You are on page 1of 18

91 BAB 1 PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Senyawa organik merupakan senyawa karbon yang terdapat dalam organisme dan senyawa yang dibuat manusia. Dalam senyawa ini, atom karbon menjadi unsur utama dan sering membentuk rantai yang sambung menyambung. Senyawa organik yang hanya mengandung unsur karbon dan hydrogen disebut hidrokarbon, dan terbagi atas kelompok alifatik dan aromatik. Hidrokarbon alifatik adalah alkana, alkena dan alkuna. Tiap atom karbon dalam alkana mempunyai empat ikatan tunggal, sedangkan dalam alkena dan alkuna, berturut turut mengandung ikatn rangkap dua dan tiga. Dalam senyawa organik, terdapat gugus, yaitu satu atau sekelompok atom yang terikat pada atom karbon. Gugus yang mudah mengalami perubahan disebut gugus fungsional. Jika atom hidrogen senyawa hidrokarbon diganti dengan gugus fungsional akan dihasilkan senyawa baru yang disebut turunan hidrokarbon. Berbagai macam senyawa organik, baik yang terdapat dialam maupun yang buatan, dapat diubah dari satu jenis menjadi jenis lain. Akibatnya, suatu senyawa dapat dibuat dari senyawa lain melalui satu atau beberapa tahap reaksi. Reaksi organik ada demikian banyaknya sehingga sukit untuk mempelajari satu persatu. Akan tetapi, reaksi tersebut dapat dibagi kedalam enan kelompok besar, yaitu substitusi, adisi, eliminasi, redoks, penataan ulang dan kondensasi . semua reksi itu hanya terjadi pada gugus tertentu, sedangkan bagian yang lain tidak mengalami perubahan. Tahapan tahapan reaksi tersebut tentunya memiliki perbedaan masing masing. Dimana reaksi adisi merupakan penambahan masing masing satu gugus kepada dua atom karbon yang mempunyai ikatan rangkap, sedangkan substitusi merupakan reaksi pergntian suatu atom dengan atom lainnya dalam satu molekul. Dan reaksi eliminasi merupakan penarikan dua gugus masing masing dari dua atom karbon yang berdekatan. Dalam pecobaan kali ini, yang akan dilakukan hanya menggunakan tahapan reaksi adisi dan substitusi saja, dimana bahan yang digunakan yaitu benzen, ekstrak mawar, ekstrak pandan, ekstrak jahe dan minyak goreng. Dari bahan bahan tersebut akan dicampurkan dengan larutan iodium dan akan diamati perubahan perubahan yang terjadi pada masing masing reagen dengan menggunakan tahapan reaksi adisi dan substitusi. 91

92

1.2 Tujuan - Mengetahui fungsi dari larutan I2 dalam percobaan adisi substitusi - Mengetahui sifat fisika dan kimia dari benzene - Mengetahui sifat fisika dan kimia dari n-heksana

92

93 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Atom karbon ujung suatu alkil halida mempunyai muatan positif parsial. Karbon ini rentan terhadap serangan oleh anion dan spesi lain apa saja yang mempunyai sepasang electron menyendiri (unshared) dalam kulit luarnya. Dihasilkan reaksi substitusi suatu reaksi dalam mana satu atom, ion atau gugus didistribusikan untuk menggantikan atom, ion atau gugus berarti gugus apa saja yang dapat digeser dari ikatannya dengan suatu atom karbon. Ion halida merupakan gugus pergi yang baik, karena ion ion ini merupakan gugus basah yang sangat lemah. Basa kuat seperti misalnya OH-, bukan gugus pergi yang baik. Dalam reaksi substitusi alkil halide, ion iodida adalah halide yang paling mudah digantikan, baru ion bromida kemudian klorida. Karena F- basa yang lebih kuat dari pada ion halida lain, dank arena ikatan C-F lebih kuat dari pada ikatan C-X lain fluorida bukan gugus pergi yang baik. Daru segi praktis hanya Cl, Br dan I merupakan gugus pergi yang baik, sehingga bermanfaat alkil klorida, bromida dan iodida. Spesi yang menyerang suatu alkil halida dalam suatu reaksi substitusi disebut nukleofil, sering di lambangkan dengan Nu-. Dalam persamaan reaksi diatas, OH- dan CH3Oadalah nokleofil. Umumnya, sebuah nukleofil adalah spesi apa saja yang tertarik ke suatu pusat anion; namun, beberapa molekul polar yang netral, seperti H2O, CH3OH dan CH3NH2 dapat juga bertindak sebagai nukleofil. Molekul netral ini memiliki pasangan electron menyendiri, yang dapat digunakan untuk membentuk ikatan sigma. Substitusi oleh nukleofil disebut juga substitusi nukleofil atau pergantian nukleofil. Lawan dari nukleofil adalah elektrofil, sering dilambangkan dengan E+. Suatu elektrofil ialah spesi apa saja yang tertarik ke suatu pusat negative, jadi suatu elektrofil ialah suatu asam lewis seperti H+ atau ZnCl2. Reaksi elektrofilik lazim dijumpai dalam kimia organik. Bila suatu alkil halida diolah dengan suatu basa kuat, dapat terjadi suatu reaksi yang disebut dari dalam strukturnya. Produk organik suatu reaksi eliminasi suatu alkil halida adalah suatu alkena. Dalam tipe reaksi eliminasi ini, unsure H dan X keluar dari dalam alkil halida; oleh karena itu reaksi ini juga disebut reaksi dehidrohalogenasi. Pada awal bab ini disebut sebut bahwa SN1, SN2, E1 dan E2 adalah reaksi reaksi yang bersaing. Suatu alkil tunggal mungkin menjalani substitusi, eliminasi dan penataan ulang, semuanya sekaligus 93

