You are on page 1of 10

PERTAMBANGAN BATUAN BEKU

14.1. Klasifikasi Bahan bangunan yang di bahas dalam Bab ini hanya bahan bangunan yang biasa dipergunakan dalam berbagai kegiatan. Bahan bangunan dari kelompok batuan pada dasarnya dibagi menjadi tiga bagian berdasarkan kepada cara terbentuknya, yaitu kelompok batuan beku, kelompok batuan sedimen dan kelompok batuan malihan (metamorfosa). Material dari tiga kelompok tersebut telah dipergunakan oleh masyarakat untuk bangunan, pondasi aneka bangunan, jalan desa sampai jalan tol, lapangan udara, dam, irigasi dan masih banyak lagi. Sebagian material tersebut dipergunakan pula sebagai bahan penghias seperti untuk pelapis dinding, lantai, meja dan lain sebagainya, material yang dipergunakan harus memiliki nilai seni baik coraknya maupun struktur yang dimiliki batuan ini. Batuan beku sudah banyak kenal dan juga sering dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari, dari hal yang sangat sederhana seperti pembuatan jalan sampai ke hal yang sangat rumit seperti pembuatan gedung yang megah. Hanya sedikit sekali yang mengetahui asal kejadiannya dari batuan inidan kebanyakan hanya mengetahui cara dan teknik mempergunakannya dalam kehidupan ini. Berdasarkan genesa atau tempat terbentuknya batuan beku dapat dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu batuan ekstrusi dan batuan intrusi.

14.1.1. Batuan Ekstrusi Batuan ekstrusi terdiri atas semua material yang dikeluarkan dari dalam bumi kepermukaan baik di daratan maupun di bawah permukaan laut. Batuan akan

mendingin dengan proses sangat cepat, sebagian berbentuk padat, debu atau suatu larutan yang kental dan panas, dikenal dengan sebutan lava. Batuan ekstrusi selalu berkaitan dengan jalur gunungapi yang masih aktif maupun sudah mati. Hasil letusan gunungapi aktif dapat menghasilkan debu yang tersebar keluruh tempat serta terbawa angin, berukuran butir dari kasar sampai sangat halus. Selain debu dihasilkan pula batuan berbentuk padatan yang bercampur dengan material beraneka ukuran yang diendapkan dekat dengan pusat kegiatan yang biasanya Pertambangan Batuan Beku Page 118

dinamakan batuan piroklastik. Percampuran antara batuan yang berukuran besar dengan lava dan debu vulkanik seingga membentuk agglomerat. Butiran halus seperti debu dan fragmen batuan membentuk batuan tersendiri, bila ukurannya bercampur antara ukuran kerikil dengan halus dinamakan tras sedang bila halus semuanya dinamakan tuf. Selain yang disebut di atas masih ada batuan lain yang termasuk ke dalam batuan ekstrusi adalah cairan magma yang membeku dekat dengan permukaan bumi biasanya berbentuk korok, dike maupun sill.

14.1.2. Batuan Intrusi Batuan intrusi adalah batuan yang terbentuk jauh di bawah permukaan bumi yang berasal dari cairan magma dengan proses pembekuannya berjalan lambat dan perlahan sehingga menghasilkan butiran kristal berukuran kasar. Bentuk dari intrusi dapat dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain tubuh pluton memiliki bentuk intrusi yang tidak beraturan berukuran sangat besar sampai puluhan kolimeter dengan ukuran kristal sangat kasar sampai mega kristal. Intrusi berbentuk tabular mempunyai dua bentuk yang berbeda, yaitu dike (retas) memotong arah lapisan batuan sedang sill searah lapisan batuan. Pada saat ini sebagian batuan intrusi sudah nampak dipermukaan bumi memiliki bentuk yang khusus secara morfologi serta sangat mudah sekali untuk dikenali. Munculnya dipermukaan bumi disebabkan oleh proses-proses geologi yang bekerja seperti pengangkatan yang kemudian diikuti oleh proses erosi batuan

