You are on page 1of 22

DAMPAK PENCEMARAN MERKURI (Hg) LIMBAH BATERAI SEBAGAI LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)

Tujuan : Menyelesaikan Tugas Mata Kuliah Penulisan Karya Ilmiah

Disusun oleh : Rizki Anggraini Permana 10513016

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2010

ABSTRAK

Secara umum baterai merupakan sumber pencemar. Limbah baterai memang tidak boleh dibuang sembarangan. Baterai jenis tertentu seperti lithium atau nickel-cadmium tidak boleh dibuang ke tempat sampah, tetapi dikembalikan ke produsen sebagai bagian dari manajemen limbah. Beberapa jenis baterai tergolong dalam limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) karena mengandung senyawa logam berat seperti merkuri (Hg). Bila limbah baterai di buang ke lingkungan, dikhawatirkan dapat mencemari lingkungan. Satu buah baterai mengandung 0,001 gram merkuri, namun jika terakumulasi dalam jangka waktu yang lama, maka dapat pula membahayakan lingkungan. Menurut standar federal kesehatan manusia di Amerika, jika 80 juta liter air terkontaminasi walau hanya 1 gram merkuri, maka air tersebut termasuk air yang tergolong berisiko untuk dikonsumsi. Ini artinya bahwa hanya 1 gram merkuri mampu mengontaminasi sebuah danau. Logam berat merkuri sangat berbahaya bagi tubuh manusia. Merkuri di dalam tubuh manusia dapat menyerang sistem syaraf pusat, ginjal, hati, jaringan otak, serta dapat membahayakan kandungan yang berakibat bayi cacat lahir. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mencegah pencemaran oleh logam berat yang terdapat di dalam baterai terutama merkuri terhadap lingkungan. Beberapa diantaranya yaitu memilih baterai-baterai yang memiliki kandungan merkuri dan rendah, bahkan jika bisa pilih yang tidak mengandung merkuri sama sekali. Menggunakan baterai yang bisa diisi ulang. Baterai isi ulang bisa digunakan berkali-kali, dan itu berarti mengurangi limbah baterai. Namun, walaupun lebih hemat, baterai isi ulang ini umumnya terbuat dari nickel-cadmium yang tetap harus dibuang ke tempat khusus. Kemudian, mencari tempat khusus untuk membuang baterai, terutama baterai-baterai yang mengandung cadmium, lithium dan merkuri juga dapat menghindarkan lingkungan dari pencemaran. Walaupun beberapa baterai lain diperbolehkan dibuang ke tempat sampah, namun lebih baik jika dibuang ke tempat penampungan khusus. Dengan membuang baterai pada tempatnya, berarti kita juga menyelamatkan sumber daya bumi karena bungkus baterai bisa digunakan kembali oleh pabrik untuk membuat baterai baru

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat ridho-Nya lah penulisan makalah yang berjudul Dampak Pencemaran Merkuri (Hg) Limbah Baterai sebagai Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) ini dapat diselesaikan. Selama pelaksanaan penelitian dan penulisan makalah ini banyak yang telah membantu, memberi masukan dan dukungan baik yang berupa materi maupun non materi. Ucapan terima kasih penulis hanturkan kepada : 1. Bapak Dr-Ing.Widodo Brontowiyono, M.Sc. selaku dosen mata kuliah Penulisan Karya Ilmiah Jurusan Teknik Lingkungan Universitas Islam Indonesia. 2. Orang tua penulis yang telah memberikan motivasi serta dorongan. 3. Teman-teman, serta pihak-pihak lain yang telah membantu. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kelemahan dan kekurangan, oleh karena itu sangat diharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca . Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi yang memerlukan.

Penulis

ii

DAFTAR ISI

ABSTRAK ....................................................................................................................... KATA PENGANTAR ....................................................................................................... DAFTAR ISI .................................................................................................................... BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................................. 1.1. 1.2. 1.3. 1.4. Latar Belakang ......................................................................................... Rumusan Masalah ................................................................................... Tujuan Penulisan ..................................................................................... Batasan Masalah .....................................................................................

i ii iii 1 1 2 2 2 3 3 5 5 6 6 7 8 9

BAB II.PEMBAHASAN ................................................................................................... 2.1. Baterai sebagai Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)..

