You are on page 1of 16

Modul 9 Perencanaan Pengelolaan Sampah Kota

Modul 9 : PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH KOTA


(PREDIKSI TIMBULAN SAMPAH, KEBUTUHAN SARANA PENGUMPULAN PENGANGKUTAN DAN LPA)

9.1. PROYEKSI PENDUDUK Ada beberapa metode proyeksi penduduk, antara lain

A. Metode Perbandingan Metode ini dipakai bila daerah tinjauan tidak mempunyai data yang lengkap.

B. Metode- Ekstrapolasi Grafik Metode ini bukan untuk ketetapan perkiraan jumlah penduduk, melainkan hanya untuk melihat kecenderungan perkembangannya.

C. Metode Aritmetik Metode ini-dianggap baik untuk kurun waktu yang pendek. Pengertian pendek adalah diambil kurun waktu proyeksi yang sama dengan kurun waktu perolehan data. Pada metode ini diasurnsikan perkembangan penduduk dianggap tetap.

Rumus yang dipakai : Pn = Po + n . a

Pn Po n a

=Jumlahpendudukpadatahunke-n = Jumlah penduduk pada tahun dasar = Periode waktu proyeksi = Rata-rata pertambahan penduduk per tahun

D. Metode Geometri Metode int menganggap bahwa perkembangan jumlah penduduk akan secara oiomatis berganda dengan sendirinya. Pada metode ini tidak
SemiQUE IV Teknik Lingkungan ITATS

Modul 9 Perencanaan Pengelolaan Sampah Kota

memperhatikan adanya suatu saat perkembangan menurun dan kemudian mantap, disebabkan kepadatan penduduk yang mendekati maksimum. Pn = Po [ 1 + r ]n

Rumus :

Pn = Po = N =

Jumlah penduduk pada tahun ke-n Jumlah penduduk pada tahun dasar Periode waktu proyeksi

r = Rata-rata prosentase pertambahan penduduk per tahun

e. Metode Regresi Linier (Least Square) Metode ini dipakai untuk memperkirakan jumlah penduduk yang data perkemba ngan penduduk pada masa lalu menagambarkan kecenderungan garis liner, meskipun perkembangan pendudUk tidak selalu bertambah.

Rumus yang dipakai Y = a + bx Pn= a + b. n

x =tahun y =jumlah penduduk N =jumiah data y . x2 x . y.x N. x2 (x)2 yx - x2 x . y N. x2 (x)2

A=

B=

Contoh Tabel 9. 1. Data penduduk


SemiQUE IV Teknik Lingkungan ITATS

Modul 9 Perencanaan Pengelolaan Sampah Kota

Tahun 1988

Jumlah Penduduk (jiwa) 25.581

Pertambahan Penduduk 309

Prosen Ptb Pddk.

1,2

1989

25.890 333 1,28

1990

26.223 252 0,96

1991

26.475, 550 2,07

1992

27.025 373 1,38

1993

27.398 292 1,06

1994

27.690 320 1,15

1995

28.010 138 0,45

1996

28.148 152 0,54

1997

28.300 660 2,33

1998

.28,960 3379 12,42

(a) rata-rata pertambahan penduduk :. 337,9 (r) prosentase rata-rata pertambahan penduduk 1,242

1. Metode Aritmetik pn P2008 = Po (a . n) = P1998 + (337,9 . 10)

SemiQUE IV Teknik Lingkungan ITATS

Modul 9 Perencanaan Pengelolaan Sampah Kota

= 28.960 + 3379 = 32.329

2. Metode Geometrik

Pn =Po ( 1 + r)' P2008 = P1998 ( 1 + 1,242 % ) = 28.960 ( 1,0124 )" = 32764,66 = 32.765 jiwa.
10

3. Metode Least Square

Tabel 9.2. Tabel Perhitungan metode Least Tahun 88 89 go 91 92 93 94 95 96 97 98 jumlah Jml. Pddk (y) 25.581 25.890 26.223 26.475 27.025 27.398 27.690 28.010 28.148 28.300 28.960 299.700 y . x2 x . y.x N. x2 (x)2 x -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 0 1 0 1 4 9 16 25 110 x 225 16 9 X.Y -127.905 -103.560 -78.669 -52.950 -27.025 0 27.690 56,020 84.444 113.200 114.800 6.045

A=

= 299700 . 110 0.6045 10 . 110 - 02

= 29970

SemiQUE IV Teknik Lingkungan ITATS

Modul 9 Perencanaan Pengelolaan Sampah Kota

B=

yx - x2 x . y N. x (x)
2 2

= 10 . 6045 0.299700 10 . 110 - 0


2

= 54,95

P2008 = a +'b-n = 29970 + 54,95 . 10 = 30.519,5 = ~~ 30.520 jiwa.

