Professional Documents
Culture Documents
Departemen Teknik Metalurgi dan Material Program Teknik Material Fakultas Teknik Universitas Indonesia Depok 2012
Uji micro-hardness dilakukan dengan menggunakan alat Micro-hardness tester (FM-7E), dengan masing-masing sampel dilakukan pengindentasian sebanyak 10 kali. Untuk meningkatkan keakuratan nilai,maka sampel di-polishing terlebih dahulu. Untuk melihat distribusi cluster nanoclay pada sampel resin epoxy, maka digunakan alat SEM. Uji EDX dilakukan untuk membuktikan validitas lokasi cluster dalam resin epoxy. Uji flexural, yaitu dengan metode three-point bending.
Perbedaan kekerasan yang sangat mencolok, antara sampel dengan komposisi 4% dan komposisi 15%. Pada komposisi 4%, kekerasan sampel adalah 12.75 Hv, sedangkan pada konten 15 %, kekerasan sampel adalah 2.68 Hv. Selanjutnya adalah pengujian dengan menggunakan alat SEM dan EDX. Sampel dari berbagai komposisi tersebut, dipotong dan dilakukan pengujian SEM pada bagian potonganya tersebut. Gambar 2 dan Gambar 3, memperlihatkan hasil SEM. Terlihat adanya cluster berbentuk lingkaran pada Gambar 3. Setelah diselidiki dengan menggunakan EDX, daerah didalam lingkaran tersebut banyak mengandung Silika. Hal tersebut memperkuat bahwa lingkaran tersebut merupakan cluster nanoclay. Alasan terbentuknya cluster nanoclay dalam resin epoxy adalah karena wetability dari permukaan antara nanoclay dengan resin epoxy. Bagian tengah dari lingkaran tersebut tidak dapat bereaksi dengan resin epoxy. Pada daerah pinggir lin gkaran tersebut, adanya cross-linking harus lebih banyak daripada daerah tengah lingkaran, hal tersebut untuk meningkatkan kekuatan mekanik komposit. Pembentukkan cluster nanoclay tidak dapat dihindari dalam pembentukkan komposit. Penghitungan ukuran cluster dilakukan dengan menggunakan SEM. Dari perhitungan tersebut didapat nilai rata-rata ukuran cluster yaitu sebesar 125 nm pada komposisi 4%, sedangkan pada komposisi 15%, ukuran cluster sekitar 400 nm. Semakin bertambahnya komposisi nanoclay dalam resin epoxy, maka free volume akan berkurang dan juga cross-link dalam nanoclay meningkat sehingga meningkatkan tendensi partikel nanoclay untuk membentuk cluster. Cluster nanoclay yang besar lebih mudah untuk dibentuk. Semakin banyak komposisi nanoclay, maka akan semakin besar ukuran cluster yang terbentuk.
(a) (b) Gambar 2. (a) gambar penampang resin epoxy murni (b) dengan partikel nanoclay sebanyak 4% Hasil dari uji flexural-strength ditampilkan dengan grafik hubungan load-deflection pada Gambar 5-7. Pada Gambar 5 yaitu pada resin epoxy murni, terjadi deformasi plastis yang panjang sebelum terjadi patahan. Dari grafik tersebut, jelas bahwa nilai ketangguhan dan konsumsi energi sebelum terjadi patahan tinggi. Pada sampel dengan komposisi 4%, deformasi plastis yang terjadi sangat kecil. Hal tersebut menandakan ketangguhan tidak
meningkat seiring meningkatnya komposisi partikel nanoclay. Dengan kata lain, penambahan nanoclay menurunkan sifat ketangguhan komposit.
Gambar 3. Hasil uji EDX pada sampel 4% nanoclay (a) daerah diluar lingkaran (b) daerah lingkaran Pada keadaan resin epoxy yang murni, tidak terbentuk cluster nanoclay, sehingga ketika gaya diberikan ke komposit, maka energi tersebut digunakan untuk memutus cross-link yang terbentuk secara kuat didalam resin. Berbeda dengan sampel dengan komposisi 4% yang membentuk cluster. Energi yang diberikan akan mudah untuk memotong ikatan yang terbentuk antara cluster dengan epoxy karena ikatan antar-muka dari keduanya yang lemah.
Gambar 5. Grafik load-deflection pada uji three point bending pada resin epoxy murni
Gambar 6. Grafik load-deflection pada uji three point bending pada sampel 4%
Gambar 7. Grafik load-deflection pada uji three point bending pada sampel15%
Gambar 8. Hubungan stress/strain pada komposit nanoclay/epoxy dengan komposisi nanoclay berbeda
Kesimpulan
1. Mikro-hardness dari komposit meningkat dengan meningkatnya komposisi nanoclay sampai ke komposisi optimal 4%. Setelah melewati komposisi optimal tersebut, mikrohardness akan mengalami penurunan. 2. Meningkatnya komposisi nanoclay juga meningkatkan kekuatan mekanik secara keseluruhan, selain itu, ukuran cluster yang terbentuk juga akan semakin besar. 3. Ikatan antarmuka nanoclay dengan matriksnya tidak terlalu kuat.
Referensi
1. Lam, Chun-Ki., Lau, Kin-Tak. Optimization Effect of Micro Hardness by Nanoclay Clusters in Nanoclay/Epoxy Composite. Journal of Thermoplastic Composite Materials 2009 22: 213.