2.2.

Jenis-Jenis Baterai ................................................................................


2.2.1. NiCD (nickel-cadmium battery / Nicad ) .......................................... 2.2.2. NiMH (Nickel Metal Hydride) .......................................................... 2.2.3. Li-Ion ( Lithium Ion)......................................................................... 2.2.4. Li-po (Lithium polymer) ...................................................................

2.3.

Logam Berat Merkuri ............................................................................


2.3.1. Penggandaan Merkuri dalam Rantai Makanan ...............................

2.3.2. Keracunan Merkuri ......................................................................... 10 2.3.3. Jenis-Jenis Senyawa Merkuri Pencemar Lingkungan ..................... 12 2.3.3.1. Senyawa Merkuri Anorganik ............................................... 12 2.3.3.2. Senyawa Merkuri Organik .................................................. 12 BAB III.PENUTUP ........................................................................................................... 15 3.1. 3.2. Kesimpulan .............................................................................................. 15 Saran ....................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 16 LAMPIRAN ..................................................................................................................... 17 iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Seiring dengan berkembangnya zaman yang menuntut kemajuan teknologi, diciptakan berbagai macam peralatan yang turut menunjang pemenuhan kebutuhan manusia. Munculnya peralatan elektronik yang kian memberikan kepraktisan dan efisiensi pekerjaan manusia, pada awalnya hanya menggunakan listrik secara langsung sebagai sumber daya. Peralatan ini kemudian berkembang dengan diciptakannya sel baterai. Dengan adanya baterai sebagai penyimpan daya, memungkinkan perlalatan elektronik yang bersifat portable untuk tetap dapat digunakan. Namun ternyata, dewasa ini muncul permasalahan baru terkait dengan limbah baterai itu sendiri. Beberapa jenis limbah baterai tergolong ke dalam limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) karena mengandung berbagai logam berat seperti merkuri. Bila limbah baterai langsung dibuang ke lingkungan, maka kemungkinan terjadinya pencemaran oleh logam berat akan semakin tinggi. Merkuri (Hg) merupakan unsur logam yang sangat berbahaya bagi semua makhluk hidup. Keracunan merkuri pada tingkat tertentu dapat menyebabkan terjadinya kerusakan organ tubuh seperti hati dan ginjal. Merkuri (Hg) dan senyawanya, khususnya senyawa merkuri organik, memiliki toksisitas biologis yang kuat. Selain itu, limbah baterai juga mengandung logam berat lainnya seperti kadmium dan timbal. Kadmium (Cd) bersifat sangat beracun, mudah terakumulasi dalam tumbuhan dan hewan sehingga mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan hewan. Timbal (Pb) yang terakumulasi di dada seseorang, ginjal, reproduksi, organ jantung dan lainnya dan sistem telah berdampak buruk terhadap kinerja penurunan mental, kerusakan ginjal,

ketidaksuburan dan tekanan darah tinggi. Sementara itu Zink (Zn) dan Nikel (Ni) memiliki toksisitas relatif kecil, tetapi pada konsentrasi tertentu, akan memiliki dampak yang merugikan dan membahayakan tubuh manusia. Selain itu, limbah baterai lainnya yang berupa asam, hidrolisis alkali, akan mempengaruhi kualitas tanah, nilai pH, dan manfaat air, sehingga tanah dan air akan mengalami pengasaman. Komposisi elektrolit baterai merupakan salah satu komponen utama dari logam berat terlarut, khususnya timbal-asam baterai, ke dalam sejumlah besar elektrolit asam timbal sulfat dan nikel-cadmium kadmium hidroksida baterai.

1.2. Rumusan Masalah

1.2.1. Apakah bahaya limbah baterai terhadap pencemaran lingkungan? 1.2.2. Bagaimana bahaya logam berat merkuri terhadap lingkungan dan manusia? 1.2.3. Bagaimana bentuk partisipasi masyarakat sebagai usaha untuk mengurangi atau mencegah pencemaran akibat limbah baterai?

1.3. Tujuan Penulisan

1.3.1. Memberikan informasi mengenai dampak limbah baterai terhadap pencemaran lingkungan dan kesehatan manusia. 1.3.2. Memberikan informasi mengenai bagaimana cara mengurangi produksi limbah baterai.