9.2. PEMILIHAN METODE PROYEKSI

Pemilihan metode proyeksi, dipilih satu metode dengan mengambil nilai koefisien korelasi yang paling mendekati I (satu). Rumus r= N (x.y) . (x) (x) . y.x [n. (y2 ) - (y)2 ]0.5 [n(x2) (x)2]0.5

Tabel 9.3. Perhitungan koetisien korelasi untuk metode Aritmetik x 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 jumlah 55 y 309 333 252 550 373 292 320 138 152 660 3379 X.Y 309 666 756 2200 1865 1752 2240 1104 1368 6600 18860 x2 1 4 9 16 25 36 49 64 81 100 385 y2 95481 110889 63504 302500 139129 85264 102400 19044 23104 435600 1376915

SemiQUE IV Teknik Lingkungan ITATS

Modul 9 Perencanaan Pengelolaan Sampah Kota

r=

10 (18860) (3379) . (55) [10. (1376915) - (11417641 ]0.5 [10 (385) (3025]0.5

R=

2775 1533 . 28,72

R=

0,063

Tabel 9.4 Koefisien korelasi untuk metode Geometrik


X 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Pn 25581 25890 26223 26475 27025 27398 27690 28010 28148 28300 28960 299700

Y = Ln.Pn 10,15 10,16 10,17 10,18 10,20 10,21 10,23 10,238 10,245 10,25 10,273
112,306

X. y 10,15 20,32 30,51 40,72 51 61,26 71,61 81,904 92,205 102,5 113,003
375,182

X2 1 4 9 14 25 36 49 64 81 100 121 506

Y2 103,023 103,226 103,429 103,632 104,04 104,224 104,653 104,816 104,960 105,063 105,535 1146,621

jumlah

66

r=

11 (675,182) (112,306) . (66) [11. (1146,621) - (12612,6 ]0.5 [11 (506) (4356)]0.5

R=

14,806 0,48x34,785

R=

0,886

Tabel 9'.5. Koefisien korelasi metode Least Square


X 1 2

Y = Pn 25581 25890

X.Y 25.581 51.780

X2 1 4

Y2 654387561 670292100

SemiQUE IV Teknik Lingkungan ITATS

Modul 9 Perencanaan Pengelolaan Sampah Kota

3 4 5 6 7 8 9 10 11

26223 26475 27025 27398 27690 28010 28148 28300 28960 299700

78669 105900 135125 164388 193830 224080 253332 283000 318560 1834245

9 14 25 36 49 64 81 100 121 506

687645729 700925626 730350625 750650404 766736100 784560100 792309904 800890000 838681600 8177429748

jumlah

66

r=

11 (1834245) (299700) . (66) [11. (8177429748) - (89820090000)]0.5 [11 (506) (4356)]0.5

R=

396495 1143,327 . 34,785

R=

0,993

9.3. PROYEKSI FASILITAS

Fasilitas meliputi Pasar Toko Sekolahan Rumah Sakit Tempat lbadah Industri Bioskop dll

SemiQUE IV Teknik Lingkungan ITATS

Modul 9 Perencanaan Pengelolaan Sampah Kota

Contoh : Proyeksi Fasilitas (Pasar) Tabel 9.6. Data Jumlah Pasar Tahun 1993 1994 1995 1996 1997 24 25 28 29 31 Jml. Pasar 1 3 .1 2 Pertambahan 4,17% 12% 3,57% 6,9%

Tabel 9.7. Perhitungan koefisien korelasi Metode Aritmetik x 1 2 3 4 10 r= y 1 3 1 2 7 X.y 1 6 3 8 18 ( 4 . 18 ) ( 7 . 10 ) [ 4 . 15 - 49 ]0.5 . [ 4 . 30 100 ]0.5 R= 2 3,32 . 4,47 R= 0,13 X2 1 4 9 16 30 Y2 1 9 1 4 15

Tabel.9.8. Perhitungan koefisien korelasi Metode Geometrik X 1 2 3 4 5 15 Y = ln jumlah pasar 3,18 3,22 3,33 3,37 3,43 16,53 X.y 3,18 6,44 9,99 13,48 17,15 50,24 X2 1 4 9 16 25 55 Y2 10,112 10,368 11,089 11,357 11,765 54,691

