi akan merusak sel. Sel memiliki seperangkat mekanisme dalam mengatur kadar ion Ca++ dalam sel, terutama mekanisme yang mengatur gerakan ion Ca++ melewati 3 membran, yaitu membrane plasma yang membatasi sel, membrane mitokondria sebelah dalam dan membrane yang membatasi ruangan untuk persediaan ion Ca++. Ion Ca++ disimpan dalam sarcoplasmic reticulum (dalam sel otot) dan kalsisom(sel bukan otot). Kadar Ca++ tetap tetapi arus Ca++ melintasi membrane plasma tidak tetap. Perputaran Ca++ penting untuk respons yang terpelihara yang berbeda dengan respons sekejap. Kepekaan sel terhadap perubahan sangat kecil kadar Ca++ mencerminkan rendahnya kadar ion Ca++ dalam sel(10M). Kadar Ca++ di sekitar sel 10.000 lebih besar daripada dalam sel, untuk mempertahankan perbedaan kadar membrane plasma mengendalikan dua hal, prmeabilitas yang rendah untuk ion Ca++ dan pompa yang mendorong ke luar sel ion Ca++ tersebut. Apabila ada rangsangan hormone atau neurotransmitter terjadilah kenaikan kadar ion Ca++ dalam sitosol, karena terbukanya pintu gerbang ion Ca++ pada membrane plasma atau pelepasan ion Ca++ dari ruang sarcoplasmic reticulum atau dari kalsisom. Kenaikan kadar Ca++ akan menyebabkan terjadinya ikatan ion Ca++ dengan protein dalam sitosol (misl kalmodulin), senyawa kalsium protein tersebut akan berinteraksi dengan protein lain untuk mengubah fungsinya. Apabila kadar Ca++ turun kembali, maka ion Ca++ akan melepaskan diri dari protein reseptor (kalmodulin) dan kembali ke keadaan semula. Peristiwa ini berlaku pada respons sel selintas. Selain peningkatan arus ion Ca++ selintas, terjadi peningkatan arus keluar masuk (perputaran) ion Ca++ melintasi membrane plasma yang meningkatkan kadar ion Ca++ di daerah bawah membrane sel(sub-membran) bukan dalam sitosol.Syarat terjadinya respons berkelanjutan selain peningkatan arus ion Ca++, diperlukan pula transducer pada membrane untuk membaca pesan ion Ca++. Transducer yang dapat diidentifikasi
17

salah satunya adalah kinase C protein (PKC). Kenaikan arus yang menyebabkan kenaikan kadar dibawah membrane mengaktifkan PKC dan selanjutnya terjadi rangkaian reaksi (kaskade) fosforilasi berbagai protein yang berakhir dengan respons(sekresi) yang berlanjut. Jadi tahapan arus perputaran Ca++ : 1. peningkatan kadar ion Ca++ selintas(berasal dari kalsisom) yang akan mengaktifkan kinase untuk mengawali respons (sekresi aldosteron) 2. Peningkatan kadar ion Ca++ di bawah membrane sel (peningkatan perputaran arus ion Ca+) yang akan berlanjut dan aktivasi PKC sehingga berakhir sebagai respons(sekresi) berlanjut. Hubungan cAMP dan ion Ca++ 1. cAMP dapat mengatur tingkat perputaran arus ion Ca++ melintasi membrane dan ion Ca++ sebaliknya dapat mengatur sintesis dan perusakan cAMP. 2. Sebuah hormone yang merangsang sebuah sel, dapat sekaligus meningkatkan pemasukan ion Ca++ dan produksi cAMP. 3. Aktivitas enzim kinase diatur baik oleh cAMP atau oleh Ca++ c) Neurotransmitter dan Sinapsis Mekanisme ketiga dalam komunikasi ditemukan pada sinapsis. Cara sederhana sebuah neron dalam meneruskan sinyal yang dipancarkan ke neron lain (transmisi impuls) yaitu melalui penggandengan kedua bagian sel tersebut dengan perantara gap junction yang telah di bahas di depan. Sinapsis kimiawi punya fungsi beraneka ragam dengan berbagai kemungkinan kualitasnya. Jenis sinapsis kimiawi ini merupakan jenis sinapsis yang paling banyak dijumpai dalam hubungan sel-sel saraf. Dasar mekanisme komunikasi kimiawi pada sinapsis tidak berbeda dengan komunikasi antarsel melalui hormone yang larut dalam air. Kedua jenis komunikasi tersebut dimulai dengan pelepasan mediator melalui eksositosis oleh sebuah sel sebagai sumber mediator tersebut akan terikat oleh reseptor yang terdapat pada sebuah atau lebih sel sasaran. Pada sinapsis, pembawa pesan adalah neurotransmitter (NT) yang setelah dilepaskan akan berdifusi dalam suatu matriks yang jaraknya hanya beberapa nama saja, karena segera terdapat reseptor pada membrane sel sasaran yang menangkapnya. Sinyal NT sebagai mediator akan mengubah membrane sel sasarannya dalam potensial, sehingga dalam sinapsis sinyal kimiawi harus diubah menjadi sinyal listrik. Sinapsis merupakan perangkat untuk meneruskan impuls dari satu sel ke sel lain dapat ditemui pada hubungan antar sel saraf dan sel saraf atau antara sel saraf dengan sel otot. Hubungan antar sel saraf dan sel otot kerangka dinamakan neuromuscular junction merupakan sinapsis yang paling dipahami oleh para ahli. Sedang salah satu sebab kurangnya dipahami sinapsis pada jaringan saraf, karena sulitnya orang melakukan percobaan-percobaan pada sebuah sinapsis saraf yang terdapat dalam simpang siurnya anyaman saraf dalam otak yang begitu padat. Neurotransmitter (asetilkholin) yang berada dalam celah sinapsis akan bertindak sebagai pembawa pesan pertama yang akan terikat oleh reseptor yang berada pada membran pasca sinapsis (dalam hal penghubung neuromuskuler) : membrannya adalah membrane otot / sarkolema, dan selanjutnya terjadi depolarisasi membrane yang berlanjut dengan terbangkitnya kontraksi otot sebagai respons.
18

