You are on page 1of 15

BAB II PEMBAHASAN tentang Kewirausahaan Bag I : Tentang Wirausaha 1.

1 Definisi Wirausaha Secara sederhana arti wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan Berjiwa berani mengambil resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. (Kasmir, 2007 : 18). Pengertian kewirausahaan relatif berbeda-beda antar para ahli/sumber acuan dengan titik berat perhatian atau penekanan yang berbeda-beda, diantaranya adalah penciptaan organisasi baru (Gartner, 1988), menjalankan kombinasi (kegiatan) yang baru (Schumpeter, 1934), ekplorasi berbagai peluang (Kirzner, 1973), menghadapi ketidakpastian (Knight, 1921), dan mendapatkan secara bersama faktor-faktor produksi (Say, 1803). Beberapa definisi tentang kewirausahaan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut: Richard Cantillon (1775) Kewirausahaan didefinisikan sebagai bekerja sendiri (self-employment). Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi resiko atau ketidakpastian Jean Baptista Say (1816) Seorang wirausahawan adalah agen yang menyatukan berbagai alat-alat produksi dan menemukan nilai dari produksinya. Frank Knight (1921) Wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan menyikapi perubahan pasar. Definisi ini menekankan pada peranan wirausahawan dalam menghadapiketidakpastian pada dinamika pasar. Seorang worausahawan disyaratkan untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajerial mendasar seperti pengarahan dan pengawasan Penrose (1963) Kegiatan kewirausahaan mencakup indentifikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi. Kapasitas atau kemampuan manajerial berbeda dengan kapasitas kewirausahaan. Harvey Leibenstein (1968, 1979) Kewirausahaan mencakup kegiatan-kegiatann yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya. Israel Kirzner (1979) Wirausahawan mengenali dan bertindak terhadap peluang pasar. Entrepreneurship Center at Miami University of Ohio Kewirausahaan sebagai proses mengidentifikasi, mengembangkaan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam

menjalankan sesuatu. Hasila akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi resiko atau ketidakpastian. Salah satu kesimpulan yang bisa ditarik dari berbagai pengertian tersebut adalah bahwa kewirausahaan dipandang sebagai fungsi yang mencakup eksploitasi peluang yang muncul di pasar. Eksploitasi tersebut sebagian besar berhubungan dengan pengarahan dan atau kombinasi input yang produktif. Seorang wirausahawan selalu diharuskan menghadapi resiko atau peluang yang muncul, serta sering dikaitkan dengan tindakan yang kreatif dan innovatif. Wirausahawan adalah orang yang merubah nilai sumber daya, tenaga kerja, bahan dan faktor produksi lainnya menjadi lebih besar daripada sebelumnya dan juga orang yang melakukan perubahan, inovasi dan cara-cara baru.Selain itu, seorang wirausahawan menjalankan peranan manajerial dalam kegiatannya, tetapi manajemen rutin pada operasi yang sedang berjalan tidak digolongkan sebagai kewirausahaan. Seorang individu mungkin menunjukkan fungsi kewirausahaan ketika membentuk sebuah organisasi, tetapi selanjutnya menjalankan fungsi manajerial tanpa menjalankan fungsi kewirausahaannya. Jadi kewirausahaan bisa bersifat sementara atau kondisional. Dengan penjalas diatas, pengartian tentang wirausaha dapat di sederhanakan, Wirausaha adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk melihat dan menilai kesempatankesempatan bisnis; mengumpulkan sumber dayasumber daya yang dibutuhkan untuk

mengambil tindakan yang tepat dan mengambil keuntungan dalam rangka meraih sukses. Kewirausahaan pada hakekatnya adalah sifat, ciri dan watak seseorang yang

memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif. Sedangkan yang dimaksudkan dengan seorang Wirausahawan adalah orangorang yang memiliki kemampuan melihat dan menilai kesempatankesempatan bisnis; mengumpulkan sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat, mengambil keuntungan serta memiliki sifat, watak dan kemauan untuk mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif dalam rangka meraih

sukses/meningkatkan pendapatan.

