You are on page 1of 5

TUGAS PEPER MATA KULIAH MANAJEMEN KEPERAWATAN

REVIEW PENELITIAN TELENURSING SEBAGAI SUATU SOLUSI PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA MASYARAKAT DI ERA TEKNOLOGI INFORMASI

Disusun oleh: Naomi Fetty S Diana G1D009056 G1D0090

Kelompok: 27

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN JURUSAN KEPERAWATAN PURWOKERTO 2011

REVIEW PENELITIAN TELENURSING SEBAGAI SUATU SOLUSI PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA MASYARAKAT DI ERA TEKNOLOGI INFORMASI

Perkembangan yang sangat pesat di bidang teknologi informasi berdampak terhadap dunia kesehatan, dimana penggunaan teknologi informasi dimanfaatkan sebagai sarana dalam mendukung perkembangan kesehatan. Pelayanan keperawatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan di tuntut untuk memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau. Perawat semakin di tuntut untuk profesional dan mengedepankan perkembangan teknologi di bidang kesehatan, termasuk dalam pemanfaatan teknologi informasi di bidang kesehatan terutama pelayanan keperawatan dimana pasien/klien yang membutuhan asuhan keperawatan dapat berasal dari berbagai kalangan dalam dunia maya (cybernet). Telenursing adalah suatu model sistem pelayanan keperawatan yang diberikan dari jarak jauh dengan memanfaatkan teknologi dibidang informasi karena keterbatasan fasilitas maupun geografis atau karena tujuan efektifitas dan efisiensi yang memungkinkan pasien untuk tidak harus datang ke tempat-tempat pelayanan kesehatan. Trend keperawatan Indonesia di Tahun 2020 diharapkan sudah mampu mengaplikasikan inovasi ini nantinya. Telenursing didefinisikan sebagai praktek keperawatan jarak jauh menggunakan teknologi telekomunikasi. Teknologi informasi dibidang keperawatan adalah teknologi informasi yang mengintegrasikan ilmu keperawatan, komputer, ilmu pengetahuan, dan ilmu informasi untuk mengelola dan mengkomunikasikan data, informasi, dan pengetahuan dalam praktek keperawatan. Informatika keperawatan memfasilitasi integrasi data, informasi, dan pengetahuan untuk dukungan klien, perawat, dan penyedia lainnya dalam pengambilan keputusan mereka dalam semua peran dan pengaturan (Irfan,2011). Walaupun ada sedikit perubahan dalam pemberian asuhan keperawatan melalui telenursing tetapi hal tersebut tidak merubah prinsip pemberian asuhan keperawatan secara fundamental. Seorang perawat yang melakukan telenursing tetap menggunakan proses keperawatan untuk mengkaji, merencanakan, mengimplementasikan dan mengevaluasi serta mendokumentasikan asuhan keperawatan. Telenursing juga melibatkan proses pemberian pendidikan kesehatan kepada klien, serta adanya sistem rujukan. Selain itu telenursing juga tetap mengharuskan adanya hubungan terapeutik antara perawat dan klien, dalam telenursing hubungan tersebut dapat terbina melalui penggunaan telepon, internet atau alat komunikasi yang lainnya.

Bentuk-bentuk telenursing dapat berupa triage telenursing, call-center services, konsultasi melalui secure email messaging system, konseling melalui hotline service, audio atau videoconferencing antara klien dengan petugas kesehatan atau dengan sesama petugas kesehatan, discharge planning telenursing, home-visit telenursing dan pengembangan websites untuk sebagai pusat informasi dan real-time counseling pada pasien (CNA, 2005; Centre for E-Health Nursing, 2006; Canadian Nursing Informatics Association, 2006). Dalam melakukan telenursing perawat harus menerapkan beberapa prinsip antara lain: meningkatkan kualitas asuhan keperawatan, meningkatkan akses terhadap layanan kesehatan, mengurangi pemberian layanan kesehatan yang tidak perlu, melindungi kerahasiaan/privasi informasi klien (Menurut Scotia, 2008). Durrani dan Khoja (2009) melakukan systematic review untuk melihat perkembangan telehealth dan telenursing di wilayah Asia. Berdasarkan studi Durrani dan Khoja didapatkan data bahwa : Jepang merupakan negara yang paling banyak melakukan telehealth nursing, kemudian India dan HongKong. Telenursing dilakukan di RS, pusat layanan kesehatan primer, rawat jalan, home-visit, dan hospice care. Di Asia metode yang digunakan dalam telehealth nursing sebagian besar menggunakan non-real time consultation dan videoconferencing. Teknologi yang paling banyak digunakan di Asia adalah line ISDN, saluran telepon konvensional, koneksi satelit broadband, mobile phone atau wireless. Berdasarkan hasil penelitian tersebut mendapatkan bahwa 40% penelitian tentang aplikasi telenursing mengindikasikan adanya peningkatan dalam kualitas layanan yang diberikan dan pengguna telenursing menyatakan puas. penelitian telehealth di Asia mengindikasikan bahwa telehealth nursing dapat meningkatkan kualitas asuhan dengan memberikan klien akses yang luas terhadap konsultasi, meningkatkan ketepatan diagnosa, meningkatkan on-time hospitalization, meningkatkan pengetahuan klien, memelihara kondisi kesehatan klien, tetapi sebagian besar penelitian ini mengindikasikan bahwa telehealth tidak cocok untuk pengobatan (curing). Sebagai suatu sistem tentunya tidak luput dari kekurangan, antara lain : tidak adanya interaksi langsung perawat dengan klien yang akan mengurangi kualitas pelayanan kesehatan. Kekawatiran ini muncul karena anggapan bahwa kontak langsung dengan pasien sangat penting terutama untuk dukungan emosional dan sentuhan terapeutik dan masih banyak perawat dan dokter yang masih belum terbiasa dengan penggunaan teknologi informasi; Sedangkan kekurangan lain dari telenursing ini adalah kemungkinan kegagalan teknologi seperti gangguan koneksi internet atau terputusnya hubungan komunikasi akibat gangguan cuaca dan lain sebagainya sehingga menggangu aktifitas pelayanan yang sedang berjalan;