RESPIRASI SEL
Respirasi adalah kebalikan dari proses fotosintesis. Reaksinya : 6 6 6 O Sebagian besar energy dilepaskan selama respirasi kira-kira 2480 kJ / 686 kcal per mol glukosa berupa bahang. Respirasi merupakan oksidasi (dengan produk yang sama seperti pembakaran) yang berlangsung di medium air, dengan pH mendekati netral, pada suhu sedang dan tanpa asap. Pemecahan bertahap dan berjenjang molekul besar merupakan cara untuk mengubah energy menjadi ATP. Biasanya hanya beberapa substrat awal respirasi menjadi dan O (proses katabolic), sedangkan sisanya digunakan dalam proses sintesis (anabolik), terutama di dalam sel yang sedang tumbuh. Respirasi Seluler adalah setangkaian reaksi yang menghasilkan ATP menggunakan molekul anorganik sebagai akhir akseptor elektronnya. Respirasi sel Aerob : akseptor electron terakhirnya adalah Anaerob : akseptor electron terakhirnya selain anorganik. , atau dapat berupa molekul

Respirasi Anaerob Contoh : fermentasi. Etanol/asam laktat/ keduanya merupakan produk fermentasi. Proses metabolisme yang menghasilkan energy dan molekul organic lain serta tidak memerlukan oksigen atau sistem transfer elektron. Glukosa diubah menjadi asam piruvat melalui proses glikolisis. Proses glikolisis menghasilkan ATP, NADH, dan . Proses fermentasi mengubah NADH atau menjadi atau kembali agar proses glikolisis pada fermentasi terus terjadi a). Kuosien Respirasi jika karbohidrat misalnya sukrosa, fruktan, atau pati merupakan substrat respirasi dan jika mereka secara sempurna dioksidasi, maka volume yang diambil persis berimbang dengan yang dilepaskan. Nisbah terhadap ini disebut kuosien respirasi. Hidrolisis Fruktan Glukosa fruktan n O n fruktosa (fruktan) Glukosa fruktosa (sukrosa) Hidrolisis Sukrosa Sukrosa O glokosa

fruktosa

3 tahap respirasi : - Glikolisis - Daur Krebs - Pengangkutan electron

Glikolisis adalah perombakan heksasa menjadi asam piruvat, di sitosol. ( beberapa glikolisis juga terjadi di kloroplas dan plastis lainnya. keseluruhan Glukosa 2 2 2 2 piruvat 2 NADH 2 O. Pada tahap ini terjadi pengubahan senyawa glikosa dengan 6 atom C, menjadi 2 senyawa asam piruvat dengan 3 atom C, serta NADH dan ATP. Tahap glikolisisterdiri atas 10 , dapat disimpulkan dalam 2 tahap, yaitu : a. penambahan gugus fosfat. Pada tahap ini digunakan 2 mol ATP. b. - 3- fosfat diubah menjadi asam piruvat. Selain itu, dihasilkan 4 molekul ATO dan 2 molekul NADH. Walaupun 4 molekul ATP dibentuk pada tahap glikolisis, namun hasil keseluruhan adalah molekul ATP. Ada 2 molekul ATP yang harus diberikan pada fase awal glikolisis. FUNGSI 1. Mengubah satu molekul keksosa menjadi 2 molekul asam piruvat dan terjadi oksidasi sebagian pada heksosa. Tidak ada yang digunakan dan yang dilepaskan untuk setiap heksosa yang diubah, 2 molekul direduksi menjadi NADPH (+ 2 ). NADH ini sangat penting sebab masing-masing secara berurutan akan dioksidasi oleh di mitokondria yang akan menghasilkan dan 2 molekul ATP.
GLUKOSA ATP HEKSOKINASE ADP GLUKOSA 6 FOSFAT FOSFOGLUKOISOMERASE FRUKTOSA 6 - FOSFAT ATP FOSFOFRUKTOKINASE ADP FRUKTOSA 1,6 FOSFAT AIDOSE DIHIDROKSIASETON FOSFAT ISOMERASE GLISERALDEHID- 3- FOSFAT +NADH 1,3 DIFOSFOGLISERAT GLISEROLDEHID 3 FOSFAT

