You are on page 1of 5

A.

TINJAUAN UMUM Bagi kegiatan seni terutama yang berkaitan dengan senirupa (seni lukis), warna merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan karena seni rupa adalah karya kasat mata yang penuh warna (full colour). Telah sejak lama manusia menggunakan warna untuk dipergunakan dalam berbagai kegiatan terutama untuk kepentingan magis dan religius. Orangorang Indian di Amerika, orang Negro di Afrika bahkan orang Dayak di Kalimantan dan orangorang suku Dani di Papua mewarnai muka dan tubuhnya agar memperoleh kekuatan dalam berperang antar suku. Bahkan warna telah dipakai upacara ritual untuk tujuan mengusir penyakit. Sampai sekarang para pelukis tradisional Bali masih menggunakan warna alam sebagai bahan untuk membuat lukisannya. Warna-warna alam ini dibuat dengan cara yang sederhana dan jumlah warnanyapun sangat terbatas. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, perkembangan jenis warnapun mengalami kemajuan yang sangat mengagumkan, misalnya dengan diketemukanya warna glasir pada keramik di Cina, warna batik di Jerman, Jepang, Inggris, dan India dan warna untuk dunia pertekstilan yang dikerjakan dengan cara di printing bahkan telah menawarkan berbagai alternatif dengan munculnya bibit warna untuk mengolah warna sendiri sesuai dengan keinginan. Bibit warna inilah yang telah mengilhami para seniman melakukan berbagai eksplorasi dan eksperimen warna yang memiliki sifat-sifat seperti cat acrylic untuk keperluan berkarya seni rupa dua dimensi dikolaborasikan dengan pengalaman mereka yang bekerja dipabrik tekstil, sehingga akhirnya jadilah sebuah cat yang memiliki sifat-sifat seperti cat acrylic yang telah teruji daya tahannya bertahun-tahun. Cat akrilik merupakan cat yang biasanya dipakai dalam proses pewarnaan sepatu kanvas. Keunggulan dari cat jenis ini adalah sangat kuat dan tahan terhadap air walaupun cat ini sendiri berbasis air. Wujud dari car ini bila sudah mongering menyerupai karet sehingga dapat dicuci dan tidak luntur. Cat akrilik berbasis air tersusun dari partikel-partikel yang menyebar dalam elmusi polimer akrilik. Komponen Cat Akrilik terdiri dari: 1. Pigmen, Materi kering berbentuk bubuk yang tidak larut dan tetap tersuspensi ketika di campur dengan elmusi polimer akrilik. Jenis pigmen bisa organik, non organik, alami, dan sintetis.

Pigmen hanya memiliki sedikit atau sama sekali tidak memiliki afinitas (kesamaan struktur maupun karakter) dengan permukaan tempat pigmen itu diaplikasikan. 2. Sarana Gabungan antara air dan polimer akrilik yang menciptakan emulsi polimer. Setelah air meninggalkan sistem melalui penguapan atau penyerapan, cat akan mengering dan menciptakan lapisan stabil yang mengikat partikel-partikel pigmen. 3. Pengikat Polimer akrilik tanpa air. Pengikat memberikan karakteristik penanganan dan ketahanan cat.

Polimer adalah rantai kimia panjang yang tersusun dari molekul-molekul yang lebih kecil dan serigkali identik. Jika tersusun sepenuhnya, polimer memiliki potensi semakin bertambah kekuatan dan stabilitasnya karena mempertahankan struktur yang sangat teratur. Hasil akhir lapisan cat akrilik, tersusun dari struktur polimer stabil yang mengikat pigmen pada tempatnya. Elmusi adalah campuran antara air dan polimer akrilik. Elmusi merupakan campuran stabil dari komponen-komponen yang secara normal tidak bercampur baik. (misalnya air dan minyak bisa dicampur, tapi masih akan berpindah dan memisahkan diri). Pengelmusi kimia ditambahkan utuk memaksa air dan polimer aklirik untuk membentuk capuran yang stabil, hingga menguap atau terserap. Akrilik mengacu pada keluarga sintetis, atau buatan manusia, bahan plastik yang berisi satu atau lebih turunan dari asam akrilik.

B. EXPOSURE LIMIT (NILAI AMBANG BATAS) Nilai ambang batas yang dipakai adalah LD50 oral sebanyak 250 mg/kg pada tikus LD50 oral sebanyak 3200 mg/kg pada kelinci LD50 dermal berkisar antara 295-950 mg/kg

Kerusakan pada mata dapat terjadi bila mendekati uap dari zat tersebitsetengah dari tikus dalam kelompok uji (jumlah hewan yang tidak dilaporkan) mati bila terkena konsentrasi uap mendekati saturasi di udara (IARC 1979). Sebuah solusi 1% adalah yang terendah yang menghasilkan "cedera yang signifikan" untuk mata kelinci (IARC 1979).

