You are on page 1of 17

KELAINAN MENSTRUASI

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata ajar IKK II (Ilmu Kedokteran Klinik II)

Disusun oleh : Kelompok 1 (Lampiran)

S1 KEPERAWATAN STIKes KARSA HUSADA GARUT

Kelompok 1 (Lampiran) Acep Marlindo Ahmad Ridwan Ai Dina Muthmainah Alip Agung Panca Amhar Syukur Rizki Asti Kania Dewi Beni Rispan G Cahya F Yogi Prayoga

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

BAB II PEMBAHASAN A. B. C. D. E. PENGERTIAN MENSTRUASI KELAINAN MENSTRUASI WANITA DALAM BERBAGAI MASA KEHIDUPANNYA SIKLUS MENSTRUASI KELAINAN DAN KOMPLIKASI MENSTRUASI 1. KELAINAN PANJANG SIKLUS 2. KELAINAN JUMLAH DARAH HAID F. KELAINAN TAMBAHAN

BAB III KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN

Setelah masa pubertas wanita akan mengalami menstruasi. Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Periode ini penting dalam hal reproduksi. Menstruasi merupakan pendarahan bulanan yang berasal dari pelapis rahim melalui vagina pada wanita yang seksual dewasa dan tidak hamil. Lamanya pendarahan menstruasi rata-rata berlangsung antara 3-5 hari dengan siklus rata-rata 28 hari. Dalam kondisi normal, menstruasi tidak menyebabkan gangguan yang cukup berarti. Menstruasi yang tidak teratur dapat disebabkan karena adanya gangguan hormon ataupun faktor psikis, seperti stress, depresi, dan lain-lain yang dapat mempengaruhi kerja hormon.

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Menstruasi Menstruasi adalah perdarahan periodik pada uterus yang dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi (Bobak, 2004) Menstruasi adalah perdarahan vagina secara berkala akibat terlepasnya lapisan endometrium uterus. Fungsi menstruasi normal merupakan hasil interaksi antara hipotalamus, hipofisis, dan ovarium dengan perubahan-perubahan terkait pada jaringan sasaran pada saluran reproduksi normal, ovarium memainkan peranan penting dalam proses ini, karena tampaknya bertanggung jawab dalam pengaturan perubahan-perubahan siklik maupun lama siklus menstruasi (Greenspan, 1998). B. Kelainan Menstruasi Kelainan haid (menstruasi) adalah masalah fisik atau mental yang mempengaruhi siklus menstruasi, menyebabkan nyeri, perdarahan yang tidak biasa yang lebih banyak atau sedikit, terlambatnya menarche atau hilangnya siklus menstruasi tertentu. Kelainan haid sering menimbulkan kecemasan pada wanita karena kehawatiran akan pengaruh kelainan haid terhadap kesuburan dan kesehatan wanita pada umumnya. C. Wanita dalam berbagai Masa Kehidupannya 1. Masa Bayi Pada waktu bayi pembentukan genitalia internal sudah selesai, jumlah folikel primordial dalam kedua ovarium telah lengkap yakni sebanyak 750 ribu butir dan tidak bertambah lagi pada masa selanjutnya. Tuba falopi, uterus, vagina, dan genitalia eksterna telah terbentuk. Labia mayora biasanya menutupi labia minora. Lain halnya pada bayi prematur vagina kurang tertutup, dan labia minora lebih terlihat. Pada minggu pertama dan kedua setelah dilahirkan bayi masih di pengaruhi oleh estrogen yang sewaktu hamil memasuki tubuh janin melalui plasenta. Oleh karena itu uterus bayi lebih besar dari uterus anak kecil. Selain itu estrogen dapat menimbulkan pembengkakan payudara pada bayi wanita selama 10 hari pertama setelah dilahirkan. Terkadang disertai sekresi cairan seperti air susu.Pada 10-15% dari bayi wanita dapat timbul pendarahan dari vagina pada minggu-minggu pertama yang bersifat withdrawal bleeding. Biasanya genitalia bayi wanita yang baru lahir itu basah karena sekresi cairan yang cernih. Epitel vagina relatif tebal dan pH vagina 5. Setelah 2-3 minggu epitel vagina menjadi tipis dan pH naik menjadi 7. 2. Masa Kanak-kanak

Pada masa ini perangsangan oleh hormon kelamin sangat kecil, kadar estrogen dan GnRH sangat rendah. Karena itu, alat-alat genital dalam masa ini tidak memperlihatkan pertumbuhan yang berarti sampai permulaan pubertas. Dalam masa ini pengaruh hipofisis terlihat dalam pertumbuhan badan.

