You are on page 1of 4

Daniel / 2009620080 / F

TUGAS MIKROBIOLOGI INDUSTRI


Simbiosis Mutualisme
Simbiosis mutualisme merupakan interaksi antara dua organisme/sesama makhluk hidup yang hidup berdampingan yang saling menguntungkan, dan bersifat sangat spesifik (khusus) dan salah satu populasi anggota simbiosis tidak dapat digantikan perannya oleh spesies lain yang mirip. Simbiosis antara dua jenis organisme ini terjalin karena satu diantara makhluk hidup tersebut biasanya memerlukan makhluk hidup lain untuk mempertahankan kehidupannya ataupun untuk berkembang biak.Contoh simbiosis mutualisme antara lain, hubungan antara lebah dengan tumbuhan berbunga, ikan hiu dengan ikan remora, serta burung jalak dengan kerbau. Sedangkan dalam bidang mikrobiologi, simbiosis mutualisme merupakan asosiasi antara dua /populasi mikroba yang keduanya saling tergantung dan sama-sama mendapat keuntungan. Contoh simbiosis mutualisme dalam bidang mikrobiologi antara lain, bakteri Rhizobium sp. yang hidup pada bintil akar tanaman kacang-kacangan, bakteri Eschereria coli yang hidup di kolon (usus besar) manusia/ hewan.

Rhizobium sp.

Rhizobium berasal dari dua kata yaitu Rhizo yang artinya akar dan bios yang berarti hidup. Rhizobium sp. merupakan bakteri gram negative yang bersifat aerob, tidak berspora, berbentuk batang dengan ukuran sekitar 0,50,9 m x 1,23 m, koloninya berwarna putih dan berbentuk sirkular.Bakteri ini termasuk dalam famili Rhizobiaceae, dan banyak terdapat di dalam daerah perakaran tanaman legume dan membentuk hubungan simbiotik inang khusus. Bakteri Rhizobium merupakan bakteri yang mudah tumbuh dalam medium pembiakan organik pada suhu kamar dan pH 7,0 7,2. Rhizobium adalah salah satu contoh kelompok bakteri yang berperan sebagai penyedia unsur hara bagi tanaman.Rhizobium legumerum merupakan bakteri nitrogen yang hidup bersimbiosis dengan tanaman polong-polongan.Bila bersimbiosis dengan tanaman legume, kelompok bakteri ini akan menginfeksi akar tanaman legume, dikarenakan bakteri Rhizobium tidak dapat menghidrolisis selulosa, maka Rhizobium menginfeksi tanaman melalui ujung-ujung bulu akar yang tidak berselulosa dan membentuk bintil akar didalamnya. Rhizobium sp. merupakan bakteri fiksasi nitrogen yang hidup di dalam tanah dan bersimbiosis dengan akar tanaman polong-pologan/legume serta bersifat spesifik, satu spesies Rhizobium cenderung membentuk nodul akar pada satu spesies tanaman legume saja.Rhizobium hanya dapat memfiksasi nitrogen atmosfer bila berada di dalam bintil akar dari mitra legumenya.Peranan Rhizobium terhadap pertumbuhan tanaman khususnya berkaitan dengan masalah ketersedian nitrogen bagi tanaman inangnya.
1

