Professional Documents
Culture Documents
X
X X N s k
11
Penyesuaian
(Rating Factor )
Sering terjadi bahwa operator dalam melakukan
pekerjaannya tdk selamanya bekerja dlm kondisi
wajar, ketidakwajaran dapat terjadi misalanya tanpa
kesungguhan, sangat cepat seolah-olah diburu waktu,
atau karena terjadi kesulitan-kesulitan sehingga
menjadi lamban dalam bekerja.
Bila terjadi demikian maka pengukur harus
mengetahui dan menilai seberapa jauh ketidakwajaran
tersebut dan pengukur harus menormalkannya dengan
melakukan penyesuaian.
Penyesuaian dapat dilakukan dengan mengalikan
waktu siklus rata-rata dengan faktor penyesuaian (p).
Tiga kondisi faktor penyesuaian yaitu :
1) Bila operator bekerja diatas normal (terlalu
cepat), maka harga p nya lebih besar dari satu
(p > 1).
2) Operator bekerja dibawah normal (terlalu lambat),
maka harga p nya lebih kecil dari satu (p< 1).
3) Operator bekerja dengan wajar, maka harga p nya
sama dengan satu (p = 1).
12
Metode-metode untuk menentukan
penyesuaian
1) The Westing House System
Sistem ini dikembangkan oleh Westing House Electric
Corporation dengan mempertimbangkan empat factor
ketrampilan, usaha, kondisi dan konsistensi.
2) Synthetic Rating
Dikembangkan oleh Morrow, Synthetic Rating
mengevaluasi kecepatan operator dari nilai waktu
gerakan yang sudah ditetapkan terlebih dahulu.
3) Speed Rating/Performance Rating
Sistem ini mengevaluasi performansi dengan
mempertimbangkan tingkat ketrampilan persatuan
waktu saja.
13
Kelonggaran
(Allowance)
Adalah faktor koreksi yang harus diberikan kepada
waktu kerja operator, karena operator dalam melakukan
pekerjaannya sering tergangu pada hal-hal yang tidak
diinginkan namun bersifat alamiah, sehingga waktu
penyelesaian menjadi lebih panjang (lama).
1. Kelonggaran untuk menghilangkan kelelahan (fatigue).
Rasa fatigue tercermin antara lain dari menurunnya
hasil produksi, bila rasa fatique ini berlangsung terus
maka akan terjadi fatigue total, yaitu anggota badan
tdk dapat melakukan gerakan kerja sama sekali.
Untuk mengurangi kelelahan si pekerja dapat
mengatur kecepatan kerjanya sedemikian rupa
sehingga lambatnya gerakan-gerakan kerja ditujukan
untuk mengilangkan rasa fatigue tersebut.
2. Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi.
Kegiatan yang termasuk kebutuhan pribadi : minum
untuk menghilangkan rasa haus, pergi ke kamar kecil,
bercakap-cakap dengan sesama pekerja, dll.
3. Kelonggaran untuk hambatan-hambatan yang tidak
dapat dihindari.
14
Beberapa kelonggaran untuk hambatan tak
terhindarkan :
Menerima atau meminta petunjuk pada pengawas.
Memperbaiki kemacetan-kemacetan singkat seperti
mengganti alat potong (komponen) yang patah,
memasang kembali komponen yang lepas dan lain-
lain.
Mengambil alat-alat khusus atau bahan-bahan khusus
dari gudang.
Mesin berhenti karena aliran listrik mati, dan lain-lain.
Waktu Baku (Waktun Standar)
Setelah penentuan penyesuaian dan kelonggaran,
maka untuk menghitung waktu baku dapat
menggunakan formulasi sebagai berikut :
WB = [ W siklus x RF ] x
Waktu Normal
Keterangan :
WB = waktu baku
RF = Penyesuaian (Rating Faktor/Performance
Rating)
All = Kelonggaran (Allowance)
ALL 100
100
15
KEUNTUNGAN YANG DI DAPAT DENGAN
MENERAPKAN KEILMUAN ANALISIS PERANCANGAN
KERJA
1. Waktu kerja yang semakin pendek
2. Produktivitas yang lebih tinggi melalui upah
perangsang
3. Perbaikan Sistem Kerja ( Berbagai Komponen dan
interaksi antar komponen sistem )
4. Penjadwalan Produksi ( menjadwalkan produksi di
tingkat Shotflot )
5. Pengaturan Pembebanan dan line balancing ( beban
kerja fisik maupun ental )
6. Pengaturan tata letak dan lintasan kritis untuk
merancang atau mengatur tata letak suatu pabrik
baikitu manufactur maupun jasa, di butuhkan
informasi yang cukup tentang perancangan proses
kerja. Keterkaitan antara berbagai aktifitas.
16
KESIMPULAN
Dengan diterapkan analisis Perancangan Kerja yanng
dirancang efektif yakni mampu menghasilkan output sesuai
dengan tujuan yang di terapkan, nyaman, aman dan sehat
bagi fikiran.