3. Masa Pubertas Masa pubertas awal di mulai dengan berfungsinya ovarium dan berakhir pada saat ovarium sudah berfungsi dengan baik dan teratur. Secara klinis pubertas mulai

dengan tinbulnya ciri-ciri kelamin sekunder, dan berakhir jika sudah ada kemampuan reproduksi. Pubertas pada wanita mulai pada usia 8-14 tahun dan berlangsung kurang lebih selama 4 tahun. Kejadian yang penting dalam masa ini adalah pertumbuhan badan yang cepat, timbulnya ciri-ciri kelamin sekunder, menarche, dan perubahan psikis. Pada masa ini ovarium mulai berfungsi di bawah pengaruh hormon GnRH dari hipofisis, dan hormon ini dikeluarkan atas pengaruh releasing factor dari hipotalamus. Dalam ovarium polikel mulai tumbuh walaupun tidak sampai menjadi matang, namun polikel tersebut mampu mengeluarkan estrogen. Pengaruh peningkatan hormon pertama kali nampak adalah pertumbuhan badan yang lebih cepat dan lambat laun mendapat bentuk yang sesuai dengan jenis kelamin. Pengaruh estrogen pada masa ini diantaranya adalah : a. Mempengaruhi kecepatan pertumbuhan. b. Menyebabkan penutupan garis epifisis tulang-tulang, sehingga

pertumbuhan badan berhenti. c. Pertumbuhan genitalia interna, genitalia eksterna dan ciri-ciri kelamin sekunder. Pada masa ini genitalia ekterna dan genitalia interna mengalami pertumbuhan untuk mencapai bentuk dan sifat seperti pada masa dewasa. 4. Masa Reproduksi

Masa ini merupakan masa terpenting bagi wanita dan berlangsung selama kurang lebih 33 tahun. Haid pada masa ini paling teratur dan siklus pada alat genital bermakna untuk memungkinkan kehamilan. Pada masa ini terjadi ovulasi kurang lebih 450 kali dan selama ini wanita berdarah selama 1.800 hari. Pada umur 40 tahun keatas wanita masih dapat hamil, pertilitas menurun setelah umur tersebut.

5. Masa Klimakterium dan Menopause a. Klimakterium Klimakterium merupakan masa peralihan antara masa reproduksi dan masa senium. Klimakterium mulai kira-kira 6 tahun sebelum menopause berdasarkan keadaan endokrinologik (kadar estrogen mulai turun dan kadar hormon GnRH naik). Klimakterium berakhir kira-kira 6-7 tahun sesudah menopause. Pada saat ini kadar estrogen telah mencapai nilai rendah yang sesuai dengan keadaan senium. Dapat dikatakan lamanya klimakterium kurang lebih 13 tahun. Klimakterium disebabkan oleh kurang bereaksinya ovarium terhadap rangsangan hormon. Hal ini disebabkan ovariun menjadi tua. Dapat dikatakan bahwa ovarium menjadi lebih dahulu tua dari pada alat-alat tubuh lainnya. Proses menjadi tua mulai pada umur 40 tahun. Jumlah folikel pada ovarium waktu lahir kurang lebih 750.000 buah. Pada waktu menopause tinggal beberapa ribu buah. Folikel yang tersisa ini juga lebih resisten terhadap rangsangan gonadotrofin. Denag demikian siklus ovarium yang terdiri atas pertumbuhan folikel, ovulasi, dan pembentukan korfus luteum lambat laun pada wanita di atas 40 tahun siklus haid untuk 25% tidak disertai ovulasi, jadi bersifat anovulatoar. Pada klimaterium terdapat penurunan produksi estrogen dan kenaikan hormon gonadrotrofin. Kadar hormon akhir ini terus tetap tinggi sampai kira-kira 15 tahun setelah menopaus, kemudian mulai menurun. Tinggi kadar hormon gonadotrofin di sebabakan olehberkurangnnya produksi estrogen, sehingga native feedback terhadap produksi gonadotrofin berkurang. Pada wanita dalam masa ini terjadi perubahan-perubahan tertentu, yang dapat meni bulkan gangguan-gangguan ringan atau kadang berat. Perubahan

