You are on page 1of 25

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penyakit-penyakit menular (communicable desease) masih tinggi bahkan cenderung meningkat, disisi lain penyakit tidak menular (non communicable desease) yang pada umumnya tergolong penyakit generatif mulai meningkat. Salah satu penyakit generatif yang merupakan penyebab kematian terbesar adalah penyakit jantung koroner (PJK). Penyakit ini pada umumnya disebabkan oleh perilaku atau pola hidup yang tidak sehat (Notoatmodjo, 2007). Penyakit jantung koroner (PJK) telah menjadi penyebab pertama dari sepuluh penyakit terbesar seluruh kematian dewasa ini. Menurut WHO (World Health Organization) pada tahun 2002 di seluruh dunia terdapat lebih dari 7 juta orang meninggal akibat PJK. Angka ini diperkirakan meningkat menjadi 11 juta orang pada tahun 2020 (Medicastore, 2009). Penyakit jantung merupakan penyebab nomor satu pada orang Amerika. Data yang diperoleh dari Wikipedia terdapat 1,5 juta orang mengalami serangan jantung, 478.000 orang meninggal akibat penyakit jantung koroner, 407.000 orang mengalami operasi peralihan dan 300.000 orang mengalami angioplasty (Wikipedia, 2008).

Menurut Institusi Jantung, Paru-paru, dan Darah Nasional Amerika Serikat (National Heart, Lung, and Blood Institude), penyakit jantung koroner merupakan penyebab kematian nomor satu bagi pria maupun wanita, dimana jumlah kematian akibat penyakit ini mencapai lebih dari 500.000 jiwa setiap tahunnya dan dari hasil penelitian penderita PJK dari tahun ke tahun meningkat (Notoatmodjo, 2007). Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan problema kesehatan utama di negara maju. Di Indonesia telah terjadi pergeseran kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah dari urutan ke-10 tahun 1980 menjadi urutan ke-8 tahun 1986, sedangkan penyebab kematian tetap menduduki peringkat ke-3 (Djohan, 2006). Dampak serius dari penyakit ini sudah terlihat di Indonesia. Penyakit kardiovaskular yang di dalamnya termasuk PJK menempati urutan pertama penyebab seluruh kematian, yaitu mencapai 16 persen pada Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1992. SKRT tahun 1995 mencatat peningkatan hingga 18,9 persen. Hasil SKRT tahun 2001 malah

menunjukkan angka 26,4 persen (Yahya, 2006). Kasus PJK semakin sering ditemukan di Indonesia karena pesatnya perubahan gaya hidup, walaupun belum ada data epidemiologis pasti angka kesakitan ataupun kematiannya terlihat cenderung meningkat.

Survei di tiga kecamatan yang berada di daerah Jakarta Selatan pada tahun 2000 menunjukkan prevalensi lansia melewati angka 15% yang sebelumnya

diperkirakan hanya 7,5% di nasional tahun 2001

negara berkembang. Hasil survei kesehatan tiga dari 1.000 penduduk

menunjukkan

Indonesia menderita PJK. Perbaikan kesehatan secara umum dan kemajuan teknologi kedokteran menyebabkan umur harapan hidup meningkat sehingga jumlah penduduk lansia bertambah (Medicastore, 2009). Usia lansia yang didefinisikan sebagai umur 65 tahun ke atas diperkirakan dapat meningkatkan berbagai penyakit degeneratif yang bersifat multiorgan. Prevalensi PJK diperkirakan mencapai 50% dan angka kematian mencapai lebih dari 80% yang berarti setiap 2 (dua) orang lansia yang mengidap PJK dan jika terserang PJK maka angka kematian meningkat dan hanya 20% yang dapat diselamatkan (Medicastore, 2009). Penyakit jantung koroner merupakan penyakit yang tidak disadari oleh kebanyakan orang dan tidak memberikan keluhan yang berarti karena hanya keluhan ringan saja, seperti nyeri dada sebelah kiri yang berlangsung sebentar-sebentar sehingga membuat penderita tahap dini kurang waspada, bahkan dianggap seperti masuk angin atau salah urat dan hanya dipijat atau dikerok. Dari 80.812 penderita di rumah sakit diantaranya 2.836 adalah penderita penyakit kardiovaskular seperti penyakit jantung koroner sebanyak 43,2%, hipertensi 30,1%, demam rematik dan rematik jantung 14,5%, penyakit jantung bawaan 8,4%, penyakit jantung pulmonair 2,5% dan radang katup jantung 1,3% (Notoatmodjo, 2007).