94 dalam satu labu reaksi. Jika hal ini terjadi, dapat diperoleh sejumlah besar produk produk. Namun seorang ahli kimia dapat mengendalikan reaksi sekedarnya dengan memilih dengan tepat reagensia dan kondisi reaksi. Kita telah menyebut beberapa faktor yang mempengaruhi jalannya reaksi substitusi dan eliminasi dari alkil halide. Faktor faktor tersebut adalah : 1. Sifat nukleofil atau basa 2. Sifat pelarut 3. Konsentrasi nukleofil atau basa 4. Temperatur Telah disebut sebelumnya bahwa macam alkil halida dapat mempengaruhi mekanisme reaksi. Setelah dibahas, keempat mekanisme utama dengan nama alkil halida dapat bereaksi dengan suatu nukleofil atau basa, dapatlah dibuat ikhtisar bagaimana alkil halida yang berlainan itu akan bersikap (Syukri : 1999) Metil halida dan alkil halida primer cenderung menjalani SN2. Mereka tak membentuk karbokation, jadi tak dapat bereaksi SN1 atau E1. Jika bereaksi E2, alkil halida primer bereaksi lambat dibandingkan alkil halida lain. Alkil halida sekunder dapat bereaksi menurut jalan manapun, tetapi SN2, dan E2 lebih lazim dari pada E1 dan SN1. Reaksi reaksi alkil halida sekunder lebih peka terhadap kondisi reaksi dalam labu reaksi dibandingkan alkil halida lainnya. Alkil halida tersier terutama bereaksi E2 dengan suatu basa kuat, tetapi bereaksi S N1 dan dalam beberapa hal bereaksi E1, dengan basa sangat lemah ( seperti H2O dan ROH ). Halida alilik dan benzil halida mengalami reaksi substitusi dengan mudah : umumnya SN1 dengan nukleofil lemah dan SN2 dengan nukleofil agak kuat. >> Peninjauan reaksi adisi Tiga reaksi lazim alkena adalah reaksi dengan hidrogen, dengan klor, dan dengan suatu hydrogen halida :

94

95 H2 Katalis Pt CH3CH3 Etana

Cl

Cl

CH2 CH2=CH2 Etana

CH2

1,2 dikloroetana

CH3CH2Cl Kloroetana Tiap reaksi adalah reaksi adisi. Dalam tiap kasus, suatu pereaksi di adisikan kepada alkena, tanpa terlepasnya atom atom lain. Segera diketahui bahwa karakteristik utama senyawa tak jenuh ialah adisi pereaksi kepada ikatan ikatan pi. Dalam suatu reaksi adisi suatu alkena, ikatan pi terputus dan pasangan elektronnya digunakan untuk membentuk dua ikatan sigma baru. Dalam tiap kasus, atom karbon sp2 direhibridasi menjadi sp3. Senyawa yang mengandung ikatan pi biasanya berenergi lebih tinggi dari pada senyawa yang sepadan yang mengandung hanya ikatan sigma; oleh karena itu suatu reaksi afisi biasanya eksoterm. Pada umumnya, ikatan rangkap karbon karbon tidak diserang oleh nukleofil karena tak memiliki atom karbon yang positif parsial untuk dapat menarik nukleofil. Namun elektron pi yang tak terlindung dalam ikatan rangkap karbon karbon, akan menarik elektrofil ( E+ ) seperti H+. Oleh karena itu banyak reaksi alkena dan alkuna diawali dengan suatu serangan elektrofilik, suatu tahap reaksi yang menghasilkan sebuah karbokation. Kemudian karbokation itu diserang oleh sebuah nukleofil dan menghasilkan produk. Reaksi adisi tipe ini akan dibahas lebih dulu, kemudian barulah reaksi alkena tipe tipe lain. >> Adisi hidrogen halida kepada alkena dan alkuna 95