dan gangguan itu sifatnya berbeda-beda menurut waktunya klimakterium, pada permulaan klimakterium kesuburan menurun, pada masa ramenopaus terjadi kelainan pendarahan, sedangkan terutama pada masa pasca menopaus terdapat gangguan vegetatif berupa rasa panas dengan keluarnya keringat malam dan perasaan jantung berdebar-debar, psikis, dan organis. Uterus juga lambat laun mengecil dan endometrium mengalami atrofi. Meskipun demikian uterus masih tetap dapat bereaksi terhadap estrogen, pemberian estrogen dari luar yang di ikuti dengan penghentiannya, dapat menimbulkan withdrawal bleeding. Epitel vagina juga menipis, tetapi oleh karena masih ada estrogen atrovi selaput lendir vagina belum seberapa jelas.

b. Menopause Menopause merupakan haid terakhir bagian klimakterium sebelum menopause disebut pramenopause dan bagian sesudah menopause di sebut pasca menopause. Berhentinya haid dapat didahului olehsklus haid yang lebih panjang, dengan pendarahan yang berkurang. Umur waktu terjadinya menopause di pengaruhi oleh keturunan, kehatan umum, dan pola kehidupan. Menopause berhubungan dengan menarche. Makin dini manarche terjadi makin lambat manopause timbul sebaliknya manarche trjadi dan makin cepat menopause timbul.

6. Masa Senium.

Senium adalah masa sesudah pasca menopause, ketika telah tercapai keseimbangan hormonal baru dalam kehidupan wanita, sehingga tidak ada lagi gangguan vegetatif maupun psikis. Yang nampak pada masa ini adalah kemunduran alat-alat tubuh dan kemampuan fidik sebagai proses menjadi tua. Pada masa ini terjadi pula osteoporosis dengan intensitas yang berbeda pada masing-masing wanita. Meskipun sebab-sebabnya belum jelas, namun berkurangnya pengaruh hormon steroid dan berkurangnya aktifitas osteoblas memegang peranan penting dalam hal ini.

D. Siklus Menstruasi Menstruasi adalah peluruhan dinding uterus (endometrium) pada setiap bulan secara periodik. Menstruasi biasanya terjadi selama 2-7 hari dengan rata-rata durasi menstruasi + 4 hari. Saat menstruasi dapat kehilangan darah sekitar 10-80 cc darah dengan rata-rata 35 cc. Siklus yang normal berlangsung 24-35 hari . Haid pertama kali disebut menarche. Menarche diawali dengan gejala pubertas lainnya seperti pertumbuhan payudara (telarche), tumbuh rambut kemaluan (puberche) dan tumbuh rambut ketiak. Menarche diikuti oleh siklus yang panjang sekitar 5-7 tahun, lalu regularitas siklus haid meningkat sehingga siklus haid memendek untuk mencapai masa siklus yang tetap. Perubahan irreguler menjadi reguler ini berhubungan dengan terjadinya pematangan poros Hipotalamus Hipofise Ovarium. Kemudian, saat wanita mulai memasuki masa menopause, irreguleritas siklus terjadi kembali karena mulai didominasi siklus-siklus yang anovulatoir. Menstruasi terbagi dalam empat stadium yaitu : 1. Stadium Menstruasi atau Deskuamasi. Pada stadium ini, endometrium luruh dari dinding rahim disertai dengan perdarahan. Hanya lapisan tipis yang tertinggal yaitu stratum basale. 2. Stadium Post Menstruum atau Regenerasi. Pada stadium regenerasi, endometrium mulai menebal. Luka peluruhan ditutup oleh selaput lendir baru yang terbentuk dari sel epitel kelenjar-kelenjar endometrium. Pada saat ini tebal endometrium 0,5 mm. Stadium ini sudah mulai saat stadium menstruasi dan berlangsung 4 hari. 3. Stadium intermenstruum atau stadium proliferasi. Pada stadium proliferasi, endometrium tumbuh menjadi cepat menjadi tebal 3,5 mm. Kelenjar endometrium tumbuh lebih cepat hingga berkelok-kelok. Stadium proliferasi berlangsung pada hari ke 5-14 dari hari haid pertama. 4. Stadium praementruum atau stadium sekresi. Pada stadium sekresi, tebal endometrium kira-kira tetap tetapi bentuk kelenjar menjadi berliku dan mengeluarkan getah. Dalam endometrium sudah terjadi penimbunan glikogen dan kapur untuk makanan telur. Stadium sekresi ini berlangsung pada hari ke 14-28 dari haid hari pertama. E. Kelainan Menstruasi dan Komplikasi Kelainan haid biasanya terjadi karena ketidak seimbangan hormon-hormon yang mengatur haid, namun dapat juga disebabkan oleh kondisi medis lainnya. Banyaknya perdarahan ditentukan oleh lebarnya pembukuh darah, banyaknya pembuluh darah yang terbuka, dan tekanan intravaskular. Lamanya pedarahan ditentukan oleh daya penyembuhan luka atau daya regenerasi. Daya regenerasi berkurang pada infeksi, mioma, polip dan pada karsinoma. 1. Kelainan Panjang Siklus