+NADH

TRIOSE FOSFAT DEHIDROGENASE

ATP ADP 3-FOSFOGLISERAT

1,3-DIFOSFOGLISERAT ATP ADP 3-FOSFOGLISERAT

2-FOSFOGLISERAT

2-FOSFOGLISERAT

FOSFOENOLPIRUVAT ATP ADP PIRUVAT

FOSFOENOLPIRUVAT ATP ADP PIRUVAT

BAGAN PROSES GLIKOLISIS

Siklus Krebs 2 molekul asam piruvat hasil glikolisis ditransportasikan dari sitoplasma ke dalam mitokondria, tempat terjadinya siklus krebs. Asam piruvat akan diubah menjadi asetil koenzim A (Asetil KOA) : tahap ini disebut tahap transisi atau dekarboksilasi oksidatif
NADH AS.PIRUVAT ASETIL KoA

KOENZIM A BAGAN DEKARBOKSILASI OKSIDATIF AS.PIRUVAT

Kompleks senyawa asetil koenzim A ini akan memasuki siklus krebs atau asam sitrat. Siklus krebs dijelaskan pertama kali oleh Hans Krebs pada tahun 1930-an.

Beberapa tahapan yang terjadi dalam daur asam sitrat : a. Asetil KoA akan menyumbangkan gugus asetil pada oksaloasetat sehingga terbentuk asam sitrat. Koenzim A akan dikeluarkan dan digantikan dengan penambahan molekul air. b. Perubahan formasi asam sitrat menjadi asam isositrat akan disertai pelepasan air. c. Asam isositrat akan melepaskan 1 gugus atom C dengan bentuk enzim asam isositrat dehidrogenase, membentuk asam ketoglutarat. akan mendapatkan donor electron dari hydrogen untuk membentuk NADH. Asam kotoglutaran selanjutnya diubah menjadi suksinil - KoA. d. Asam suksinat dengan bantuan suksinat dehidrogenase akan berubah menjadi asam kumarat disertai pelepasan 1 gugus electron. Pada tahap ini, elektron akan ditangkap oleh aseptor FAD menjadi . e. Asam fumarat akan diubah menjadi asam malat dengan bantuan enzim fumatase. f. Asam malat akan membentuk asam oksaloasetat dengan bantuan enzim asam malat dihidrogenase. akan menerima sumbangan elektron-elektron dari tahap ini dan membentuk NADH. g. Dengan terbentuknya asam oksaloasetat, siklus akan dapat dimulai dengan sumbangan 2 gugus karbon dari asetil KoA. Sistem Transpor Elektron Terjadi pada ruang intermembran dari mitokondria. Sejauh ini hanya dihasilkan 4 molekul 1 ATP dari 1 molekul glukosa yaitu 2 molekul dari glikolisis dan 2 molekul dari siklus krebs, akan tetapi dari glikolisis dan siklus krebs dihasilkan 10 NADH (2 dari glikolisis, 2 dari tahap transisi siklus krebs, dan 6 dari siklus krebs) dan 2 molekul-molekul inilah yang akan berperan dalam menghasilkan ATP. a. Enzim dehidrogenase mengambil hidrogen dari zat yang akan diubah oleh enzim (substrat). Hidrogen mengalami ionisasi sebagai berikut : 2H 2 + 2e . Proton hidrogen mereduksi koenzim NAD melalui NAD + NADH + . NADH matriks mitokondria masuk ke ruang intermembran melewati membrane dalam, kemudian memasuki system rantai pernafasan. b. NADH dioksidasi menjadi dengan memindahkan ion hydrogen kepada flavoprotein (FP), flavin mononukleotida (FMN) atau FAD yang bertindak sebagai pembawa ion hidrogen dikeluarkan ke matriks sitoplasama untuk membentuk molekul . c. Elektron akan berpindah dari ubiquiron ke protein yang mengandung besi dan sulfur (Fe ) sitokrom b
4

dan terakhir diterima oleh molekul oksigen sehingga terbentuk .