96 Hidrogen halida mengadisi ikatan pi alkena dan menghasilkan alkil halida. Alkuna bereaksi dengan cara yang analog dan menghasilkan atau halida vinilik atau 1,1dihaloalkana, bergantung banyaknya HX yang digunakan. Namun dalam pembahasan ini alkuna tidak ditekankan, karena alkena lebih penting baik dalam laboratorium maupun alam. CH2 = CH2 + HX Etilena CH CH
HX

CH3CH2X Suatu etil halida CHX


HX

CH

CH3CH2X

Adisi hidrogen halida pada alkena untuk membuat alkil halida, sering digunakan sebagai reaksi sintesis. Biasanya gas HX dialirkan ke dalam larutan alkena itu ( lartan pekat hidrogen paling tak reaktif. Suatu hydrogen halida mengandung ikatan H-X yang sangat polar dan dapat dengan mudah melepaskan H+ kepada ikatan pi suatu alkena. Hasil serangan H+ adalah suatu karbokation antara, yang dengan cepat bereaksi dengan ion negative halida yang menghasilkan suatu alkil halida. Karena serangan awal dilakukan oleh sebuah elektrofil, A. Aturan Markovnikov Jika sebuah alkena tak simetris (yakni gugus gugus yang terikat pada kedua karbon sp2 tidak sama), akan terdapat kemungkinan diperoleh dua produk yang berlainan dari adisi HX CH3 CH3CH CHCH3 CH3CH CH2

Alkena simetris

Alkena tak simetris

H
HCl

Cl

CH3CH

CHCH3

CH3CH

CHCH3

2 Butana

2 Klorobutana 96

97 Simetris hanya satu produk yang mungkin

Dalam suatu adisi elektrofilik yang dapat menghasilkan dua produk, biasanya satu produk lebih melimpah dari pada produk yang lain. Dalam 1869, seorang ahli kimia Rusia, Vladimir Markovnikiv, merumuskan aturan empiris berikut : dalam adisi Hx kepada alkena tak simetris, H+ dari Hx menuju ke karbon berikatan rangkap yang telah lebih banyak memiliki hydrogen. Menurut aturan Markovnikov, reaksi antara HCl dan propane akan menghasilkan 2 kloropropana (dan bukan isomer 1 kloro) (Fessenden : 1991). Adisi Hx kepada alkena dirujuk sebagai reaksi regioselektiv (dari region latin artinya arah), suatu reaksi dalam mana satu arah adisi kepada suatu alkena tak simetris lebih melimpah daripada arah yang lain. Oleh karena itu reaksi egio selektif adalah reaksi dalam mana dapat di peroleh dua produk adisi isomeric, namun satu lebih melimpah. Adisi Hx kepada alkana bersifat region selektif karena H+ dari Hx menjadi terikat pada karbon alkenil yang telah lebih banyak mengikat hydrogen. Alasan selektivitas ini adalah bahwa jalur adisi ini menghasilkan karbokation antara yang lebih stabil dari antara dua yang mungkin. Berbagai macam senyawa organik, baik yang terdapat dialam maupun buatan, dapat diubah dari satu jenis menjadi jenis lain. Akibatnya, suatu senyawa dapat dibuat dari senyawa lain melalui satu atau beberapa tahap reaksi. Reaksi organic ada demikian dapat dibagi kedalam enam kelompok besar, yaitu substitusi, adisi, eliminasi, redoks, penataan ulang dan kondensasi. Semua reaksi itu hanya terjadi pada gugus tertentu, sedangkan bagian yang lain tidak mengalami perubahan. Senyawa alifatik jenuh merupakan senyawa alifatik yang rantai C nya hanya berisi ikatan ikatan tunggal saja. Gulungan ini dinamakan alkana. Senyawa alifatik tak jenuh merupakan senyawa alifatik yang rantai C nya terdapat ikatan rangkap dua atau rangkap tiga. Jika memiliki rangkap dua dinamakan alkena dan jika memiliki rangkap tiga dinamakan alkuna. Senyawa hidrokarbon siklik adalah senyawa karbon yang rantai C nya melingkar dan lingkaran itu mungkin juga mengikat rantai samping. Golongan ini terbagi bagi lagi menjadi senyawa alifatik yang membentuk rantai tertutup. Sedangkan senyawa aromatic yaitu senyawa karbon yang terdiri dari 6 atom C yang membentuk rantai benzena.