Daniel / 2009620080 / F Fenomena fiksasi nitrogen atmosfer dikenal sebagai diazotrofi (diazotrophy) atau penambatan nitrogen secara biologis (biological nitrogen fixation) sehingga mikrobia yang mampu melakukan fiksasi nitrogen disebut sebagai diazotrof (diazotroph) atau penambat nitrogen. Simbiosis antara Rhizobium dengan legume dicirikan oleh pembentukan struktur bintil akar pada tanaman inang (legume). Bila akar dibelah, didalamnya akan tampak warna kemerahan bila bagian ini ditekan maka akan keluar cairan kemerahan. Warna merah pada bintil akar disebabkan oleh adanya pigmen yang disebut Leghemoglobin (LHb) yang mengandung besi.Leghemoglobin hanya ditemukan pada bintil akar yang sehat, sedangkan tanaman yang tidak sehat mempunyai bintil akar berwarna putih karena tidak mempunyai LHb sehingga penambatan nitrogen tidak dapat terjadi pada bintil akar yang tidak sehat semacam itu.LHb berada diluar membran bakteroid.Penelitian menunjukkan bahwa membran bakteroid berperan dalam memisahkan bakteroid dari sistem penyangga oksigen.Konsentrasi LHb dapat digunakan untuk memperkirakan efisiensi bintil akar dalam penambatan nitrogen. Pembentukan bintil akar diawali dengan sekresi produk metabolisme tanaman ke daerah perakaran yang menstimulasi pertumbuhan bakteri.Secara umum tahap pembentukan bintil akar pada tanaman legume terjadi melalui beberapa tahapan, yaitu : 1. Pengenalan pasangan yang sesuai antara tanaman dengan bakteri yang diikuti oleh pelekatan bakteri Rhizobium pada permukaan rambut akar tanaman. 2. Invasi rambut akar oleh bakteri melalui pembentukan benang infeksi. 3. Perjalanan bakteri ke akar utama melalui benang infeksi. 4. Pembentukan sel-sel bakteri yang mengalami deformasi, yang disebut sebagai bakteriod, didalam sel akar tanaman. 5. Pembelahan sel tanaman dan bakteri sehingga terbentuk bintil akar. Pelekatan Rhizobium pada rambut akar dapat terjadi karena pada permukaan sel Rhizobium dan Bradyrhizobium terdapat suatu protein pelekat (adhesion) yang disebut sebagai rhicadhesin.Rhicadhesin adalah suatu protein pengikat kalsium yang berfungsi dalam pengikatan kompleks kalsium pada permukaan rambut akar. Disamping itu juga terdapat senyawa lain yang berperan dalam pengikatan bakteri yaitu lectin yang merupakan protein yang mengandung karbohidrat. Penetrasi awal sel bakteri ke dalam rambut akar dilakukan melalui ujung rambut akar. Setelah bakteri melekat, rambut akan menggulung yang disebabkan oleh senyawa yang dikeluarkan oleh bakteri yang disebut sebagai faktor Nod, selanjutnya bakteri memasuki rambut akar dan menginduksi pembentukan benang infeksi yang terkurung dalam selubung dari bahan seperti gum yang kemudian tumbuh kearah sel-sel akar. Faktor Nod yang dihasilkan oleh bakteri selanjutnya menstimulasi pembelahan selsel tanaman sehingga terbentuk bintil akar.Bintilbintil pada lapisan tersebut secara sekilas mirip dengan primordium akar lateral. Perkembangan bintil akar dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :

