You are on page 1of 7

1.

Sistem Informasi Sumber Daya Air


Penyelenggaraan dan Materi Informasi Untuk mendukung pengelolaan sumber daya air, pemerintah pusat maupun daerah melaksanakan tupoksinya sesuai dengan kewenangannya. Hal ini sesuai dengan pasal 65 ayat 1 UU no 7 tahun 2004. Pada hal ini yang dimaksud dengan sistem informasi sumber daya air adalah : kondisi hidrologis, hidrometerologis, kebijakan sumber daya air, serta kegiatan sosial yang mencakup dengan sumber daya air.

Contoh : o Kondisi hiodrologis ini menyangkut tentang curah hujan, debit sungai, dan tinggi muka air pada sumber mata air. o Kondisi hidrometerologis ini menyangkut tentang temperatur udara, kecepatan angin, dan kelembaban udara. o Kondisi hidrogeologis ini menyangkut tentang potensi air tanah dan kondisi akuifier atau lapisan pembawa air.

Sistem informasi sumber daya air harus tersebar dan dapat dikelola oleh berbagai institusi. Hal ini dilakukan agar dapat dikelola dan dimanfaatkan oleh pihak yang berkepentingan dengan sumber daya air. Dengan adanya pengelolaan yang baik dan bertanggung jawab maka akan mendapatkan keuntungan yang lumayan besar. Selain keuntungan yang bersifat materi, ekosistem air pun akan lebih terawat dan biota yang ada di dalamnya akan terlestarikan. Jaringan Informasi Seperti yang dikatakan di atas bahwa sumber daya air harus selalu dapat dikelola oleh berbagai institusi. Ini ditekankan karena agar sumber daya tersebut dapat menghasilkan efek timbal balik yang maksimal. Untuk mendatangkan hasil yang maksimal maka haruslah sumber daya air tersebut dapat diakses oleh berbagai pihak yang berkepentingan dan dapat bertanggung jawab penuh untuk mengolahnya. Untuk informasi yang akurat terkait tentang pemanfaatan sumber daya air informasinya dapat diperoleh di instansi

pemerintah, badan atau lembaga lain di masyarakat(sesuai pasal 66 UU no 7 th 2004). Informasi juga dapat diakses melalui internet, telepon, kunjungan langsung ke instansi yang bersangkutan. Pada pasal 66 ayat 3 mengatakan bahwa pemerintah pusat dan pemerintah daerah dapat membentuk unit pelaksana teknis daerah untuk menyelenggarakan kegiatan sistem informasi sumber daya air. Contohnya pemerintah membuat suatu lembaga yang menangani langsung tentang pengelolaan air di suatu kota atau kabupaten (PDAM).

Penyelenggara Informasi Dalam menyelenggarakan informasi pemerintah pusat dan pemerintah daerah sesuai dengan tupoksinya menyediakan informasi sumber daya air bagi semua pihak yag mempunyai kepentingan dalam bidang sumber daya air(pasal 67 ayat 1). Dalam pasal ini mengutarakan bahwa pemerintah akan selalu memberikan informasi yang update ke masyarakat agar dapat mengelolanya dengan benar dan sesuai prosedur. Biasanya pemerintah mengadakan acara seperti seminar, kegiatan studi, penelitian, pemberdayaan masyarakat. Setelah selesai acara tersebut perseorangan dari lembaga, instansi,organisasi, melaporkan hasil dari kegiatan tersebut kepada instansi pemerintah yang bertanggung jawab penuh di bidang sumber daya air. Semua instansi contohnya badan hukum organisasi, pengelola sumber daya air, badan hukum, organisasi, harus bertanggung jawab atas informasi yang disampaikan.

Pengelolaan Sistem Informasi Hidrologi, Hidrometerologi, dan Hidrologi Agar pengelolaan sistem informasi sumber daya air berjalan dengan baik maka haruslah mengelola sistem informasi hidrologi, hidromerologi, dan hidrogeologi wilayah sungai daerah kota sampai provinsi dilakukan dengan tepat guna. Kebijakan pengelolaa sistem informasi hidrologi dan yang lain ditetapkan oleh pemerintah atas usulan dewan sumber daya air nasional. Dalam menjalankannya dapat dilakukan dengan kerja sama dengan pihak lain. Pemerintah pelaksana teknis menjalankan kewajibannya dan itu sesuai dengan wewenangnya.

2. Pemberdayaan Masyarakat

Pada pasal 70 ayat 1 mengatakan bahwa pemerintah dan pemerintah daerah menyelenggarakan pembedayaan para pemilik kepentingan dan kelembagaan smberdaya air secara terencana dan sistematis untuk meningkatkan kinerja pengolahan sumber daya air. Jadi, pemerintah selalu memberikan dukungan dari belakang agar pelaksanaan dari pengolahan berjalan secara terstruktur dan terencana dengan baik. Dalam melakukan itu yaitu pemeliharaan, pelaksanaan, dan mengkonstruksi sumber daya air selalu melibatkan kelompok masyarakat. Kelompok masyarakat ini yang dimaksud adalah organisasi masyarakat yang memiliki kegiatan di bidang umber daya air ( contohnya adalah kelompok petani pemakai air untuk pengairan di sawahnya).