1.2 Jenis-Jenis Wirausaha Jenis Kewirausahaan (Williamson, 1961) 1.Innovating Entrepreneurship Bereksperimentasi secara agresif, trampil mempraktekkan transformasi-transformasi atraktif 2.Imitative Entrepreneurship Meniru inovasi yang berhasil dari para Innovating Entrepreneur

3.Fabian Entrepreneurship Sikap yang teramat berhati-hati dan sikap skeptikal tetapi yang segera melaksanakan peniruan-peniruan menjadi jelas sekali, apabila mereka tidak melakukan hal tersebut, mereka akan kehilangan posisi relatif pada industri yang bersangkutan. 4.Drone Entrepreneurship Drone = malas. Penolakan untuk memanfaatkan peluang-peluang untuk melaksanakan perubahan-perubahan dalam rumus produksi sekalipun hal tersbutakan mengakibatkan mereka merugi diandingkan dengan produsen lain.Di banyak negara berkembang masih terdapat jenis entrepreneurship yang lain yang disebut sebagai Parasitic Entrepreneurship, dalam konteks ilmu ekonomi disebut sebagai Rent-seekers (pemburu rente). (Winardi, 1977) 1.3 Fungsi dan Peran Wirausaha Fungsi dan peran wirausaha dapat dilihat melalui dua pendekatan, yaitu secara mikro dan secara makro. Pendekatan fungsi yang dilihat secara mikro diaman wirausaha memiliki dua peran, yaitu sebagai menemu (innovator) dan perencanaan (planner). Sebagai penemu, wirausaha berperan merancang tindakan dan usaha baru, merencanakan strategi usaha baru, merencanakan ide-ide dan peluang dalam meraih sukses, menciptakan organisasi perusahaan yang baru, dan lain-lain. Sedangkan pendekatan fungsi wirausaha secara makro dimana wirausaha berperan sebagai pencipta kesejahteraan , pemerataan kekayaan, dan

kesempatan kerja yang berfungsi sebagai mesin pertumbuhan perekonomian suatu Negara. 1.4 Proses Kewirausahaan Menurut Carol Noore yang dikutip oleh Bygrave, proses kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi. Inovasi tersebut dipengeruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal dari pribadi maupun di luar pribadi, seperti pendidikan, sosiologi, organisasi, kebudayaan dan lingkungan. Faktor-faktor tersebut membentuk locus of control, kreativitas, keinovasian, implementasi, dan pertumbuhan yang kemudian berkembangan menjadi wirausahawan yang besar. Secara internal, keinovasian dipengaruhi oleh faktor yang bersal dari individu, seperti locus of control, toleransi, nilai-nilai, pendidikan, pengalaman. Sedangkan faktor yang berasal dari lingkungan yang memengaruhi diantaranya model peran, aktivitas, dan peluang.Oleh karena itu, inovasi berkembang menjadi kewirausahaan melalui proses yang dipengaruhi lingkungan, organisasi, dan keluarga.

1.4.1. Tahap-Tahap Kewirausahaan Secara umum tahap-tahap melakukan wirausaha : (1) Tahap memulai, tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang usaha baru yang mungkin apakah membuka usaha baru, melakukan akuisisi, atau melakukan franchising. Juga memilih jenis usaha yang akan dilakukan apakah di bidang pertanian, industri / manufaktur / produksi atau jasa. (2) Tahap melaksanakan usaha atau diringkas dengan tahap "jalan", tahap ini seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan usahanya, mencakup aspekaspek : pembiayaan, SDM, Kepemilikan, organisasi, Kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil resiko dan mengambil keputusan, Pemasaran, dan Melakukan evaluasi. (3) Mempertahankan usaha, tahap di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai melakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi (4) Mengembangkan usaha, tahap di mana jika hasil yang diperoleh tergolong positif atau mengalami perkembangan atau dapat bertahan maka perluasan usaha menjadi salah satu pilihan yang mungkin diambil. Menurut Carol Noore yang dikutip oleh Bygrave (1996 : 3), proses kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi. Inovasi tersebut dipengeruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal dari pribadi maupun di luar pribadi, seperti pendidikan, sosiologi, organisasi, kebudayaan dan lingkungan. Faktor-faktor tersebut membentuk locus of control, kreativitas, keinovasian, implementasi, dan pertumbuhan yang kemudian berkembangan menjadi wirausaha yang besar. Secara internal, keinovasian dipengaruhi oleh faktor yang bersal dari individu, seperti locus of control, toleransi, nilai-nilai, pendidikan, pengalaman. Sedangkan faktor yang berasal dari lingkungan yang mempengaruhi diantaranya model peran, aktivitas, dan peluang. Oleh karena itu, inovasi berkembangan menajdi kewirausahaan melalui proses yang dipengrauhi lingkungan, organisasi dan keluarga (Suryana, 2001 : 34). Secara ringkas, model proses kewirausahaan mencakup tahap-tahap berikut (Alma, 2007 : 10 12) 1. Proses inovasi 2. Proses pemicu 3. Proses pelaksanaan4. Proses pertumbuhan

