You are on page 1of 47

STRUKTUR DATA

SASARAN : 1. Meningkatkan pehamanan pengetahuan tentang teori dasar struktur data dan Penanganan data 2. Meningkatakan pembuatan algoritma dan penggunaan struktur data dalam pemrograman

MATERI : 1. Konsep Tipe data dan definisi data 2. Array 3. Stack 4. Queue 5. Link list 6. Struktur data linear 7. Struktur data non linear 8. Sorting 9. Searching 10. Hashing

REFERENSI : Ir. Wihartinin, M.Eng Ir. Hari Soetanto, MSc Teddy Marcus Zakaria etc

BAB I TIPE DAN DEFINISI DATA


A. DEFINISI DATA : Data adalah fakta atau kenyataan yang tercatat mengenai suatu obyek. Nilai data dapat berbentuk : Konstanta = digunakan dalam program untuk menyatakan nilai yang tetap Variabel = digunakan dalam program untuk menyatakan nilai yang berubah. 4 istilah tentang data : 1. Tipe data adalah isi/macam data didalam suatu bahasa program 2. Obyek data adalah set dari elemen data, misal : X set bilangan integer 3. Representasi data adalah mapping dari struktur data , contoh : boolean ( 0 dan 1 ) 4. Struktur data adalah koleksi dari variabel yang dinyatakan dengan sebuah nama, dan dipakai untuk mengelompokkan beberapa informasi yang berkaitan menjadi satu kesatuan. Struktur data adalah model logika /matematika yang secara khusus mengorganisasikan data.

B. HIERARKI TIPE DATA :

DATA

SEDERHANA

TERSTRUKTUR

POINTER

REAL FLOAT DOUBLE

INTEGER CHAR BOOLEAN

STRING, ARRAY, RECORD, FILE, SET

Keterangan : 1. Tipe data sederhana :


hanya digunakan untuk menyimpan sebuah nilai data dalam sebuah variabel. Ada 5 macam : Tipe Char Int Float Double Void Total bit 8 16 32 64 6 Kawasan -128 s/d 127 -32768 s/d 32767 3.4E-38 s/d 3.4E+38 1.7E-308 s/d 1.7E+308 Keterangan Karakter Bilangan integer Bilangan real Bilangan real Tak bertipe

C. TANDA OPERASI ATAU OPERATOR :


1. Operator logika : Dipakai untuk menghubungkan ungkapan relasi , baik operand 1 ataupun operand 2 : Operand 1 False False True True Operand 2 False True False True Or False True True True And False False False True

2. Tipe data boolean : Mempunyai 2 nilai yaitu True and False Operator && II I And Or Not Maksud

3. ASSIGNMENT OPERATOR : (:=) Gunanya untuk memberikan nilai pada suatu identifier. Identifier adalah penciri atau pengenal variabel. Contoh : x:=A + B 4. RELATIONAL OPERATOR : ( =, <, >, >=, <=, < > ) Gunanya untuk membandingkan dua nilai identifier. Contoh : A > B

5. UNARY OPERATOR : (+,-) Untuk memberikan suatu tanda pada nilai identifier. Contoh : -3
6. STRING OPERATOR : (+ ) Gunanya untuk menggabungkan dua buah string Contoh : sangat + jauh = sangat jauh 7. SET OPERATOR : Gunanya untuk operasi melibatkan set atau himpunan, dimana : + Berarti union ( contoh A + B ) - Berarti set difference ( contoh yang tidak ada di set A ) * Perkalian himpunan ( set A di set B ) 8. Binary operator : ( *, div, /, mod, +, - ) , lihat tabel di bawah ini :

OPERATOR

PENULISAN

HASIL

A*B

Real Integer Real Integer Real Integer Real Integer

Real Integer Real Integer Real Integer Integer Integer

Real Integer Real Integer Real Real Real Integer

div /

A DIV B A/B

mod

A mod B

A+B

Real Integer Integer


Real Integer Integer

Real Integer Real


Real Integer Real

Real Integer Real


Real Integer Real

A-B

D. OPERATOR PRECEDENCE : Adalah tingkat atau urutan pemakaian dari operator bila operator tersebut dipakai bersama-sama. 1. ( ) 2. NOT 3. *,/, DIV, MOD, AND 4. +,-, OR 5. =, < >, <=, >=, IN, >, <