Di dalam rantai pernafasan, 3 molekul air dihasilkan melalui NADH dan 1 molekul dihasilkan melalui FAD, 1 molekul yang melalui NADH setara dengan 3 ATP dan 1 molekul air yang melalui FAD setara dengan 2 ATP. Jumlah AYP yang dihasilkan dari
respirasi 1 molekul glukosa.

NO 1 2

PROSES Glikolisis 2 as.piruvat Siklus Krebs 2 as.piruvat 2 asetil KoA + 2 2 asetil KoA 4 Rantai Transfer Elektron 10 NADH+5 10NAD+10 2FAD +2FAD + 2

AKSEPTOR 2 NADH 2NADH 6NADH

ATP 2 ATP 2 ATP 34 30 ATP 4 ATP

Walaupun ATP total yang tertera table adalah 38 ATP, jumlah total yang dihasilkan pada proses respirasi adalah 36 ATP . hal tersebut disebabkan 2 ATP digunakan oleh elektron untuk masuk ke mitokondria. Beberapa NADH yang tidak masuk ke mitokondria akan digunakan di dalam sitosol untuk menungkatkan berbagai proses reduktif anabotik. NADH dibentuk hanya pada 1 tahap di glikolisis, yaitu saat oksidasi 3-fosfogliseral dehid menjadi asam 1,3-bisfogliserat. PRODUKSI ATP Glikolisis secara keseluruhan menghasilkan ATP, tapi pada tahap awal harus menggunakan ATP, ketika glukosa atau fruktosa masuk glikolisis, masing-masing difosforilasi oleh ATP pada yang dikatalisis oleh heksokinase atau fruktokinase. Produknya ialah glukosa-6-fosfat dan fruktosa-6-fosfat. Selanjutnya fruktosa-6-fosfat disfosforilasi pada karbon 1 oleh ATP lain (atau UTP) untuk membentuk fruktosa-1,6bisfosfat. Enzim yang berperan dalam fosforilasi ini dinamakan ATP- fosfofruktokinase (ATP-PFK). Perhatikan bahwa ini menunjukan 1 dari 2 rute pengubahan fruktosa-6-fosfat menjadi fruktosa 1,6-bisfosfat. Rute lain baru ditemukan pada akhir 1970-an dan awal 1980-an, melibatkan fosforilasi karbon 1 dari fruktosa-6-fosfat dengan pirofosfat sebagai penyumbang fosfat.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Respirasi


(1) Substrat Respirasi bergantung pada tersedianya substrat terutama dalam bentuk karbohidrat (amilum, glukosa). Pada tumbuhan yang persediaan kabohidratnya rendah, respirasinya juga rendah. Daundaun yang ada pada bagian yang tersembunyi dari cahaya yang berarti proses pembentukan karbohidrat melalui fotosintesis rendah, menunjukkan adanya respirasi yang lebih rendah dari daun dibagian pucuk (yang banyak kena cahaya). Apabila karbohidrat kurang, cadangan makanan lain (protein, lemak) dapat dioksidasi hanya harus melalui proses yang lebih panjang. Jika kekurangan substrat makin parah, bahkan protein pun dapat direspirasikan. Protein tersebut pertama-tama di hidrolisis menjadi subunit asam aminonya, kemudian di rombak oleh reaksi glikolisis dan daur krebs.

(2) Temperatur Seperti halnya kerja enzim, respirasi juga dipengaruhi oleh temperatur. Pada O o C kecepatan respirasi sangat rendah. Kenaikan temperatursampai 35 o C atau 45o C akan meningkatkan kecepatan respirasi. Tetapi di atas temperatur tersebut kecepatannya mulai menurun, karena enzim-enzim yang diperlukan mulai ada yang mengalami denaturasi. (3) Oksigen Pasokan O2 juga mempengaruhi respirasi, tapi peranannya sangat berbeda, bergantung pada jenis tumbuhan dan bahkan bagian tumbuhan. Karena oksigen berfungsi sebagai terminal penerimaan elektron pada daur Krebs, maka bila konsentrasinya rendah respirasi aerob dan anaerob dapat berlangsung bersamaan. Bila oksigen kadarnya dinaikkan maka respirasi aerob akan berjalan lebih cepat, sedang respirasi anaerob akan terhenti. Peristiwa ini disebut efek Pasteur. Pengaruh oksigen terhadap respirasi tidak sama untuk spesies tumbuhan berbeda, malahan berbeda untuk organ - organ yang berbeda pada tumbuhan yang sama. Misalnya batang dan akar karena afinitas sitokrom oksidase pada mitokondria organ tersebut terhadap oksigen tinggi, mereka dapat mempertahankan laju respirasi pada konsentrasi O2 sekitar 0,05 % dari yang terdapat di udara bebas. (4) Umur dan tipe jaringan Umur tumbuhan juga mempengaruhi respirasinya sampai derajat tertentu. Respirasi tetap tinggi selama jangka waktu pertumbuhan vegetative yang pesat, tapi kemudian menurun saat mulai pembuangan.

