You are on page 1of 8

Kelompok IV Tugas Investasi Manajemen Keuangan Malam Dosen : Dr.

Agustinus Yohannes

Menilai Kinerja Reksa Dana Saham dengan Indeks Sharpe, Treynor dan Jensen
Pendahuluan Pada umumnya investor memilih melakukan investasinya di Bursa Efek. Namun investasi di saham mempunyai risiko loss yang cukup tinggi. Untuk itu investor perlu mencari alternatif investasi lain dalam bentuk portofolio yang berisi bermacam-macam investasi dengan tingkat risk yang berbeda-beda. Salah satu investasi ini adalah Reksa Dana (Mutual Fund). Reksa Dana adalah bentuk investasi yang dilakukan secara kolektif (bersama-sama), dan investasi ini dikelola oleh sebuah perusahaan manajemen investasi. Perusahaan manajemen investasi adalah perusahaan yang bekerja mengelola investasi nasabahnya. Menurut UU Pasar Modal pasal 1, Reksa Dana (investment fund/mutual fund) dapat diartikan sebagai suatu wadah yang dipergunakan untuk meghimpun dana dari masyrakat pemodal selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Adapun portofolio efek merupakan merupakan kumpulan (kombinasi) surat berharga atau efek yang dikelola. Kegiatan investasi Reksa Dana dapat ditempatkan pada bebagai instrumen efek, baik di pasar uang, pasar modal, maupun gabungan dari keduanya. Sedangkan menurut Bapepam jenis dan karakteristik Reksa Dana terdiri dari: 1. Reksa Dana pasar uang hanya melakukan investasi pada Efek bersifat utang dengan jatuh tempo kurang dari 1 (satu) tahun. Tujuannya adalah untuk menjaga likuiditas dan pemeliharaan modal. Reksa Dana ini mempunyai risiko yang relatif lebih rendah dibanding Reksa Dana jenis lainya. Hal ini disebabkan instrument investasi yang dipilih adalah instrumen utang yang mempunyai jatuh tempo kurang dari satu tahun (short-term investment) seperti : Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), Sertifikat Deposito, dan Surat Pengakuan Hutang (SPH). 2. Reksa Dana Pendapatan Tetap melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk Efek bersifat utang. Reksa Dana ini memiliki resiko yang relatif lebih besar dari Reksa Dana pasar uang. Tujuannya adalah untuk menghasilkan tingkat pengembalian yang stabil. 3. Reksa Dana saham melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk efek bersifat ekuitas. Walaupun resikonya lebih besar dibandingkan dua jenis Reksa Dana sebelumnya, namun Reksa Dana saham ini menghasilkan tingkat pengembalian yang tinggi. Tingginya resiko tersebut disebabkan sifat harga saham yang lebih berfluktuasi. Tapi sebaliknya, dalam jangka panjang, tingkat pengembaliannya lebih tinggi dibandingkan jenis lainnya. Jenis ini sesuai untuk investor yang sesuai yang mempunyai jangka waktu investasi (time horizon) yang panjang. 4. Reksa Dana campuran melakukan investasi dalam efek yang bersifat ekuitas dan efek yang bersifat utang yang perbandingannya tidak termasuk Reksa Dana pendapatan tetap dan saham diatas. Reksa Dana ini beresiko moderat dengan tingkat pengembalian yang relatif lebih tinggi daripada Reksa Dana pendapatan tetap. Saat ini tercatat lebih dari 700 Reksa Dana aktif yang menjadi tanggung jawab Bapepam untuk dievaluasi kinerjanya sejak Bapepam memberikan ijin atas penerbitan Reksa Dana tersebut. Dari sudut pandang investor, ada beberapa manfaat yang diperoleh investor bila melakukan investasi dalam Reksa Dana, antara lain :

Laporan Reksadana

Kelompok IV Tugas Investasi Manajemen Keuangan Malam Dosen : Dr. Agustinus Yohannes