C. ABSORBSI, METABOLISME DAN EKSKRESI 1. Absorpsi Acrylic dapat terabsorpsi melalui kulit, mata, pencernaan, pernapasan. Absorpsi atau penyerapan dari Asam akrilik sebagai bentuk dasar dari akrilik yakni melalui kontak dengan kulit, inhalasi, atau dapat pula melalui jalan karena tertelan. Target organ utama dari absorpsi adalah dari segi pencernaan. Dari segi pernafasan biasanya melalui jalan nafas bagian atas dimana bahan mengganggu kerja di selaput lendir nasofaring dan hidung, sedangkan retensi pada paru-paru kecil kemungkinannya.

2. Metabolism Metabolisme bahan ini ke seluruh tubuh berlangsung lambat, perubahan zat ini berlangsung tidak cepat. Dari penelitian terhadap tikus, diketahui bahwa konsentrasi bahan ini banyak ditemukan pada usus, lemak di hati, otak dan ginjal. Metabolisme asam akrilik terjadi secara singkat pada rantai lemak yang terjadi di hati. Hasil utama dari metabolism ini adalah Karbon dioksida ( CO2 ). Setelah metabolism bahan ini berakhir maka bahan ini akan banyak terdapat pada zat-zat yang diekskresi seperti pada urin, serta ditemukan pula pada organ-organ lain seperti lambung lambung, usus, hati, dan ginjal.

3. Ekskresi Asam akrilik akan terekskresi setelah satu jam, baik ekskresi karena kontak melalui oral maupun melalui inhalasi. 60% dari bahan yang mauk ke dalam tubuh manusia akan diekskresikan dalam bentuk karbon dioksida ( CO2 ), 6% akan diekskresikan melalui urin.

D. PAPARAN DI TEMPAT KERJA Pekerja dapat terpapar dengan acrylic melalui kulit ketika pekerja melakukan proses pewarnaan pada sepatu dan kaos lukis serta saat pencucian peralatan lukis seperti kuas dan palet. Selain paparan melalui kulit, bahan tersebut dapat terpapar pada manusia melalui mulut yakni dengan cara tertelan atau termakan. Cara lain dapat ditemui dengan jalan paparan

melalui kontak dengan mata secara tidak sengaja. Iritasi dan sensitisasi pada kulit yang diperkirakan yang paling sering terjadi setelah kontak dengan cat.

E. TOKSISITAS BAHAN Potensi efek kesehatan akut Mata: Kontak dengan mata dapat mengakibatkan kerusakan sistemik pada mata. Menyebabkan iritasi mata, konjungtivitis, dan radang selaput lendir, sensasi terbakar, kemerahan dan berair. Kulit: Mengiritasi kulit, paparan yang lama atau berulang dapat membahayakan kesehatan serta kemungkinan defatting atau dermatitis (Ruam). Komponen produk dapat diserap ke dalam tubuh melalui kulit dan dapat menyebabkan depresi sistem saraf pusat Penghirupan: Dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan. Kontak uap yang terlalu lama dapat membahayakan kesehatan. Jika lebih tinggi konsentrasi yang terhirup, dapat terjadi gejala tambahan termasuk batuk, sesak napas, sakit kepala, mual, muntah, pusing, mengantuk dan berefek sistem saraf pusat. Dapat menyebabkan iritasi selaput lendir. Efek samping lain: Asfiksia. Iritasi paru-paru parah atau kerusakan paru-paru, kehilangan nafsu makan. Penelanan: Tertelan dapat menyebabkan gejala yang mirip dengan inhalasi.Dapat menyebabkan iritasi gastrointestinal. Iritasi gastrointestinal mungkin termasuk rasa sakit perut, mual, diare dan muntah. Efek samping lainnya yaitu keracunan. Potensi efek kesehatan kronis Kontak dengan kulit berkepanjangan dapat defatting kulit dan menyebabkan dermatitis, dapat menyebabkan depresi sistem saraf pusat. Lama menghirup uap dapat menyebabkan kerusakan paru-paru, termasuk bronkitis kronis. F. PEMERIKSAAN LABORATORIUM

G. PENCEGAHAN

1. Mencuci tangan setelah melakukan kontak atau menggunakan bahan tersebut 2. Jauhkan dari jangkauan anak-anak 3. Tidak menyimpan bahan bersamaan dengan bahan makanan atau bahan lain yang dikomsumsi 4. Bila perlu, verikan pelabelan pada tempat penyimpanan 5. Simpan dalam kondisi tertutup dan pada posisi berdiri untuk menghindari tumpahan cat 6. Menghindrai kontak zat dengan sumber air bersih 7. Jangan menggunakan kembali wadah cat yang sudah kosong untuk keperluan lain karena wadah yang kosong mungkin saja masih mengandung residu berbahaya

You might also like