penutupnya pada tahap akhir muncullah batuan intrisu dipermukaan bumi yang hilang semua batuan penutupnya. Bentuk tidak beraturan pada umumnya berbentuk diskordan dan biasanya memiliki bentuk yang jelas di permukaan bumi. Penampang melintang dari tubuh pluton (intrusi dengan bentuk tidak beraturan) memperlihatkan bentuk yang sangat besar dan kedalamannya yang tidak diketahui batasnya. Bentuk tidak beraturan biasanya dimiliki luas oleh batolit, singkapan di permukaan memiliki luas yang hampir 100 km2. Sedangkan stok memiliki sifat yang hampir sama dan hanya di ukurnya saja yang jauh berbeda. Batuan beku yang telah mengalami pelapukan ataupun ubahan akan mempunyai komposisi kimia yang berbeda. Karena itu batuan yang akan dianalisa haruslah batuan yang sangat segar dan belum mengalami ubahan. Page 119

Pertambangan Batuan Beku

Batuan Intrusi Granit Syenit Diorit Tonalit Monsonit Gabro

Batuan Ekstrusi Riolit Trahkit Andesit Dasit Latit Basal

Komposisi kimia dari beberapa jenis batuan beku seperti granit, diorit dan gabro yang terbentuk di dalam bumi, diperlihatkan pada Tabel 14.1.

Tabel 14.1. Komposisi kimia untuk beberapa batuan beku, intrusi. OKSIDA SiO2 TiO2 Al2O3 Fe2O3 FeO MnO MgO CaO Na2O K2O H2O+ P2O5
Sumber :

GRANIT 72,08 0,37 13,86 0,86 1,72 0,06 0,52 1,33 3,08 5,46 0,53 0,18

DIORIT 51,86 1,50 16,40 2,73 6,97 0,18 6,12 8,40 3,36 1,33 0,80 0,35

GARBO 48,36 1,32 16,84 2,55 7,92 0,18 8,06 11,07 2,26 0,56 0,64 0,24

Nockolds, 1954, Average Chemical Compositions of Some Igneous Rocks: Geol. Soc. America Bull. V.65.

14.2. Bahan Galian Granitik Granit kelompok ini terdiri dari batuan pluton yang biasa disebut batolit, dimana kenampakan di permukaan bumi sangat besar sedangkan kedalaman dari batuan ini tidak diketahui dasarnya. Granit ini berbutir sangat kasar dengan kombinasi warna antara putih dengan abu-abu, kadang-kadang berwarna merah. Tekstur batuan pada dasarnya adalah holokristalin, hipidiomorpik dan equigranular. Fenokris yang besar dari ortoklas, kadang-kadang granit kelompok ini memiliki tekstur porfiritik. Dalam jumlah yang sangat kecil kita akan mendapatkan xenolit di dalam tubuh granit.

Pertambangan Batuan Beku

Page 120

Struktur yang biasa terdapat di batuan granit ialah struktur join yang terbagi dalam tiga kelompok, pertama struktur blok yang berbentuk kubus, kedua diakibatkan oleh proses konsolidasi dan ketiga akibat proses pelapukan. Komposisi mineral dan kimia di dalam batuan granit dibagi menjadi tiga, yaitu mineral utama (essential mineral) yang terdiri kuarsa, kalium felspar dari jenis ortoklas dan mikrolin, plagioklas dari jenis albit-oligoklas, biotit, dan hornblende. Mineral pengiring (accessory mineral) dengan bentuk dan jumlah yang sangat kecil terdiri dari zirkori, apatit dan rutil dan sphen. Mineral sekunder (secondary mineral) mineral-mineral ini terbentuk karena alterasi dari mineral utama, kebanyakan alterasi tidak berpindah tempat, di dalam tingkat terakhir dari konsolidasi magma, yang kemudian diikuti oleh proses pelapukan. Mineral felspar berubah menjadi serisit dan kaolin; biotit dan horblende berubah menjadi klorit. Variasi mineralogi di dalam granit seperti terlihat pada Tabel 14.2.

Tabel 14.2. Kandungan mineralogi dan persentase tiap mineral pada batuan granit Mineral Kuarsa Felspar-K Plagioklas Horenblende Biotit Magnetit Ilmenit 1 (%) 10 40 30 60 0 35 10 - 35 2 (%) 25 40 26 1 5 2 1

Sumber : 1. Heinrich, 1956, microscopic Petrography. 2.Wahlstrom, 1958, Introduction to Theoretical Igneous Petrology.

