You are on page 1of 27

KEORGANISASIAN HIMPAUDI

OLEH RUDIYANTO*)

*) WAKIL KETUA (BID. ORGANISASI) PW HIMPAUDI JABAR


KETUA KPAI DAERAH KOTA BANDUNG DOSEN PGPAUD UPI

PENGERTIAN
1. HIMPAUDI adalah suatu organisasi independen dan legal yang menghimpun unsur pendidik dan tenaga kependidikan anak usia dini. 2. Pendidik anak usia dini adalah tenaga yang berperan menjadi panutan, pembimbimg, pengasuh, dan fasilitator bagi anak usia dini. 3. Tenaga kependidikan adalah pengelola, pemerhati, pakar, praktisi dan masyarakat umum lainnya yang melaksanakan program PAUD.

TUGAS POKOK HIMPAUDI


1. Mensosialisasikan pentingnya pendidikan anak usia dini yang

berkualitas kepaada semua lapisan masyarakat.


2. Melakukan pembinaan dan pengembangan organisasi secara

berjenjang.
3. Menampung, memperjuangkan, dan mewujudkan aspirasi para

pendidik dan tenaga kependidikan anak usia dini.


4. Memfasilitasi pengembangan profesi pendidik dan tenaga

kependidikan anak usia dini.

Beberapa Kebijakan Tata Kelola Organisasi PW HIMPAUDI Prov. Jabar


1. Pedoman teknis pembentukan, pelantikan, dan orientasi PC

Kecamatan HIMPAUDI.
2. Pedoman teknis pembentukan, pelantikan, dan orientasi PD

Kab/Kota HIMPAUDI.
3. Juklah Resufle / penyempurnaan kepengurusan PW dan jajaran

PD/C HIMPAUDI se-Jawa Barat.

PEMBENTUKAN
1.

PD HIMPAUDI melakukan identifikasi terhadap beberapa pihak yang dianggap potensial dan melakukan koordinasi dengan unsur Dinas Pendidikan untuk membentuk HIMPAUDI Kecamatan, Baik dari unsur Pendidik maupun Tenaga Kependidikan. PD HIMPAUDI melakuka sosialisasi profile dan konstitusi HIMPAUDI dengan pihak-pihak yang telah teridentifikasi untuk memberikan pemahaman dan motivasi. PD HIMPAUDI menentukan atau menetapkan seseorang atau beberapa orang dari pihak yang teridentifikasi baik dari unsur Pendidik maupun Tenaga Kependidikan untuk diberikan Mandat Pembentuka secara resmi. Penentuan atau penetapan nama Pemegang Mandat Pembentukan didasarkan atas respons kesediaan atau kesanggupan dan/atau kesepakatan diantara pihak-pihak yang teridentifikasi.

2.

3.

4.

5. Pemegang Mandat Pembentukan resmi melaksankan tugasnya untuk melakukan konsolidasi pembentukan pengurus HIMPAUDI setelah menerima Surat Mandat 6. Pemegang Mandat Pembentukan melaksanakan tugasnya sesuai waktu yang telah ditetapkan dalam surat Mandat atau selama-lamanya 4 (empat) bulan setelah Surat Mandat diterima. 7. Dalam melaksanakan tugasnya, Pemegang Mandat Pembentukan berpijak pada AD/ART HIMPAUDI, Pedoman Pembentukan HIMPAUDI, ketentuan-ketentuan organisasi lainnya yang mengutamakan permusyawaratan yang mengakomodasi berbagai pihak, baik dari unsur Pendidik maupun Tenaga Kependidikan serta memperhatikan waktu penyelesaian tugas pembentukan.

8. Apabila Pemegang Mandat Pembentukan tidak dapat menyelesaikan tugas sesuai waktu yang ditentukan maka Pemegang Mandat Pembentukan harus segera melapor dan mengajukan perpanjangan waktu kepada pemberi mandat dan apabila hal ini tidak dilakukan maka mandat bagi yang bersangkutan dinyatakan batal dan Mandat Pembentukan dapat dialihkan atau diberikan kepada pihak lain. 9. Susunan kepengurusan hasil pembentukan Pemegang Mandat tersebut harus segera dilaporkan dan dikonsultasikan kepada pemberi mandat untuk selanjutnya mendapatkan pengesahan.

SYARAT-SYARAT PEMBENTUKAN
Dalam melaksanakan pembentukan HIMPAUDI Kecamatan, Pemegang Mandat Pembentukan harus benar-benar berpijak pada syarat-syarat pembentukan, diantaranya yaitu;
1.Belum terbentuknya kepengurusan HIMPAUDI di wilayah yang

bersangkutan.
2.Calon pengurus terdiri dari unsur pendidik dan tenaga kependidikan

yang memiliki komitmen dan dedikasi yang tinggi terhadap pendidikan anak usia dini.