Daniel / 2009620080 / F 1. Konsentrasi nutrient anorganik 2. Suhu tanah (suhu sekitar 2530 derajat C, optimum untuk pembentukan bintil dan pada suhu yang lebih rendah atau jauh lebih panas pembentukan bintil akar akan terhambat). 3. Cahaya dan naungan (cahaya yang cukup banyak dapat meningkatkan jumlah bintil sedangkan naungan akan menurunkan berat bintil akar). 4. Konsentrasi karbondioksida (konsentrasi karbondioksida yang tinggi dapat meningkatkan jumlah bintil akar). 5. Ketersedian nitrogen di dalam tanah (konsentrasi nitrogen yang tinggi dapat mengurangi jumlah maupun berat bintil akar). Jangka waktu antara infeksi sampai dengan bakteri mampu memfiksasi nitrogensekitar 3-5 minggu.Selama periode tersebut kebutuhan karbohidrat, nutrien mineral dan asam amino disediakan oleh inang tanpa memperoleh keuntungan.Bakteri yang terdapat didalam akar kemudian tumbuh secara cepat dan mengalami perubahan bentuk/transformasi menjadi struktur bercabang yang dikelilingi oleh membran sel tanaman yang disebut membran peribakteroid yang ukurannya lebih besar daripada aslinya.Struktur bercabang tersebut disebut bakteroid. Transformasi ini berhubungan dengan sintesis leghemoglobin (LHb), nitrogenase dan enzim lain yang diperlukan untuk fiksasi nitrogen. Pengikatan nitrogen baru dapat terjadi setelah terbentuk struktur bakteroid. Jika tanaman mati maka bintil akar akan rusak sehingga bakteri terlepas keluar dari sel-sel akar tanaman. Bakteri Rizobium akan giat mengadakan fiksasi nitrogen pada tanah yang kandungan nitrogennya rendah dan akan berkurang pada tanah yang kandungan nitrogennya tinggi. Dalam proses fiksasi nitrogen, bakteri Rhizobium menggunakan enzim nitrogenase, dimana enzim ini akan menambat gas nitrogen di udara dan mengubahnya menjadi ammoniak yang kemudian membentuk senyawa nitrogen organik seperti glutamin, asamasam amino dan polipeptida dalam tanah tempat tanaman legume hidup, sehingga terjadi penambahan nitrogen yang dapat menambah kesuburan tanah. Rhizobum yang berasosiasi dengan tanaman legume mampu menyemat 100300 kg nitrogen /ha dalam satu musim dan meninggalkan sejumlah nitrogen untuk tanaman berikutnya dan mampu mencukupi 80% kebutuhan nitrogen tanaman legume dan meningkatkan produksi antara 10% - 25%. Seluruh proses fiksasi tersebut diatur oleh suatu gen NIF (nitrogenfixation) yang berbentuk menyerupai rantai dan berkelompok sertatidak terpencar kedalam sejumlah DNA (deoxyribonucleic acid) besar yang menyusun kromosom bakteri. Di antara bakteri yang bermanfaat, Rhizobiummerupakan bakteri yang paling banyak dimanfaatkansebagai pupuk hayati/ pupuk hijauseperti Crotalaria, Tephrosia, dan Indigofera.

Daniel / 2009620080 / F

Eschereria coli
Escherichia coli/E. coli, secara garis besar berasal dari Filum Proteobacteria, Kelas Gamma Proteobacteria, Ordo Enterobacteriales, Familia Enterobacteriaceae, serta Genus Escherichia. Secara morfologi Escherichia colimerupakan bakteri berbentuk batang pendek, bergerak aktif, tidak berspora serta salah satu jenis spesies utama bakterigram negatif.Pada umumnya, bakteri yang ditemukan pada tahun 1885 oleh Theodor Escherich ini dapat ditemukan dalam usus besar manusia/hewan tertentu. Escherichia coliyang terdapat dalam usus besar manusia umumnya berperan positif/ menguntungkan dalam tubuh manusia dengan cara membusukkan sisa-sisa makanan, menekan pertumbuhan spesies-spesies bakteri yang berbahaya dan membentuk vitamin B12 dan vitamin K yang penting dalam proses pembekuan darah dalam jumlah yang cukup banyak.Sedangkan fungsi E. coli dalam organ pencernaan hewan, seperti kuda, antara lain untuk membantu mencernakan selusosa rumput menjadi zat yang lebih sederhana agar dapat diserap oleh dinding usus . Selain itu juga E. coli banyak digunakan dalam teknologi rekayasa genetika, sebab struktur genetikanya yang sederhana dan mudah untuk direkayasa dan biasa digunakan sebagai vektor untuk menyisipkan gen-gen tertentu yang diinginkan untuk dikembangkan.E. coli dipilih karena pertumbuhannya sangat cepat dan mudah dalam penanganannya, dan merupakan jenis bakteri yang berperan dalam perkembangan bioteknologi.Sedangkan dalam Industri farmasi dan kimia bakteri E. coli dimanfaatkan dalam teknologi fermentasi dalam produksi obat-obatan (insulin, antiobiotik), selain itu E. coli juga digunakan sebagai indikator air yang tercemar dalam industri. Tetapi dengan terjadinya mutasi, beberapa jenis spesies E. coli menjadi bakteri merugikan, terutama pada tubuh manusia, antara lainEscherichiacoliO157,Escherichia coli ETEC, Escherichia coli EIEC, Escherichia coli EPEC, Escherichia coli EAEC, serta Escherichia coli EHEC yang mengakibatkan kram yang parah pada bagian perut dan diare yang pada awalnya berair tetapi kemudian mengandung banyak darah.

You might also like