1. Diversifikasi Berinvestasi dalam efek di pasar modal mempunyai risiko yang lebih besar dibandingkan dengan menempatkan dana di dalam deposito. Karena itu untuk memperkecil risiko investasi pada efek maka dilakukan diversifikasi. Namun dengan keterbatasan dana yang dimiliki investor, proses diversifikasi menjadi sulit dilakukan. Manajer investasi dapat memberikan solusi dana terbatas tersebut dengan melakukan diversifikasi melalui Reksa Dana. Reksa Dana memungkinkan beberapa investor menciptakan kekuatan pembelian skim investasi yang jauh lebih besar daripada investasi satu investor saja. 2. Kemudahan Investasi Dengan menempatkan dananya di Reksa Dana, berarti investor mempercayakan pengelolaan dananya tersebut kepada pihak profesional yaitu manajer investasi. Dengan demikian, investor tidak perlu lagi berpikir panjang ataupun harus memiliki kemampuan analisis yang tinggi untuk memilih efek yang akan dijadikan portofolio investasinya. 3. Fleksibilitas Ketika menaruh dana di Reksa Dana, investor memiliki keleluasaaan dalam melakukan investasi karena bila investor menginginkan dapat mengalihkan dananya ke Reksa Dana lain dengan portofolio yang berbeda untuk memanfaatkan perubahan kondisi di pasar modal. 4. Likuiditas Meskipun investasi Reksa Dana dimaksudkan untuk investasi jangka panjang, namun karena investor dapat menjual kembali Reksa Dananya kepada manajer investasi kapan saja, maka Reksa Dana (dalam hal ini Reksa Dana terbuka) dapat dikatakan bersifat likuid. Untuk Reksa Dana tertutup, likuiditas sahamnya sama dengan sahamnya sama dengan instrumen pasar modalnya, yakni tergantung kepada ada atau tidaknya pembeli karena Reksa Dana tertutup tidak wajib membeli sahamnya dari investor. 5. Informasi NAB yang transparan Nilai Aktiva Bersih (NAB) yang merupakan hasil strategi investasi Reksa Dana dihitung dan diumumkan secara terbuka pada setiap hari bursa. Hal tersebut sangat menguntungkan bagi investor karena dapat segera melakukan perubahan pada investasinya bila dinginkan. 6. Adanya fasilitas perpajakan Kalau berinvestasi di obligasi, maka Reksa Dana akan dibebaskan dari pajak atas kupon obligasi. Karena alasan ini maka banyak bank yang berlombalomba untuk berinvestasi di Reksa Dana. Sebab, kalau membeli langsung obligasi, maka bank akan mengenakan pajak penghasilan. Pajak atas hasil investasi ini dibayarkan secara langsung oleh Reksa Dana sehingga hasil investasi yang didapat investor dari pertumbuhan nilai aset bukan lagi merupakan obyek pajak. 7. Keterbukaan Bila pemodal menempatkan dananya di bank, ia tidak tahu dengan tepat kepada siapa dan berapa dana tersebut ditempatkan. Sebaliknya, pemodal Reksa Dana bisa mengetahui kemana dananya diputar. Informasi ini disampaikan secara rutin kepada investor. Dengan mempelajari posisi nilai aktiva bersih dan portofolio efek tersebut para investor bisa mengetahui potensi risk dan return. Pengelola Reksa Dana sendiri, dalam hal ini bank Kustodian, melaporkan secara bulanan portofolio aset investasi mereka kepada Bapepam. NAB Reksa Dana Terbuka disyaratkan diumumkan setiap hari. Untuk menilai kekayaan atau portofolio yang dibentuk oleh manajer investasi biasanya dapat digunakan Nilai Aktiva Bersih (NAB). Nilai Aktiva Bersih diperoleh dengan membagi total nilai investasi Reksa Dana dengan total saham (untuk Reksa Dana tertutup) atau dengan unit penyertaan (untuk Reksa Dana terbuka) yang diterbitkan. Perhitungan NAB diserahkan kepada bank kustodian sesuai peraturan yang diwajibkan BAPEPAM. Di dalam melakukan perhitungan, bank kustodian harus mengetahui harga pasar

Laporan Reksadana

Kelompok IV Tugas Investasi Manajemen Keuangan Malam Dosen : Dr. Agustinus Yohannes

dari instrumen-instrumen investasi Reksa Dana yang bersangkutan. Adapun biaya-biaya yang dibebankan kepada Reksa Dana adalah biaya pengelolaan investasi yang diterima oleh manajer invesatsi, biaya bank kustodian dan biaya akuntan publik yang selalu dikurangkan dari Reksa Dana pada setiap hari bursa. Berikut ini adalah komposisi Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksa Dana di Indonesia.
Diagram Komposisi NAB Reksa Dana di Indonesia