SemiQUE IV Teknik Lingkungan ITATS

Modul 9 Perencanaan Pengelolaan Sampah Kota

r=

( 5 . 50,24 ) ( 15 . 16,53 )

[ 5 . 54,69 - 273,2409 ]0.5 . [ 5,55 225 ]0.5 R= 3,25 0,463 . 7,07 R= 0,993

Tabel 9,9. Perhitungan koefisien korelasi Metode Least Square x 1 2 3 4 5 15 y = jml pasar 24 25 28 29 31 137 X. y 24 50 84 116 155 429 ( 5 . 429 ) ( 15 . 137 ) X2 1 4 9 16 25 55 Y2 576 625 784 841 961 3787

r=

[ 5 . 3787 - 18769 ]0.5 . [ 5,55 225 ]0.5 R= 90 12,88 . 7,071 R= 0,998

9.4.

ANALISA

KEBUTUHAN

SARANA

DAN

PRASARANA

PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

1. Perkiraan Timbulan Sampah

Pada umumnya pola perencanaan pengelolaan sampah dilakukan setiap lima tahunan yang dikenal dengan perencanaan jangka menengah. Mengacu pada

SemiQUE IV Teknik Lingkungan ITATS

Modul 9 Perencanaan Pengelolaan Sampah Kota

10 pola ini, maka perencanaan dalam jangka panjang 10 tahun akan dibagi dalam 2 tahap perencanaan jangka menengah.

Contoh kasus pengelolaan sampah kota Bangkalan, data prosen pertumbuhan penduduk dan prediksi jumlah penduduk 5 tahun ke depan dihitung dengan hasil seperti pada Tabel 9.10.

Tabel 9.10. Prediksi jumlah penduduk kota Bangkalan No Kelurahan % Pertumbuhan Jumlah Penduduk Jumlah Penduduk Penduduk 2002 Jiwa 1. 2 3 4, 5 6 7 Bancaran Demangan Kemayoran Kraton Mlajah Pangeranan Pejagan Jumlah 1.13 0.11 0.91 0.16 3.22 0.37 0.66 7013 6552 3539 6777 3153 6322 12936 46291 2007 Jiwa 7502 6595 3737 6842 3813 6463 13456 48410

Dengan pertimbangan bahwa timbulan sampah secara bruto tetap konstan sebe'sar 3,11 It/orang hari maka perkiraan produksi sampah Kota Bangkalan adalah sebagai berikut:

T'abel 9.11. Prediksi jurnlah timbulan sampah secara bruto Kota Bangkajan No Kelurahan % Pertumbuhan Penduduk 1 2 3 Bancaran Dernangan Kernayoran 1.13 0.11 0.91 21.8 20.4 11.0 23.3 20.5 11.6 Tahun 2002 J iwa Tahun 2003 Jiwa

SemiQUE IV Teknik Lingkungan ITATS

Modul 9 Perencanaan Pengelolaan Sampah Kota

11

Kraton

0.16 3.22 0.37 0.66

21.1 9.8 19.7 40.2 144.0

21.3 11.9 20.1 41.8 150.6

5' Mlajah 6' Pangeranan 7 Pejagan Jurnlah

Pengembangan Pelayanan Persampahan Beberapa dasar dan kriteria penentuan prioritas pengembangan pelayanan persampahan antara lain :

1.

Daerah kepadatan > 150 jiwa/ha, yang saat ini sudah marnpu

mendapatkan pelayanan, akan mendapatkan pelayanan sebesar 100 tanpa mempertimbangkan kernauan dan kernampuan penduduk untuk membayar iuran sampah dan merupakan prioritas pertarna untuk mendapatkan penanganan.

2.'Daerah dengan kepadatan kurang dari 150 jiwa/ha dan lebih besar dari 100 jiwa/ha. ypng saat ini sudah mendapatkan penanganan sistim persampahan, merupakan prioritas kedua untuk ditangani dengan

memperbaiki dan meningkatkan kualitas pelayanan yang ada. Pada daerah ini pelayanan ditingkatkan sebesar 25 % dari yang sudah ada.

3.Daerah dengan kepadatan kurang dari 100 jiwa/ha yang saat ini sudah mendapatkan penanganan sistim persampahan, merupakan prioritas ketiga untuk ditangani dengan meningkatkan jurnlah penduduk yang dapat dilayani sebesar 10%.