masih tingginya biaya komunikasi dan alat-alat yang digunakan dalam telehealth nursing; gangguan komunikasi lainnya seperti adanya masalah ketika terdapat perubahan dalam IP address dan konfigurasi penerimaan jaringan, kabel-kabel yang rusak di jaringan pengirim atau penerima; selain itu juga meningkatkan risiko terhadap keamanan dan kerahasiaan dokumen klien. Saat ini telah banyak penelitian yang mendukung bahwa inovasi telenursing sangat berdampak positif bagi pelayanan keperawatan. Prospek telenursing di Indonesia sangat besar, mengingat negara-negara lain di Asia sudah melakukan telenursing mulai dekade tahun 2000-an. Telenursing sangat sesuai diterapkan di Indonesia untuk mengatasi belum meratanya pembangunan kesehatan yang diakibatkan kondisi geografis yang terpisah-pisah, selain itu jumlah dan fasilitas pelayanan kesehatan belum merata. Tetapi sebelumnya infrastuktur teknologi harus mendukung pelaksanaan telenursing, seperti pengadaan jaringan internet ke desa-desa, menekan harga PC atau laptop sehingga terjangkau oleh kalangan menengah, dan menekan cost internet per kilobite-nya, sehingga biaya dapat ditekan, serta perlunya regulasi nasional terkait telehealth, penyediaan standar praktek dan panduan serta kesiapan perawat dan dokter untuk melakukan telehealth nursing. Salah satu bentuk

telenursing yang sudah berlaku di Indonesia adalah prinsip call center di berbagai rumah sakit dan pusat perawatan yang menerima pengaduan dan layanan melalui telepon, melakukan teletriage bila pasien mengalami kondisi kegawatdaruratan. Tetapi praktek telenursing yang lebih canggih menggunakan teknologi videoconferencing antara klien dan perawat mungkin belum diaplikasikan, model tersebut lebih banyak diaplikasikan di institusi pendidikan keperawatan yang menjalankan distance learning sedangkan di institusi pelayanan mungkin akan diaplikasikan pada tahun-tahun mendatang. Kesimpulannya Telenursing adalah suatu proses pemberian, menejemen dan koordinasi
asuhan serta pemberian layanan kesehatan melalui teknologi informasi dan telekomunikasi. Praktek telenursing dapat diaplikasikan dalam berbagai setting area keperawatan, dan dapat berbentuk ambulatory care, call centers, home visit telenursing, bagian rawat jalan dan bagian kegawatdaruratan. Untuk dapat mengaplikasikan telenursing ada beberapa hal yang harus dipersiapkan antara lain sumberdaya manusia kesehatan yang melek teknologi, infrastuktur teknologi informasi yang memadai, tersedianya panduan dan standar praktek bagi telenurses, adanya kode etik dan suatu badan yang akan mengatur praktek telenursing dengan profesi kesehatan yang lain sebagai bagian dari praktek telehealth. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat sesuai untuk pengaplikasian telenursing sebagai jawaban atas permasalahan kurang meratanya pelayanan kesehatan di wilayah Indonesia, tetapi tentu saja

pemerintah dan organisasi profesi harus membuat regulasi yang akan mengatur praktek telenursing, yaitu membuat standar praktek, kode etik, protokol dan panduan telenursing di Indonsia, selain penyediaan infrastuktur teknologi informasi yang mendukung (Ikeu,2011)

DAFTAR PUSTAKA

Center

for

E-Health

Nursing.

2006.

Diperoleh

dari

http://www.centerhealthnurse.com/centerhealth.html. Tanggal 26 November 2011. Durrani, H & Khoja. 2009. A systematic review of the use of telehealth in Asian countries. Journal of Telemedicine and Telecare 2009; 15: 175-181. Diakses melalui www.proquest.com tanggal 26 November 2011. Maulama,irfan. 2011. Sistem Informasi Manajemen Kesehatan: Telenursing Sebagai Trend Dan Issu Pelayanan Keperawatan Indonesia Ditahun 2020. Ujian Tengah Semester Program Pasca Sarjana FIK UI. (Tidak dipublikasi) Nurhidayah, ikeu. 2011. Sistem informasi manajemen kesehatan: Telenursing Sebagai Suatu Solusi Pemberian Asuhan Keperawatan Pada Masyarakat Di Era Teknologi Informasi. Diakses melalui http://www.fik.ui.ac.id/pkko/files/UTS%20SIM-

IKEU%20NURHIDAYAH.pdf. Pada tanggal 26 Desember 2011 Scotia. 2008. Telenursing practice guideline. College of Registered Nurses of Nova Scotia. Diakses melalui www.proquest.com tanggal 26 November 2011.

You might also like