CONTOH : 5+7/4-2*3 = 0,75


Cara Penyelesaian : Langakah 1 : 2*3=6 Langkah 2 : 7/4=1,75 Langkah 3 : 5+1,75=6,75 Langkah 4 : 6,75-6=0.75

BAB II ARRAY / LARIK


A. DEFINISI Suatu larik (array) adalah tipe terstruktur yang terdiri dari sejumlah komponenkomponen yang mempunyai tipe yang sama. Array diakses melalui suatu index ( subscript). Jenis array : 1. Array dimensi satu 2. Array dimensi dua 1. Array dimensi satu adalah array yang dimensinya hanya terdiri dari satu atau index atau subscript pada array hanya satu nilai. Contoh : type X = array [1..20] of char Artinya : X*1+ = A X*2+ = B dst sampai X*20+ Nilai char

Nama array

Subscript (index value)

2. Array dimensi dua artinya : array yang dimensinya terdiri dari lebih dari satu. Array dimensi dua mewakili sutu bentuk tabel atau matriks yang index pertama dapat menunjukkan baris dan index kedua kolom. Contoh : X := array of [1..3, 1..2] of integer;

baris

kolom

Keuntungan struktur data array : 1. Paling mudah pengoperasiannya 2. Ekonomis dalam pemakaian memori, bila semua elemen terisi 3. Akses ke setiap elemen memerlukan waktu yang sama.

Kerugiannya : Memboroskan tempat jika banyak elemen yang tidak digunakan.

B. KAMUS DATA ARRAY : Sebelum elemen array dapat digunakan , perlu didefinisikan dahulu dalam kamus Data, contoh : Nama : array [1..400] of char Panjang : array [1..100] of integer X=array [1..2,1..3] of integer; C. PANJANG ARRAY : Untuk menghitung jumlah elemen suatu array dapat dihitung dengan rumus : PANJANG=(UB LB) + 1, dimana UB = upper bound (index terbesar) LB = lower bound (index terkecil) Contoh : Seoranng pedagang mobil menggunakan array untuk menyimpan data penjualan Dari tahun 1994 sampai dengan tahun 2005. berapa panjang (jumlah elemen) larik yang disediakan .? Jawab = PANJANG = (2005 1994) + 1 = 1 Artinya : jumlah elemen array yang diperlukan sebanyak 12 buah. Penulisan kamus datanya =jual:array[1994..2005]of integer;

D. PENGALAMATAN ARRAY : Penyimpanan elemen array di dalam memory komputer disusun berurutan sehingga komputer tidak perlu menentukan setiap elemen array tetapi cukup menyimpan alamat awal/pertamanya. Rumus : LOK(LA[K])= AWAL(LA) + W(K-LB) LOK(LA[K])= lokasi elemen larik dengan index K, yang dicari K = index larik yang dicari AWAL(LA) = lokasi awal dari data larik W= jumlah byte untuk menyimpan 1 elemen larik LB = lower bound/batas bawah Contoh : Misalkan AWAL(jual) =100 dan W =4, maka LOK(JUAL[1994])=100 LOK(JUAL[19995]=104 LOK(JUAL[1996]=108, berapa lokasi JUAL[2005] ? Jawab = LOK(LA[K])=100+4x(2005-1994)=140

E. Representasi multidimensional matriks :


Memori bisa dipandang sebagai satu dimensional array dengan alamat dari 1 s/d M. Untuk menggambarkan N dimensi dalam satu dimensional, maka digunakan pernyataan sbb :
Ada 2 cara pengalamatan atau penyimpanan elemen matriks di dalam kompputer : 1. Row major order / RMO ( disimpan baris demi baris) 2. Coloum major order/ CMO( disimpan kolom demi kolom) Contoh matriks A ukuuran 2 x3 : A[1,1], A[1,2], A[1,3], A[2,1], A[2,2], A[2,3]........jika RMO A[1,1],A[2,1], A[1,2], A [2,2], A[1,3], A [2,3]........jika CMO