Respirasi pada jaringan muda lebih kuat dari pada jaringan tua. Pada jaringan yang berkembang (tumbuh) respirasi lebih tinggi dari jaringan yang sudah matang. Hal ini logis, karena respirasi merupakan penghasil energy untuk pertumbuhan dan aktivitas dalam sel. Pada perkembangan buah muda, laju respirasi tinggi. Kemudian berangsur menurun sesuai tingkat kematangannya. Namun dalam banyak spesies (apel) menurunnya secara berangsur-angsur respirasi aerob, diikuti dengan meningkatnya respirasi anaerob, yang disebut klimakterik. Klimakterik biasanya bertepatan dengan masaknya dan timbulnya flavor (aroma) buah tersebut. Buah jenis ini dapat tahan lama setelah dipetik. Beberapa buah seperti jeruk, anggur dan nenas tidak menunjukkan klimakterik. Sehingga jenis buah ini tidak tahan disimpan. (5) Kadar garam anorganik dalam medium Jaringan atau tumbuhan yang dipindahkan dari air ke larutan garam akan menunjukkan kenaikan respirasi. Respirasi di atas normal semacam ini disebut respirasi garam. (6) Rangsangan Mekanik Daun yang digoyang - goyang menunjukkan kenaikan respirasi. Tetapi kalau ini dilakukan berulangulang reaksinya menurun. Kanaikan respirasi ini mungkin disebabkan oleh efek pemompaan. (7) Luka Terjadinya luka di suatu bagian tumbuhan menyebabkan respirasi di tempat tersebut naik, akibat terbentuknya meristem luka yang menghasilkan kalus. Kenaikan respirasi ini mungkin dapat disebabkan oleh semakin banyaknya osmosis dan difusi O2 yang masuk jaringan yang luka.

FOTOSINTESIS ( REAKSI GELAP & REAKSI TERANG )

Aliran Elekton Siklik-suatu kondisi dimana elektron terfoeksistensi mengatunbil jalur alternatif menggunakan fotosistem I bukan fotosistem II. Fungsi- menutupi jumlah kekurangan dari ATP dan NADP yang dihasilkan pada aliran elekron non siklik pada sistem Calvin.

Reaksi Gelap Berlangsung tanpa bergantung pada cahaya matahari. Reaksi gelap disebut juga siklus Calvin. Siklus Calvin berlangsung dalam stroma. Siklus Calvin menggabungkan CO2 menjadi molekul oranik, yang dikonversikan menjadi gula. Tahap Reaksi Gelap
Reaksi Gelap CO2 + RuBP Fase Fiksasi Karbon Asam Phophogliserat Ion H+ Fase Reduksi Mereduksi phosphogliseraldehide 1 Molekul Glukosa

Fase Regenerasi
LnearU

Fiksator molekul CO2

Pembentukan kembali RDP

Reaksi gelap pada tumbuhan dapat terjadi melalui dua jalur, yaitu siklus Calvin-Benson dan siklus Hatch-Slack. Pada siklus Calvin-Benson tumbuhan mengubah senyawa ribulosa 1,5 bisfosfat menjadi senyawa dengan jumlah atom karbon tiga yaitu senyawa 3-phosphogliserat.Oleh karena itulah tumbuhan yang menjalankan reaksi gelap melalui jalur ini dinamakan tumbuhan C3.Penambatan CO2 sebagai sumber karbon pada tumbuhan ini dibantu oleh enzim rubisco. Tumbuhan yang reaksi gelapnya mengikuti jalur Hatch-Slack disebut tumbuhan C-4 karena senyawa yang terbentuk setelah penambatan CO2 adalah oksaloasetat yang memiliki empat atom karbon. Enzim yang berperan adalah phosphoenolpyruvate carboxilase.

Siklus Calvin-Benson

Siklus Calvin-Benson

Mekanisme siklus Calvin-Benson dimulai dengan fiksasi CO2 oleh ribulosa difosfat karboksilase (RuBP) membentuk 3-fosfogliserat. RuBP merupakan enzim alosetrik yang distimulasi oleh tiga jenis perubahan yang dihasilkan dari pencahayaan kloroplas. Pertama, reaksi dari enzim ini distimulasi oleh peningkatan pH. Jika kloroplas diberi cahaya, ion H+ ditranspor dari stroma ke dalam tilakoid menghasilkan peningkatan pH stroma yang menstimulasi enzim karboksilase, terletak di permukaan luar membran tilakoid. Kedua, reaksi ini distimulasi oleh Mg2+, yang memasuki stroma daun sebagai ion H+, jika kloroplas diberi cahaya. Ketiga, reaksi ini distimulasi oleh NADPH, yang dihasilkan oleh fotosistem I selama pemberian cahaya. Fiksasi CO2 ini merupakan reaksi gelap yang distimulasi oleh pencahayaan kloroplas. Fikasasi CO2melewati proses karboksilasi, reduksi, dan regenerasi. Karboksilasi melibatkan penambahan CO2 dan H2O ke RuBP membentuk dua molekul 3-fosfogliserat(3PGA). Kemudian pada fase reduksi, gugus karboksil dalam 3-PGA direduksi menjadi 1 gugus aldehida dalam 3-fosforgliseradehida (3-Pgaldehida). Reduksi ini tidak terjadi secara langsung, tapi gugus karboksil dari 3-PGA pertama-tama diubah menjadi ester jenisanhidrida asam pada asam 1,3-bifosfogliserat (1,3-bisPGA) dengan penambahan gugus fosfat terakhir dariATP. ATP ini timbul dari fotofosforilasi dan ADP yang dilepas ketika 1,3-bisPGA terbentuk, yang diubah kembali dengan

