You are on page 1of 3

Selasa, 02-01-2007 Adam Air Hilang, 96 Penumpang Diduga Tewas Pesawat Layani Surabaya-Manado; Kehilangan Kontak dengan ATC

Makassar di Sekitar Pulau Masalembo; Sempat Tertangkap Radar Bandara Pongtiku Tana Toraja dan Pesawat Singapura; Warga Majene Dengar Suara Ledakan; Tim SAR TNI AL Sisir Selat Makassar, TNI AU Siapkan Empat Heli Makassar, Tribun -- Pesawat Adam Air jenis Boeing 737-400 rute SurabayaManado dengan nomor penerbangan KI 574 diduga hilang di wilayah Mamuju, Sulawesi Barat, Senin (1/1) . Kontak terakhir berlangsung dengan Air Traffic Control (ATC) Bandara Hasanuddin, Makassar, pukul 15.07 wita. Pesawat dengan kode register PK-KKW seharusnya landing di Bandara Sam Ratulangi, Manado, sekitar pukul 16.45. Namun, hingga pukul 23.00 pesawat yang mengangkut 96 penumpang terdiri atas 85 penumpang dewasa, tujuh anak-anak, dan dan empat bayi, belum diketahui nasibnya. Pesawat sempat melakukan kontak dengan Bandara Pongtiku, Rantepao, Tana Toraja dan pesawat asal Singapura. Kontak berlangsung ketika pesawat berada di sekitar daerah Siamang di Toraja. Pesawat dipiloti R Agustinus Widodo dengan copilot Yoga dan empat awak kabin. Pada saat hilang kontak, posisi pesawat buatan Amerika Serikat itu berada pada ketinggian 35 ribu kaki di atas permukaan laut. Informasi yang diperoleh Tribun menyebutkan, pesawat tersebut dinyatakan hilang kontak dengan ATC Makassar saat berada di atas bagian barat Selat Makassar di dekat Kepualauan Maselembo. Pesawat tersebut take off dari Bandara Juanda Surabaya sekitar pukul 13.00. Dalam kondisi normal, penerbangan Surabaya-Manado ditempuh sekitar dua jam. Pesawat tersebut mulai dioperasikan Adam Air pada Desember 2005. Sebelumnya, pesawat buatan tahun 1989 sudah digunakan oleh tujuh maskapai di dunia. Menurut Manajer ATC Makassar, Bahar Ilyas, pesawat tersebut sudah dinyatakan dalam keadaan emergency karena hilang kontak lebih dari empat jam. Sedangkan Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Udara Iksan Tatang mengatakan, kemampuan bahan bakar pesawat tersebut hanya bisa bertahan untuk empat jam 10 menit penerbangan nonstop. "Posisi pesawat sebelah barat utara Makassar ketika loss contact. Setelah mendapat informasi tersebut, kita berkoordinas dengan bandara-bandara di sekitar seperti Palu, Makassar, Gorontalo, dan Balikpapan " kata Iksan. Hingga tengah malam, keberadaan pesawat belum bisa dilacak. Jajaran Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) sudah melakukan koordinasi untuk mempersiapkan bantuan tim SAR. Dalam kesempatan terpisah, Komandan Pangkalan TNI AU (Danlanud) Hasanuddin, Makassar, Marsekal Partama Eddy Suyanto, mengatakan, pesawat diduga kuat jatuh di wilayah Mamuju atau di sekitar Tana Toraja.