1.4. Batasan Masalah

Penelitian ini hanya membahas dampak merkuri yang bersumber dari limbah baterai terhadap pencemaran lingkungan dan makhluk hidup serta cara yang dapat digunakan untuk mengurangi produksi limbah baterai.

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Baterai sebagai Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

Secara umum limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan proses produksi, baik pada skala rumah tangga, industri,pertambangan, dan sebagainya. Bentuk limbah tersebut dapat berupa gas dan debu, cair atau padat. Di antara berbagai jenis limbah ini ada yang bersifat beracun atau berbahaya dan dikenal sebagai limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3). Suatu limbah digolongkan sebagai limbah B3 bila mengandung bahan berbahaya atau beracun yang sifat dan konsentrasinya, baik langsung maupun tidak langsung, dapat merusak atau mencemarkan lingkungan hidup atau membahayakan kesehatan manusia. Bahan-bahan buangan termasuk limbah B3 bila memiliki salah satu atau lebih karakteristik berikut: mudah meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif, beracun, menyebabkan infeksi, bersifat korosif, dan lain-lain, yang bila diuji dengan toksikologi dapat diketahui termasuk limbah B3 Salah satu contoh dari limbah B3 adalah baterai. Baterai merupakan produk yang berbahaya untuk lingkungan terutama disebabkan oleh asam, alkali, larutan elektrolit dan polusi logam berat lainnya. Di dalam baterai terkandung berbagai logam berat, seperti merkuri (Hg), mangan (Mn), timbal (Pb), cadmium (Cd), nikel (Ni) dan lithium (Li), serta timbal-asam baterai H2S04, yang berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan. Baterai jenis tertentu seperti litium atau nikel-cadmium tidak boleh dibuang ke tempat sampah, tetapi dikembalikan ke produsen sebagai bagian dari manajemen limbah sebab baterai jenis ini berbahaya jika langsung dibuang ke lingkungan. Bila terkena air, baterai litium bisa meledak dan memproduksi gas hidrogen yang berbahaya. Meski baterai litium didesain tertutup sehingga kedap air, namun jika rusak kemudian dibuang, baterai bisa mengalami korosi sehingga air bisa meresap ke dalam. Perlu diketahui, 1 baterai mengandung 0,001 gram merkuri. Jumlah ini memang terlihat sedikit, namun jika terakumulasi dalam jangka waktu yang lama, maka dapat pula membahayakan lingkungan. Menurut standar federal kesehatan manusia di Amerika, jika 80 juta liter air terkontaminasi walau hanya 1 gram merkuri, maka air tersebut termasuk air

yang tergolong berisiko untuk dikonsumsi. Ini artinya bahwa hanya 1 gram merkuri mampu mengontaminasi sebuah danau. Ancaman merkuri terutama dari bentuk organiknya yang sangat beracun yaitu metil merkuri. Zat ini akan bertahan dalam tubuh 10 kali lebih lama dibanding merkuri dalam bentuk logam seperti yang terdapat dalam baterai dan termometer. Logam berat merkuri juga dapat masuk melalui jalan pernapasan, karena sifat merkuri yang mudah menguap pada temperatur kamar. Bagi tubuh manusia, ancaman merkuri dapat menyerang sistem syaraf pusat, ginjal, hati, jaringan otak, serta dapat membahayakan kandungan yang berakibat bayi cacat lahir. Potensi bahaya, sampah baterai telah didengungkan sejak lama. Hal tersebut terwujud dengan disampaikannya bahaya baterai oleh United States Environmental Protection Agency (EPA), melalui surat resmi 7 Maret 1984. Akan tetapi, banyak yang tidak tahu mengenai bahaya sampah baterai. Di Indonesia, penerapan aturan untuk baterai isi ulang tidak jelas. Padahal baterai litium digunakan secara luas, di antaranya pada komputer jinjing, telepon seluler, kamera digital, dan beragam alat portabel lainnya. Sebagai bukti bahwa sampah baterai memang berbahaya, dapat diambil contoh tragedi Minamata di Jepang. Pada tahun 1950an, sebanyak 778 penduduk di Kepulauan Kyushu, bagian Selatan Jepang tewas akibat memakan ikan yang tercemar merkuri. Insiden ini terjadi akibat racun yang dibuang sebuah pabrik plastik milik Chiso Chemical Company ke teluk Minamata. Tahun 1953 kasus penduduk keracunan mulai dilaporkan. Tahun 1960an pabrik tersebut baru mengakui sumber limbahnya dan ditutup setelah mengganti kompensasi jutaan yen pada tahun 1966. Kejadian paling buruk adalah masih tersisanya penderitaan penduduk hingga jangka waktu yang panjang. Begitu banyak penduduk kemudian menderita seperti kemampuan bicara yang tidak sempurna, kebutaan, kelumpuhan serta kerusakan otak.