3. Dasar pembentukan HIMPAUDI bersifat independen, semata-

mata untuk kepentingan Pendidikan Anak Usia Dini dan bukan merupakan perpanjangan tangan bagi kepentingan lainnya. 4. Semua atribut dan identitas organisasai mengikuti acuan dari HIMPAUDI Pusat, termasuk persyaratannya.

PELANTIKAN
1. Pengurus Cabang HIMPAUDI dinyatakan resmi menjalankan

tugasnya setelah dilantik oleh pengurus Pengurus Daerah HIMPAUDI dengan surat keputusan dan disaksikan oleh pejabat daerah setempat.
2. Acara pelantikan pengurus dilaksanakan selambat-lambatnya 45

(empat puluh lima) hari setelah Surat Keputusan Pengesahan susunan kepengurusan diterbitkan oleh pengurus daerah.
3. Apabila sampai dengan batas waktu yang ditentukan

sebagaimana ketentuan ayat 2 (dua) pelantikan tidak dapat dilaksanakan maka pengurus cabang dapat langsung menjalankan tugasnya setelah melapor dan berkonsultasi dengan pengurus daerah.

4. Acara pelantikan hendaknya dilaksanakan dengan menekankan

pada kehidmatan dan tidak perlu berlebih-lebihan.


5. Pelaksanaan pelantikan Pengurus Cabang dapat digabung /

bersamaan / kolektif beberapa atau semua cabang di wilayah administratif Pengurus Daerahnya. 6. Pelaksanaan prosesi pelantikan difasilitasi oleh sebuah kepanitiaan atau tim teknis yang ditunjuk dan bertanggungjawab kepada Pimpinan Pengurus Cabang.

POKOK-POKOK SUSUNAN ACARA PELANTIKAN


Pokok-pokok susunan acara pelantikan Pengurus Cabang HIMPAUDI adalah sebagai berikut ;
1.Pembukaan 2.Pembacaan Surat Keputusan pengesahan susunan kepengurusan

oleh fungsionaris pengurus daerah.


3.Pengucapan Ikrar yang dipimpin oleh calon ketua pengurus. 4.Kata-kata pelantikan dari Ketua / Fungsionaris pengurus daerah

yang akan melantik

5. Penandatanganan Berita Acara Pelantikan disaksikan oleh pejabat

Daerah
6. Penyerahan Pataka HIMPAUDI oleh Ketua/Fungsionaris pengurus

daerah yang melantik kepada ketua pengurus cabang yang dilantik.


7. Ucapan selamat kepada seluruh anggota pengurus cabang yang

dilantik 8. Penutup

ORIENTASI
1. Pelaksanaan orientasi fungsionaris Pengurus Cabang

HIMPAUDI adalah Pengurus Cabang HIMPAUDI yang telah dilantik


2. Peserta orientasi fungsionaris Pengurus Cabang HIMPAUDI

adalah seluruh fungsionaris Pengurus Cabang HIMPAUDI yang telah dilantik dan Penasehatnya.
3. Orientasi fungsionaris Pengurus Cabang HIMPAUDI

dilaksanakan setelah digelarnya prosesi pelantikan atau selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah dilantik.

POKOK-POKOK MATERI
Pokok-pokok materi orientasi fungsionaris Pengurus Cabang HIMPAUDI diantaranya adalah ;
1.Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga HIMPAUDI 2.Program Kerja HIMPAUDI Pusat, Wilayah dan Daerah. 3.Sejarah berdirinya HIMPAUDI. 4.Tata Kerja dan Atribut HIMPAUDI

5. Pedoman organisasi dan ketentuan-ketentuan lainnya baik yang

ditetapkan oleh PP, PW maupun PD


6. Kebijakan pemerintah c.q Depdiknas dan Pemerintah Daerah c.q

Dinas Pendidikan tentang pendidikan khususnya PAUD.


7. Dasar-dasar manajemen /administrasi organisasi.

8.

Kepemimpinan.

RESHUFLE/ PAW
1. Reshufle / Penyempurnaan Kepengurusan adalah Penggantian Antar

Waktu yang meliputi; Pemberhentian, Pengisian Jabatan Lowong melalui Promosi dan Pengangkatan serta Rotasi Penyegaran melalui Mutasi.
2. Reshufle / Penyempurnaan Kepengurusan dilakukan apabila salah

satu atau beberapa pengurus yang oleh karena sebab-sebab tertentu dinyatakan tidak aktif / berhalangan tetap.
3. Reshufle / penyempurnaan Kepengurusan diusahakan tidak lebih

dari sekali dalam satu rentang waktu periode kepengurusan

4.