Sumber : Bapepamlk (data akhir November 2010)

Komposisi NAB Reksa Dana terbesar pada Reksa Dana Saham sebesar Rp 3,96 T dan pada Reksa Dana Terproteksi sebesar Rp 3,32 T. Makalah ini mengambil sampel penelitian dari Reksa Dana Saham. Mengukur Evaluasi Kinerja Reksa Dana Terdapat tiga parameter yang dapat digunakan sebagai alat pengukuran kinerja portofolio Reksa Dana yang dikembangkan masing masing oleh tiga ilmuan yaitu Willian Sharpe, Jack Treynor dan Michael Jensen. Ketiga pengukuran tersebut dihitung berdasarkan pertimbangan tingkat pengembalian dan risiko. Adapun pengukuran tersebut adalah sebagai berikut (Bodie, Kane, and Marcus, 2009): 1. The Sharpe Performance Measure

Sharpes measure membagi rata-rata pengembalian portfolio di atas pengembalian suku bunga tetap dengan standar deviasi dari pengembalian tersebut di dalam periode pengamatan ( the reward-tovariability ratio/RVAR). Hal ini mengukur trade-off antara pengembalian dan votalitas atau risiko.

dimana: p = Rata-rata tingkat keuntungan portofolio selama t periode. f = Rata-rata tingkat bunga bebas risiko selama t periode. p = Standar deviasi portofolio. Sharpe mengukur berapa perbedaan (rp rf) atau risk premium yang dihasilkan untuk tiap unit risiko yang diambil. Artinya RVAR berusaha mengukur besarnya penambahan premi risiko, jika risiko total Reksa Dana bertambah satu satuan. Dengan demikian jika nilai RVAR semakin positif, maka kinerja Reksa Dana itu semakin baik.

Laporan Reksadana

Kelompok IV Tugas Investasi Manajemen Keuangan Malam Dosen : Dr. Agustinus Yohannes

2. The Treynor Performance Measure

Treynors measure juga didasarkan atas risk premium (rp rf), seperti halnya Sharpe. Namun, dalam Treynor digunakan pembagi beta () yang merupakan systematic risk atau risiko pasar. Beta
atau koefisien korelasi dihitung dari kovarians antar return Reksa Dana.

dimana: p = Rata-rata tingkat keuntungan portofolio selama t periode. f = Rata-rata tingkat bunga bebas risiko selama t periode. p = Beta portofolio. Indeks Sharpe dan Treynor merupakan pelengkap satu sama lain, namun memberikan informasi yang berbeda, 1. Portofolio tidak terdiversifikasi : peringkat tinggi untuk Treynor namun peringkatnya lebih rendah untuk pengukuran Sharpe. 2. Portofolio terdiversifikasi : peringkat yang sama untuk Treynor & Sharpe. Perbedaan peringkat pada dua pengukuran diatas menunjukan perbedaan baik-buruknya diversifikasi portofolio tersebut relatif terhadap portofolio sejenis. Oleh karena itu, kedua pengukuran tersebut sebaiknya dilakukan bersama. Semakin tinggi nilai pengukuran Treynor, makin baik kinerja Reksa Dana. 2. Jensens Differential Return Measure Jensens measure menghitung tingkat return diatas CAPM dengan melihat dari beta portofolio dan tingkat penembalian di atas pasar (the measure of differential return). Atau dengan kata lain mengukur nilai alpha ( ).

dimana: p = Rata rata tingkat keuntungan portofolio selama t periode. f = Rata rata tingkat bunga bebas risiko selama t periode. M = Rata rata tingkat keuntungan pasar selama t periode. p = Beta portofolio. Jensen memperhitungkan tingkat pengembalian untuk masing-masing portofolio dan investasi bebas risiko, serta data tingkat pengembalian dari pasar (IHSG) untuk setiap periode yang sama. Hasil pengukuran Jensen dalam bentuk positif yang semakin tinggi menunjukan kinerja yang semakin baik. Makalah ini bertujuan untuk menyediakan informasi mengenai perbandingan kinerja masing-masing Reksa Dana Saham yang dikelola oleh Manajer Investasi berdasarkan metode Sharpe, Treynor dan Jensen. Obyek Penelitian Penelitian dilakukan dengan mengambil data dari Bapepam, selaku organisasi pemerintah yang bertindak sebagai pengawas pasar modal termasuk Reksa Dana. Penelitian ini dilakukan dari periode Januari tahun 2007 hingga November tahun 2010. Sepuluh perusahaan Reksa Dana Saham yang dipilih untuk dianalisis yaitu :