Berdasarkan analisis pustaka terkait kewirausahaan, diketahui bahwa aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam melakukan wirausaha adalah : a. Mencari peluang usaha baru : lama usaha dilakukan, dan jenis usaha yang pernah dilakukan. b. Pembiayaan : pendanaan jumlah dan sumber-sumber dana c. SDM : tenaga kerja yang dipergunakan d. Kepemilikan : peran-peran dalam pelaksanaan usaha e. Organisasi : pembagian kerja diantara tenaga kerja yang dimiliki f. Kepemimpinan : kejujuran, agama, tujuan jangka panjang, proses manajerial (POAC) g. Pemasaran : lokasi dan tempat usaha 1.4.2 Ciri-ciri Tahap Permulaan dan Pertumbuhan Kewirausahaan Pada umumnya proses pertumbuhan kewirausahaan pada usaha kecil memiliki tiga ciri penting, yaitu: Tahap imitasi dan duplikasi, Tahap duplikasi dan pengembangan, Tahap menciptakan sendiri barang dan jasa baru yang berbeda. Dilihat dari prosesnya, Zimerer, membagi tahap perkembangan kewirausahaan menjadi dua, yaitu: Tahap awal (perintisan), Tahap pertumbuhan. Tahap Awal (Start-Up) Tahap Pertumbuhan A. Tujuan dan Perencanaan Kesinambungan sederhana, tujuan dan rencana pokok (menciptakan ide-ide ke pasar). Tumbuh laba, dan rencana, dan rencana langsung untuk

efisiensi,

orientasi

mencapainya. B. Sifat atau Ciri-ciri Kunci Personal: Memfokuskan pada masa yang akan datang. Pengambilan resiko yang moderat dengan tingkat toleransi yang tinggi terhadap perubahan dan Sama seperti tahap awal. Kapasitas untuk menempa selama pertumbuhan cepat, kemurnian organisasi dan kemampuan berhitung. Pengetahuan manajerial dan pengalaman dengan menggunakan orang lain dan sumber 1.4.3 Langkah Menuju Keberhasilan Wirausaha Memiliki ide atau visi bisnis yang jelas. Kemauan dan keberanian untuk menghadapi resiko baik waktu maupun uang.