2.2. Jenis-Jenis Baterai

Sebenarnya terdapat beragam jenis baterai, namun yang paling umum dipakai adalah jenis dry-cell battery. Baterai drycell dibagi-bagi lagi menurut bahan pengisinya, yakni alkaline/manganese, zinc-carbon, mercuricoxide, silver-oxide, zinc-oxide, dan lithium. Ada pula baterai yang bisa diisi ulang (rechargeable). Baterai jenis ini bisa berisi lead-acid, nickel-cadmium, lithium ion (Li-Ion), atau nickel metal hydride (NiMH). Baterai handphone, kamera, dan barang gadget lainnya, umumnya menggunakan baterai jenis lithium. Sedangkan baterai kalkulator, jam tangan, mainan, alat bantu dengar kebanyakan menggunakan baterai berisi merkuri oksida, perak oksida, atau seng oksida (berbentuk kancing). Sementara, baterai yang berbentuk tabung umumnya berisi alkaline, seng-karbon, atau merkuri oksida. Dari situ terlihat, bahwa baterai yang mengandung merkuri umumnya berasal dari baterai jenis kancing (button), dan beberapa jenis baterai bentuk tabung. Sedangkan yang mengandung kadmium umumnya baterai-baterai isi ulang. Baterai tipe kancing (button cell) adalah sel baterai berbentuk silinder dengan diameter antara 5 sampai 12 mm, dan tebal antara 1 hingga 6 mm. Baterai ini digunakan untuk peralatan elektronik portable seperti jam tangan, kalkulator, dan alat bantu dengar. Secara umum sel lithium mirip dengan dengan baterai tipe kancing namun lebih besar, sehingga cenderung disebut sebagai baterai, sel lithium, atau sel koin. Anoda yang umum digunakan pada baterai kancing adalah mangan dioksida, perak dioksida, karbon monofluorida, tembaga oksida, serta merkuri oksida. Untuk mengurangi limbah yang dapat mencemari lingkungan, dapat digunakan

baterai isi ulang. Meskipun harganya relatif lebih tinggi dibandingkan baterai sekali pakai pada umumnya, baterai isi ulang lebih hemat secara ekonomis. Berikut adalah jenis-jenis baterai isi ulang :

2.2.1. NiCD (nickel-cadmium battery / Nicad )

Baterai jenis ini merupakan generasi pertama dan memiliki kapasitas yang besar. Proses pengisian ulang baterai NiCD cukup merepotkan, sebab pengisian ulang harus dilakukan pada saat daya baterai benar-benar habis. Karena baterai NiCD memiliki memory effect, sehingga semakin lama kapasitasnya akan menurun jika pengisian belum benarbenar kosong. Memori efek, juga dikenal sebagai efek baterai malas atau memori baterai,