Menurut Yahya (2005), sebagian besar PJK terjadi akibat penurunan suplai oksigen (iskemia) pada otot jantung lantaran penyempitan pembuluh koroner oleh pengerasan di dinding dalam pembuluh koroner yang disebut plak aterosklerosis. Plak berintikan lemak ini terlindungi oleh lapisan sel-sel otot polos. Hasil penelitian epidemiologi selama 30 tahun diketahui beberapa faktor resiko yang mempengaruhi dan merangsang terbentuknya

atherosclerosis. Faktor resiko PJK dapat dapat terjadi karena merokok, hiperkipoproteinemia (kelebihan kadar lemak dan protein),

hiperkolesterolemia (kelebihan kadar kolesterol), hipertensi (darah tinggi), diabetes mellitus (penyakit kencing manis), dan kegemukan (Hawari, 2004). Penyakit jantung dan stroke sering dianggap sebagai penyakit monopoli orang tua karena diderita oleh orang tua yang berusia di atas 60 tahun. Namun saat ini dapat terjadi pada usia 40 tahun, hal ini dikarenakan adanya perubahan gaya hidup terutama pada orang muda perkotaan moderen dengan perilaku seperti mengkonsumsi makanan siap saji (fast food) yang mengandung kadar lemak jenuh tinggi, kebiasaan merokok, minuman beralkohol, kerja berlebihan, kurang berolah raga dan stress telah menjadi gaya hidup manusia terutama di perkotaan yang dapat

mengakibatkan terjadinya penyakit jantung koroner (Admin, 2008). Data kasus penyakit jantung koroner yang dirawat inap di RSUD Kelas B Djoelham Binjai bulan Juni 2009 sebanyak 35 pasien.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti tentang Gambaran Pengetahuan Klien Tentang Penyakit Jantung Koroner di RSUD Kelas B Djoelham Binjai Tahun 2009.

B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka perumusan masalah ini adalah bagaimana gambaran pengetahuan klien terhadap Penyakit Jantung Koroner (PJK) di RSUD Kelas B Djoelham Binjai Tahun 2009.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui tingkat pengetahuan klien terhadap penyakit jantung koroner di RSUD Kelas B Djoelham Binjai Tahun 2009

2. Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan klien tentang penyakit jantung koroner berdasarkan umur di RSUD Kelas B Djoelham Binjai Tahun 2009 2. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan klien tentang penyakit jantung koroner berdasarkan pendidikan di RSUD Kelas B Djoelham Binjai Tahun 2009

3. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan klien tentang penyakit jantung koroner berdasarkan pekerjaan di RSUD Kelas B Djoelham Binjai Tahun 2009 4. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan klien tentang penyakit jantung koroner berdasarkan sumber informasi di RSUD Kelas B Djoelham Binjai Tahun 2009

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Responden Bagi responden khususnya klien yang berada di ruang inap penyakit dalam RSUD Kelas B Djoelham Binjai agar dapat lebih mengerti dalam pencegahan Penyakit Jantung Koroner. 2. Bagi Peneliti Dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk menambah ilmu yang

pengetahuan dan wawasan

serta sebagai penerapan

sudah diperoleh selama perkuliahan khususnya tentang gambaran pengetahuan klien tentang penyakit jantung koroner. 3. Bagi Institusi Rumah Sakit Sebagai sumber informasi bahwa keberadaan Penyakit Jantung Koroner sangat berbahaya dan sebagai masukan bagi tenaga kesehatan di RSUD Djoelham Binjai untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu pada semua pasien yang dirawat

di rumah sakit tersebut terutama pada pasien penyakit jantung koroner sehingga dapat menurunkan angka kematian akibat penyakit jantung koroner. 4. Bagi Institusi Pendidikan Untuk menambah jumlah dan variasi referensi tentang gambaran pengetahuan klien tentang Penyakit Jantung Koroner di perpustakaan dan dapat menjadikan penelitian ini sebagai salah satu sumber bacaan bagi para pembaca khususnya mahasiswa/i UNPRI.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan data primer untuk mengetahui gambaran pengetahuan klien tentang penyakit jantung koroner (PJK) di RSUD Kelas B Djoelham Binjai Tahun 2009.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pertimbangan : 1. RSUD Kelas B Djoelham Binjai merupakan rumah sakit pendidikan 2. Sampel di RSUD Kelas B Djoelham Binjai mencukupi 3. Belum pernah diadakan penelitian sebelumnya di RSUD Kelas B Djoelham Binjai di RSUD Kelas B Djoelham Binjai atas

2. Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2009 di RSUD Kelas B Djoelham Binjai.