Membuat perencanaan usaha, mengorganisasikan, dan menjalankannya. Mengembangkan hubungan, baik dengan mitra usaha maupun dengan semua pihak yang terkait dengan kepentingan perusahaan. 1.4.4 Faktor Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan Wirausaha A. Penyebab wirausaha gagal dalam menjalankan usahanya: Tidak kompeten dalam manajerial Kurang berpengalaman, baik itu kemampuan teknik, memvisualisasikan usaha, mengkoordinasikan, mengelola sumber daya Kurang dapat mengendalikan keuangan Gagal dalam perencanaan Lokasi yang kurang memadai Kurangnya pengawasan peralatan Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan B. Potensi yang membuat seseorang mundur dari kewirausahaan: Pendapatan yang tidak menentu Kerugian akibat hilangnya modal investasi Perlu kerja keras dan waktu yang lama Kualitas kehidupan yang tetap rendah meskipun usahanya mantap 1.4.5 Karakteristik Wirausahawan 1. Motif Berprestasi Tinggi Kebutuhan berprestasi wirausaha terlihat dalam bentuk tindakan untuk melakukan sesuatu yang lebih baik dan lebih efisien dibandingkan sebelumnya. Wirausaha yang memiliki motif berprestasi pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Suryana, 2003 : 33-34) 1. Ingin mengatasi sendiri kesulitan dan persoalan-persoalan yang timbul pada dirinya. 2. Selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk melihat keberhasilan dan kegagalan. 3. Memiliki tanggung jawab personal yang tinggi. 4. Berani menghadapi resiko dengan penuh perhitungan. 5. Menyukai tantangan dan melihat tantangan secara seimbang (fiftyfifty). Jika tugas yang diembannya sangat ringan, maka wirausaha merasa kurang tantangan, tetapi ia selalu menghindari tantangan yang paling sulit yang memungkinkan pencapaian keberhasilan sangat rendah.2. Selalu PerspektifSeorang wirausahawan hendaknya seorang yang mampu menatap masa dengan dengan lebih optimis. Melihat ke depan dengan

berfikir dan berusaha. Usaha memanfaatkan peluang dengan penuh perhitungan. Orang yang berorientasi ke masa depan adalah orang yang memiliki persepktif dan pandangan kemasa depan. Karena memiliki pandangan jauh ke masa depan maka ia akan selalu berusaha untuk berkarsa dan berkarya (Suryana, 2003 : 23). Kuncinya pada kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru serta berbeda dengan yang sudah ada. 3. Memiliki Kreatifitas Tinggi, Menurut Zimmerer dalam buku yang ditulis Suryana (2003 : 24) dengan judul buku Entrepreneurship And The New Venture Formation, mengungkapkan bahwa ide-ide kreativitas sering muncul ketika wirausaha melihat sesuatu yang lama dan berfikir sesuatu yang baru dan berbeda. Oleh karena itu kreativitas adalah menciptakan sesuatu dari yang asalnya tidak ada (generating something from nothing). 1. Kreativitas adalah menciptakan sesuatu yang asalnya tidak ada. 2. Hasil kerjasama masa kini untuk memperbaiki masa lalu dengan cara baru. 3. menggantikan sesuatu dengan sesuatu yang lebih sederhana dan lebih baik. Seorang wirausaha harus memiliki jiwa komitmen dalam usahanya dan tekad yang bulat didalam mencurahkan semua perhatianya pada usaha yang akan digelutinya, didalam menjalankan usaha tersebut seorang wirausaha yang sukses terus memiliki tekad yang mengebu-gebu dan menyala-nyala (semangat tinggi) dalam mengembangkan usahanya, ia tidak setengah-setengah dalam berusaha, berani menanggung resiko, bekerja keras, dan tidak takut menghadapi peluang-peluang yang ada dipasar. Tanpa usaha yang sungguh-sunguh terhadap pekerjaan yang digelutinya maka wirausaha sehebat apapun pasti menemui jalan kegagalan dalam usahanya. Oleh karena itu penting sekali bagi seorang wirausaha untuk komit terhadap usaha dan pekerjaannya. 4. Mandiri atau Tidak Ketergantuangan Sesuai dengan inti dari jiwa kewirausahaan yaitu kemampuan untuk menciptakan seuatu yang baru dan berbeda (create new and different) melaui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang dalam menghadapi tantangan hidup, maka seorang wirausaha harus mempunyai kemampuan kreatif didalam mengembangkangkan ide dan pikiranya terutama didalam menciptakan peluang usaha didalam dirinya, dia dapat mandiri menjalankan usaha yang digelutinya tanpa harus bergantung pada orang lain, seorang wirausaha harus dituntut untuk selalu menciptakan hal yang baru dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber yang ada disekitarnya, mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang

