Professional Documents
Culture Documents
Halusinasi adalah.. Hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan rangsangan interal (pikiran) dan rangsangan eksternal (dunia luar) Klien memberikan persepsi atau pendapat tentang ada objek atau lingkungan yang nyata, misalnya klien mengatakan mendengar suara padahal tidak ada orang yang bicara.
dan
tidak
dapat
Kecemasan meningkat melamun dan berpikir sendiri jadi dominan. Mulai merasakan adanya bisikan yang tidak jelas. Fase ketiga Bisikan, halusinasi semakin menonjol, menguasai dan mengontrol klien.klien menjadi terbiasa dan tidak berdaya terhadap halusinasinya. Fase Keempat Halusinasi berubah mengancam, dan menjadi suara,
2.Proses Terjadinya
OLEH :
DESI AGUSTINI
P17320306047
DEPARTEMEN KESEHATAN R.I POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG PROGRAM STUDI KEPERAWATAN BOGOR
Halusinasi?
Halusinasi berkembang melalui 4 fase : Fase pertama Klien mengalami stres, cemas, perasaan perpisahan, kesepian yang
memerintah
2008
Temani, cegah isolasi dan menarik diri. 6. Peran Serta Keluarga Dalam Merawat Klien Dengan Halusinasi Bantu mengenal halusinasinya Bina hubungan saling percaya. Diskusikan kapan muncul, situasi yang menyebabkan (jika sendiri), isi, frekuensi. Meningkatkan realitas Bicara tentang topik yang nyata, tidak mengikuti isi halusinasi. Buat kontak dengan Terima halusinasi tanpa mendukung dan menyalahkan . misalnya : saya percaya anda mendengar tetapi saya sendiri tidak mendengar. Beri untuk dan lemah kesempatan empati, lembut. Mencegah klien melukai diri Lakukan perlindungan. Kontrol kalen
4. Tanda-tanda Halusinasi
Menarik diri Tersenyum sendiri Duduk terpaku Bicara sendiri Memandang satu arah Menyerang Tiba-tiba marah Gelisah
5. Jenis Halusinasi
Halusinasi dengar Halusinasi penciuman Halusinasi raba Halusinasi kecap Halusinasi lihat
sendiri dan orang lain yang sering secara personal. Tingkatkan harga diri Identifikasi kemampuan klien dan beri kegiatan yang sesuai. Beri kesempatan klien untuk sukses dan beri pujian akan kesuksesan
jadwal jika
kegiatan klien
seharian tampak
untuk sedang
dan ketakutan