cepat menjadi ATP oleh reaksi fotofosforilasi tambahan. Bahan pereduksi yang sebenarnya adalah NADPH, yang menyumbang 2 elektron. Secara bersamaan, Pi dilepas dan digunakan kembali untuk mengubah ADP menjadi ATP. Pada fase regenerasi, yang diregenerasi adalah RuBP yang diperlukan untuk bereaksi dengan CO2 tambahan yang berdifusi secara konstan ke dalam dan melalui stomata. Pada akhir reaksi Calvin, ATP ketiga yang diperlukan bagi tiap molekul CO2 yang ditambat, digunakan untuk mengubah ribulosa-5-fosfat menjadi RuBP, kemudian daur dimulai lagi. Tiga putaran daur akan menambatkan 3 molekul CO2 dan produk akhirnya adalah 1,3-Pgaldehida. Sebagian digunakan kloroplas untuk membentuk pati, sebagian lainnya dibawa keluar. Sistem ini membuat jumlah total fosfat menjadi konstan di kloroplas, tetapi menyebabkan munculnya triosafosfat di sitosol. Triosa fosfat digunakan sitosol untuk membentuk

Siklus Hatch-Slack

Siklus Hatch-Slack

10 00 0

Berdasarkan cara memproduksi glukosa, tumbuhan dapat dibedakan menjadi tumbuhan C3 dan C4. Tumbuhan C3 merupakan tumbuhan yang berasal dari daerah subtropis. Tumbuhan ini menghasilkan glukosa dengan pengolahan CO2 melalui siklus Calvin, yang melibatkan enzim Rubisco sebagai penambat CO2. Tumbuhan C3 memerlukan 3 ATP untuk menghasilkan molekul glukosa. Namun, ATP ini dapat terpakai sia-sia tanpa dihasilkannya glukosa.Hal ini dapat terjadi jika ada fotorespirasi, di mana enzim Rubisco tidak menambat CO2 tetapi menambat O2. Tumbuhan C4 adalah tumbuhan yang umumnya ditemukan di daerah tropis. Tumbuhan ini melibatkan dua enzim di dalam pengolahan CO2 menjadi glukosa. Enzim phosphophenol pyruvat carboxilase (PEPco) adalah enzim yang akan mengikat CO2 dari udara dan kemudian akan menjadi oksaloasetat. Oksaloasetat akan diubah menjadi malat. Malat akan terkarboksilasi menjadi piruvat dan CO2. Piruvat akan kembali menjadi PEPco, sedangkan CO2akan masuk ke dalam siklus Calvin yang berlangsung di sel bundle sheath dan melibatkan enzim RuBP. Proses ini dinamakan siklus Hatch Slack, yang terjadi di sel mesofil. Dalam keseluruhan proses ini, digunakan 5 ATP.

Reaksi Terang

Reaksi terang dan Siklus Calvin bekerjasama mengubah energi cahaya menjadi enegi kimiawi berupa makanan : gambaran umum Fotosintesis bukanlah merupakan proses tunggal, tetapi dua proses yang masing-masing terdiri dari banyak langkah. Kedua tahap fotosintesis ini disebut reaksi terang ( bagian foto dari fotosintesis) dan siklus Calvin (bagian ). Reaksi terang merupakan langkah-langkah fotosintesis yang mengubah energi matahari menjadi energi kimiawi. Reaksi terang ATP penambah gugus fosfat pada ADP, suatu prose yang disebut Fotofosforilasi. Energi cahaya energi kimiawi NADPH, sumber dari elektron berenergi tenaga pereduksi dan ATP, energi peredaran sel yang serbaguna. Reaksi terang tidak menghasilkan gula-gula itu terjadi pada tahap kedua fotosintesis pada siklus Calvin. Siklus Calvin berawal dari pemasukan CO dan dari udara ke dalam molekul organik yang disiapkan dalam kloroplas. Pemasukan awal karnbon ini ke dalam senyawa organik dikenal sebagai Fiksasi Karbon.