dan jasa yang baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan kepada konsumen. 5. Selalu Komitmen dalam Pekerjaan, Memiliki Etos Kerja dan Tanggung Jawab Seorang wirausaha harus memiliki jiwa komitmen dalam usahanyadan tekad yang bulat didalam mencurahkan semua perhatianya pada usaha yang akan digelutinya, didalam menjalankan usaha tersebut seorang wirausaha yang sukses terus memiliki tekad yang mengebu-gebu dan menyala-nyala (semangat tinggi) dalam mengembangkan usahanya, ia tidak setengah-setengah dalam berusaha, berani menanggung resiko, bekerja keras, dan tidak takut menghadapi peluang-peluang yang ada dipasar. Tanpa usaha yang sungguhsunguh terhadap pekerjaan yang digelutinya maka wirausaha sehebat apapun pasti menemui jalan kegagalan dalam usahanya. Oleh karena itu penting sekali bagi seorang wirausaha untuk komit terhadap usaha dan pekerjaannya. 6. Berani Menghadapi Risiko Kemauan dan kemampuan untuk mengambil risiko merupakan salah satu nilai utama dalam kewirausahaan. Wirausaha yang tidak mau mengambil risiko akan sukar memulai atau berinisiatif. Menurut Angelita S. Bajaro, seorang wirausaha yang berani menanggung risiko adalah orang yang selalu ingin jadi pemenang dan memenangkan dengan cara yang baik (Yuyun Wirasasmita, dalam Suryana, 2003 : 21). Wirausaha adalah orang yang lebih menyukai usaha-usaha yang lebih menantang untuk lebih mencapai kesuksesan atau kegagalan daripada usaha yang kurang menantang. Oleh sebab itu, wirausaha kurang menyukai risiko yang terlalu rendah atau terlalu tinggi. Keberanian untuk menanggung risiko yang menjadi nilai kewirausahaan adalah pengambilan risiko yang penuh dengan perhitungan dan realistis. Kepuasan yang besar diperoleh apabila berhasil dalam melaksanakan tugas-tugasnya secara realistis. Wirausaha menghindari situasi risiko yang rendah karena tidak ada tantangan, dan menjauhi situasi risiko yang tinggi karena ingin berhasil.7. Selalu Mencari Peluang Berpikir Kreatif dalam

Kewirausahaan Menurut Zimmererr (1996) untuk mengembangkan ketramplan berfikir, seseorang menggunakan otak sebelah kanan. Sedangkan untuk belajar mengembangkan ketrampilan berpikir digunakan otak sebelah kiri, cirri-cirinya : Selalu bertanya : Apa ada cara yang lebih baik? Selalu menantang kebiasaan, tradisi dan kebiasaan rutin Mencoba untuk melihat masalah dari perspektif yang berbeda Menyadari kemungkinan banyak jawaban ketimbang satu jawaban yang benar

Melihat kegagalan dan kesalahan sebagai jalan untuk mencapai sukses Mengkorelasikan ide-ide yang masih samar terhadap masalah untuk menghasilkan pemecahan inovasi Memiliki ketrampilan helicopter yaitu kemampuan untuk bangkit di atas kebiasaan rutin dan melihat permasalahan dari perspektif yang lebih luas kemudian memfokuskannnya pada kebutuhan untuk berubah.

Bag II : TINGAKATAN MANAJEMAN DAN PERAN MANAJER 2.1 TINGAKATAN MANAJER Ada tiga tingakatan jabatan manajer pada suatu perusahaan , tingkatan-tingkatan ini yang membedakan pembagian tugas dan tanggung jawab seorang manajer , perhatikan gambar dan penjelasan berikut :

1. Top Manager biasanya manager pada tingkatan ini adalah CEO , GM , Direktur Utama dsb, Tugasnya mengepalai semua yang bekerja untuk perusahaan termasuk middle manager , dan lower manager.Peran Seorang Top manager mempengaruhi semua kinerja perusahaan jadi bisa kita nilai bahwa sebuah perusahaan yang sukses berkat orang-orang yang berada di tingkatan Top Manager ini begitu sebaliknya dan tanggung jawabnyapun begitu besar terhadap perusahaan jadi tidak bisa kita pungkiri kenapa orang yang ada di bagian Top manager ini biasanya menerima salary terbesar di banding siapapun yang bekerja di suatu perusahaan. 2. Middle Manager sesuai dengan namanya middle yang berarti tengah, orang-orang yang menempati tingkatan ini biasanya di posisi Manajer Pemasaran, Manajer Keuangan , Manajer SDM dsb di suatu perusahaan. Middle manager adalah manajer

yang terkonsentrasi penuh pada suatu bagian saja. Selain mengepalai suatu bagian middle manager ini biasanya juga bertugas untuk penghubung antara Top Manager dengan Lower Manager.