"Besok pagi (pagi ini) kami akan mengirimkan tim SAR. TNI AU dan Badan SAR Nasional menyiapkan masing-masing dua helikopter," katanya dalam jumpa pers di Markas Lanud Hasanuddin. Menurutnya, keberadaan posisi pesawat sempat dilacak oleh radar Lanud melalui sinyal emergency location bagas (elba). Radar tersebut menunjukkan beberapa titik elba. Selat Makassar Sementara Manajer Operasional PT Angkasa Pura Cabang Bandata Juanda menjelaskan, pesawat diperkirakan jatuh di sekitar Selat Makasar. Dugaan itu didasarkan pada kontak terakhir dengan pilot saat pesawat itu sedang melintas di atas Makasar. "Jika didasarkan pada kontak terakhir pesawat itu diperkirakan sedang berada di atas Makasar. Kalau toh jatuh, kemungkinan besar di sekitar Selat Makasar. Tetapi jika pesawat itu tidak jatuh, kemungkinan dia mendarat di salah satu bandara yang belum diketahui," tegasnya. Frans menambahkan, saat kontak terakhir, pilot melaporkan pesawat diterpa angin kencang dari samping pada ketinggian dengan kecepatan angin sekitar 430 knot. Apakah angin kencang itu menjadi penyebab utama kecelakaan, hingga malam ini belum bisa diketahui. Menyinggung soal angin dari samping tersebut, menurut Frans hal itu sebenarnya biasa dalam penerbangan. Namun kecepatan angin pasti berbeda pada setiap penerbangan. Wadan Lantamal Di antara penumpang juga terdapat Wakil Komandan Pangkalan TNI AL (Wadanlanal) VIII Bitung Kolonel Laut Bambang Suryanto dan Asisten Perencanaan Lanal Bitung Letkol Laut Bambang Mardiyanto. Di Bandara Sam Ratulangi dilaporkan keluarga penumpang mulai memadati ruang informasi dan kantor Adam Air sekitar pukul 23.00 setelah mendengar berita hilangnya pesawat tersebut. Mereka menanyakan perkembangan pesawat tersebut setelah sebelumnya hanya mendapat keterangan bahwa pesawat tersebut mengalami keterlambatan. Kondisi serupa juga terlihat di Bandara Juanda Surabaya. Namun, counter Adam sudah tutup sehingga keluarha penumpang tak mendapat penjelasan. Sebelumnya, keluarga penumpang datang menjemput sekitar pukul 16.00. Namun mereka memilih pulang setelah sekitar dua jam pesawat tak kunjung tiba. Keluarga penumpang juga mendatangi Hotel Sheraton Bandara di Bandara Soekarno-Hatta ketika berlangsung jumpa pers dirjen perhubungan udara dengan manajemen Adam Air. Menurut salah seorang anggota keluarga penumpang bernama Letda Neo Pasaribu, ia sengaja datang ke Hotel Sheraton setelah mendapat penjelasan dari petugas Adam Air. "Kami datang ke sini untuk menanyakan nasib kakak kami bernama Letda Neo Pasaribu. Tadinya kami sempat kontak kepada petugas Adam Air. Mereka menyarankan kami kesini," kata Untung Pasaribu, adik kandung Neo Pasaribu.

"Rencananya pesawat tiba di Menado pukul empat sore. Namun, hingga pukul 19.00 dia tidak bisa kami kontak. Karena itu kami lalu mencari-cari informasi," papar Untung kepada Tribun di Hotel Sheraton Bandara. Keluarga Neo Pasaribu panik dan bingung setelah mendengar kabar tersebut. Neo bertugas di Lanal Tahuna, Sulawesi Utara. Ke Makassar Perwakilan Adam Air di Surabaya mengajak keluarga penumpang ke Makassar, hari ini. Setiap penumpang bisa diwakili dua orang. Saat jumpa pers di Hotel Sheraton Bandara, Direktur Keselamatan dan Keamanan Adam Air, Captain Hartono, menyampaikan permohonan maaf atas musibah tersebut. "Kami meminta maaf atas kejadian ini. Saat terbang, pesawat dalam kondisi layak dan tidak ada keluhan apa pun. Kami menduga faktor cuaca yang menyebabkan kejadian ini," katanya. Pesawat tersebut melayani rute Jakarta-Surabaya- Manado. Pesawat transit beberapa saat di Surabaya sebelum melanjutkan perjalanan ke Manado. Sementara Manajer Adam Air Distrik Makassar, Suwandi mengataka mendapatkan kabar loss contact tersebut sekitar pukul 18.00 wita. "Pesawatnya tidak transit di Makassar. Itu pesawat direct dari Surabaya ke Manado. Jadi yang lebih banyak tahu adalah teman-teman di Surabaya dan Manado," katanya. Selain keluarga penumpang, sejumlah direksi Adam Air bersama Ikhsan dan pejabat departemen perhubungan juga akan ke Makassar. Kasus ini juga telah dilaporkan kepada Wakil Presiden Jusuf Kalla. "Insya Allah besok pagi (pagi ini) saya akan le Makassar untuk melihat perkembangan lebih jauh," katanya. Menurutnya, tim SAR akan bergerak setelah mengetahui posisi koordinat pasti lokasi yang dituju. "Saya akan mengecek komunikasi terakhir antara penerbang dengan pemandu," tambahnya. Ketika ditanya apakah karena faktor cuaca, menurut Ikhsan, cuaca di seluruh wilayah Indonesia memang sangat kurang baik. "Dan kami sudah menyampaikan informasi cuaca ini ke seluruh operator untuk lebih berhati-hati. Saya yakin penerbang sudah mendapatkan informasi lengkap soal cuaca ini. Penerbangan lain dari segala jurusan ke Bandara Sam Ratulangi di Manado normal. Kami tidak tahu apa yang terjadi setelah loss contact," paparnya. Bila pesawat jatuh di daratana, diperkirakan semua penumpang patut diduga tewas. Namun bila jatuh di lautan, peluang selamat masih terbuka. (JBP/cr3/cr7/tar/tof/lim/opi)

You might also like