adalah efek yang diamati pada nikel kadmium baterai isi ulang yang menyebabkan mereka terus berkurang dayanya. Ini menggambarkan satu situasi yang sangat khusus yang tertentu baterai NiCd secara perlahan kehilangan kapasitas energi maksimum jika mereka berulang kali diisi setelah habis hanya sebagian. Baterai muncul untuk mengingat kapasitas lebih kecil. Sumber efek perubahan dari karakteristik bahan aktif kurang dimanfaatkan oleh sel. Istilah ini sering keliru untuk hampir semua kasus di mana baterai tampaknya terus berkurang daya dari yang diharapkan.Kasus-kasus ini lebih mungkin karena usia baterai dan gunakan, menyebabkan perubahan ireversibel dalam sel karena sirkuit internal pendek, kehilangan elektrolit, atau pemulihan sel. Memory Effect hanya terjadi pada baterai ponsel jenis NiCAD dan NiMH. Gambaran singkatnya sebagai berikut : jika setiap saat anda mengisi baterai hanya sebesar 60%, maka suatu saat baterai akan lupa bahwa masih ada ruang sebesar 40% yang belum terisi. Baterai akan menganggap 60% adalah 100% alias baterai terisi penuh. Namun memory effect tersebut hanya terjadi pada tipe baterai lama seperti NiCAD dan NiMH. Singkatan NiCad adalah merek dagang terdaftar dari SAFT Corporation, meski produk ini umumnya digunakan untuk menjelaskan seluruh baterai nikel-kadmium. Di sisi lain, singkatan NiCd berasal dari simbol kimia dari nikel (Ni) dan kadmium (Cd). Ada dua jenis baterai NiCd yaitu : disegel dan diberi ventilasi.

2.2.2. NiMH (Nickel Metal Hydride)

Baterai isi ulang NiMH masih memiliki memory effect namun hanya bersifat sementara, sehingga lebih fleksibel dibanding dengan NiCD. Untuk pengisian ulang baterai ini tidak perlu menunggu benar-benar habis, namun dengan konsekuensi akan terasa cepat habis. Namun hal ini hanya berlangsung sementara, saat habis isi kembali dan kemampuannya akan kembali normal lagi. Pembuangan baterai NiMH yang tidak benar menimbulkan bahaya lingkungan kurang dari baterai NiCd karena tidak adanya kadmium .

2.2.3. Li-Ion ( Lithium Ion)

Baterai Li-Ion memiliki life cycle (siklus hidup) yang lebih pendek. Bahkan apabila dicharges berlebihan baterai lithium ion akan menurun kemampuannya dibanding NiCD atau NiMH. Lithium-ion adalah salah satu jenis yang paling populer, dengan salah satu yang

terbaik energy-to-weight ratios , tidak ada efek memori , dan lambat dalam penurunan daya jika tidak digunakan. Selain digunakan untuk peralatan elektronik, baterai lithium-ion yang semakin meningkat popularitasnya juga dipergunakan untuk pertahanan, otomotif, dan aplikasi ruang angkasa karena kepadatan energi yang tinggi. Namun, beberapa jenis perlakuan dapat menyebabkan baterai lithium-ion konvensional dapat meledak .

2.2.4. Li-po (Lithium polymer)

Polimer ion baterai-Lithium, lithium ion polimer, atau lebih umum baterai lithium polymer (disingkat Li-poli, Li-Pol, LiPo, LIP, PLI atau LiP) adalah baterai isi ulang (baterai sel sekunder). Biasanya baterai ini terdiri dari beberapa sel sekunder yang identik di samping paralel untuk meningkatkan kemampuan debit saat ini. Tipe ini telah berevolusi dari teknologi baterai lithium-ion . Perbedaan utama adalah bahwa lithium salt elektrolit tidak ditempatkan dalam organic solvent tetapi dalam polimer padat komposit misalnya polietilen oxide atau polyacrylonitrile . Keuntungan dari polimer Liion atas desain lithium-ion berpotensi lebih rendah termasuk biaya pembuatan, kemampuan beradaptasi terhadap berbagai bentuk kemasan, dan kekasaran. Lithium-ion baterai polimer mulai muncul dalam peralatan elektronik konsumen sekitar tahun 1996. ini generasi paling baru dari baterai isi ulang. Selain ramah lingkungan, keunggulannya diatas baterai Li-ion, untuk perawatan baterai Lithium Polymer, tak jauh berbeda dengan Lithium Ion. Namun penanganannya harus ekstra hati-hati mengingat sifatnya yang cukup liquid dengan tekanan cukup keras bisa menyebabkan bentuk baterai berubah. Kelemahan Li-po justru mengharuskan kita mengisi ulang baterai jangan sampai menunggu ponsel mati dengan sendirinya. Atau sebisa mungkin ketika ponsel memberikan peringatan baterai lemah. Jika tidak, ponsel akan susah untuk diaktifkan karena baterai belum pulih sepenuhnya.