Dalam pelaksanaanya pebedayaan masyarakat selalu mengadakan pendidikan, pelatihan, penelitian, dan pengembangan

2.1 pendidikan khusus pengelolaan sumber daya air

Pada pasal 71 mengatakan bahwa menteri yang membidangi sumber daya air menetapkan standar pendidikan khusus dalam bidang sumber daya air. Yang dimaksud sebagai pendidikan khusus adalah bentuk pendidikan nonformal yang dan dilaksanalan dalam bidang sumber daya air, seperti kursus, pelatihan, dan bentuk nonformal lainnya.

2.2 penelitian dan pengembangan iptek

Penelitian dan pengembangan iptek dilakukan untuk mendukung dan meningkatkan kenerja pengelolaan sumber daya air. Menterin yang membidangi IPTEK, setelah memperoleh saran dari menteri yang membidangi sumber daya air, akan membuat kebijakan dalam rangka penelitian dan pengembangan yang diperlukan untuk IPTEK itu sendiri(pasal 72 ayat 2). Pada pelaksanaanya pemerintah akan berusaha menciptakan suasana yang kondusif untuk mendukung dan meningkatkan pelaksanaan penelitian dan pengembangan teknologi dalam bidang sumber daya air.

2.3 hak penemu dan temuan ilmu

Pemerintah akan memfasilitasi perlindungan hak penemu dan temuan ilmu pengetahuan dan inivasi teknologi dalam bidang sumber daya air sesuai dengan peraturan perundang undangan.

2.4 pendampingan dan pelatihan

Pendampingan dan pelatihan bidang sumber daya air ditujukan untuk pemberdayaan para pemilik kepentingan dan kelembagaan pada wilayah sungai. Pendampingan adalah upaya yang dilakukan oleh berbagai pihak untuk meningkatkan penyadaran, perilaku dan kemampuan melaui kegiatan advokasi, penyuluhan dan bantuan teknis dengan cara menempatkan dan menugaskan tenaga pendampingan masyarakat. Instansi pemerintah yang berkaitan dengan kegiatan pengelolaan sumber daya air wajib memberikan dukungan dan menjalin kerja sama untuk menjalankan kegiatan tersebut(pasal 74 ayat 3).

2.5 pengawasan

Demi berjalannya dan tercapainya pengelolaan sumber daya air diselenggarakan kegiatan pengawasan terhadap seluruh proses dan hasil pelaksanaan pengelolaan sumber daya air pada setiap wilayah sungai( yang dimaksud dengan kegiatan pengawasan dala ayat ini adalah mencakup pengamatan secara cermat atas praktik penyelenggaraan pengelolaan pengelola sumber daya air. Pemerintah pusat dan daerah sesuai dengan wewnang dan tanggung jawabnya melaksanakan pengawasan dengan melibatkan masyarakat. Masyarakat berperan dalam penyampaian laporan atau pengaduan kepada pihak yang berwenang. Dalam hal ini pemerintah menetapkan pedoman pelaporan dan pengaduan masyarakat dalam pengawasan sumber daya air.

2. Pola dan rencana pengelolaan Sumber daya air dikelola dan mengupayaka perencanaan, memantau, dan, mengevaluasi pengendalian daya rusak air. Pola pengelolaannya adalah kerangka dasar dalam merencanakan, melaksanakan,memantau, dan mengevaluasi, prinsip air, pendayagunaan sumbervdaya air, dan pengendalian daya rusak air. Prinsipnya adalah keterpaduan antara pemukaan air tanah srta keseimbangan antara upaya konservasi sumber daya air dan pendayagunaan sumber daya air. Pola pengelolaan sumber daya air dilakukan di wilayah sungai.

Penyusunan pola pengelolaan sumber daya air di wilayah sungau adalah: o Pola pengelolaan sumber daya air wilayah sungai lintas negara dan wilayah sungai strategis nasional di susun dengan memperhatikan kebijakan nasional sumber daya air dan kebijakan di tingkat provinsi atau kabupaten kota. o Pola pengelolaan sumber daya air wilayah sungai lintas provinsi disusun dengan memperhatikan kebijakan pengelolaan sumber daya air di tingkat provinsi terkait. o Pola pengelolaan di tingkat kabupaten dan kota disusun dengan memperhatikan kebijakan pengelolaan sumber daya air. o Pola pengelolaan di lintas kabupaten kota disusun dengan mempehatikan kebijakan pengelolaan ditingkat kab kota yang bersangkutan.

Muatan pola sumber daya air adalah : o Tujuan pengelolaan sumber daya air. o Dasar pertimbanganmelakukan pengelolaan sumber daya air. o Beberapa skenario pengelolaan sumber daya air . o Alternatif pilihan strategi pengelolaan sunber daya air untuk setiap skenario pengelolaan sumber daya air. o Langkah operasional untuk melaksanakan strategi pengelolaan sunber daya air.

You might also like