You are on page 1of 4

Bella N.

Meitasari /070912097 1 EPI week 5

Global Expansion of International Political Economy Ekspansi, secara umum dapat dipahami sebagai perluasan wilayah negara dengan menduduki wilayah suatu negara dengan menduduki wilayah negara lain baik sebagian maupun seluruhnya. Ekspansi global, dalam segi ekonomi dilakukan untuk memperluas pasar terkait dengan kebutuhan dunia akan produk-produk perekonomian. Perluasan pasar dalam hal ini tentu harus didukung oleh politik demi mengamankan dan melegalkan proses ekspansi. Jika membahas mengenai proses ekspansi ekonomi tentu tidak dapat dipisahkan pula dari proses imperialisme. Imperialisme sendiri dapat diartikan sebagai sistem politik yang bertujuan menjajah negara lain untuk mendapat kekuasaan dan keuntungan yang lebih besar. Fenomena terjadinya imperialisme ini sendiri pada kenyataanya telah mengundang banyak pihak untuk mengulasnya lebih dalam, seperti contohnya adalah Lenin sebagai seorang analis imperealisme. Hampir sejak lebih dari setengah abad yang lalu imperialisme masih memfokuskan pada hal-hal seperti persaingan antar negara-negara kapitalis dalam era monopoly capitalism, awal mula terjadinya Perang Dunia I, dan kesempatan revolusi yang terjadi di zaman tersebut (Magdoff, 1978: 94). Konserp imperialisme yang diusung Lenin tersebut pada dasarnya masih berlaku, namun menurut Magdoff, seharusnya Lenin tidak hanya memfokuskan pada hal-hal diatas namun lebih diperluas pada banyak isu lainnya sehingga perlu adanya penyesuain teori imperialisme yang diusung lenin dengan apa yang disebut Magdoff sebagai new imperialisme. Dalam artikelnya yang berjudul Imperialism, A Historical Survey Magdoff juga berusaha menjelaskan teori-teori yang menunjukkan evolusi dan keberlangsungan imperialisme lama hingga baru, yakni pertama Restless expansion akumulasi modal, yakni kekuatan pendorong dan intisari dari kapitalisme sendiri. yang kedua adalah asal mula kapitalisme sebagai sistem dunia yang menentukan struktur dan pengaruh yang kuat dalam perkembangannya. Yang ketiga adalah negara-negra kapitalis dengan kekuatan yanng lebih besar akan meluaskan mode produksinya ke sebagian besar wilayah dunia. yang keempat adalah, sistem dunia kapitalis yang berkembang dalam proses transformasinya telah memaksa negara-negara non-kapitalis untuk memenuhi kebutuhan negara-negara yang lebih kuat. Yang terakhir adalah hukum ekonomi dan institusi dari kapitalisme secara berlanjut telah membentuk kembali divisi internasional buruh dan hierarki ekonomi dan ketergantungan finansial (Magdoff. 1978:97-98).

Bella N. Meitasari /070912097 2 EPI week 5

Namun pada dasarnya, penting pula untuk mengakui bahwa agen-agen utama yang aktif dalam perkembangan sejah ekspansi kapitalisme global telah menciptakan persaingan diantara negara-negara. Tentu saja, kontradiksi yang melekat dalam asal usul dan perkembangan dari negara bangsa inilah yang mendorong kekuatan untuk melakukan ekspansi. Kesuksesan sistem kapitalis sendiri membutuhkan negara yang kuat dan terpusat untuk menciptakan kondisi untuk perdagangan tanpa hambatan dengan ukuran pasar nasional yang baik dimana hal ini misalnya bertujuan untuk menhilangkan bea cukai, selain itu juga untuk menciptakan sistem keuangan yang dapat diandalkan seperti penciptaan standar dan sebagainya. Namun, negara-negara kapitalis yang baru lahir pada kenyataannya dibutuhkan untuk melindungi pasar nasional dari kompetisi luar dan untuk membantu perkembangan perdagangan eksternal yang menguntungkan. Menghilangkan persaingan domestik, merupakan sebuah counterpart dalam generasi konflik internasional (Magdoff, 1978:98). Pola ekspansi pada dasarnya mengalami perkembangan yang cukup signifikan, dimana dalam hal ini Magdoff menjelaskannya dalam lima periode yang berbeda, yakni pertama adalah dari akhir abad ke 15 hingga pertengahan abad ketujuh belas, yakni