3. Lower manager adalah manajer tingkatan terendah di suatu perusahaan biasanya orang-orang yang menempati posisi ini adalah mereka yang mempunyai jabatan Mandor, Supervisor dsb di suatu perusahaan. Tugas Lower manager sangat sulit selain mereka harus bisa mengatur para staffnya mereka juga harus mempunyai keahlian di bidangnya agar bisa mengajari bawahannya dengan baik dan benar.

(http://celotehan.faluphi.com/2010/02/tiga-tingkatan-manager.html ) Seperti dinyatakan secara singkat di atas dalam organsasi dapat dibagi tingkatannya dalam 3 tingkat, yatu manajer puncak, manajer menengah, dan manajer tingkat bawah. Manajer puncak dilekatkan kepada mereka yang menduduki jabatan seperti General Manajer atau CEO (Chief Executive Officer) dan semacamnya, manajer tingkat menengah yaitu mereka yang menduduki jabatan pemimpin fungsional (seperti manajer pemasaran, personalia, produksi, dan keuangan) dan manajer tingkat bawah adalah mereka yang berurusan denganhal hal yang bersifat teknis, seperti menyelia (supervisor) dan semacamnya. Namun demikian, pembagian tingkatan posisi manajerial ini tergantung juga dari kebijakan organisasi sendiri. Ketiga tingkatan manajer tersebut adalah juga pemimpin formal di organisasinya, karena masing masing mempuyai pengikut. Karenanya, mereka juga memiliki peranan tertentu di dalam kedudukannya sebagai pemimpin atau manajer. Mengenai peranan manajer, apa pun tingkatannya menurut Henry Mintzberg ada 10 macam. Peranan peranan tersebut merupakan himpunan dari sejumlah aktivitas para manajer. Kesepuluh peranan yang dimaksud adalah: 1. Figurehead role (peran sebagai kepala); peranan untuk mewakili organisasi yangdipimpinnya dalam setiap kesempatan dan persoalan yang timbul secara formal. 2. Leader role (peran pemimpin); peranan untuk menjadikan unit organisasinya berfungsi sebagai suatu kesatuan dalam mencapai tujuan dimana manajer perlu mengarahkan, memotivasi, dan menciptakan kondisi yang memungkinkan untuk bekerja bagi pengikutnya. 3. Liaison role (peran penghubung); peranan yang mengharuskan manajer melakukan interaksi dengan teman sejawat, staf, dan orang orang lain yang berada di luar organisasinya untuk mendapatkan informasi. 4. Monitor role (peran pemantau); peranan yang mengharuskan seorang manajer untuk menjadi pencari, penerima dan pengumpul informasi agar supaya mampu mengembangakan pengertian yag baik dari organisasi yang dipimpinnya.

5. Disseminator role (peran penyebar); peran yagn menempatkan manajer sebagai penyebarinformasi ke seluruh jajaran organisasi yang menjadi tanggung jawabnya. Inidimungkinkan karena ia memiliki akses pada semua informasi melalui peran monitornya. 6. Spokesman role (peran juru bicara); peran manajer untuk mewakili organisasi utnuk menyampaikan informasi ke luar lingkungan organisasinya.7. Entrepreneur role