Sifat Fisik Batuan Granit Ukuran maksimum, ft2 Densitas lbs/ ft2 - Rendah - Minimal diinginkan - Tinggi Penyerapan air % berat (ASTM C-121) - Rendah Pertambangan Batuan Beku : 75 (ASTM C615-80) : (ASTM C-97) : 150 : 160 : 190 : (ASTM C-97) : 0,02 Page 121

- Minimal diinginkan Kuat tekan, ksi - Minimal diinginkan - Tinggi Kuat tarik, ksi - Minimal diinginkan - Tinggi Modulus elastisitas, ksi - Rendah - Tinggi Ketahanan Abrasi (ASTM C-241)

: 0,40 : (ASTM C-170) : 90 : 52 : (ASTM C-99) : 1,5 : 5,5 : :2 : 10 : tidak diinginkan

(Sumber : Suhala, S., M. Arifin, 1997)

Kegunaan : Batuan granitik dapat dipergunakan untuk berbagai keperluan. Dalam penggunaannya tergantung kepada : mineralnya, komposisi, tekstur, warna, kekuatan, kekerasan, keliatan, porositas, berat jenis dan daya tahan akan segala pelapukan. Persyaratan mutu batu alam untuk bahan bangunan dapat di lihat pada Tabel 14.3 dan 14.4. Berdasarkan sifat-sifat yang dimiliki oleh batuan granitik, batuan ini dapat di pergunakan sebagai : Batuan yang digunakan untuk kebutuhan bangunan-bangunan rumah untuk dinding, tembok, fondasi, waduk air, jalan, jembatan, teraso, kaki lima, mengurug laut/pantai dan felester. Batuan yang dibuat berdasarkan ukuran tertentu untuk berbagai keperluan. Pemasaran batu granit, batu pecah maupun batu poles sebagian besar masih ditujukan untuk ekspor dan pasar dalam negeri.

Penyebaran : Penyebaran batuan granitik, di Banten umumnya menempati wilayah selatan yaitu daerah Cihara, Panggarangan dan Malimping

Pertambangan Batuan Beku

Page 122

Tabel 14.3. Persyaratan Mutu Batu Alam Untuk Bahan Bangunan


Batu alam untuk Sifat - sifat Pondasi bangunan Berat Sedang Ringan Tonggak dan batu tepi jalan Penutup lantai atau trotoir Batu hias atau tempel

1. Kuat tekan rata-rata, 2 minimum (kg/cm ) 2. Ketahan hancur Rudellof a. Index minimum b. Bag. Tembus 2 mm Maksimum % 3. Ketahanan geser Los Angeles, bagian tembus 1,7 mm Maksimum % 4. Ketahanan aus gesekan dengan Bauschinger, mm/menit, maksimum 5. Penyerapan air maksimum % 6. Kekekalan bentuk, dengan Na2SO4 bagian: a. Hancur, maksimum % b. Retak/peah/padat

1500

1000

800 *

500

600

200

27

40

50

0.16 5

5 * 12 **

12

12

12

12

12

12

Tidak retak dan tidak cacat

Tidak retak dan tidak cacat

* Untuk tempat yang terlindung dari air ** Untuk tempat yang tidak terlindung/konstruksi luar (terbuka) Sumber : Standar : Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (Sk SNI-04-1989-F)

14.3. Bahan Galian Andesit - Basal Andesit banyak terdapat sebagai lava, tetapi juga terjadi sebagai intrusi, seperti sebagai dike dan gunungapi di Jawa umumnya bersifat andesit. Tekstur dari batuan andesit biasanya porfiritik dengan fenokris yang euhedral, sedangkan masa dasar biasanya mikrokristalin sampai kacaan. Tekstur aliran terjadi dari partikel. Komposisi kimia dari batuan andesit tidak banyak berbeda dengan batuan diorit. Hanya beberapa senyawa terlihat tinggi hal ini disebabkan oleh pengaruh dari magma asal. Batuan andesit, terlihat ukuran kristal tidak sama besarnya ada yang halus dan ada yang kasar, tekstur demikian disebut porfiritik. Mineral yang berukuran kasar atau biasa disebut fenokris terdiri dari plagioklas dari jenis andesit dan hornblende. Sedangkan sebagai masa dasar ialah mikrolit plagioklas, hornblende, bijih dan serisit.