meningkatnya modal komersial dan derasnya perdangan dunia. yang kedua adalah dimulai dari pertengahan abad ketujuh belas hingga akhir abad ke 18 dimana modal komersial mematangkan diri menuju kekuatan ekonomi yang dominan, periode yang ketiga adalah dari akhir abad ke 18 hingga sekitar tahun 1870an dimana pada tahun ini adalah bangkitnya dan kejayaan modal industri yang dipacu oleh adanya revolusi industri. Dan periode keempa adalah sekitar tahun 1880 hingga akhir perang dunia I, dimana pada periode ini adalah kemunculan dan kejayaan monopoli modal dan bentuk imperialisme baru. Dan periode yang terakhir adalah sejak berakhirnya perang dunia I yang dimana pada periode ini adalah awal mula sosialisme sebagai lawan sistem sosial, berakhirnya dekolonisasi dan munculnya perusahaan-perusahaan multinasional (Magdoff, 1978:99-100). Pada periode pertama yakni akhir abad ke 15-17, dimana pada periode ini dijelaskan Magdoff sebagai mulai masuknya perdagangan eropa dalam panggung dunia. namun, dalam hal ini Magdoff juga menjelaskan bahwa pada periode ini kepercayaan luar terhadap perdagangan eropa juga mengalami rintangan diantaranya dikarenakan blokade dari kekaisaran ottoman dan fakta bahwa perdanganan dengan dan diantara negara diluar eropa telah dikontrol oleh Asia dan Afrika. Blokade tersebut mendorong pelayaran para warga eropa yang pada akhirnya membuka Amerika yang ditandai dengan penaklukan benua

Bella N. Meitasari /070912097 3 EPI week 5

tersebut karena rendahnya kemampuan senjata bangsa indian, yang mana kemudian hal ini berujung pada eksploitasi terhadap sumber daya Amerika seperti emas, perak, tembaga, dan lain sebagainya dimana ditemukannya sumber kekayaan baru tersebut pada kenyataannya telh mendorong terjadinya penjarahan dan pembajakan serta persaingan diantara negara-negara eropa seperti spanyol, inggris, belanda, portugal dan perancis demi mendapatkan akses kesejahteraan negara lain termasuk apakah mereka dapat membajak diantara satu sama lain di lautan lepas (Magdoff, 1978:101). Berikutnya pada periode kedua yakni pada pertengahan abad ke 17 hingga akhir abad ke 18 dimana pada periode ini merupakan dominasi modal kapital. Pada periode ini pada dasarnya terdapat kecenderungan pergeseran dalam plitik dan kondisi militer. Yakni melemahnya kekuatan spanyol, ketergantungan portugal pada perancis dan inggris, akhir dari monopoli belanda, munculnya persaingan kolonial diantara perancis dan inggris dan munculnya dominasi kekuatan inggris di laut dan perdagangan internasional. dimana dalam periode ini menekankan pada kemunculan inggris sebagai aktor dominan dalam perdagangan internasional, dimana hal ini bermula pada revolusi di abad ke 17 dimana perubahan inggris ini didukung oleh penciptaan angkatan laut yang kuat demi mendorong perdagangan laut sehingga inggris pada akhirnya mampu mendominasi perdagangan asia dan afrika dimana kemudian memunculkan Inggris sebagai aktor dominan kapital baru dibidang finansial, perdagangan, dan kerajaan (Magdoff, 1978: 102-103). Periode ketiga yakni pada akhir abad 18 hingga tahun 1870an yang merupakan meningkatnya modal industri, yang dipacu oleh adanya revolusi industri. Revolusi industri merubah strategi utama dalam hubungan ekonomi negara-negara kapitalis menjadi peningkatan produksi massa dan ketergantungan kepada aktivitas industri. Hal yang ditekankan dalam periode ini adalah revolusi industri inggris yang pada kenyataannya telah berhasil menciptakan tren baru dalam sistem politik eropa dan perdagangan internasional. Pada tahun 1760-an, Inggris mengkampanyekan untuk melakukan eksplorasi pasar baru ke Asia dan Afrika dan di Amerika Selatan. Selain itu, Perang Napoleon antara inggris dan perancis juga merupakan peristiwa penting dalam periode ini yang menunjukkan bagaimana kekuatan hegemoni Inggris yang besar di abad ke-19 dalam menguasai pasar perdagangan internasional (Magdoff, 1978: 105). Periode ke empat yakni dimulai dari tahun 1880an hingga perang dunia I dimana periode ini diidentikkan dengan monopoli modal dan imperialisme baru. Pada periode ini