Laporan Reksadana

Kelompok IV Tugas Investasi Manajemen Keuangan Malam Dosen : Dr. Agustinus Yohannes Tabel Daftar Reksa Dana Saham

No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Nama Reksa Dana Batavia Dana Saham Danareksa Mawar Phinisi Dana Saham Bahana Dana Prima Nikko Saham Nusantara BNP Paribas Ekuitas CIMB-Principal Equity Aggressive Mandiri Investa Interaktif Dana Ekuitas Prima TRIM Kapital
Sumber : BAPEPAM

Manajer Investasi Batavia Posperindo Aset Manajemen PT Danareksa (Persero) PT Manulife Aset Manajemen Indonesia PT Bahana TCW Investment Management PT Nikko Securities Indonesia PT BNP Paribas Investment Partners PT CIMB Principal Asset Management PT Mandiri Manajemen Investasi PT Bahana TCW Investment Management PT Trimegah Securities Tbk

Analisis Penelitian 1.

Sharpe Measure periode Januari 2007 November 2010


Sharpe Measure berupa excess return yang dapat diperoleh oleh investor pada total risiko tertentu. Dari perhitungan parameter tingkat pengembalian rata-rata E( p), Risk Free ( f) dan Standar Deviasi () dapat diketahui kinerja Reksa Dana berdasar metode Sharpe. Semakin tinggi nilai Sharpe Measure semakin tinggi pula excess return yang dapat dinikmati oleh investor dan berarti kinerja Reksa Dana semakin baik dan layak untuk diinvestasikan, begitu pula dengan sebaliknya. Hal ini dapat dilihat seperti tabel berikut :
Tabel Hasil Perhitungan Kinerja Reksa Dana Saham berdasarkan Metode Sharpe Measure Periode Januari 2007 November 2010

Peringkat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Nama Reksadana BNP PARIBAS BAM SAH PHINISI DANEKS BAHANA MAWAR MANDIRI TRIM CIMB NIKKO

Indeks Sharpe 0.19762 0.19237 0.18385 0.17854 0.17048 0.15606 0.14020 0.13815 0.13072 0.05489

Sharpe Market 0.16166 0.16166 0.16166 0.16166 0.16166 0.16166 0.16166 0.16166 0.16166 0.16166

Selisih Sharpe Indeks % 0.03596 22.24% 0.03071 19.00% 0.02219 13.73% 0.01688 10.44% 0.00882 5.46% -0.00560 -3.46% -0.02146 -13.27% -0.02351 -14.54% -0.03094 -19.14% -0.10677 -66.05%

RD 0.09404 0.09182 0.08649 0.09754 0.07779 0.09954 0.09343 0.10121 0.09808 0.10427

Laporan Reksadana

Kelompok IV Tugas Investasi Manajemen Keuangan Malam Dosen : Dr. Agustinus Yohannes

Dari tabel diketahui Reksa Dana saham semuanya memiliki tingkat rata-rata pengembalian (average return) positif. Reksa Dana yang memiliki tingkat pengembalian tertinggi adalah Reksa Dana BNP Paribas dengan rata-rata tingkat pengembalian sebesar 0.19762. Sedangkan dilihat dari standar deviasi yang menunjukan tingkat risiko yang dimiliki Reksa Dana tersebut, Reksa Dana Nikko mempunyai tingkat risiko yang paling tinggi yaitu sebesar 1.10427 dan Reksa Dana yang memiliki tingkat risiko yang paling rendah adalah Reksa Dana Bahana dengan tingkat risiko sebesar 0.07779.
Grafik Peringkat Reksa Dana menurut Sharpe Measure

Grafik diatas menunjukkan Indeks Sharpe pada Reksadana BNP Paribas, Batavia, Phinisi, Daneks dan Bahana berada diatas indeks market antara 5,46% s/d 22,24%. Makin besar selisihnya dengan indeks market, makin tinggi excess return reksadana tersebut dalam mengkompensasi satu unit resiko. 2. Treynor Measure periode Januari 2007 November 2010 Dari perhitungan parameter tingkat pengembalian rata-rata E( p), Risk Free Rate ( f) dan Beta () maka dapat diketahui kinerja Reksa Dana pendapatan tetap berdasarkan metode Treynor. Jika Treynor Reksa Dana bernilai positif maka kinerja Reksa Dana itu akan semakin baik dan layak untuk diinvestasikan. Begitu pula sebaliknya jika Treynor Reksa Dana semakin negatif maka kinerja Reksa Dana itu akan semakin buruk dan tidak layak untuk diinvestasikan.
Tabel Hasil Perhitungan Kinerja Reksa Dana Saham berdasarkan Metode Treynor Measure Periode Januari 2007 November 2010

