You are on page 1of 14

Deteksi dan Kontrol kesalahan

Pendeteksian Kesalahan :
Sebagai akibat proses-proses fisika yang menyebabkannya terjadi, error pada beberapa
media (misalnya, radio) cenderung timbul secara meletup (burst) bukannya satu demi satu.
Error yang meletup seperti itu memiliki baik keuntungan maupun kerugian pada error bit
tunggal yang terisolasi. Sisi keuntungannya, data komputer selalu dikirim dalam bentuk
blok-blok bit. Anggap ukuran blok sama dengan 1000 bit, dan laju error adalah 0,001 per
bit. Bila error-errornya independen, maka sebagian besar blok akan mengandung error. Bila
error terjadi dengan letupan 100, maka hanya satu atau dua blok dalam 100 blok yang akan
terpengaruh, secara rata-ratanya. Kerugian error letupan adalah bahwa error seperti itu
lebih sulit untuk dideteksi dan dikoreksi dibanding dengan error yang terisolasi.
Cek Paritas
Skema pendeteksian kesalahan yang paling sederhana adalah melampirkan bit paritas ke
ujung blok data. Sebagai contoh, jika transmitter mentransmisikan data 1110001 dan
menggunakan paritas ganjil, maka akan dilampirkan 1 dan ditransmisikan menjadi
11100011. Receiver menguji karakter yang diterima dan, bila jumlah total 1 adalah ganjil,
diasumsikan tidak ada kesalahan. Pendeteksian kesalahan dengan bit paritas ini mempunyai
kelemahan yaitu jika terjadi prubahan dua bit( dua bit dibalik ) maka akan terjadi kesalahan
yang tidak terdeteksi. Biasanya paritas genap digunakan untuk transmisi synchronus dan
paritas ganjil untuk transmisi asynchronus.
Cyclic Redundancy Check (CRC)
Transmitter mengirimkan suatu deretan n-bit,disebut Frame Check Sequence (FCS),
sehingga frame yang dihasilkan, terdiri dari k+n bit, dapat dibagi dengan jelas oleh
beberapa nomor yang sebelumnya sudah ditetapkan. Receiver kemudian membagi frame
yang datang dengan nomor tersebut dan, bila tidak ada sisa, maka diasumsikan tidak
terdapat kesalahan.
Prosedur CRC dapat dilakukan dengan 3 cara:
Aritmetika modulo 2 operasi eksklusif-OR
T =2
n
M +F
T =frame sepanjang (k+n)bit yang akan dikirim,di mana n<k
M = pesan k bit
Polinomialekspresi semua nilai sebagai polinomial dengan peubah X dan
koefisien biner
T(X)=X
n
M(X)+R(X)
Logika digital yang terdiri dari:
Shift register (sama dengan panjang FCS),
Gerbang eksklusif OR dengan posisi bit 1 pada pola generator P
Rangkaian shift register dengan polinomial x
5
+x
4
+x
2
+1
Gambar di bawah ini menunjukkan arsitektur umum implementasi shift register CRC untuk
polinomial
di mana A0 = An = 1 dan semua Ai lainnya sama dengan 0 atau 1.
Rangkaian diimplementasikan sebagai berikut:
Register berisi total n bit,sama dengan panjang FCS
Ada tidaknya komponen dalam polinomial P(x),tidak termasuk x
n
Pengontrolan Kesalahan
Pengontrolan Kesalahan berkaitan dengan mekanisme untuk mendeteksi dan memperbaiki
kesalahan yang terjadi pada pentransmisian frame. Tujuan dilakukan pengontrolan terhadap
error adalah untuk menyampaikan frame-frame tanpa error, dalam urutan yang tepat ke
lapisan jaringan. Teknik yang umum digunakan untuk error control berbasis pada dua
fungsi, yaitu:
Error detection, biasanya menggunakan teknik CRC (Cyclic Redundancy Check) dan
Automatic Repeat Request (ARQ), ketika error terdeteksi, pengirim meminta mengirim
ulang frame yang terjadi kesalahan.
Ada dua jenis kesalahan yaitu :