Yang dimaksud denga sebab-sebab pengurus yang dinyatakan tidak aktif/ dan atau tidak peduli terhadap organisasi dan atau berhalangan tetap adalah : a. Meninggal dunia, atau b. Pengurus yang bersangkutan mengundurkan diri dari kepengurusan HIMPAUDI dengan menyatakan secara lisan dan atau tertulis, atau c. Tidak menghadiri Rapat Pleno Pengurus HIMPAUDI pada tingkatannya sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan, atau d. Tidak aktif selama 4 (empat) bulan berturut-turut tanpa pemberitahuan dan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan Yang dimaksud penggantian Antar waktu adalah penggantian seorang atao beberapa orang pengurus dalam suatu periode kepengurusan yang sedang berjalan. Yang dimaksud dengan pemberhentian yaitu penetapan seseorang atau beberapa orang untuk diberhentikan dari jabatan tertentu di kepengurusan HIMPAUDI pada tingkatannya, oleh karena sebab-sebab tertentu sebagaimana ketentuan ayat 4.

5.

6.

7.

Yang dimaksud dengan Pengisian Jabatan Lowong yaitu penetapan seseorang atau beberapa orang dalam jabatan tertentu pada kepengurusan HIMPAUDI yang dinyatakan lowong, baik melalui promosi ataupun pengangkatan. Yang dimaksud dengan Rotasi penyegaran adalah peralihan bidang tugas/ mutasi seseorang atau beberapa orang pada bidang tugas lain yang sederajat sesuai minat dan atau kemempuannya. Yang dimaksud dengan Promosi yaitu penetapan seseorang atau beberapa orang pengurus untuk diangkat dalam rangka mengisi jabatan lowong yang lebih tinggi kedudukannya dari jabatannya sebelum proses Reshufle/ Penyempurnaan Kepengurusan.

8.

9.

10. Yang dimaksud dengan Pengangkatan adalah pengangkatan atau

penetapan personil baru untuk diangkat menjadi anggota kepengurusan dan/ atau menisi jabatan lowong dalam rangka Reshufle / Penyempurnaan Kepengurusan.

PROSEDUR/MEKANISME
1. Prosedur dan mekanisme Penggantian Antar Waktu yang

meliputi; Pemberhentian, Jabatan Lowong, Promosi, Pengangkatan dan Rotasi Penyegaran/ Mutasi perlu ditetapkan melalui keputusan organisasi menurut tingkatannya.
2. Khusus untuk Pemberhentian dari jabatan kepengurusan harus

dibicarakan dan diputuskan melalui Rapat Pleno Pengurus HIMPAUDI sesuai tingkatannya.
3. Jabatan dinyatakan lowong jika fungsionaristerkena ketentuan

pasal 1 ayat 4 Petunjuk Pelaksanaan ini dan usul pemberhentiannya disetujui Rapat Pleno Pengurus HIMPAUDI pada tingkatannya.

PENETAPAN HASIL/ SK
1. Reshufle / Penyempurnaan Kepengurusan Pengurus Cabang

HIMPAUDI tingkat Kecamatan ditetapkan oleh Pengurus Cabang HIMPAUDI tingkat Kecamatan setelah berkonsultasi dengan Penasehat HIMPAUDI tingkat Kecamatan
2. Hasil Resufle / Penyempurnaan Kepengurusan Tersebut harus

segera dilaporkan kepada Pengurus Daerah HIMPAUDI tingkat Kota / Kabupaten untuk selanjutnya mendapatkan pengesahan.

3. Pengesahan Resufle / Penyempurnaan Kepengurusan Pengurus

Cabang HIMPAUDI tingkat Kecamatan oleh Pengurus Daerah HIMPAUDI tingkat Kota/ Kabupaten dan tembusannya disampaikan kepada Pengurus Wilayah HIMPAUDI Propinsi Jawa Barat
4. Hasi Resufle / Penyempurnaan Kepengurusan yang sudah di sahkan

oleh Pengurus Daerah HIMPAUDI tingkat Kota /Kabupaten agar diberitahukan kepada Pembina dan Penasehat HIMPAUDI Kecamatan serta Satuan Penyelenggara PAUD se-Kecamatan oleh Pengurus Cabang HIMPAUDI Kecamatan.

CONTOH PENGELOLAAN KEUANGAN

KWITANSI
1. Pembelian sampai dengan Rp 250.000,- kwitansi tidak memakai

materai
2. Pembelian dari Rp 250.000,- s/d Rp 1.000.000,- kwitansi dibubuhi

materai Rp 3.000,3. Pembelian diatas Rp 1.000.000,- kwitansi dibubuhi materai Rp 6.000 disertai Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan dilampiri faktur pajak standar

4. Pembelian diatas Rp 5.000.000,- ke atas disamping kwitansi,

NPWP dan faktur pajak juga harus dilengkapi dengan : a. Kontrak /Surat Perintah Kerja (SPK) Pengadaan Barang/jasa b. Berita Acara Pemeriksaan Barang c. berita Acara Serah Terima Barang d. Pakta Integritas e. Jaminan Bank dan Keterangan Bank f. Surat Setoran Pajak

You might also like