You are on page 1of 2

A.

Bahan Galian Industri


Bahan Galian Industri adalah bahang galian yang dimanfaatkan untuk

indstri seperti asbes,aspal, bentonit, batugamping, dolomite, diatomae, gypsum, halit, talk, kalolin, zeolit, dan tras. Bahan galian industri termasuk salah satu produk industri hulu (pertambangan) yang memberi kontribusi pada industri manufaktur dan konstruksi sebagai pengguna utama. Bahan galian indsutri dibagi menjadi enam kelompok. Kelompok satu berkaitan dengan batuan sedimen dimana didalamnya dibagi menjadi sub kelompok A yaitu batugamping, sub kelompok B yaitu batuan sedimen lainnya, dan posfat, rijang dan gypsum. Kelompok dua berkaitan dengan batuan gunung api, kelompok tiga berkaitan dengan intrusi plutonik batuan asam dan ultra basa, kelompok empat berkaitan dengan batuan endapan residu dan endapan letakan, kelompok lima berkaitan dengan proses ubahan hidrothermal, dan kelompok enam berkaitan dengan batuan metamorf.

B.

Semen
Semen merupakan hasil industri dengan bahan baku utama batu

gamping. Dimana batu gamping ini dicampur dengan lempung (tanah liat) atau bahan pengganti lainnya yang nantinya menghasilkan produk berupa padatan berbentuk bubuk. Batu gamping atau Kalsium Oksida dan lempung yang mengandung Silika Oksida, Aluminium Oksida, Besi Oksida, dan Magnesium Oksida, keduanya dibakar sampai meleleh dan dicampur dengan gips. Semen merupakan komoditi strategis karena peranannya sebagai komponen pembangunan fisik misalnya kebutuhan untuk membuat beton, pondasi, untuk merekatkan bata, keramik, batu alam, melicinkan dinding, dan juga membentuk relief. Selain itu juga digunakan untuk infrastruktur seperti perumahan, gedung-gedung, pelabuhan, jalan, jembatan,pelabuhan, tiang listrik, dan lain-lain. Semen memiliki kandungan kimia sebagai berikut : - Trikalsium Silikat - Dikalsium Silikat - Trikalsium Aluminat - Tetrakalsium Aluminofe - Gypsum

Langkah produksi semen dimulai dari awal yaitu penggalian, material yang penting yaitu material kaya akan kapur dan material yang mengandung tanah liat. Kedua adalah langkah penghancuran disini bertujuan untuk memperkecil ukuran material hasil galian sebelumnya. Ketiga pencampuran awal dengan menggunakan alat analisis on-line untuk menentukan komposisi tumpukan bahan. Keempat adalah penghalusan dan dilanjutkan dengan pencampuran bahan baku. Setelah itu lalu di lakukan pembakaran dan pendinginan memakai klinker, dan terakhir penghalusan. Jenis-jenis semen yang beredar di Indonesia yaitu semen Portland yang disebut juga semen abu-abu, semen portland dibagi menjadi lima tipe yaitu : Semen Portland jenis umum, yaitu jenis semen Portland untuk penggunaan dalam konstruksi beton secara umum yang tidak

memerlukan sifat-sifat khusus. Semen jenis umum dengan perubahan-perubahan, yaitu jenis semen yang tahan terhadap sulfat dan panas hidrasi sedang. Semen Portland dengan kekuatan awal tinggi. Jenis ini untuk membangun struktur bangunan yang menuntut kekuatan tinggi atau cepat mengeras. Semen Portland dengan panas hidrasi yang rendah. Jenis ini khusus untuk penggunaan panas hidrasi serendah-rendahnya. Semen Portland tahan sulfat. Jenis ini merupakan jenis khusus untuk digunakan pada bangunan yang terkena sulfat seperti di tanah, atau di air yang tinggi kadar alkalinya. Ada juga yang disebut dengan semen putih, semen ini lebih murni daripada semen abu yang fungsinya sebagai pengisi bahan utamanya dari kalsit. Ketiga semen sumur minyak yaitu semen khusus yang digunakan dalam proses pengeboran minyak bumi dan gas alam baik di darat maupun lepas pantai. Terakhir adalah Mixed and Fly Ash Cement yaitu semen abu dengan Pozzolan buatan (fly ash). Pozzolan buatan merupakan hasil sampingan dari pembakaran batubara yang mengandung amorphous silika, aluminium oksida, besi oksida, dan oksida lainnya dalam berbagai variasi jumlah. Semen ini digunakan sebagai campuran untuk membuat beton, sehingga menjadi lebih keras.

You might also like