34

C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang dirawat inap penyakit dalam di ruang melati RSUD Kelas B Djoelham Binjai bulan Juli 2009 sebanyak 35 orang. 2. Sampel a. Besar Sampel Besar sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 35 orang. b. Tekhnik Pengambilan Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah total populasi yaitu sebanyak 35 orang.

D. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan data primer yang diperoleh dengan cara pengisian kuesioner pada pasien rawat inap penyakit dalam dan setelah selesai dikumpulkan kembali oleh peneliti.

10

E. Defenisi Operasional

Variabel Independen Pengetahuan

Defenisi Operasional

Parameter

Alat

Skala

Skor

Hasil tahu yang disadari oleh klien

1. Definisi 2. Etiologi 3. Patofisiologi 4. Tanda danGejala 5. Pemeriksaan Diagnostik 6. Penatalaksanaan

Kuesioner

Ordinal

1. Baik, jika menjawab soal benar 16-20 soal (80-100%) (Kode 1) 2. Cukup, jika menjawab soal benar 12-15 soal (60-79%) (Kode 2) 3. Kurang, jika menjawab soal benar <12 soal (<60%) (Kode 3)

Usia

Lamanya

klien

hidup

1. <30 tahun 2. 30-45 Tahun 3. >45 tahun

Kuesioner

Ordinal

1. <30 tahun (Kode 1) 2. 30-45 tahun (Kode 2) 3. >45 Tahun (Kode 3)

sejak dilahirkan sampai pelaksanaan penelitian dilakukan

Pendidikan

Jenjang secara

pendidikan formal yang

1. SD 2. SMP 3. SMA 4. PT

Kuesioner

Ordinal

1. SD (Kode 1) 2. SMP (Kode 2) 3. SMA (Kode 3) 4. PT (Kode 4)

telah ditamatkan

Sumber Informasi

Alat

yang

digunakan untuk informasi

1. Media Cetak 2. Media Elektronik

Kuesioner

Ordinal

1. Media Cetak (Kode 1) 2. Media Elektronik (Kode 2)

seseorang mendapat mengenai PJK

Dependen Penyakit Jantung Koroner Keadaan dimana terjadi ketidak seimbangan 1. Ya 2. Tidak Kuesioner Ordinal 1. Ya (Kode 1) 2. Tidak (Kode 2)

antara kebutuhan otot jantung dengna yang atas oksigen

penyediaan diberikan oleh darah

pembuluh koroner

11

F. Pengolahan dan Analisa Data 1. Pengolahan Data Pengolahan data dilakukan dengan langkah-langkah : a. Editing (pengecekan) Dilakukan pengecekan atau kelengkapan data yang telah terkumpul. Bila terdapat kesalahan atau kekurangan pengumpulan data maka akan diperbaiki dengan memeriksa serta dilakukan pendataan ulang. b. Coding (pengkodean) Coding yaitu data yang telah diedit, di ubah kedalam kode atau angka. Dalam hal ini pengolahan data memberikan kode kepada semua variabel. c. Tabulating (pendataan) Data yang telah lengkap dihitung sesuai dengan variabel yang dibetulkan kemudian dapat dimasukkan kedalam tabel-tabel

distribusi frekuensi.

2.

Analisa Data Analisa dilakukan secara deskriptif dengan melihat persentase data

yang telah terkumpul dan disajikan dengan tabel distribusi frekuensi, kemudian dicari besar persentase jawaban masing-masing responden dan

12

selanjutnya dilakukan pembatasan dengan menggunakan teori kepustakaan yang relevan sehingga dapat diambil suatu kesimpulan.