11

siklus Calvin kemudian mereduksi karbon terfiksasi ini menjadi karbohidrat melalui penambahan elektron. Tenaga pereduksinya berasal dari NADPH yang memperoleh elektron berenergi dalam reaksi terang. Untuk mengubah CO menjadi karbohidrat, Siklus Calvin membutuhkan energi kimiawi dalam bentuk ATP yang dihasilkan oleh reaksi terang. Siklus Calvin membuat gula tetapi siklus ini dapat melakukannya dengan bantuan NADPH dan HO yang dihasilkan reaksi terang. Langkah-langkah metabolisme Siklus Calvin kadang-kadang disebut reaksi gelap, atau reaksi yang tidak tergantung cahaya, karena tidak satupun langkah dalam siklus tersebut membutuhkan cahaya secara langsung, walaupun demikian siklus Calvin pada sebagian besar tumbuhan terjadi selama siang hari, sebab hanya karena itulah reaksi terang dapat menghasilkan kembali (regenerasi) NADPH dan ATP yang digunakan dalan reduksi CO menjadi gula. Reaksi terang mengubah energi matahari menjadi energi kimia berupa ATP dan NADPH ; pendalaman Sifat-sifat alami cahaya matahari. Jarak antara puncak-puncak sel elektromagnetik disebut panjang gelombang. Segmen yang paling penting bagi kehidupan ialah yang panjang gelombangnya berkisar antara kira-kira 380 nm sampai 750 nm. Radiasi ini dikenal dengan cahaya tampak karena terdeteksi oleh mata manusia sebagai bermacam-macam warna. Bagian spektrum yang dapat kita llihat-cahaya-tampak juga merupakan radiasi yang menggerakkan fotosintesis. Biru dan merah ; dua panjang gelombang yang paling efektif diserap oleh klorofil, merupakan warna yang paling bermanfaat sebagai energi untuk reaksi terang. Pigmen fotosintetik ; reseptor cahaya Klorofil a bukanlah satu-satunya pigmen yang penting secara fotosintetik dalam kloroplas, hanya klorofil a yang dapat berperan serta secara langsung dalam reaksi terang, yang mengubah energi matahari menjadi energi kimiawi. Salah satu pigmen aksesoris ialah bentuk klorofil yang lain yaitu klorofil b. Ini hampir identik dengan klorofil a, tetapi perbedaan struktual yang kecil diantara keduannya telah cukup untuk membuat kedua pigmen tersebut mempunyai spekta absorbsi yang berbeda, maka warnanyapun berbeda.

12

Klorofil a biru-hijau Klorofil b kuning-hijau Pigmen aksesoris lainnya termasuk karotenoid hidrokarbon yang mempunyai warna berbagai campuran kuning-jingga. Berfungsi utama dalam fotoproteksi. Senyawa ini menyerap dan melepaskan energi cahaya yang berlebihan yang jika dilepas akan merusak klorofil. Fotoeksitasi klorofil Sebagian pigmen termasuk klorofil, selain menghantarkan panas juga memancarkan cahaya setelah menyerap foton. Fotosistem kompleks pengumpul-cahaya dari membran tilakoid. Klorofil yang tereksitasi oleh penyerapan energi cahaya memberikan hasil yang berbeda dalam kloroplas utuh daripada kloroplas hasil isolasi. Pada lingkungan aslinya dalam membran tilakoid, klorofil tersusun bersama proteindan molekul organik yang lebih kecil lainnya menjadi fotosistem. Jumlah dan keragaman molekul pigmen membuat fotosistem dapat mengumpulkan cahaya pada permukaan yang lebih luas dan spektrum yang lebih besar daripada yang dapat dikumpulkan molekul pigmen tunggal. Membran tilakoid dipenuhi oleh dua jenis fotosistem yang bekerja secara bersama dalam reaksi terang fotosintesis. Kedua jenis itu disebut fotosistem I dan fotosistem II. Aliran elektron nonsiklis Kunci untuk transformasi energi ini ialah aliran elektron melalui fotosistem dan komponen molekuler lain yang ada didalam membran tilakoid. Selama reaksi terang fotosintesis terdapat dua kemungkinan rute untuk aliran elektron siklis dan non siklis. Aliran elektron non siklis merupakan rute yang paling utama. Reaksi terang menggunakan tenaga matahari untuk menghasilkan ATP dan NADPH, yang masing-masing menyediakan energi kimiawi dan tenaga reduksi untuk reaksi pembuatan gula dalam Siklus Calvin.