Namun terlepas dari criteria diatas, dan mengacu pada kemampuan pelayanan yang ada saat ini sudah sebesar 85,5 % untuk seluruh wilayah pelayanan maka diusulkan dalam perencanaan ini tingkat pelayanan dinaikkan menjadi 100%.
SemiQUE IV Teknik Lingkungan ITATS

Modul 9 Perencanaan Pengelolaan Sampah Kota

12

Rekapitulasi Kebutuhan Peralatan dan Komponen Sistim Persampahan

Kriteria dan dasar perhitungan kebutuhan peralatan ditetapkan berdasarkan kepada volume atau kapasitas angkut dan jumlah trip per hari untuk masing-masing kendaraan adalah sebagai berikut:

Gerobak sampah Dump Truk Open Armroll truk

= (1.5 - 2) m 3 dan 2 trip/hari = (6 - 7) m3 dan 4 trip/hari = (5 - 6) m dan 3 trip/hari = (4 - 6) m3 dan 2 trip/hari

Kebutuhan Alat Angkut Truk

Didasarkan kepada kemudahan dalam pengoperasian, biaya operasi dan perawatan maka diusulkan pengadaan alat angkut truk dari tipe Dump Truk. Dengan asumsi kemampuan angkut tiap satu dump truk sebesar 7 m3, dan lama angkutan untuk setiap trip adalah : -Pengisian Pengosongan Perjalanan dari depo ke LPA Perjalanan dari LPA ke Depo Jumlah = 15 menit = 5 menit = 20 menit = 20 menit = 60 menit

Kebutuhan alat angkut Dump truk dapat dihitung dengan cara (jumlah timbulan sampah) / Kapasitas angkut. Jurnlah Dump truk yang diperlukan : (144 M3 hari) (7 M3 x 4 trip/hari) 5,14 buah atau 6 buah truk dengan 1 cadangan.

Becak Sampah

SemiQUE IV Teknik Lingkungan ITATS

Modul 9 Perencanaan Pengelolaan Sampah Kota

13 Untuk jalan-jalan protokol dengan lalu lintas yang padat sebaiknya dipergunakan becak sampah. Pemilihan ini hanya didasarkan pada kemudahan pengangkutan dan untuk menghindari terjadinya kemacetan. Kapasitas pengangkutan Becak Sampah direncanakan 1 m3 dan dapat dipergunakan setiap saat. Direncanakan dengan asumsi produksi sampah pada jalan protokol sebesar 25 % dari produksi keseluruhan atau sebesar 36 M3 dan pemakaian 2 trip per hari, maka kebutuhan becak sampah adalah sebesar 18 becak, dan cadangan sebanyak 6 buah maka jumlah becak secara keseluruhan sebesar 24 unit.

Gerobak Sampah

Kapasitas gerobak sampah direncanakan sebesar 2 M3 dengan jumlah trip 2 kali sehari maka diperkirakan untuk jangka menengah kebutuhan gerobak sampah sebanyak = (144 - 36) m3 / (2 x 2) = 27 unit dengan jumlah cadangan 6 unit maka kebutuhan keseluruhan sebesar 33 unit.

Ternpat Penampungan Sementara

Untuk penampungan sementara sebelum sampah diangkut menuju LPA maka diperlukan sarana tambahan transfer depo. Mengingat adanya kesulitan pembebasan lahan maka diusulkan adanya penambahan transfer depo tipe 111. Jika tiap transfer depo mampu menampung 15 M3 sampah maka kebutuhan transfer depo tipe III adalah sebesar (150/15) 10 unit untuk sampai akhir tahun 2010.

Tong Sampah atau Pengumpul Sampah

Sebagaimana dijelaskan di atas bahwa partisipasi masyarakat perlu digalakkan maka dianjurkan setiap rumah membuat bak sampah dengan ukuran yang ditetapkan mampu menampung timbulan sampah maksirnal untuk 3 hari. Jadi setiap KK diasumsikan terdiri dari 5 jiwa maka minimum volume bak sampah yang
SemiQUE IV Teknik Lingkungan ITATS

Modul 9 Perencanaan Pengelolaan Sampah Kota

14 harus dibuat sebesar (3 x 5 x 3) liter atau sebesar 45 liter. Bak Penampungan sampah dapat dibagi 2 untuk sampah organik maupun non organik.

