You are on page 1of 2

Nama NIM

: Encik Rosiana : 1105120645

Prodi pendidikan Biologi Teori Titik Tumbuh 1) Teori Sel ApikalHofmeister dan Nageli Tidak ada perbedaan khusus pada asal-usul jaringan apikal pada pucuk tumbuhan. Karena seluruh sel pada pucuk batang berawal dari satu sel tunggal. 2) Teori Histogen Johannes Ludwig Emil Robert von Hanstein (15 Mei 1822 27 Agustus 1880) Teori Histogen klasik yang diutarakan Hanstein pada 1868 menyatakan bahwa ada sejenis stratifikasi (=pengelompokan, keadaan yang bertingkatseperti pada kata strata sosial) pada ujung batang tumbuhan angiospermae. Hanstein menyatakan adanya bagian pusat tanaman yang diselimuti oleh beberapa lapisan yang tersusun rapi, yang saling menyelubungi dengan ketebalan yang konstan (misalnya lapisan X setebal 1 mm, maka lapisan X itu akan dan hanya akan setebal itu di seluruh bagian meristem apikal). Masing-masing lapisan dipercaya terdiri dari beberapa sel meristematis yang saling bertumpukan, yang terletak pada bagian paling pucuk dari batang. Beberapa tahun kemudian, interpretasi teori Hanstein terhadap peran masing-masing lapisan sudah tidak digunakan lagi, tapi konsep dasar tentang adanya lapisan meristem yang bertingkat pada ujung batang tetap digunakan. Berikut ringkasan teori histogennya Hanstein: Meristem primer terdiri dari 3 lapisan sel pembentuk jaringan, yaitu 1. Dermatogen (pembentukan epidermis), 2. Periblem (pembentukan korteks), dan 3. Plerom (pembentukan silinder pusat). 3) Teori Tunika KorpusSchmidt Sebagai kelanjutan dari konsep yang dikemukakan Hanstein, Buder dan para muridnya mengembangkan teori Tunika-Korpus. Berbeda dengan Hanstein yang mengemukakan tiga lapisan, Buder hanya megemukakan dua lapisan jaringan dalam teorinya, yaitu tunika yang terdiri dari satu atau lebih lapisan sel yang menyelimuti korpus atau jaringan pusat.

Schmidt, muridnya Buder, mengembangkan kembali teori ini. Dia menitik beratkan pada perbedaan dua lapisan ini. Dia menyampaikan ide bahwa perbedaan utama dari tunika dan korpus adalah perbedaan antara pertumbuhan dan pembelahan sel.

Pertumbuhan pada tunika, yang terjadi bersamaan dengan pertumbuhan melengkung batang, mengakibatkan perluasan permukaan tumbuhan, namun tidak berpengaruh pada ketebalan masing-masing lapisan. Bisa dilihat pada gambar di bawah. Pertumbuhan itu tidak mengakibatkan bagian ujung (paling atas) menjadi tipis dan bagian tepi jadi tebal. Model Tunika-Korpus dari meristem apikal. Lapisan epidermis [L1] dan subepidermis [L2] disebut tunika. [L3] disebut korpus. Sel-sel di L1 dan L2 membelah secara melengkung untuk menjaga lapisan-lapisan ini tetap terpisah satu sama lain. Sedangkan sel-sel L3 membelah dengan arah yang lebih random lagi. Sedangkan, pertumbuhan silinder pusat (korpus) bertitik berat pada pertambahan massa tumbuhan. Pertumbuhan pada jaringan ini cenderung tidak reguler, yang mengakibatkan pertambahan massa tumbuhan tidak konstan. Kadang cepat, kadang pelan. Kerjasama yang baik antara pertambahan luas permukaan oleh tunika dan pertambahan volume tumbuhan oleh korpus menghasilkan keserasian pertumbuhan pada tanaman. 4) Teori Haberlandt Menurut teori ini, meristem apical dibagi menjadi 4 daerah, antara lain : - Promeristem, merupakan daerah terujung dan selnya selalu membelah membentuk meristem baru. - Proderm, letaknya sesudah promeristem, yang nantinya akan tumbuh menjadi epidermis dan xylem sekunder. - Prokambium, terdiri dari beberapa lapis el bagian dalam dari protoderm yang nantinya akan tumbuh menjadi cambium pembentuk floem dan xylem sekunder. - Meristem dasar, terdiri dari beberapa lapis sel bagian dalam yang nantinya akan membentuk stele batang.

You might also like