Untuk menentukan lokasi elemen matriks , sbb : Contoh ( 1 ): Diketahui : x[1,1] = 400 Lebar (Width) : 1 elemen= 4 byte Maka untuk mencari alamat setiap elemen jika pengalamatan dengan ROM = Untuk alamat X[3,5]= 400 + ((14) x 4) =456, caranya : Untuk alamat x[8,6]=400 + ((47) x 4) = 588 1 1 2 400 424 2 404 428 Alamat elemen pertama Angka 14 dari loncatan x[1,1] ke x[3,5] 3 408 4 412 5 416 6 420

3 4
5 6 7 8

448

Maka untuk mencari alamat setiap elemen jika pengalamatan dengan COM = Untuk alamat X[3,5]= 400 + ((14) x 4) =456 Untuk alamat X[8,6] = 400 + ((47) x 4) =588

1 1 2 3 4 5 6 7 8 400 404 408 412 416 420 424 428

2 432 436

3 464

Alamat elemen pertama

Contoh (2): Multidimensional array A(4:5 , 2:4, 1:2, 3:4) alamat elemen pertama x atau

A[4,2,1,3] ada di 1800 H dan L=1 byte


Cari : a) jumlah elemen array b) alamat elemen A [5,2,1,4] Dengan menggunakan row major order, elemen disimpan dalam urutan dimemori sbb : JAWAB : a) jumlah elemen array :

A[4,2,1,3], A[4,2,1,4], A[4,2,2,3], A[4,2,2,4] A[4,3,1,3], A[4,3,1,4], A[4,3,2,3], A[4,3,2,4] A[4,4,1,3], A[4,4,1,4], A[4,4,2,3], A[4,4,2,4] A[5,2,1,3], A[5,2,1,4}, A[5,2,2,3], A[5,2,2,4] A[5,3,1,3], A[5,3,1,4], A[5,3,2,3], A[5,3,2,4} A[5,4,1,3], A[5,4,1,4},A[5,4,2,3], A[5,4,2,4]
Jumlah elemen = (5-4+1) , (4-2+1), (2-1+1), (4-3+1) = = 2,3,2,2 =24

b) alamat elemen A [5,2,1,4] :

Alamat A[5,2,1,4] = A[4,2,1,3] +{ [5-4).3.2.2 + (2-2).2.2+(1-1).2+ (4-3).1}1 =1800 H + {12+0+0+1}1 =1800 H +13 =180DH

F. Implementasi array dalam pemrograman :


1) Array dimensi satu, contoh : Input : masukkan elemen data dengan N sembarang jumlahnya jika , Anda input 3 maka ada pengulangan memasukkan data sebanyak 3 x Proses : jumlahkan ke 3 bilangan yang diinput tersebut cari rata-rata = jumlah dibagi banyaknya bilangan yang diinput
Output : Masukan data = 3, misalkan 3 Nilai data ke 1 = 2 Nilai data ke 2 = 3 Nilai data ke 3 = 4 Jumlah total = 9 Nilai rata-rata = 3.00 Listing programnya sbb :

program array_dimensi1; uses wincrt; var i, n : integer; total, rata_rata : real; x : array [byte] of real;

begin clrscr;
write ('masukkan data = ');readln(n); total :=0; for i:= 1 to n do begin write ('nilai data ke',i,' = '); readln(x[i]); total :=total +x[i]; end; { menghitung rata-rata } rata_rata := total/n; writeln ('jumlah total = ' ,total:2:0); write ('rata- rata = ',rata_rata:4:2); end.

2) Array dimensi dua : a) Nilai data array ditentukan , contoh listing :


program array_dimensi2; uses wincrt; var tabel :array [1..3,1..2] of byte; i,j : integer; begin clrscr; tabel[1,1] :=3; tabel[1,2] :=2; tabel[2,1] :=1; tabel[2,2] :=4; tabel[3,1] :=5; tabel[3,2] :=6; for i := 1 to 3 do begin for j := 1 to 2 do write ( tabel [i,j] : 5); writeln; end; end.