1.1.Amenorrhea (tidak ada periode haid) a. Definisi Amenorrhea bukan merupakan penyakit namun merupakan gejala. Amenorrhe dapat terjadi pada menopouse, sebelum pubertas, dalam kehamilan dan dalam masa laktasi. Bila tidak menyusukan, haid datang 3 bulan post partum namun bila menyusukan, haid datang pada bulan ke-66. Amenorrhea dapat dibagi menjadi amenorrhea primer dan sekunder. Amenorrhe primer berarti seorang perempuan belum mengalami haid setelah usia 16 tahun7 tetapi telah terdapat tanda-tanda seks sekunder atau tidak terjadi haid sampai 14 tahun tanpa adanya tanda-tanda seks sekunder. Amenorrhea biasanya terjadi pada gadis dengan underweight atau pada aktivitas berat dimana cadangan lemak mempengaruhi untuk memacu pelepasan hormon. Amenorrhea sekunder berarti telah terjadi haid, tetapi haid terhenti untuk masa tiga siklus atau lebih dari enam bulan. b. Etiologi Amenorrhea dapat terjadi akibat gangguan pada komponen yang berperan pada proses haid. c. Pengelolaan & prognosa Pengelolaan pada pasien ini tergantung dengan penyebab. Bila penyebab adalah kelainan genetik, prognosa kesembuhan buruk. Menurut beberapa penelitian, dapat dilakukan terapi sulih hormon, namun fertilitas belum tentu dapat dipertahankan. d. Komplikasi Komplikasi yang paling ditakutkan dari amenorrhea adalah infertilitas. Komplikasi lainnya adalah tidak percaya dirinya penderita sehingga dapat menggangu kompartemen IV dan terjadilah lingkaran setan terjadinya amenorrhea. Komplikasi lainnya munculnya gejala-gejala lain akibat insufisiensi hormon seperti osteoporosis. e. Langkah-langkah diagnosa bila ditemukan amenorrhea Yang harus dilakukan adalah lakukan pemeriksaan TSH karena pada keadaan hipotroid terjadi penurunan dopamin sehingga merangsang pelepasan TRH. TRH merangsang hipofise anterior untuk menghasilkan prolaktin dimana prolaktin akan menghambat pelepasan GnRH. Namun pada satu waktu, saat hipofise anterior terangsang secara kronik, hipofise anterior dapat membesar sehingga meningkatkan sekresi GnRH dan menyebabkan terjadinya pematangan folikel yang terburu-buru sehingga terjadi kegagalan ovarium prematur. Sehingga harus diwaspadai bila terjadi suatu tanda-tanda hipotiroid, amenorrhea dan galaktorrhea. f. Amenorrhea pada atlet dengan latihan berlebih