Pertambangan Batuan Beku

Page 123

Batuan afanitik dari kelompok gabro disebut basal. Basal sebagian besar terbentuk sebagai lava pada saat sekarang. Bentuk yang paling banyak terdapat berupa lembaran di permukaan bumi dan mendominasi dari batuan beku yang berhubungan dengan sabuk orogenik (orogenic belt) Penyebaran dari lava basal sangat luas sekali bahkan sampai 200.000 mil persegi dan dengan ketebalan maksimum 6.000 ft. Suatu contoh sangat baik adalah lava dari gunung di Hawaii dan contoh di Indonesia adalah lava gunung Galungung.

Tabel 14.4. Persyaratan Mutu Batu Pualam


Lantai utama muatan hidup lebih dari 50 2 kgf/cm Lantai biasa muatan hidup kurang dari 250 2 kgf/ cm Batu tempel Diluar Terlindung

Pengujian

1
Penyerapan air Maksimum , % Kekuatan tekan Minimum, kgf/cm2 Ketahanan aus Maksimum, mm/menit Kekekalan bentuk 0,75

2
0,75

3
0,75

4
0,75 800

800

800

800 0,130

0,130

0,130

0,130

Tidak cacat

Tidak cacat

Tidak cacat

Tidak cacat

1. 2. 3.

Ruang umum, gedung pertemuan, koridor hotel, toko, pasar dan sejenisnya. Rumah tinggal, kamar hotel, ruang kantor bukan umum, dan lain-lain. Retak kecil yang tidak menerus (tembus dan tidak menyebabkan rapuh)

Sumber : Standar : Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (Sk SNI-04-1989-F)

Tekstur yang banyak terdapat pada basal adalah holokristalin, juga terdapat kacaan. Tekstur porfiritik disusun dari kristal subhedral dan euhedral sebagai fenokris sedangkan sebagai masa dasar dari mikrokristalin dan kacaan. Tekstur aliran terlihat di bawah mikroskop berupa fenokris yang dikelilingi oleh mikrokristalin secara teratur. Struktur yang banyak terdapat adalah struktur aliran, sebagai contoh lava dari gunung di Hawaii. Permukaan pada aliran lava sering ditemukan struktur rongga (versikular). Struktur meniang berbentuk poligonal yang tegak lurus. Dan struktur

Pertambangan Batuan Beku

Page 124

bantal (pillow structure) dari lava dimana pendinginannya terdapat di bawah permukaan air, struktur ini berbentuk lava subhedral. Komposisi mineral terdiri dari plagioklas, piroksin, dengan atau tanpa olivin. Kristal-kristal berbentuk tiang dalam masa dasar mikrokristalin. Fenokris terjadi dari mineral augit, hipersten. hornblende, kadang-kadang olivin dan terbanyak plagioklas. Sedangkan mineral pengiringnya terdiri dari magnetit, ilmetit dan apatit. Basal sangat mudah terkena alterasi dengan sedikit uap air dan panas di daerah vulkanik akan menghasilkan oksida besi dari mineral magnetit (mineral bijih) dan mineral non bijih dan kaya akan Fe dan Mg, yaitu mineral olivin.

Kegunaan : Batuan andesit dan basal merupakan batuan beku luar yang terjadi akibat pembekuan magma intermiadite sampai basa dipermukaan atau dekat permukaan bumi. Sifat fisik batuan ini, seperti berat jenis : 2,3- 2,7, kuat tekan : 600 - 2000 kg/cm2 dan tahan terhadap proses pembudaran. Persyaratan mutu batu alam untuk bahan bangunan dapat di lihat pada Tabel 14.3. dan 15.4.