Output : 3 2 1 4 5 6

b) Nilai data array diinput sembarang : Contoh : penjumlahan matriks Input : baris matriks pertama = 2 , misalkan 2 kolom matrisk pertama = 2 Baris matriks kedua = 2 Proses : Output : baris matriks pertama = 2 , misalkan 2 kolom matrisk pertama = 2 Baris matriks kedua = 2 Matriks yang pertama = Nilai[1,1]= Nilai[ 1,2]= Nilai [2,1]= Nilai [2,2]= Jumlahkan ke dua baris tersebut

Output : baris matriks pertama = 2 , misalkan 2 kolom matrisk pertama = 2 Baris matriks kedua = 2 Matriks yang pertama = Nilai[1,1]= Nilai[ 1,2]= Nilai [2,1]= Nilai [2,2]= Matriks yang kedua : Nilai [1,1]= Nilai[1,2]= Nilai [2,1]= Nilai [2,2]=

Listing program sbb :

Contoh listing : program pertambahan_matriks;


uses wincrt; type x=array [1..50,1..50] of REAL; var i,j : byte; m,n,l : byte; a,b,c : x; begin clrscr; write ('baris matriks pertama ='); readln(m); write ('kolom matriks pertama='); readln(n); write ('baris matriks kedua=');readln(l); writeln;

{input matriks pertama}


writeln('matriks yang pertama ='); for i:= 1 to m do begin for j:= 1 to n do begin write ('nilai[',i,',',j,']=');readln(a[i,j]); end; end;

{input matrisk kedua}


writeln('matriks yang kedua='); for i := 1 to n do begin for j:= 1 to l do begin write('nilai[',i,',',j,']=');readln(b[i,j]); end; end;

{pertambahan matriks}
for i:= 1 to m do begin for j := 1 to n do begin c[i,j]:=a[i,j] +b[i,j]; end; end;

{cetak hasil}
writeln('hasil pertambahan matrks ='); for i := 1 to m do begin for j := 1 to n do write (c[i,j]:2:0); writeln; end; end.

BAB III STACK (TUMPUKAN)


A. Aplikasi penggunaan Array : 1. Stack (tumpukan) 2. Queue (antrian) 1. Stack ( tumpukan) a. Adalah data yang seolah-olah diletakkan di atas data lain. b. Kumpulan elemen-elemen data yang disimpan dalam satu lajur linier c. Adalah suatu list atau senarai yang semua operasi penambahan (insertion) dan penghapusan (deletion) elemennya dialokasikan /dilaksanakan pada satu ujung atas(top). d. Berlaku elemen yang akan dihapus adalah elemen terakhir yang disisipkan, sehingga disebut : LIFO (last in first out).Iihat gambar :

Top Dasar = 0

x2 x1

Bila top=0, berarti stack Kosong & top berimpit dgn dasar D C B A A

Contoh tumpukan N elemen


Contoh tumpukan 1 elemen Contoh tumpukan kosong

Kondisi stack : Ada 3 kondisi stack : awal


top=0

kosong
top =0

penuh
top=N

Operasi atau proses pada stack : a. Operasi push data Artinya : Menyimpan/memasukkan/menyisipkan data ke dalam stack. Proses : bila dialokasikan suatu array dengan N elemen yang akan digunakan sebagai stack, cara mem push data adalah : 1. Periksa apakah top < N 2. Lalu naikkan top dengan 1 3. Isikan data ke dalam elemen yang di tunjuk oleh top.