Bella N. Meitasari /070912097 4 EPI week 5

disebutkan oleh Magdoff bahwa 67% wilayah dunia dikuasai oleh Eropa di tahun 1878 dan meningkat sebesar 84,4% di tahun 1914. Dalam periode ini Magdoff menjelaskan 6 proses perkembangan imperealisme yakni perkembangan monopoli midal pasca revolusi industri kedua, ketika muncul hukum kapitalis, proses ketiga adalah kuatnya hubungan antara kekuasaaan politik dan kekuatan finansial dan industri baru dan jauh dari asosiasi kapitalis dengan manufaktur pada revolusi industri pertama, uang keempat adalah kontrol monopoli material mentah dengan persaingan penguasaan senjata antara negara-negara besar sebagai garansi dari keamanan investasi modal dalam industri baru. Yang kelima adalah

perkembangan teknologi yang memudahkan komunikasi dalam membentuk jaringan industri dan finansial yang kemudian berimplikasi pada penyebaran imperialisme. Dan yang terakhir yang keenam adalah inggris kehilangan keuntungannya di laut sehingga negara-negara lain mulai berlomba meningkatkan kapasitas industrialnya untuk membangun kekuatan yang lebih kompetitif guna menggeser hegemoni inggris (Magdoff, 1978:108-109). Periode yang terakhir, periode kelima dijelaskan oleh Magdoff bahwa dalam periode ini ditandai dengan kemunculan dekolonisasi dan MNC. Sitem imperialisme mulai mengalami kemunduran, munculnya berbagai MNC asal amerika pada kenyataannya telah mengeser posisi Inggris sebagai dominasi kekuatan ekonomi internasional yang beralih ke Amerika Serikat hingga saat ini. AS mulai menyebarkan nilai-nilai liberal, berbagai institusi ekonomi internasional mulai dibentuk seperti IMF dan World Bank dalam mendukung perdagangan dan perekonomian internasional menjadi salah satu bukti lain hilangnya hegemoni inggris di era ini. Dari berbagai pemaparan diatas kemudian diketahui bahwa ekonomi politik internasional sudah mulai terbentuk dan digunakan sejak awal abad ke 15 seiring perkembangan imperialisme. Ekspansi global terjadi karena berkembangnya kapitalisme. Imperialisme yang masih erat kaitannya dengan ekspansi global dan ekonomi politik internasional dari penjelasan Magdoff diatas memang masih berlaku hingga saat ini walaupun dalam bentuk yang lebih baru dan tidak sekuat dulu, aktor-aktor yang mendominasi bentuk imperialisme ini tidak lain adalah MNC-MNC yang pada akhirnya juga membentuk pola hubungan interdependensi antara negara maju dan berkembang. Referensi: Magdoff, Harry. 1978. Imperialism: A History Survey dalam Imperialism: From the Colonial Age to the Present. New York: Mothly Review Press, pp. 94-113.

You might also like