97

98 Benzena ( C6H6 ) adalah senyawa besar (induk) dari golongan besar zat organik ini. Strukturnya sebagai berikut :

( Keenan : 1984 ).

98

99 BAB 3 METODOLOGI PERCOBAAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat - Tabung reaksi - Pipet tetes - Rak tabung - Gelas kimia

3.1.2 Bahan - Larutan I2 - Benzena - n heksana - Ekstrak mawar - Ekstrak pandan - Ekstrak Jahe - Minyak Goreng

3.2 Prosedur Percobaan 3.2.1 Benzena + I2 - Dimasukkan 10 tetes benzena dalam tabung reaksi - Ditambahkan 2 tetes I2 - Dikocok, diamati dan dicatat perubahan warna yang terjadi 3.2.2 N Heksana + I2 - Dimasukkan 10 tetes n heksana ke dalam tabung reaksi - Ditambahkan 2 tetes I2 - Dikocok, diamati dan dicatat perubahan warna yang terjadi 3.2.3 Ekstrak mawar + I2 - Dimasukkan 10 tetes ekstrak mawar ke dalam tabung reaksi 99

100 - Ditambahkan 2 tetes I2 - Dikocok, diamati dan dicatat perubahan warna yang terjadi 3.2.4 Ekstrak Jahe + I2 Dimasukkan 10 tetes ekstrak jahe ke dalam tabung reaksi Ditambahkan 2 tetes I2 Dikocok, diamati dan dicatat perubahan warna yang terjadi

3.2.5 Ekstrak pandan + I2 Dimasukkan 10 tetes ekstrak pandan kedalam tabung reaksi Ditambahkan 2 tetes I2 Dikocok, diamati dan dicatat perubahan warna yang terjadi

3.2.6 Minyak Goreng + I2 Dimasukkan 10 tetes minyak goreng ke dalam tabung reaksi Ditambahkan 3 tetes I2 Dikocok, diamati dan di catat perubahan warna yang terjadi

100

101

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tabel Pengamatan Perlakuan Benzena + I2 - Dimasukkan 10 tetes benzena dalam Benzena bening tabung reaksi - Ditambahkan 2 tetes I2 - Dikocok, diamati dan I2 berwarna cokelat bening dan larutan dicatat Berubah menjadi warna merah lembayung Pengamatan

perubahan warna yang terjadi N Heksana + I2 - Dimasukkan 10 tetes N Heksana ke N heksana bening dalam tabung reaksi - Ditambahkan 2 tetes I2 - Dikocok, diamati dan I2 berwarna cokelat dan larutan menjadi dicatat Berwarna kuning muda

perubahan warna yang terjadi Ekstrak Mawar + I2 - Dimasukkan 10 tetes ekstrak mawar Ekstrak berwarna merah keunguan ke dalam tabung reaksi - Ditambahkan 2 tetes I2 - Dikocok, diamati dan dicatat Larutan tidak bereaksi

perubahan warna yang terjadi Ekstrak jahe + I2 - Dimasukkan 10 tetes ekstrak jahe Ekstrak berwarna kuning kedalam tabung reaksi - Ditambahkan tetes I2 I2 berwarna cokelat