Berdasarkan sifat yang dimilikinya batuan ini dapat dipergunakan sebagai : Batuan yang dipergunakan untuk fondasi bangunan ringan, sedang, waduk air, jalan, jembatan, bantalan rel kereta api, kaki lima, teraso. Bahan pembuatan monumen, patung dan lain-lain.

Penyebaran : Sebaran batuan andesit - basal cukup luas mengikuti rangkaian gunungapi mulai dari barat sampai ke timur dari wilayah Banten.

14.4. Bahan Galian Gabro Gabro dapat berbentuk sebagai lakolit, stok, dike dan sil, dan biasanya sebagai batuan plutonik. Kelompok ini memiliki beberapa nama batuan berdasarkan mineral yang dikandungnya. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 14.5. Tekstur yang biasa terdapat adalah tekstur equigranular, holokristalin, phaneritik dan pegmatik, butiran kristal berukuran kasar-kasar. Struktur yang

berkembang pada umumnya struktur masif dan sistem join. Struktur terlihat dari Page 125

Pertambangan Batuan Beku

mineral felspar dengan arah liniasi yang sub pararel. Di dalam sayatan tipis terdapat reaksi rim dan biasa disebut struktur korona. Hal ini disebabkan perbedaan komposisi mineral yang mengelilingi dari pusat. Suatu contoh inti dari olivin mungkin sekelilingnya dari rim piroksin, contoh yang lain inti augit dan rim semakin keluar horonblende dan terluar ditempati oleh klorit. Komposisi mineralogi dan kimia dari gabro adalah basa dimana persentase silika relatif rendah, sedangkan persentase besi, magnesium relatif sangat tinggi, dan natrium kalium sangat rendah. Mineral plagioklas dan mineral feromagnesia lebih banyak mengandung kalsium dibandingkan dengan kelompok batuan sebelumnya. Kandungan mineralogi seperti mineral plagioklas dari jenis labodorit-anortit, sedangkan yang terbanyak terdapat adalah dari jenis laborit. Mineral feromagnesia dari piroksen jenis piroksen maupun klino piroksen (augit). Mineral olivin sekali didapatkan dalam keadaan segar, pada umumnya mengalami alterasi. Bila terdapat mineral ini di dalam batuan gabro maka penamaan batuan tersebut menjadi olivin gabro. Sebagai mineral pengiring seperti magnetit, ilmenit, apatit, klorit dan spinel dimana jumlah mineral-mineral tersebut sangat kecil.

Tabel 14.5. Kandungan mineral dan persentase tiap mineral pada batuan gabro Mineral Labradorit Amphibol Orto Piroksin Klino Piroksin Olivin Magnetit Ilmenit Persen (%) 65 3 6 14 7 2 2

Sumber : Wahlstrom, 1958, Introduction to Theoretical Igneous Petrology.

Sifat Fisik Batuan Gabro Ukuran maksimum, ft2 Densitas lbs/ ft2 - Rendah - Minimal diinginkan - Tinggi Penyerapan air % berat (ASTM C-121) Pertambangan Batuan Beku :: :: tidak diinginkan ::

Page 126

- Rendah - Minimal diinginkan

:: tidak diinginkan

Kuat tekan, ksi - Minimal diinginkan - Tinggi Kuat tarik, ksi - Minimal diinginkan - Tinggi Modulus elastisitas, ksi - Rendah - Tinggi Ketahanan Abrasi (ASTM C-241)

:: tidak diinginkan : 35 : : tidak diinginkan :: :::-

(Sumber : Suhala, S., M. Arifin, 1997) Kegunaan : Gabro dan peridotit sebagai dari proses pembekuan magma yang bersifat ultra basa, berwarna cenderung gelap, hijau kehitaman hingga hitam legam. Berdasarkan sifat-sifatnya batuan ini dapat dipergunakan sebagai : Bahan bangunan ringan-sedang yang tidak terpengaruh air. Bahan pembuatan monumen; Bahan pembuatan batu aji; Persyaratan mutu batu alam untuk bahan bangunan dapat di lihat pada Tabel 14.3. dan 14.4.

Penyebaran : Sebaran batuan ini, sebagian sebaran menempati daerah bagian barat dan timur dari wilayah Banten.

Pertambangan Batuan Beku

Page 127

You might also like