You are on page 1of 2

Abdullah Gymnasytiar Cermin diri tatkala kudatangi sebuah cermin tampak sesosok wajah yang telah kukenal dan

sangat sering kulihat namun aneh, sesungguhnya aku belum mengenal siapa yang aku lihat tatkala kutatap wajah hatiku bertanya apakah wajah ini yang kelak akan bercahaya, bersinar disurga sana ataukah wajah ini yang akan hangus legam di neraka jahanam tatkala kutatap mata, nanar hatiku bertanya mata inikah yang akan menatap penuh kelezatan dan kerinduan menatap Allah, menatap Rosulullah, menatap kekasih-keaksih allah kelak ataukah mata ini yang akan terbeliat, melotot, menganga, terburai menatap neraka jahanam akankah mata yang penuh maksiat ini akan menyelamatkan wahai mata, apa gerangan yang kau taap selama ini tatkala kutatap mulut apakah mulut ini yang kelak akan mendesah peneuh kerinduan mengucaop laailaahaillallah, saat sakaratul maut menjemput ataukah menjadi mulut menganga dengan lidah menjulur yang meleking dengan jeritan pilu yang akan mecopot sendi-sendi setiap pendengar ataukah mulut ini menjadi pemakan buah jakun jahanam yang getir, penghangus, penghancur setiap usus apakah gerangan yang engkau ucapkan wahai mulut yang malang berapa banyak dusta yang engkau ucapkan berapa banyak hati-hati yang remuk dengan pisau kata-katamu yang mengiris tajam berapa banyak? berapa banyak kata kata manis-manis madu yang palsu yang kau ucapkan untuk menipu betapa jarang engkau jujur betapa langka engkau syahdu momohon agar tuhan mengampunimu tatkala kutatatap tubuhku apakah tubuh ini kelak yang akan penuh cahaya, bersinar, bersuka cita, bercengkerama di surga atau tubuh yang akan tercabik-cabik, hancur, mendidih di dalam lahar, membara, terpasung tanpa ampun, dertia yang tak pernah berakhir wahai tubuh berapa maksiat yang engkau lakukan berapa banyak orang-orang yang kau dzolimi dengan tubuhmu berapa banyak hamba-hamba allah yang lemah yang kau tindas dengan kekuatanmu berapa banyak beribu pertolongan yang engkau acuhkan tanpa peduli padahal engkau mampu berapa banyak hak-hak yang engkau rampas wahai tubuh seperti apa gerangan isi hatimu apakah isi hatimu sebagus kata-katamu atau sekotor daki-daki yang melekat ditubuhmu apakah hatimu segagah ototmu

atau selemah daun daun yang mudah rontok apakah hatimu seindah penampilanmu atau sebusuk kotoran-kotoranmu betapa beda, betapa beda apa yang tampak di cermin dengan apa yang tersembunyi aku, aku telah tertipu aku tertipu oleh topeng betapa yang kulihat selama ini hanyalah topeng hanyalah topeng belaka betapa pujian yang terhambur hanyalah memuji topeng betapa yang indah hanyalah topeng sedangkan aku hanya seonggok sampah busuk yang terbungkus aku tertipu aku malu Ya Allah aku malu Allah, selamatkan aku ya Allah Allah, selamatkan aku selamatkan aku amin ya robbal alamin

You might also like