13

BAB IV HASIL PENELITIAN

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di RSUD. Kelas B Djoelham Binjai di Ruangan Melati Tahun 2009, tentang gambaran pengetahuan klien tentang penyakit jantung koroner dengan jumlah sampel 35 responden. Maka didapat hasil sebagai berikut : A. Gambaran Pengetahuan Klien Tentang Penyakit Jantung Koroner Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka diperoleh data sebagai berikut : Tabel 1 Distribusi Gambaran Pengetahuan Klien Tentang Penyakit Jantung Koroner Variabel Pengetahuan Baik Cukup Kurang Total Umur < 30 Tahun 30-45 Tahun > 45 Tahun Total Pendidikan SD SMP SMA PT/Akademi Total Jumlah 5 20 10 35 Persentase (%) 14,29 57,14 28,57 100

7 22 6 35

20 62,86 17,14 100

6 7 18 4 35

17,14 20 51,42 11,42 100

38

14

Pekerjaan PNS Wiraswasta Peg. Swasta Total Sumber Informasi Media Cetak Media Elektronik Total Penyakit PJK Ya Tidak Total

3 26 6 35

8,57 74,29 17,14 100

15 20 35

42,86 57,14 100

5 30 35

14,29 85,71 100

Berdasarkan tabel di atas, maka diketahui bahwa mayoritas responden mempunyai tingkat pengetahuan cukup sebanyak 20 orang (57,14%), dan minoritas responden mempunyai tingkat pengetahuan baik sebanyak 5 orang (14,29%). Berdasarkan umur, mayoritas responden berumur 30-45 tahun sebanyak 22 orang (62,86%), dan minoritas responden berumur >45 tahun sebanyak 6 orang (17,14%). Berdasarkan pendidikan, mayoritas responden berpendidikan SMA sebanyak 18 orang (51,42%), dan minoritas responden berpendidikan PT/Akademik sebanyak 4 orang (11,42%). Berdasarkan pekerjaan, mayoritas responden bekerja sebagai

wiraswasta sebanyak 26 orang (74,29%), dan minoritas responden bekerja sebagai PNS sebanyak 3 orang (8,57%).

15

Berdasarkan sumber informasi, mayoritas responden menggunakan media elektronik sebanyak 20 orang (57,14%), dan minoritas menggunakan media cetak sebagai sumber informasi sebanyak 15 orang (42,86%). Berdasarkan penyakit jantung, mayoritas responden tidak menderita penyakit jantung koroner yaitu sebanyak 30 orang (85,71%), dan minoritas menderita panyakit jantung koroner sebanyak 5 orang (14,29%).

B. Gambaran Distribusi Pengetahuan Klien Tentang Penyakit Jantung Koroner (PJK) Berdasarkan Umur Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh data sebagai berikut: Tabel 2 Gambaran Distribusi Pengetahuan Klien Tentang Penyakit Jantung Koroner (PJK) Berdasarkan Umur
Baik % 0 18,18 16,67 Pengetahuan Cukup N % 2 28,57 16 72,73 2 33,33 Kurang n % 5 71,43 2 9,09 3 50

Umur < 30 30-45 > 45 n 0 4 1

Total 7 22 6

Persentase (%) 100 100 100

Berdasarkan tabel 2 di atas, diketahui bahwa mayoritas responden berumur 30-45 tahun yang berpengetahuan cukup sebanyak 16 orang (72,73%), minoritas responden berumur > 45 tahun yang berpengetahuan baik sebanyak 1 orang (16,67%).

16

C. Gambaran Distribusi Pengetahuan Klien Tentang Penyakit Jantung Koroner (PJK) Berdasarkan Pendidikan
Pengetahuan Baik Cukup % n % 16,67 0 0 0 5 71,43 11,11 13 72,22 50 2 50 Kurang n % 5 83,33 2 28,57 3 16,67 0 0

Pendidikan SD SMP SMA PT/Akademi n 1 0 2 2

Total 6 7 18 4

Persentase (%) 100 100 100 100

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa mayoritas responden berpendidikan SMA yang berpengetahuan cukup sebanyak 13 orang (72,22%) dan minoritas responden berpendidikan SD yaitu berpengetahuan baik sebanyak 1 orang (16,67%).

D. Gambaran Distribusi Pengetahuan Klien Tentang Penyakit Jantung Koroner (PJK) Berdasarkan Pekerjaan
Baik % 66,67 11,54 0 Pengetahuan Cukup Kurang n % n % 1 33,33 0 0 13 50 10 38,46 6 100 0 0

Pekerjaan PNS Wiraswasta Peg. Swasta n 2 3 0

Total 3 26 6

Persentase (%) 100 100 100

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa mayoritas responden bekerja sebagai wiraswasta yang berpengetahuan cukup sebanyak 13 orang (50%), minoritas responden bekerja sebagai PNS yang berpengetahuan cukup sebanyak 1 orang (33,33%).