101

102 - Dikocok, diamati dan dicatat Larutan tidak berubah warna

perubahan warna yang terjadi Ekstrak pandan + I2 - Dimasukkan 10 tetes ekstrak pandan Ekstrak berwarna hijau kedalam tabung reaksi - Ditambahkan 2 tetes I2 - Dikocok, diamati dan dicatat Tidak terjadi perubahan warna

perubahan warna yang terjadi Minyak goreng + I2 - Dimasukkan 10 tetes minyak goreng Minyak goreng kental dan berwarna kedalam tabung reaksi - Ditambahkan 3 tetes I2 - Dikocok, diamati dan kuning I2 berwarna cokelat dicatat Larutan menjadi warna orange

perubahan yang terjadi

4.2 Reaksi 4.2.1 Benzena + I2 H I

+ I2 4.2.2 N heksana + I2
H H C H C H C H H C H H C H H C H H + I2

+ HI

H H C I

H C I

H C H

H C H

H C H

H C H H

n - heksena

1,2- diodo - heksana

4.2.3 Minyak goreng + I2 O CH2 CH2 O C


O O

H O (CH2)7 C H
O

H C C H (CH2)7 (CH2)7 C CH3 C


(CH2)7 CH3

CH

C O

102 (CH2)7

(CH2)7

CH3

103 CH2 3I2 O CH2 O CH22 O + 3I C (CH2)7


O

(CH2)7 H C C

(CH2)7

CH3 +

H O C I C H I (CH2)7
O C

(CH2)7 I C H
H C I H C C I H C I

(CH2)7 CH3

CH3

(CH2)7
H C I H C I H C I

O
CH CH 2 O O C

I C

(CH2)7

(CH2)7

(CH2)7

CH3

CH3 + HI

H I

H I

CH

O O
O

CH2
CH2

C O C

(CH2)7

(CH2)7

(CH2)7

(CH2)7

CH3

CH3

(CH2)7

(CH2)7

CH3

4.2.4 Minyak Goreng + KMnO4


O CH2 O C O CH O C O CH2 O C (CH2)7 C C (CH2)7 CH3 (CH2)7 C C (CH2)7 CH3 (CH2)7 C C (CH2)7 CH3

+ KMnO4

O O CH2 O C (CH2)7 C C (CH2)7 CH3

O O CH O C O O CH2 O C (CH2)7 C C (CH2)7 CH3 (CH2)7 C C (CH2)7 CH3

+ 2MnO2 + 2K+ + H2O

103

104

4.2.5 Reaksi Ekstrak Mawar + I2 CH3 OH + I2 I CH3 CH3 CH3 CH3 CH3 OH

4.2.6 Ekstrak Pandan + I2

OH C CH3 C
O

C C NH2
OH

C NH

C C
O

O CH3

+ 2 I2

I
CH3 C OH C

I
C C I NH2 NH C

C I C O O CH3

4.2.7. Ekstrak Pandan + I2

OH O O O O

OO OH OH O

104

105
CH2OH CH2OH

H O

O
H

H O

O
H

H O n + n I2

OH H H
CH2I

OH H H
CH2I

OH

OH H O n + nHIO

H O

O
H

H O

H
H

OH H H OH

OH H H OH

4.3 Pembahasan Reaksi adisi terjadi pada senyawa yang mempunyai ikatan rangkap atau rangkap tiga, termasuk ikatan rangkap karbon dengan atom lain. Reaksi substitusi merupakan reaksi penggantian atom, ion, dan molekul, atau

penggantian suatu gugus ke gugus yang lain. Pada reaksi ini, atom atau gugus atom yang terdapat dalam suatu molekul digantikan dengan atom lain. Reaksi substitusi umumnya terjadi pada senyawa yang jenuh, tetapi dalam kondisi tertentu, dapat juga terjadi pada senyawa yang tidak jenuh. Adapun prinsip percobaan adisi substitusi ini yaitu untuk mengetahui perbedaan larutan (senyawa hidrokarbon) yang jenuh dengan adanya perubahan warna dengan penambahan I2 (atau iodium). Larutan I2 digunakan karena merupakan bahan yang kereaktifannya rendah. Fungsi I2 dalam percobaan yang menentukan kapan terjadinya mol ekuivalen yang sempurna. Pada perlakuan yang pertama, digunakan larutan benzene. Benzene ditetesi dengan iodium (I2). Pada reaksi ini, larutan membentuk dua fase ( heterogen ). Warna larutan benzena yang awalnya bening menjadi merah lembayung. Pada percobaan ini terjadi reaksi substitusi. Pada perlakuan kedua, digunakan larutan N Heksana. Larutan N Heksana direaksikan dengan larutan I2, dan membentuk dua fase ( heterogen ), yang diatas berwarna kuning muda, dan dibawah berwarna merah lembayung. Terjadi reaksi substitusi 105