CONTOH : Procedure push (var T : tumpukan ; X : integer); Begin T.Atas := T.Atas +1; T. Isi (T.Atas) :=X; End;

Penjelasan : Untuk menyisipkan tempat untuk X yang akan di push ke dalam tumpukan, Yaitu dengan menambah nilai medan T.Atas dengan 1 & kemudian menyisipkan X ke dalam larik T. Isi Jika nilai T. Atas = maxelemen, kita push lagi maka akan terjadi overflow, yaitu = pada larik T. Isi ( banyak elemen larik tidak mencukupi )

Jika nilai T. Atas = maxelemen, kita push lagi maka akan terjadi overflow, yaitu = pada larik T. Isi ( banyak elemen larik tidak mencukupi )

Pencegahan nya : Procedure push (var T : tumpukan;X: integer); Begin if T. Atas = max elemen then writeln(tumpukan sudah penuh) else T.Atas = T.Atas + 1; T. Isi (F. Atas):=X; End; End.

b. Operasi pop : Mengambil data dari stack atau disebut deletion (penghapusan elemen yang terletak paling atas dari sebuah tumpukan Cara pengambilan data : 1. Periksa dulu apakah top > 0 2. Lalu copy data dari elemen yang variabel. 3. Turunkan top

ditunjuk top kedalam suatu

Push

pop

Stack

Operasi dasar tumpukan : a) Createstack(S) adalah membuat tumpukan baru S, dengan jumlah elemen kosong b) Makenull(S) adalah mengosongkan tumpukan S, jika ada elemen maka semua elemen dihapus. c) Empty adalah tumpukan kosong d) Push(X,S) adalah memasukkan elemen baru X ke dalam tumpukan S e) Pop (S) adalah mengeluarkan elemen posisi atas pada tumpukan S NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. OPERASI CREATESTTACK(S) PUSH(A,S) PUSH(B,S) PUSH(C,S) POP(S) PUSH(D,S) PUSH(E,S) POP(S) POP(S) ISI TUMPUKAN KOSONG A A,B ABC AB ABD ABDE ABD AB 0 1 2 3 2 3 4 3 2 NILAI TOP

10.

POP(S)

Apa yang terjadi bila POP(S) dilakukan dua kali ? Terjadi Underflow, artinya tumpukan kosong tidak ada elemen yang dapat diambil. Apa yang terjadi apabila PUSH(X,S) dilakukan sepuluh kali, jika kapasitas tumpukan adalah 5 lagi, terjadi Overflow, artinya tumpukan penuh tidak ada elemen yang dapat dimasukkan dalam tumpukan. Sehingga pada PUSH harus dicek dahulu apakah jumlah elemen sudah mencapai maksimum atau belum, sedang pada POP harus dicek apakah ada elemen yang hendak dikeluarkan atau tidak.

Contoh listing : Procedure pop (var T: tumpukan); Begin T. Atas := T.Atas-1; End; Kendala : Bagaimana kalau tumpukan sudah kosong, lalu apa yang dipop? (karena tumpukan sudah kosong, maka tidak mungkin dipop lagi, maka : Pencegahannya : Procedure pop (var T: tumpukan); Begin T. Atas := 0 then Writeln (tumpukan sudah kosong); Else T.Atas :=T.Atas-1; End;

B. Penulisan ungkapan numeris :


Manfaat dari tumpukan adalah dapat menulis ungkapan dengan notasi tertentu. Notasi numerik biasa ditulis oleh manusia. Notasi infix mudah dimengerti oleh manusia, hanya saja perlu diperhatikan precedence operator atau tingkatan pengoperasiannya. Notasi infix untuk penulisan aritmatik, biasa diubah kedalam notasi prefix atau postfix saat kompilasi. Notasi prefix dan postfix akan lebih mudah dikerjakan oleh komputer. Jenis : 1. Infix (operator ditulis diantara 2 operan) 2. Prefix ( operator ditulis sebelum ke 2 operan disajikan) 3. Postfix/suffix/polish terbalik (operator ditulis sesudah operan) Contoh : INFIX : ubah ke 1. A + B 2. A + B C 3. A B/(C * D $ E ) 4. (A + B) * (C D) PREFIX (POLISH) 1. + AB 2. - + ABC 3. - A/B * C $ D E 4. * + AB - CD

INFIX : 1. A = B C 2. (A + B) * (C-D) 3. A B /(C * D $ E)

ubah ke

POSTFIX : 1. AB+C2. AB+CD - * 3. ABCDE$*/-

Proses : NOTASI SUFIX KE PREFIX A+B-C (A + B) * (C-D)