Peringkat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Nama Reksadana BNP PARIBAS BAM SAH PHINISI DANEKS BAHANA MAWAR MANDIRI TRIM CIMB NIKKO

Indeks Treynor 0.01705 0.01699 0.01586 0.01538 0.01467 0.01355 0.01214 0.01206 0.01131 0.00539

Treynor Market 0.01373 0.01373 0.01373 0.01373 0.01373 0.01373 0.01373 0.01373 0.01373 0.01373

Selisih Treynor Indeks % 0.00332 24.18% 0.00326 23.73% 0.00213 15.51% 0.00165 12.02% 0.00094 6.82% -0.00018 -1.32% -0.00159 -11.58% -0.00167 -12.16% -0.00242 -17.64% -0.00834 -60.75%

RD 1.06464 1.05734 1.00233 1.13347 0.79204 1.15345 1.07965 1.16859 1.13826 1.19408

Laporan Reksadana

Kelompok IV Tugas Investasi Manajemen Keuangan Malam Dosen : Dr. Agustinus Yohannes

Grafik dibawah menunjukkan Indeks Treynor pada Reksadana BNP Paribas, Batavia, Phinisi, Daneks dan Bahana berada diatas indeks market antara 6,82% s/d 24,18%. Makin besar selisihnya, makin tinggi excess return reksadana tersebut dalam mengkompensasi satu unit resiko pasar.
Grafik Peringkat Reksa Dana menurut Treynor Measure

3. Jensen Measure periode Januari 2007 November 2010 Dari perhitungan parameter tingkat pengembalian rata-rata E( p), Risk Free Rate ( f) dan Beta () maka dapat juga diketahui kinerja reksadana pendapatan tetap berdasarkan metode Jensen ( ) dimana jika bernilai positif maka disebut superior performance dan layak untuk diinvestasikan dan jika nilai bernilai negative maka disebut inferior performance dan tidak layak untuk diinvestasikan.
Peringkat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Nama Reksadana BNP PARIBAS BAM SAH PHINISI DANEKS BAHANA MAWAR MANDIRI TRIM CIMB NIKKO Indeks Jensen 0.00383061 0.00347015 0.00213509 0.00187927 0.00106229 -0.00019123 -0.00185926 -0.00199419 -0.00261509 -0.00660813
Tabel dan Grafik Hasil Perhitungan Kinerja Reksa Dana Saham berdasarkan Metode Jensen Measure Periode Januari 2007 November 2010

Indeks Jensen pada Reksadana BNP Paribas, Batavia, Phinisi, Daneks dan Bahana menunjukkan nilai alpha ( ) yang positif dan diatas prediksi return CAPM. Hal ini menunjukkan kinerja kelima reksadana tersebut relatif lebih baik dari yang lain.

Laporan Reksadana

Kelompok IV Tugas Investasi Manajemen Keuangan Malam Dosen : Dr. Agustinus Yohannes

Kesimpulan Beberapa kesimpulan yang didapat dari pengujian ini antara lain: 1. Pengukuran kinerja reksadana dengan menggunakan indeks Sharpe, Treynor dan Jensen memberikan hasil pengukuran yang relatif sama. 2. Reksadana yang meng-adjust return terhadap total risk maupun systematic risk dengan indeks pasar secara positif mengindikasikan tingkat kinerja yang lebih baik. 3. Reksadana yang mempunyai peringkat yang lebih baik cenderung terdiversifikasi dengan baik. Hal ini dibuktikan dari systematic risk Reksadana Bahana (peringkat-2) sebesar 97,46%, jauh lebih tinggi dari systematic risk Reksadana Nikko (peringkat-10) yang hanya sebesar 74,82%. 4. Reksadana yang terdiversifikasi dengan baik juga cenderung mempunyai selisih indeks Treynor dan Sharpe yang lebih kecil.

Laporan Reksadana

You might also like