(peranwirausaha); peran sebagai pemrakarsa dan perancang bagi sejumlah perubahan yang terkendali dalam organisasinya. 8. Disturbance-handler role (peran penghalau gangguan) yaitu peran yang membawa manajer untuk bertanggung jawab ketika organisasinya mengalami krisis yang seringkali tidak direncanakan sebelumnya, 9. Resource allocator of role (peran pembagi sumber-daya); peran manajer sebagai penentu di dalam mengalokasi sebagai sumber daya, seperti keuangan/dana untuk kegiatan tertentu di dalam organisasi. 10. Negotiator role (peran perunding); peran yagn menempatkan manajer sebagai perunding (negotiator) baik dengan pihak pohak dalam lingkungan organisasi maupun pihak luar guna pemecahan bagi masalah masalah yang dihadapi organisasi. 2.2 PEBEDAAN ANTARA MANAJER DENGAN PEMIMPIN Seringkali orang tidak membedakan antara pemimpin dan manajer. Seorang manajer adalah seorang yang mengelola sesuatu, entah manusia, waktu, mesin, dana atau informasi serta network. Jadi ukuran keberhasilan seorang manajer adalah seberapa baiknya ia mengelola apa yang dipercayakan kepadanya. Semakin rapih, teratur, dan indah apa yang ditanganinya semakin dianggap baik dirinya. Bagi seorang manajer, ia harus melakukan apa yang ditanganinya dengan benar.Seorang pemimpin adalah seorang yang melakukan sesuatu demi organisasi, kelompok, atau komunitasnya. Ia diukur berdasarkan gerak apa yang dihasilkannya bersama mereka yang mengikutinya atau yang terkait dengannya. Ia juga diukur dengan transformasi yang dilakukannya, serta adanya kelanjutan dari pekerjaannya. Seorang pemimpin tidak harus selalu rapih, teratur, atau indah dalam proses memimpin organisasinya. Namun yang terpenting adalah bahwa ia melakukan hal-hal yang benar untuk kepentingan bersama.Jadi seorang manajer adalah orang yang melakukan hal yang dipercayakannya dengan benar, sedangkan seorang pemimpin melakukan hal yang benar. (Managers do things right while leaders do the right thing).

MANAGER PEMIMPIN Hubungan berdasarkan otoritas Menghasilkan sesuatu Menyelesaikan, People who do things right Hubungan berdasar pengaruh Memberikan arah dalam tindakan, sikap Melibatkan visi dan penilaian melibatkan hal-hal yang lebih rutin People who do the right thing Jadi manajer lebih bersifat mekanistis (orientasi semata-mata pada memenuhi suatu ukuran keberhasilan yang ditetapkan baginya) dan menekankan pada pengendalian kerja bawahan. Dibandingkan dengan manajer, pemimpin memiliki kepekaan terhadap arah, kerja sama kelompok, inspirasi, teladan dan penerimaan diri oleh orang lain. 2.3 IMPLIKASI BAGI MANAJER KANTOR ADMINISTRATIF Manajer kantor administrasi memiliki tanggung jawab utama bagi kuantitas dan kualitas di daerah yang mereka kelola. Praktek ini konsisten dengan filosofi yang berlaku di kebanyakan organisasi untuk membuat manajer unit bertanggung jawab atas kuantitas dan kualitas di daerah khusus merekaTerlepas dari seberapa efisien dan dikelola dengan baik area kantor, hasil dari operasi tertentu tidak selalu cocok dengan hasil yang diinginkan. penggunaan kuantitas dan kualitas membantu meyakinkan kesesuaian antara hasil yang diinginkan dan hasil actual. Salah satu cara yang paling efektif untuk upaya manajer kantor administratif untuk diperhatikan oleh manajemen puncak adalah fungsi kantor untuk memberikan

kualitaspelayanan yang terbaik. Banyak manajer kantor administratif telah meningkatkan dipromosikan ke posisi yang lebih tinggi dengan membangun sebuah kuantitas yang kredibel dan performent kontrol kualitas ( http://zinkser.blogspot.com/2011/01/

pengendalian-kualitas-dan-kuantitas.html )