+AB - + ABC

(+ A B) * (- CD) Mis : p * * pq Mis : q Atau * +AB-CD

1. Ubah notasi prefix ke infix : +/*ABCD : Cara : (cari opertor dimulai dari operan terkanan sbb ): a) Cari perator ke 1: yaitu *, lalu ambil dua operand sebelumnya , yaitu : A dan B, sehingga hasilnya (A*B) b) Cari operator ke 2: yaitu : /, lalu ambil dua operan sebelumnya (A*B) dan C, sehingga hasilnya ((A*B)/C) c) Cari operataor ke 3: +, lalu ambil dua operan sebelumnya ((A*B)/C) dan D, sehingga hasilnya ((A*B)/C)+D

2. Ubah notasi prefix ke postfix : +/*ABCD : Cara : (cari opertor dimulai dari operan terkanan sbb ): a) Cari perator ke 1: yaitu *, lalu ambil dua operand sebelumnya , yaitu : A dan B, sehingga hasilnya AB* b) Cari operator ke 2: yaitu : /, lalu ambil dua operan sebelumnya AB* dan C, sehingga hasilnya AB*C/ c) Cari operataor ke 3: +, lalu ambil dua operan sebelumnya AB*C dan D, sehingga hasilnya AB*C/D+

3. Ubah notasi postfix ke infix : ABCD*/Cara : (cari opertor dimulai dari operan terkiri sbb ): a) Cari operator ke 1: yaitu *, lalu ambil dua operan sebelumnya , yaitu : C dan D, sehingga hasilnya (C*D) b) Cari operator ke 2: yaitu : /, lalu ambil dua operan sebelumnya B DAN (C*D) , sehingga hasilnya (B/(C*D)) c) Cari operataor ke 3:-, lalu ambil dua operan sebelumnya A DAN (B/(C*D)) , sehingga hasilnya (A-(B/(C*D))

4. Ubah notasi postfix ke prefix : ABCD*/Cara : (cari opertor dimulai dari operan terkanan sbb ): a) Cari operator ke 1: yaitu *, lalu ambil dua operan sebelumnya , yaitu : C dan D, sehingga hasilnya *CD b) Cari operator ke 2: yaitu : /, lalu ambil dua operan sebelumnya B DAN *CD , sehingga hasilnya /B*CD c) Cari operataor ke 3: -, lalu ambil dua operan sebelumnya A DAN /B*CD , sehingga hasilnya A/B*CD

5. Contoh nilai postfix menggunakan tumpukan : Notasi infix : 2-4*3+1 , diubah ke postfix : 243*-1+ 2 4 4 2 2 3 3 4 2 * Op 2 12 Op 2 2 Op 1 -10 1 1 -10 + Op 2 Op 1 -9

Op 1

Algoritmanya : 1. Buatlah tumpukan kosong 2. ulangi langkah sampai elemen habis. a. Ambil elemen satu persatu b. Jika elemen itu adalah operan, masukkan ke dalam tumpukan dan jika operator maka keluarkan dua nilai teratas dari tumpukan (op 1) dan (op 2), lalu hitung dengan operator tersebut. Hasilnya dimasukkan ke tumpukan (jika tidak ada 2 operan dalam tumpukan, maka ada kesalahan pada notasi tersebut. 3. Bila elemen dari notasi tersebut habis, maka nilai yang tertinggal (teratas dalam tumpukan)

6. Contoh nilai prefix menggunakan tumpukan : Notasi infix : 2-4*3+1 , diubah ke prefix : +-2431

3 3 1 1

4 4 3 1

* Op 1

2 2 12 Op1 12 1 Op 2 1

+ -10 1 Op 1 Op 2 -9

Op1 Op 2

Op2

Op1=operand ke 1(kiri). Op2=operand kekanan (kanan) Algoritmanya : 1. Buat tumpukan kosong 2. Ulangi langkah berikut sampai elemen habis a. ambil elemen satu persatu dari aritmatika b. Jika elemen itu adalah operan, masukkan kedalam tumpukan dan jika operator maka keluarkan dua nilai teratas dari tumpukan ( (op1, op2) , kebalikan dari postfix), lalu hitung dengan opeartor ybs. Hasilnya dimasukkan ke tumpukan (jika tidak ada operan dalam tumpukan maka ada kesalahan pada notasi tersebut)