Saat dilakukan latihan berlebih, dibutuhkan kalori yang banyak sehingga cadangan kolesterol tubuh habis dan bahan untuk pembentukan hormon steroid seksual (estrogen & progesteron) tidak tercukupi. Pada keadaan tersebut juga terjadi pemecahan estrogen berlebih untuk mencukupi kebutuhan bahan bakar dan terjadilah defisiensi estrogen dan progeteron yang memicu terjadinya amenorrhea. Pada keadaan latihan berlebih banyak dihasilkan endorpin yang merupakan derifat morfin. Endorpin menyebabkan penurunan GnRH sehingga estrogen dan progesteron menurun. Pada keadaan stress berlebih, corticotropin releasing hormon dilepaskan, pada peningkatan CRH, terjadi peningkatan opoid yang dapat menekan pemebentukan GnRH. 1.2. Oligomenorrhea a. Definisi Oligomenorrhea disebut juga sebagai haid jarang atau siklus panjang. Oligomenorrhea terjadi bila siklus lebih dari 35 hari. Darah haid biasanya berkurang. b. Etiologi Oligomenorrhea biasanya berhubungan dengan anovulasi atau dapat juga disebabkan kelainan endokrin seperti kehamilan, gangguan hipofise-hipotalamus, dan menopouse atau sebab sistemik seperti kehilangan berat badan berlebih. Oligomenorrhea sering terdapat pada wanita astenis. Dapat juga terjadi pada wanita dengan sindrom ovarium polikistik dimana pada keadaan ini dihasilkan androgen yang lebih tinggi dari kadara pada wanita normal. c. Gejala Gejala oligomenorrhea terdiri dari periode menstruasi yang lebih panjang dari 35 hari dimana hanya didapatkan 4-9 periode dalam 1 tahun. Beberapa wanita dengan oligomenorrhea mungkin sulit hamil. Bila kadar estrogen yang menjadi penyebab, wanita tersebut mungkin mengalami osteoporosis dan penyakit kardiovaskular. Wanita tersebut juga memiliki resiko besar untuk mengalami kanker uterus. d. Pengobatan Pengobatan oligomenorrhea tergantung dengan penyebab. Pada oligomenorrhea dengan anovulatoir serta pada remaja dan wanita yang mendekati menopouse tidak memerlukan terapi. Perbaikan status gizi pada penderita dengan gangguan nutrisi dapat memperbaiki keadaan oligomenorrhea. Oligomenorrhea sering diobati dengan pil KB untuk memperbaiki ketidakseimbangan hormonal. e. Komplikasi Komplikasi yang paling menakutkan adalah terganggunya fertilitas dan stress emosional pada penderita sehingga dapat meperburuk terjadinya kelainan haid lebih lanjut. Prognosa akan buruk bila oligomenorrhea mengarah pada infertilitas atau tanda dari keganasan.

1.3. Polimenorrhea a. Definisi Polimenorrhea adalah kelainan haid dimana siklus kurang dari 21 hari dan menurut literatur lain siklus lebih pendek dari 25 hari. b. Etiologi Bila siklus pendek namun teratur ada kemungkinan stadium proliferasi pendek atau stadium sekresi pendek atau kedua stadium memendek. Yang paling sering dijumpai adalah pemendekan stadium proliferasi. Bila siklus lebih pendek dari 21 hari kemungkinan melibatkan stadium sekresi juga dan hal ini menyebabkan infertilitas. c. Terapi Keadaan ini dapat diperbaiki dengan menggunakan terapi hormonal. Stadium proliferasi dapat diperpanjang dengan estrogen dan stadium sekresi dapat diperpanjang dengan kombinasi estrogen-progesteron. 1.4. Metrorrhagia Metrorrhagia adalah perdarahan tidak teratur dan tidak ada hubungannya dengan haid namun keadaan ini sering dianggap oleh wanita sebagai haid walaupun berupa bercak. Metrorrhagia dapat disebabkan oleh kehamilan seperti abortus ataupun kehamilan ektopik dan dapat juga disebabkan oleh faktor luar kehamilan seperti ovulasi, polip endometrium dan karsinoma serviks. Akhir-akhir ini, estrogen eksogen menjadi penyebab tersering metrorrhagia. Terapi yang diberikan tergantung etiologi. 2. Kelainan Jumlah Darah Haid 2.1. Menorrhagia a. Definisi Menorrhagia adalah pengeluaran darah haid yang terlalu banyak dan biasanya disertai dengan pada siklus yang teratur. b. Etiologi Etiologi menorrhagia dikelompokan dalam 4 kategori yaitu, i. Gangguan pembekuan, ii. Disfunctional uterine bleeding (DUB), iii. Gangguan pada organ dalam pelvis iv. Gangguan medis lainnya c. Terapi Terapi menorrhagia sangat tergantung usia pasien, keinginan untuk memiliki anak, ukuran uterus keseluruhan, dan ada tidaknya fibroid atau polip. Spektrum pengobatannya sangat luas mulai dari pengawasan sederhana, terapi