1. Hilangnya Frame
Frame gagal mencapai sisi yang lain. Sebagai contoh, derau yang kuat bisa merusak
frame sampai pada tingkat dimana receiver tidak menyadari bahwa frame sudah
ditransmisikan
2. Kerusakan frame
Frame diakui telah tiba, namun beberapa bit mengalami kesalahan (sudah berubah
selama pentransmisian).
Untuk menghindari terjadinya error atau memperbaiki jika terjadi error yang dilakukan
adalah melakukan perngiriman message secara berulang, proses ini dilakukan secara
otomatis dan dikenal sebagai Automatic Repeat Request (ARQ).
Teknik paling Umum untuk mengontrol kesalahan :
1. Pendeteksian kesalahan
2. Balasan Positif
Tujuan mengembalikan balasan positif untuk frame bebas kesalahan yang diterima
dengan baik
3. Retransmisi setelah waktunya Habis
Sumber melakukan retransmisi frame yang belum dibalas setelah beberapa saat
tertentu
4. Balasan negatif dan retransmisi
Tujuan mengembalikan balasan negatif kepada frame yang dideteksi mengalami
kesalahan. Sumber melakukan retransmisi terhadap frame semacam itu.
Mekanisme ini semua disebut Automatic Repeat Request (ARQ); efek ARQ ini adalah
mengubah jalur data yang tidak andal menjadi andal. Tiga versi ARQ yang sudah
distandarisasikan adalah :
1. Stop-Wait ARQ
Stop-Wait ARQ didasarkan atas teknik kontrol arus stop and wait . Station sumber
mentransmisikan sebuah frame tunggal dan harus menunggu balasan (ACK).
Sebelum ada jawaban balasan dari station tujuan, maka tidak akan ada data frame
yang dikirimkan dari sumber
Ada dua jenis kesalahan yang dapat terjadi :
Frame yang tiba ditujuan mengalami kerusakan. Receiver mendeteksi
kerusakan tersebut dengan menggunakan teknik pendeteksian kesalahn
yang berkaitan dengan pembuangan frame lebih awal. Untuk mengatasi hal
ini biasanya station sumber dilengkapi pencatat waktu. Setelah frame
ditransmisikan, station sumber menunggu balasan. Jika sampai batas waktu
yang ditentukan dalam pencatat waktu habis, maka transmitter akan
mengirimkan kembali frame data yang sama.
Kerusakan pada balasan
Transmitter mengirimkan frame data ke receiver yang kemudian oleh
receiver di berikan balasan (ACK). Pada saat pengiriman sinyal balasan ini
(ACK) mengalami kerusakan dalam transmisinya sehingga tidak diakui oleh
transmitter. Ketika batas waktu pada transmitter sudah habis, maka
transmitter akan mengirim kembali frame data yang sama ke receiver.
Receiver akan menerima frame data yang sama tetapi seolah-olah keduanya
terpisah. Untuk mengatasi ini maka frame bergantian diberi label 1 dan 0,
dan balasan positifnya dalam bentuk ACK 0 dan ACK 1. Sesuai dengan
aturan sliding window, ACK 0 membalas penerimaan frame bernomor 1
dan menunjukkan bahwa receiversiap untuk menerima frame bernomor 0.
Kelebihan utama ARQ stop and-wait adalah sederhana. Sedangkan kekurangan
utamanya adalah mekanisme ARQ stop-and-wait ini tidak efisien.
Tidak efisien-nya ARQ stop-and wait dapat dijelaskan sebagai berikut :
Misal sebuah pesan yang panjang telah dikirim sebagai suatu rangkaian frame-
frame f
1
,f
2
,,f
n
, Untuk suatu prosedur polling, kejadian yang terjadi :
Stasiun S
1
mengirim f
1
.
S
2
mengirim suatu acknowledgment.
Stasiun S
1
mengirim f
2
.
S
2
mengirim suatu acknowledgment.
.
.
.
.
S
1
mengirim f
n
.
S
2
mengirim suatu acknowledgment
Waktu total untuk mengirim data tersebut : T = nT
F,
dimana