13

Pembersihan asetilkholindapat dilakukan melalui 2 mekanisme : 1. Asetilkholin menyebar ke sekitarnya dengan cara difusi secara cepat. 2. Asetilkholin dihidrolosis menjadi asetat dan kholin oleh asetilkholin esterase dengan cepat. Enzim ini dihasilkan untuk sel otot. JENIS SINAPSIS Penghubung neuromaskuler merupakan model sinapsis kimiawi yang mempunyai sifat-sifat, yaitu : 1. Neurotransmitter yang dilepaskan dengan cara eksositosis melalui membran pre-sinapsis berlangsung setelah masuknya ion . 2. Neurotransmitter yang dilepaskan dalam celah sinapsis akan menyebar yang kemudian terikat oleh reseptornya pada membrane pasca sinapsis. 3. Pengakhiran transmisi berlangsung cepat setelah neurotransmitter dibersihkan dari celah sinapsis. Berdasarkan ukuran molekulnya, neurotransmitter dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu : 1. Molekul berukuran kecil seperti asetilkholin dan berbagai monoamine dan asam amino tertentu. 2. Sebagai neropeptid. SISTEM PENSINYALAN BARU Cara penyampaian sinyal yang berlawanan arah / retrograde hanya pada saat perkembangan system saraf. Tetapi jika hal tersebut melibatkan juga pada interaksi sel-sel saraf dewasa, maka hal tersebut merupakan penemuan yang menantang, karena hal itu menunjukan bahwa proses lain dalam otak akan melibatkan transmisi retograd. Endocannabinoid adalah mediator dalam otak yang mirip cannabinoid yang terdapat dalam tumbuhan marijuana (ganja), walaupun struktur cannabinoid Delta-9-tetrahydrocannabinol (THC) berbeda. Endocannabinoid bermanfaat untuk pengembangan penelitian obat-obatan terhadap gejala kecemasan atau kelainan kejiwaan lainnya. Kesimpulan a. Para peneliti telah menemukan bahwa endocannabinoid, ikut dalam pensinyalan retrograde yang sebelumnya tidak diketahui sebagai bentuk komunikasi dalam otak. b. Komunikasi yang telah umum dikenal : NT dilepas oleh ujung akson sebagai sel presinaptik, tetapi endocannabinoid bekerja sebaliknya. c. Sel pasca sinaptik melepaskan endocannabinoid 2-AG untuk diterima oleh reseptor pada sela pre-sinaptik. d. Berdampak menghentikan atau mengurangi sekresi neurotransmitter GABA dari ujung akson, jika GABA dari neuron pre-sinaptik menerpa sel pasca-sinaptik pada saat yang sama sebagai sinyal eksitasi (seperti dilakukan oleh NT glutamate) mencapai sel yang sama.
19

e. GABA tersebut akan menghambat pembentukan impuls baru pada saat pasca sinaptik. f. Tetapi jika terjadi perubahan impuls baru pada sel pasca-pasca-sinaptik, produksi 2AG, endocannabinoid yang dilepas mengalir kembali menuju reseptornya (CBI) yang terdapat pada neuron penghasil GABA. g. Proses terakhir ini disebut DSI (depolarization-induced suppression of inhibiton) yang akan mencegah pelepasan GABA oleh ujung akson dan membiarkan sinyal eksitasi yang akan mengaktifkan reseptor pada sel pasca sinaptik.

20

(RINGKASAN RESPIRASI SEL, FOTOSINTESIS REAKSI GELAP DAN TERANG, KOMUNIKASI ANTAR SEL)

DISUSUN OLEH : Lestari Nur Utami (3311111085) Krisna Novita Sigalingging (3311111090) Madarina Avianty Distyasari (3311111099) Nunik Utari Nurwulandari (3311111101) Morisa Aprilliana (3311111105) Fidela Irvian Meilia (3311111106) Gustin Anita Permatasari (3311111111) \ UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI 2011

KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya kami dapat menyelesaikan makalah Biologi Sel. Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah astu tugas mata kuliah kami yaitu Botani sel yang berisi tentang ringkasan respirasi sel, fotosintesis, komunikasi antar sel. Terima kasih kepada ibu dosen dan teman-teman yang telah membantu. Dengan bantuan kalian makalah ini bisa terselasaikan tepat waktu. Mohon maaf bila masih ada kekurangan dalam makalah ini. Semoga makalah ini jgua bisa bermanfaat bagi yang membacanya. Terima kasih.

Cimahi, 15 Desember 2011

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .. RESPIRASI SEL . FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RESPIRASI SEL FOTOSINTESIS (REAKSI GELAP DAN TERANG) . KOMUNIKASI ANTAR SEL ..

i 1 6 8 14

DAFTAR PUSTAKA

Prof. Subowo,dr., MSc.,PhD.,.2007.BIOLOGI SEL edisi 2006. Bandung: CV Angkasa. Fisiologi Tumbuhan, jilid dua, edisi keempat, penerbit ITB Bandung. Campbell,NA., B. Williamson, & R.J. Mitchell.2003. Biologi. Edisi ke-5. Terj. Dari: biology. Jakarta:Penerbit Erlangga

You might also like