hormon, operasi invasif minimal seperti pengangkatan dinding endometrium (endomiometrial resection atau EMR), polip (polipektomi), atau fibroid (miomektomi) dan histerektomi (pada kasus yang refrakter). Dapat juga digunakan herbal yarrow, nettles purse, agrimony, ramuan cina, ladies mantle, vervain dan raspbery merah yang diperkirakan dapat memperkuat uterus. Vitex juga dianjurkan untuk mengobati menorrhea dan sindrom prementrual. Dianjurkan juga pemberian suplemen besi untuk mengganti besi yang hilang melalui perdarahan. Vitamin yang diberikan adalah vitamin A karena wanita dengan lehilangan darah hebat biasanya mengalami penurunan kadar vitamin A dan K yang dibutuhkan untuk pembekuan darah. Vitamin C, zinc dan bioflavinoids dibutuhkan untuk memperkuat vena dan kapiler. d. Prognosis Prognosis pada semua ketidakteraturan adalah baik bila diterapi dari awal. 2.2. Hipomenorrhea (kriptomenorrhea) Hipomenorrhea adalah suatu keadan dimana jumlah darah haid sangat sedikit (<30cc), kadang-kadang hanya berupa spotting. Dapat disebabkan oleh stenosis pada himen, servik atau uterus. Pasien dengan obat kontrasepsi kadang memberikan keluhan ini. Hal ini juga dapat terjadi pada hipoplasia uteri dimana jaringan endometrium sedikit. 2.3. Dismenorrhea a. Definisi Dismenorrhea adalah nyeri sewaktu haid. Dismenorrhea terdiri dari gejala yang kompleks berupa kram perut bagian bawah yang menjalar ke punggung atau kaki dan biasanya disertai gejala gastrointestinal dan gejala neurologis seperti kelemahan umum. b. Klasifikasi Dismenorrhea primer (idiopatik) Dismenorrhea primer adalah dismenorrhea yang mulai terasa sejak menarche dan tidak ditemukan kelainan dari alat kandungan atau organ lainnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu hiperaktivitas uterus, endotelin, prostaglandin, vasopressin dan kerusakan saraf perifer. Dismenorrhea sekunder Dismenorrhea sekunder biasanya terjadi kemudian setelah menarche. Biasanya disebabkan hal lain. Nyeri biasanya bersifat regular pada setiap haid namun berlangsung lebih lama dan bisa berlangsung selama siklus. c. Terapi Dismenorrhea primer biasanya diobati oleh NSAID seperti ibuprofen dan naproxen yang dapat mengurangi nyeri pada 64% penderita dissmenorrhea primer. Pil kontrasepsi menghilangkan nyeri dan gejala lainnya pada 90%

penderita dengan menekan ovulasi dan jumlah perdarahan. Terapi ini membutuhkan waktu 3 siklus untuk menghilangkan gejala. Kompres panas juga dapat mengurangi nyeri.

F. KELAINAN TAMBAHAN a. Perdarahan bukan haid Yang dimaksud perdarahan bukan haid adalah perdarahan yang terjadi diantara dua haid. Perdarahan ini dapat disebabkan kelainan organik dan kelainan hormonal. Penyebab organik perdarahan bukan haid : i. Pada vagina (varises pecah, metastase korio karsinoma, keganasan vagina) ii. Serviks (karsinoma porsio, perlukaan serviks, polip serviks) iii. Rahim (polip endometrium, karsinoma korpus uteri, submukosa, mioma uteri) iv. Tuba fallopi (karsinoma tuba,hamil ektopik tuba) v. Ovarium (radang ovarium, tumor ovarium)

b. Premenstrual tension (tegangan prahaid) Premenstrual tension merupakan keluhan-keluhan yang biasanya mulai satu minggu sampai beberapa hari sebelum datangnya haid dan menghilang sesudah haid datang namun kadang-kadang berlangsung terus sampai haid berhenti. Keluhan-keluhan terdiri atas gangguan emosional berupa iritabilitas, gelisah, insomnia, nyeri kepala, perut kembung, mual, pembesaran dan rasa nyeri pada mammae. Pada kasus-kasus yang berat terdapat depresi, rasa ketakutan, serta gangguan konsentrasi. Penyebabnya adalah ketidakseimbangan antara estrogen dan progesteron yang mengakibatkan retensi cairan dan natrium, penambahan berat badan dan kadang-kadang edema.