T
F
adalah waktu untuk
mengirim satu frame dan menerima balasan.
T
F
dapat dinyatakan sebagai berikut :
T
F
= t
prop
+ t
frame
+ t
proc
+ t
prop
+ t
ack
+ t
proc
dimana :
t
prop
= Waktu perambatan dari S
1
ke S
2
t
frame
= Waktu untuk mentransmisikan sebuah frame (waktu transmitter untuk
mengirim seluruh bit dalam frame)
t
ack
= waktu pemrosesan pada masing-masing stasiun untuk bereaksi terhadap
kedatangan
t
proc
= waktu untuk mentransmisikan suatu balasan
Diasumsikan waktu proses antara transmisi dan penerima diabaikan dan frame
acknowledgment sangat kecil; maka :
T

= n(2t
prop
+ t
frame
)
Dari waktu itu, hanya n x t
frame
yang sebenarnya dihabiskan untuk transmisi data,
dan sisanya merupakan overhead. Maka efisiensi dari line :
n x t
frame
U = -----------------------
n ( 2t
prop
+ t
frame
)
t
frame
U = -----------------
2t
prop
+ t
frame
Bila a = t
prop
/ t
frame
, maka :
U = 1 / (1+2a)
Persamaan diatas untuk a yang konstan, bentuk ekspresi lainnya :

waktu penyebaran
a = -----------------------
waktu transmisi
atau : a = d / v = Rd
L / R VL
Dimana : d = jarak link
V = kecepatan penyebaran
R = data rate
L = panjang frame
Sehingga untuk frame dengan panjang tertentu, a sebanding dengan rate data kali
panjang media. Cara yang baik untuk melihat a ada;ah tampilan pankang media
dalam bit
,
_

v
d
Rx
dibandingkan dengna panjang frame (L).