17

E. Gambaran Distribusi Pengetahuan Klien Tentang Penyakit Jantung Koroner (PJK) Berdasarkan Sumber Informasi
Pengetahuan Baik Cukup n % n % 2 13,33 6 40 3 15 14 70 Kurang n % 7 46,67 3 15

Sumber Informasi Media Cetak Media Elektronik

Total 15 20

Persentase (%) 100 100

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa mayoritas responden menggunakan sumber informasi media elektronik yang berpengetahuan cukup sebanyak 14 orang (70%) dan minoritas responden menggunakan media cetak yang berpengetahuan baik sebanyak 2 orang (13,33%).

18

BAB V PEMBAHASAN

A. Gambaran Pengetahuan Klien Tentang Penyakit Jantung Koroner Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 1 menunjukkan bahwa mayoritas responden mempunyai tingkat pengetahuan cukup sebanyak 20 orang (57,14%), dan minoritas responden mempunyai tingkat pengetahuan baik sebanyak 5 orang (14,29%). Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadapa suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Menurut asumsi peneliti bahwa tingkat pengetahuan seseorang berbeda-beda. Hal ini terbukti dari bagaimana responden menjawab pertanyaan yang telah diajukan dan ini mempengaruhi responden dalam memahami, menganalisa dan menjawab pertanyaan.

B. Gambaran Pengetahuan Klien Tentang Penyakit Jantung Koroner Berdasarkan Umur Berdasarkan tabel 2 di atas, diketahui bahwa mayoritas responden berumur 30-45 tahun yang berpengetahuan cukup sebanyak 16 orang

43

19

(72,73%), minoritas responden berumur > 45 tahun yang berpengetahuan baik sebanyak 1 orang (16,67%). Menurut Forbetterhealth (2009), semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang dijumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga menambah pengetahuannya. Menurut asumsi peneliti bahwa semakin tua umur seseorang maka semakin rentan pula seseorang tersebut menderita suatu penyakit terutama penyakit jantung koroner dan tidak selamanya umur bisa dijadikan suatu faktor utama dalam menilai pengetahuan seseorang, tetapi dapat juga dipengaruhi oleh beberapa faktor pendukung seperti pengalaman-

pengalaman pribadi, jenis pendidikan, jenis pekerjaan, dan adanya keinginan dan kemampun dalam menjawab pertanyaan. Hal yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit ini adalah dengan berolahraga teratur dan mengamalkan pola hidup sehat termasuk tidak merokok diusia tua.

C. Gambaran Pengetahuan Klien Tentang Penyakit Jantung Koroner Berdasarkan Pendidikan Berdasarkan tabel 3, diketahui bahwa mayoritas responden

berpendidikan SMA yang berpengetahuan cukup sebanyak 13 orang (72,22%), minoritas responden berpendidikan SD yaitu berpengetahuan baik sebanyak 1 orang (16,67%).

20

Menurut Syah (2000), Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Pendidikan juga mempengaruhi tingkat pengetahuan klien tentang penyakit jantung koroner. Menurut asumsi peneliti bahwa pendidikan dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang karena semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin bertambah pula pengetahuannya dan juga harus disertai dengan faktor pendukung karena selain pendidikan, pengalaman pribadi dan sumber informasi yang didapat juga berperan penting untuk menambah pengetahuan klien terutama tentang penyakit jantung koroner

D. Gambaran Pengetahuan Klien Tentang Penyakit Jantung Koroner Berdasarkan Pekerjaan Berdasarkan tabel 4, diketahui bahwa mayoritas responden bekerja sebagai wiraswasta yang berpengetahuan cukup sebanyak 13 orang (50%), minoritas responden bekerja sebagai PNS yang berpengetahuan cukup sebanyak 1 orang (33,33%). Menurut Paradiansyah (2007), Pekerjaan adalah sesuatu yang harus di lakukan untuk mendapatkan imbalan. Pekerjaan dapat melahirkan kenikmatan yang luar biasa bagi orang yang melakukannya. Menurut Hurlock (2003), pekerjaan merupakan kegiatan formula yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, kebahagiaan bergantung pada

21

kesesuaian besar dan luasnya cakupan bakat dan minatnya dengan jenis pekerjaan yang diemban, makin cocok bakat dan minatnya dengan jenis pekerjaan yang diemban maka makin tinggi pula tingkat kepuasan yang diperoleh. Menurut asumsi peneliti bahwa pekerjaan yang dilakukan oleh masyarakat memiliki kaitan dengan pengetahuan karena di tempat kerja mereka dapat memperoleh informasi tentang penyakit jantung koroner. Di tempat kerja inilah mereka dapat bertukar pikiran sehingga informasi yang diterimapun semakin banyak.