c. Mittelschmerz Mittelschmerz merupakan nyeri antara haid, terjadi sekitar pertengahan siklus haid, pada saat ovulasi. Rasa nyeri terjadi selama beberapa jam tapi pada

beberapa kasus terjadi sampai 2-3 hari. Rasa nyeri dapat disertai atau tidak disertai perdarahan, yang kadang-kadang sangat sedikit berupa getah berwarna coklat, sedangkan pada kasus lain dapat merupakan perdarahan seperti haid biasa.

d. Mastalgia Gejala mastalgia adalah rasa nyeri dan pembesaran mammae sebelum haid. Penyebabnya adalah edema dan hiperemi karena peningkatan relatif dari kadar estrogen. Pada pemeriksaan harus di perhatikan adanya radang atau neoplasma.

BAB III KESIMPULAN

Menstruasi adalah perdarahan vagina secara berkala akibat terlepasnya lapisan endometrium uterus. Fungsi menstruasi normal merupakan hasil interaksi antara hipotalamus, hipofisis, dan ovarium dengan perubahan-perubahan terkait pada jaringan sasaran pada saluran reproduksi normal, ovarium memainkan peranan penting dalam proses ini, karena tampaknya bertanggung jawab dalam pengaturan perubahan-perubahan siklik maupun lama siklus menstruasi (Greenspan, 1998). Kelainan haid (menstruasi) adalah masalah fisik atau mental yang mempengaruhi siklus menstruasi, menyebabkan nyeri, perdarahan yang tidak biasa yang lebih banyak atau sedikit, terlambatnya menarche atau hilangnya siklus menstruasi tertentu. Masa-masa yang dialami wanita setelah dilahirkan adalah masa bayi, masa kanak-kanak, masa pubertas, masa reproduksi, masa klimakterium, dan masa senium. Gangguan haid adalah perdarahan haid yang tidak normal dalam hal : panjang siklus haid, lama haid, dan jumlah darah haid. Melibatkan hipotalamus, hipofisis, ovarium dan endometrium. Gangguan-gangguan haid meliputi Hiperminorea, hipominorea, polimenorea, oligomenorea, ameneroa, perdarahan bukan haid, dismenorea, Premenstrual tension (tegangan prahaid), mittelschmerz dan mastalgia.

DAFTAR PUSTAKA

Menstrual Disorder. www. en.wikipedia.org. Kims Story. www.humanillnesses.com. Bagian Obstetri dan Ginekologi FK-UNPAD. Fisiologi Alat-alat reproduksi Wanita dalam Obstetri Fisiologi. Bandung. Penerbitan Eleman. 1983: 73-78 Menstrual Disorder http://en.wikipwdia.org Menstrual Disorder. http://www.healthatoz.com. Diagnostic Procedure in menstrual disorder. http://www.familypractice.com. Silberstein, Taaly. Complication of Menstruation; Abnormal Bleeding in Current Obstetric & Gynecologic Diagnosis Treatment. 9th edition. India. McGraw-Hill Companies, Inc. 2003 ; 623630 Menstrual Disorder. http://www.cmdrc.com. Lumsden, Ann Marie; McGavigan, Jay. Menstruation and Menstrual Disorder in Gynecology. 3rd edition. China. Elsevier Science Limited. 2003 : 459-467 http://karyatulisilmiahkeperawatan.blogspot.com/2009/03/kelainan-haid.html http://ilmu-pasti-pengungkap-kebenaran.blogspot.com/2011/12/makalah-berbagai-kelainandan.html#ixzz1pDhIkQzG http://ummushofiyya.wordpress.com/2011/04/24/macam-macam-gangguan-haid/

You might also like