2. ANTRIAN ( QUEUE ) a) Suatu kumpulan antrian data dimana penambahan elemen hanya bisa dilakukan pada satu ujung (=Rear/sisi belakang ) dan penghapusan (pengambilan elemen dilakukan lewat ujung lain (front = sisi depan). b) Menggunakan prinsip FIFO ( first in fisrt out), artinya yang pertama masuk itu yang akan pertama dikeluarkan.

Implementasi antrian dengan array / larik :


Operasi dalam antrian : 1) Mengambah elemen baru yang akan ditempatkan di bagian belakang antrian 2) Menghapus elemen yang terletak dibagian depan antrian A KELUAR DEPAN B C D MASUK

BELAKANG

A KELUAR

E MASUK

Proses tambah elemen

C KELUAR

E
MASUK Proses hapus elemen

Contoh : a) Penjualan karcis kereta, bioskop b) Penjadwalan pemakaian printer atau cpu pada client server c) Penyimpanan barang di apotek Operasi dasar pada antrian : 1) Createqueue(Q) adalah membuat antrian baru Q dengan jumlah elemen kosong 2) Makenull(Q) adalah mengosongkan antrian Q, jika ada elemen maka semua elemen dihapus 3) Empty Q adalah antrian kosong 4) fullQ adalah antrian penuh 5) tambahQ(X,Q) adalah mengeluarkan elemen depan pada antrian Q

Ilustrasi operasi TAMBAHQ dan AMBILQ terhadap antrian : NO 1. 2. 3. 4. OPERASI CREATEQ(Q) TAMBAHQ(a,Q) TAMBAHQ(b,Q) TAMBAHQ(c,Q) ISI ANTRIAN KOSONG a ab abc DEPAN 0 1 1 1 BELAKANG 0 1 2 3

5. 6.
7. 8. 9. 10.

AMBILQ(Q,x) TAMBAHQ(d,Q)
TAMBAHQ(e,Q) AMBILQ(Q,x) AMBILQ(Q,x) AMBILQ(Q,x)

bc bcd
bcde cde de e

2 2
2 3 4 5

3 4
5 5 5 5

Apa yang terjadi apabila AMBILQ (Q,X) sebanyak dua kali lagi? Terjadi underflow, artinya antrian kosong tidak ada elemen yang dapat di ambil. Apa yang terjadi apabila TAMBAHQ(X,Q) sebanyak sepuluh kali lagi, jika kapasitas antrian adalah 5 lagi? Terjadi overflow, artinya antrian penuh tidak ada elemen yang dapat dimasukkan ke dalam antrian. Pada proses TAMBAHQ harus diperiksa apakah jumlah elemen sudah maksimum atau tidak, jika sudah maka overflow, sedangkan AMBILQ antrian harus diperiksa apakah ada elemen yang hendak dikeluarkan atau tidak, jika tidak ada maka underflow.

LINKED LIST

Link list ( daftar berkait / senarai berantai ) Perbedaannya array dengan linked list:
Array Variabelnya statis Penambahan/penghapusan Data terbatas Random access Penghapusan array tidak Mungkin Linked list Variabelnya dinamis Penambahan/penghapusan Tidak terbatas Sequential access Penghapusan linked list mudah

Link list ( daftar berkait / senarai berantai ) Adalah : Pengolahan memory secara dinamis artinya tidak perlu mengalokasikan memori lebih awal secara tetap. Suatu simpul (node) yang menunjuk ke simpul lain / berikutnya di dalam suatu Urutan. Adalah suatu simpul (node) yang dapat berupa suatu struktur data record. Adalah suatu node minimal yang harus mempunyai 2 komponen : 1. 1 atau lebih filed yang berisi data di daftar berkait 2. 1 atau lebih field berupa pointer yang menunjuk ke node lainnya. Field yang berupa poinnter ini disebut kait( link). node link node link node link

You might also like