2. Go-back-NARQ
Teknik ini didasarkan pada teknik control arus jendela pergeseran yang biasa
disebut juga Go-Back-N-ARQ. Dalam metode ini , station bias mengirim deretan
frame yang diurutkan berdasarkan suatu modulo bilangan. Jumlah frame balasan
yang ada ditentukan oleh ukuran jendela menggunakan teknik kontrol arus jendela
pergeseran. Bila tidak terjadi kesalahan receiver akan membalas frame (RR =
Receive Ready) yang datang seperti biasa. Bila receiver mendeteksi adanya
kesalahan pada sebuah frame, maka station tujuan akan memberikan balasan
negatif (REJ = reject) untuk frame tersebut
Kemungkinan-kemungkinan kesalahan yang dapat terjadi pada teknik ini :
Rusaknya Frame
Bila frame yang diterima invalid (misalnya, B mendeteksi adanya
kesalahan), B membuang frame dan tidak melakukan apa-apa. Dalam hal ini ada
dua sub kasus :
Dalam periode yang memungkinkan, A berturut-turut mengirim frame
(i+1). B menerima frame (i+1) yang tidak beres dan mengirim REJi. A
harus melakukan retransmisi terhadap frame i da semua frame urutannya.
A tidak segera mengirim frame-frame tambahan. B tidak menerima apa-apa
serta tidak mengembalikan RR maupun REJ. Bila pewaktu A habis, A
mentransmisikan frame RR yang memuat bit yang disebut dengan bit P,
yang disusun berdasarkan 1. B menerjemahkan frame RR dengan bit P dari
1 sebagai perintah yang harus dijawab dengan jalan mengirimkan RR,
menunjukkan frame berikutnya yang diharapkan, yang berupa frame 1. Bila
A menerima RR, ia kembali mentransmisikan frame i.
Rusaknya RR
Ada 2 kasus :
B menerima frame i dan mengirim RR (i+1), yang hilang dalam transmisi.
Karena RR dikumulatif (contoh, RR6 berarti semua frame sampai 5 diakui),
hal ini mungkin karena A akan menerima sebuah RR urutannya sampai
frame berikutnya yang akan tiba sebelum pewaktu yang dihubungkan pada
frame i habis.
Jika waktu A habis, A mentransmisi ulang frame i dan semua frame-frame
berikutnya. A menyusun pewaktu yang lain, yang disebut pewaktu P-bit.
Bila gagal merespons perinytah RR, atau bila responnya rusak, maka
pewaktu P-bit akan berakhir. Dalam hal ini, A akan kembali berusaha
dengan membuat perintah R yang baru dan kembali mengulangpewaktu P-
bit. Prosedur ini diusahakan untuk beberapa iterasi. Bila A gagal
memperoleh balasan setelah beberapa upaya maksimum dilakukan. A
kembali mengulangi prosedur yang sama.
Rusaknya REJ.
Bila REJ hilang, dan B tidak menerima apa-apa serta tidak mengembalikan
RR maupun REJ. Bila pewaktu A habis, A mentransmisikan frame RR yang
memuat bit yang disebut dengan bit P, yang disusun berdasarkan 1. B
menerjemahkan frame RR dengan bit P dari 1 sebagai perintah yang harus
dijawab dengan jalan mengirimkan RR, menunjukkan frame berikutnya
yang diharapkan, yang berupa frame 1. Bila A menerima RR, ia kembali
mentransmisikan frame i.
3. Selective-reject ARQ
Dengan teknik ini, frame-frame yang diretransmisikan adalah hanya , dalam hal ini
disebut SREJ, atau frame-frame yang waktunya sudah habis.frame-frame yang
mendapatkan balasan negative
Selective reject lebih efisien dibanding Go-Back-N, karena selectivereject
meminimalkan jumlah retransmisi. Dengan kata lain, receiver harus
mempertahankan penyangga sebesar mungkin untuk menyimpan tempat bagi frame
SREJ sampai frame yang rusak diretransmisi, serta harus membuat logika untuk
diselipkan kembali frame tersebut pada urutan yang tepat
Skenario dari teknik ini untuk 3 bit penomoran yang mengizinkan ukuran window
sebesar 7 :
Stasiun A mengirim frame 0 sampai 6 ke stasiun B.
Stasiun B menerima dan mengakui ketujuh frame-frame.
Karena noise, ketujuh acknowledgment hilang.
Stasiun A kehabisan waktu dan mentransmisi ulang frame 0.
Stasiun B sudah memajukan window penerimanya untuk menerima frame
7,0,1,2,3,4 dan
Dengan demikian dianggap bahwa frame 7 telah hilang dan bahwa frame
nol yang baru diterima
Problem dari skenario ini yaitu antara window pengiriman dan penerimaan. Yang
diatasi dengan memakai ukuran window max tidak lebih dari setengah range
penomoran.
Performa
Go-back-N dan selective-reject lebih efisien daripada stop and wait.
Pemakaian maksimum (U) untuk masing-masing teknik :
Stop and wait : 1 N > 2a+1
U = ' N N < 2a+1
2a+1
Selective reject : 1-p N > 2a+1
U = ' N(1-p) N < 2a+1
2a+1
Go-back-N : 1-p N > 2a+1
1+2a
U = '
N(1-p) N < 2a+1
(2a+1)(1-p+Np)
dimana : a = waktu penyebaran
N = ukuran window
p = probabilitas transmisi suatu frame dengan sukses.
Sumber :
Stallings, William.,Komunikasi data dan Komputer.
DETEKSI DAN KONTROL KESALAHAN
Disusun oleh :
Vicimus .B / 05-16
G.W. Mantri / 05-23
Yuansyah / 05-11
Rio Rinaldi / 05-07
Program Studi Teknik Elektro
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2008

You might also like