Lokasi Pembuangan Akhi

Lokasi pembuangan akhir yang ada saat ini seluas 2 Ha dan berada di pinggir jalan lingkar timur. Lokasi pembuangan akhir berada di 'tanah semi rawa yang sekitarnya mengalir beberapa anak cabang sungai. Sehingga dari aspek kesehatan hal ini sangat berbahaya karena kemungkinan terjadinya pencemaran dan penyebaran penyakit melalui air surigai sangat besar. Sebab masih ada beberapa warga masyarakat yang memanfaatkan air sungai untuk kepriuan domestik, seperti mandi dan cuci (MCK). Mengingat di daerah lingkar timur banyak dibangun fasilitas perkantoran dan mulai bermunculan pemukiman, maka diusulkan lokasi LPA Untuk dipindahkan keluar kota.

Pengelolaan sampah di LPA dianjurkan menggunakan sistim sanitary land fill ataupun control land fill. Kriteria pemilihan LPA pada dasarnya

mempertimbangkan beberapa hal diataranya seperti : a. Adanya penolakan warga setempat b. Jarak LPA ke jalan raya untuk membangun akses masuk c. Beban jalan maksimum yang tersedia d. Pola transportasi kota/kemacetan yang terjadi e. Jarak angkutan sampah f. Aspek hidrologi yang meliputi air tanah, air permukaan dan sungai, informasi banjir, aliran air tanah dsb. g. Kemudahan mendapatkan tanah penutup h. Iklim yang melipub arah angin dan polusi udara setempat

Sedangkan seleksi teknologi pengolahan sampah meliputi berbagai hal seperti : a. Jarak antara lokasi LPA dengan sungai terdekat b. Arah angin yang terjadi
SemiQUE IV Teknik Lingkungan ITATS

Modul 9 Perencanaan Pengelolaan Sampah Kota

15 c. Struktur geologi yang ada di LPA rencana d. Kedalaman air tanah e. Jarak ke pemukiman f. Luas lahan LPA yang tersedia Berdasar pada kriteria yang ditetapkan diatas, terutama kemudahan dalarn hal transportasi dan kemudahan mendapatkan tanah pehutup, maka diusulkan lokasi LPA dipilih di wilayah Kecamatan Socah. Pemilihan lokasi di Kecamatan Socah menguntungkan ditinjau dari segi penyediaan lahan, sarana transportasi. Disamping itu wilayah Kecamatan Socah. sebagian besar merupakan area pertanian, sehingga dapat memanfattkan secara langsung produk kompos dari sanitary landfill. Pupuk kompos menyebabkan tanah menjadi gembur, sehingga dapat meningkatkan oksigenasi top-soil (lapisan tanah atas), disamping banyaknya unsuh hara yang diperlukan tanaman.

Kebutuhan Lahan LPA

Penentuan kebutuhan lahan diperhitungkan berdasar criteria yang berlaku. Dengan asumsi rata-rata sampah yang dibawa ke LPA sebesar 144 M3 /hari dengan berat jenis 250 kg / M3 , dan setelah pemadatan berat jenis berkisar 600 850 kg / m3, maka volume sampah setiap hari setelah pemadatan akan menjadi 60 M3. Untuk luas hamparan setiap sel 500 M3, dan tinggi hamparan 2 m maka waktu yang diperlukan untuk mengisi setiap sel landfill adalah = (500 m 2 x 2 m) / 60 M3 / hari = 16,7 hari. Jika setelah astu tahun dilakukan pengambilan kompos hasil dari landfill maka kebutuhan lahan landfill per tahun sebesar = (360 / 16,7) x 500 M2 = 1,08 Ha.

Jadi kebutuhan lahan untuk kegiatan pengoperasian yang terdiri dari pengisian sel dan pengosongan sel secara garis besar adalah = 2 x 1,08 Ha = 2,16 Ha. Dengan kebutuhan jalan, kantor dan sarana lain maka kebutuhan LPA dibulatkan sebesar 2,5 Ha.

SemiQUE IV Teknik Lingkungan ITATS

Modul 9 Perencanaan Pengelolaan Sampah Kota

16 Kebutuhan tanah urug, langkah operasional berdasar pada karakteristik lahan LPA dapat dilihat pada tabel 3.

Untuk proses pernadatan diperlukan sarana pemadatan berupa Buldoser pernadat. Jadi diusulkan sarana kelengkapan sanitary landfill adalah :

1 unit Buldoser pemadat


1 unit Excavator untuk penggali tanah.

SemiQUE IV Teknik Lingkungan ITATS

You might also like