106 Pada perlakuan ketiga, menggunakan ekstrak mawar. Ekstrak mawar direaksikan dengan larutan I2, larutan membentuk satu fase yang bersifat homogeny. Terjadi reaksi substitusi oada Pada perlakuan keempat, digunakan ekstrak jahe. Ekstrak jahe direaksikan dengan larutan I2. warna pada larutan ini. Pada perlakuan kelima, digunakan ekstrak pandan. Ekstrak pandan direaksikan dengan I2. Setelah ditetesi dengan I2, larutan hanya membentuk satu fase ( homogen ) karena larutan tidak warna. Dalam percobaan ini terjadi reaksi adisi. Pada pnikov erlakuan keenam, digunakan minyak goreng. Minyak goreng direaksikan dengan I2 dan membentuk dua fase,dan bersifat heterogen. Bagian bawah larutan berwarna orange kental dan pada bagian atas larutan berwarna kuning muda. Pada percobaan ini, terjadi reaksi substitusi. Reaksi eliminasi merupakan pengubahan ikatan jenuh menjadi ikatan tak jenuh dengan mengilangkan atom atom . contoh : CH3 CH2OHAl2CU2 CH2=CH2 + H2O. Ketentuan dari hukum Markovnikov : Ikatan rangkap merupakan kumpulan elektron Gugus alkil merupakan gugus pendorong elektron Hukum Markovnikov merupakan hydrogen halida berkaitan atom C yang memiliki jumkah hydrogen paling banyak dari ikatan rangkap, sedangkan hukum anti Markovnikov merupakan gugus alkil bereaksi berikatan dengan pereaksi yan g terjadi di salah satu ato C yang berikatan rangkap. Fungsi I2 pada percobaan adisi substitusi yaitu untuk membuktikan yang terjadi atau tidaknya suatu reaksi adisi substitusi dalam percobaan yang menentukan kapan mol ekuivalen yang sempurna. Fungsi KMnO4 yaitu sebagai oksidator untuk membuktikan terjadi atau tidaknya suatu reaksi adisi substitusi dalam percobaan yang ditandai dengan perubahan warna. Pembuktiannya baik sebagai pemutus maupun hanya menggantikan atom H pada reaksi. Benzene berfungsi untuk dijadikan sampel dalam pengujian reaksi substitusi minyak foreng, N Heksana, ekstrak mawar,ekstrak pandan, ekstrak jahe. Benzene pada umumnya tidak dapat diadisi karena benzene sangat stabil dan susah mengalami reaksi, disebabkan

106

107 karena benzene memiliki rumus molekul yang memperlihatkan ketidkjenuhan seperti alkena dan alkuna, selain itu karena delokasi yang disebabkan getaran atau resonansi. Faktor kesalahan yang dapat terjadi pada percobaan ini, yaitu : - Kurang bersihnya dalam mencuci alat yang telah digunakan menyebabkan larutan bercampur dengan senyawa lain - Kurangnya pemahaman praktikan mengenai percobaan yang dilakukan - Berlebihan dalam mentitrasikan atau mencampurkan larutam sehingga larutan yang dihasilkan tidak sesuai yang diharapkan.

BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan Fungsi dari larutan I2 dalam percobaan adisi substitusi yaitu untuk membuktikan terjadi atau tidaknya reaksi adisi substitusi dan menentukan kapan terjadinya mol ekuivalen yang sempurna, serta sebagai oksidator, yaitu zat yang mereduksi benzene, minyak goreng dan N Heksana Sifat sifat fisika benzene : 1. Berupa zat cair yang tidak berwarna 2. Memiliki bau yang khas 3. Mudah menguap 4. Berupa senyaawa non polar Sifat sifat kimia benzene : 1. Beracun 2. Mudah terbakar Sifat fisika N Heksana : 1. Memiliki titik didih 69oC 2. Mudah diadisi 3. Bersifat reaktif 107

108 4. Massa molekul 84 g/mol Sifat kimia N- Heksana 1. Tidak berwarna 2. Tidak berbau 3. Mudah terbakar 5.2 Saran Sebaiknya pada percobaan adisi substitusi selanjutnya menggunakan larutan KMnO4 dan brom, agar dapat diketahui hasilnya dan praktikan lebih dapat memahami mengenai Adisi substitusi

DAFTAR PUSTAKA

Fessenden. 1991. Kimia Organik Jilid 2. Jakarta : Erlangga Keenan. 1984. Kimia Untuk Universitas. Jakarta : Erlangga Syukri. 1999. Kimia Dasar Jilid 2. Jakarta : Erlangga

108

You might also like