E. Gambaran Pengetahuan Klien Tentang Penyakit Jantung Koroner Berdasarkan Sumber Informasi Berdasarkan tabel 5, diketahui bahwa mayoritas responden

menggunakan sumber informasi media elektronik yang berpengetahuan cukup sebanyak 14 orang (70%), minoritas responden menggunakan media cetak yang berpengetahuan baik sebanyak 2 orang (13,33%). Menurut Rumakon (2007), sumber informasi berperan penting bagi seseorang dalam menentukan sikap atau keputusan bertindak. Secara umum media berfungsi sebagai sumber informasi, sumber pendidikan dan sumber hiburan, tetapi sebenarnya khalayak tidaklah dengan mudah mengikuti pesan media. Hal ini karena mereka memiliki kemampuan menyeleksi segala terpaan pesan informasi yang menerpanya.

22

Menurut asumsi peneliti bahwa sumber informasi sangat berperan penting bagi masyarakat karena dari sumber inilah mereka bisa mengetahui penjelasan tentang penyakit jantung koroner, selain itu dapat juga menambah wawasan serta pengetahuan yang lebih luas karena sumber informasi ini memuat semua berita baik tentang kesehatan ataupun berita terkini lainnya. . Pepatah menyatakan bahwa semakin banyak seseorang membaca dan mendengar maka semakin luas pula pengetahuannya tentang dunia, maka diharapkan kepada klien/masyarakat untuk menimba ilmu tidak hanya dari pendidikan melainkan dengan membaca dan mendengar.

23

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Bahwa mayoritas responden mempunyai tingkat pengetahuan Cukup sebanyak 20 responden (57,14%), dan minoritas responden mempunyai tingkat pengetahuan baik sebanyak 5 orang (14,29%). 2. Bahwa mayoritas responden berumur 30-45 tahun yang berpengetahuan cukup sebanyak 16 orang (72,73%), minoritas responden berumur > 45 tahun yang berpengetahuan baik sebanyak 1 orang (16,67%). 3. Bahwa mayoritas responden berpendidikan SMA yang berpengetahuan cukup sebanyak 13 orang (72,22%), minoritas responden berpendidikan SD yaitu berpengetahuan baik sebanyak 1 orang (16,67%). 4. Bahwa mayoritas responden bekerja sebagai wiraswasta yang

berpengetahuan cukup sebanyak 13 orang (50%), minoritas responden bekerja sebagai PNS yang berpengetahuan cukup sebanyak 1 orang (33,33%). 5. Bahwa mayoritas responden menggunakan sumber informasi media elektronik yang berpengetahuan cukup sebanyak 14 orang (70%),

48

24

minoritas responden menggunakan media cetak yang berpengetahuan baik sebanyak 2 orang (13,33%).

B. Saran 1. Bagi Responden Diharapkan kepada klien di Ruangan Melati RSUD. Kelas B Djoelham Binjai agar lebih memahami tentang pentingnya informasi kesehatan khususnya mengenai Penyakit jantung Koroner agar klien tersebut dapat lebih dini melakukan pencegahan terhadap penyakit ini. 2. Bagi Rumah Sakit Diharapkan kepada petugas kesehatan agar lebih meningkatkan mutu pelayanan kesehatan terhadap semua klien yang dirawat di RSU tersebut dan lebih meningkatkan kegiatan penyuluhan serta konseling tentang penyakit jantung koroner. 3. Bagi Peneliti Diharapkan adanya penelitian lebih lanjut untuk menambah dan menggali pengetahuan klien tentang penyakit jantung koroner dengan lebih baik lagi. 4. Bagi Pembaca Diharapkan bagi para pembaca khususnya mahasiswa/i UNPRI agar lebih mengetahui tentang bahaya penyakit jantung koroner terhadap kesehatan

25

sehingga dalam pelaksanaan di lapangan dapat memberikan penyuluhan kepada masyarakat sehingga dapat melakukan pencegahan terhadap penyakit ini.

You might also like