2.4 PENTINGANNYA KREATIFITAS DALAM BISNIS Kewirausahaan merupakan gabungan dari kreativitas, keinovasian, dan keberanian menghadapi resiko yang dilakukan dengan cara bekerja keras untuk membentuk dan memelihara usaha baru. Kreativitas, oleh Zimmerer, diartikan sebagai kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan untuk menemukan cara-cara baru dalam memecahkan persoalan dan menghadapi peluang (Creativity is the ability to develop new ideas and to

discover new ways of looking at problems and oppurtunities).Sedangkan, keinovasian diartikan sebagai kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam rangka memecahkan persoalan-persoalan dan peluang untuk mempertinggi dan meningkatkan tarap hidup (Innovation is the ability to apply creative solutions to those problems and oppurtunities to enhance or to enrich peoples live). Menurut Harvards Theodore Levitt yang dikutip Zimmerer, bahwa kreativitas adalah thingking new things (berpikir sesuatu yang baru), sedangkan keinovasian adalah doing new things (melakukan sesuatu yang

baru).Keberhasilan wirausaha akan tercapai apabila melakukan sesuatu yang baru atau sesuatu yang lama yang dilakukan dengan cara yang baru (thingking and doing new things or old thing new ways). ide kreative akan muncul apabila wirausaha melihat sesuatu yang lama dan memikirkan sesuatu yang baru atau berbeda (look at something old and think something new or different). Dari pandangan ini, dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan (entrepreneurship) adalah suatu kemampuan (ability) dalam berpikir kreatif dan berperilaku inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak, tujuan siasat, giat, dan proses dalam menghadapi tantangan hidup

BAB III KESIMPULAN 1.1 Kesimpulan Wirausaha adalah seseorang pembuat keputusan yang membantu terbentuknyasystem ekonomi perusahaaan yang bebas. Karir kewirausahaan dapat mendukungkesejahteraan masyarakat, menghasilkan imbalan financial yang nyata. Wirausaha diberbagai industry membantu perekonomian dengan menyediakan pekerjaan danmemproduksi barang dan jasa bagi konsumen dalam negeri maupun di luar negeri.Meskipun perusahaan raksasa menarik perhatian banyak publik akan tetapi bisnis kecildan kegiatan kewirauasahaannya setidaknya memberikan andil nyata bagikehidupan sosial dan perekonomian dunia.Sebuah bisnis besar hanya menggunakan tenaga-tenaga ahli yang hanya golongan masyarakat-masyarakat tertentu saja yang bisa berkerja disana, sendangakan untuk usaha kecil seorang wirausahan dapat menggunakan atau mengambil SDM dari orang-orang sekitar yang masih

menyandang satus pengangguran. Dengan banyaknya usaha kecil yang didirikan, semakin mengurangi angka pengangguran yang ada di Indonesia. 1.2 Saran Munculkan jiwa wirausaha yang tanggunh dan bertanggunga jawab agar semakin banyak usaha-usaha kecil mandiri yang berdiri. Sebagai lulusan Mahasiswa Bisnis, kita di tuntuk untuk membuka lahan pekerjaan dengan berwirausaha, bukan hanya sekedar menjadi pegawai kantoran yang hidup dinamis mengerjakan tugas-tugas diatas meja kerja.

DAFRAT PUSTAKA

http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=kewirausahaan&source=web&cd=4&ved=0CEw QFjAD&url=http%3A%2F%2Fwardoyo.staff.gunadarma.ac.id%2FDownloads%2Ffiles%2F 5053%2FKewirausah&ei=4YNRT4CDIcnjrAeTl7y6DQ&usg=AFQjCNEBKIuBI6lv89GQn 3xgbiZp3Wc0Ow&cad=rja) http://viewcomputer.wordpress.com/kewirausahaan/ http://muhammadghazali.files.wordpress.com/2008/03/18-02-2008.pdf http://adesyams.blogspot.com/2009/09/hakekat-kewirausahaan.html http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=kewirausahaan&source=web&cd=4&ved=0CEw QFjAD&url=http%3A%2F%2Fwardoyo.staff.gunadarma.ac.id%2FDownloads%2Ffiles%25 053%2FKewirausah&ei=4YNRT4CDIcnjrAeTl7y6DQ&usg=AFQjCNEBKIuBI6lv89GQn3 xgbiZp3Wc0Ow&cad=rja) Suryana, 1992, Kewirausahaan Pedoman Praktis : Kiat dan Proses Menuju Sukses , SalembaEmpat. Jakarta.

You might also like