You are on page 1of 2

Bolehkah hukum makan sambil berdiri sebagaimana yang sering terjadi pada resepsi pernikahan (standing party) ?

Bagaiamana aturan jual beli emas secara Islam ? Bolehkah aqiqah dilakukan pada hari libur ? Jawab:

( )
1. Standing party adalah salah satu tradisi barat yang juga berkembang pada masyarakat Indonesia. Tradisi ini identik dengan idiologi barat yang cenderung hedonis (menghalalkan cara). Bagi umat Islam tentu memiliki tradisi tersendiri yang sesuai dengan nilai-nilai Islam. Resepsi pernikahan atau resepsi lainnya dalam Islam biasa disebut dengan walimah. Walimah yang Islami adalah walimah yang menghindari segala sesuatu yang diharamkan Islam, seperti makan atau minum dari yang haram, mempertontonkan pengantin wanita di muka umum dll. Salah satu etika makan dalam Islam, makan dilakukan sambil duduk, memakai tangan kanan dan didahului doa atau ucapan basmalah. Rasulullah SAW bersabda:


Artinya: Dari Rasulullah SAW, bahwa beliau melarang seorang lelaki minum sambil berdiri. Berkata Qatadah, kami berkata:Bagaimana dengan makan?. Rasul menjawab:Itu lebih buruk atau lebih keji (HR Muslim). Berbeda dengan makan, nampaknya minum sambil berdiri tidak sampai batas haram karena di hadits lain para sahabat melakukannya dan tidak dilarang oleh Rasul SAW, beliau bersabda:


Artinya: dari Ibnu Umar ra, berkata:Kami makan dimasa Rasulullah SAW sedang kami berjalan dan kami makan sambil berdiri (HR at-Tirmidzi). Sehingga dapat diambil jalan tengah, sebaiknya kalau dalam keadaan normal minum hendaknya dilakukan sambil duduk, dan ini juga yang harus dibiasakan pada anak-anak. Tetapi dalam keadaan tidak bisa duduk karena situasi dan kondisi tertentu maka tidak apa-apa minum sambil berdiri.

2. Ada beberapa harta ribawi (harta atau barang jika ditukar dapat jatuh pada riba)
yang perlu mendapatkan perlakuan khusus, dan salah satunya adalah emas, ketentuannya disebutkan dalam hadits:

Rasulullah SAW bersabda: Penjualan emas dengan emas, perak dengan perak, gandum dengan gandum, terigu dengan terigu, kurma dengan kurma, garam dengan garam harus sama dan langsung (cash). Jika jenisnya berbeda maka juallah sekehendakmu tetapi tunai (HR Muslim). Para ulama menyebutkan bahwa ke-enam harta diatas disebut harta ribawi, yaitu: Emas, perak, gandum, terigu, kurma dan garam. Kemudian para ulama membuat metode analogi terkait dengan prinsip harta ribawi, yaitu segala macam alat tukar, mengambil analogi dari emas dan perak dimana pada waktu itu berfungsi sebagai alat tukar. Dan segala macam makanan pokok, mengambil analogi dari gandum, terigu, kurma dan garam, termasuk dalam harta ribawi. Jadi penjualan barang yang tersebut diatas, semua alat tukar dan makanan pokok ketentuanya ada dua: Pertama, jika jenis barangnya sama, seperti emas dengan emas(walaupun berbeda mutu kemurniannya), atau beras (Cianjur) dengan beras (Rojolele, berbeda mutunya), maka harus sama(beratnya), dan harus tunai tidak boleh kredit. Kedua, Jika jenisnya berbeda, seperti emas dengan perak atau emas dengan uang rupiah atau rupiah dengan dolar maka boleh berbeda (harga, atau beratnya) tetapi harus tunai. Sehingga dalam jual beli emas syaratnya harus tunai begitu juga dalam jual beli mata uang harus tunai dengan harga sesuai yang disepakati pasar. 3. Aqiqah yang berarti penyembelihan hewan kambing berkenaan anak yang dilahirkan disunahkan dalam Islam. Rasulullah SAW bersabda:


Artinya:Rasulullah SAW bersabda: Anak-anak tergadai dengan aqiqahnya, disembelihkan(kambing) dihari ketujuh, diberi nama dan dicukur kepalanya(HR atTirmidzi). Para ulama menganjurkan menyembelih kambing aqiqah di hari ketujuh, jika tidak sempat, hari ke 14, jika tidak hari ke-21. Jadi penetapan hari yang disebutkan dalam hadits atau para ulama, menunjukkan keutamaan saja. Maka aqiqah boleh dilakukan kapan saja, termasuk hari libur.

You might also like