2.3. Logam Berat Merkuri

Logam merkuri atau air raksa, mempunyai nama kimia hydragyrum yang berarti perak cair. Logam merkuri dilambangkan dengan Hg. Pada tabel periodika unsur-unsur kimia menempati urutan (NA) 80 dan mempunyai bobot atom (BA 200,59). Logam merkuri dihasilkan dari biji sinarbar, HgS, mengandung antara 0,1%-4%. Merkuri yang telah dipanaskan kemudian di kondensasi sehingga diperoleh logam cair murni. Logam cair inilah yang kemudian digunakan oleh manusia untuk bermacam-macam keperluan. Secara umum logam merkuri memiliki sifat-sifat sebagai berikut : 1. Berwujud cair pada suhu kamar 25o C dengan titik beku paling rendah sekitar -39o C. 2. Masih berwujud cair pada 396o C. Pada temperatur 396o C ini telah terjadi pemuaian secara menyeluruh. 3. Merupakan logam yang paling mudah menguap jika dibandingkan dengan logamlogam yang lain. 4. Tahanan listrik yang dimiliki sangat rendah, sehingga menempatkan merkuri sebagai logam yang sangat baik untuk menghantarkan daya listrik. 5. Dapat melarutkan bermacam-macam logam untuk membentuk alloy yang disebut juga sebagai almagam. 6. Merupakan unsur yang sangat beracun bagi semua mahluk hidup, baik itu dalam bentuk unsur tunggal (logam) ataupun dalam bentuk persenyawaan. Secara alamiah, pencemaran oleh merkuri dan logam-logam lain ke lingkungan umumnya berasal dari kegiatan-kegiatan gunung api, rembesan-rembesan air tanah yang melewati daerah deposit merkuri dan lainlainnya. Namun demikian, meski sangat banyak sumber keberadaan merkuri di alam dan masuk ke tatanan lingkungan tertentu secara alamiah, tidaklah menimbulkan efek-efek merugikan bagi lingkungan karena masih dapat ditolerir oleh alam itu sendiri. Merkuri menjadi bahan pencemar sejak manusia mengenal industri, kemudian menggali sumber daya alam dan memanfaatkannya semaksimal mungkin untuk kebutuhannya. Kenyataan ini berarti menunjukkan bahwa manusialah yang telah menciptakan suatu bentuk lingkungan yang tidak seimbang (tercemar) sebagai efek negatif daari kemajuan perindustrian dan pertanian yang telah dicapai.

2.3.1. Penggandaan Merkuri dalam Rantai Makanan

Masuknya merkuri ke dalam tubuh organisme hidup, terutama melalui makanan yang dimakannya, karena hampir 90% dari bahan beracun ataupun logam berat (merkuri) masuk ke dalam tubuh melalui bahan makanan. Sisaanya akan masuk secara difusi atau perembesan lewat jaringan dan melalui peristiwa pernafasan. Melalui jalur makanan, logam merkuri masuk melalui 2 cara, yaitu lewat air (minuman) dan tanaman (bahan makanan). Jumlah merkuri yang masuk lewat minuman bisa menjadi sangat tinggi. Jumlah tersebut bisa berlipat kali dibandingkan jumlah merkuri yang masuk melalui tanaman. Hal ini dapat terjadi disebabkan logam merkuri dalam air bisaa jadi telah mangalami pelipatgandaan dari jumlah awal yang masuk. Pelipatgandaan merkuri dalam air berawal dari proses bakterial terhadap ion logam atau merkuri yang terdapat dalam atau pengendapan pada lumpur di dasar perairan. Proses bakterial ini dapat terjadi disemua badan air (sungai ataupun danau) yang telah kemasukkan senyawa merkuri. Ada 3 macam proses bakteriaal utama yang mempengaruhi transportasi logam, termasuk merkuri dalam tata lingkungan, yaitu : 1. Degradasi senyawa-senyawa logam anorganik menjadi senyawa-senyawa dengan bobot molekul yang lebih rendah. 2. Perubahan bentuk-bentuk logam yang terjadi melalui aktivitas metabolisme pada organisme hidup. 3. Perubahan ion logam anorganik menjadi bentuk senyawa logam organik karena adanya proses reduksi-oksidasi (redoks). Pada proses nomor 3, umumnya melibatkan peristiwa metilisasi dengan bantuan bakteri. Selain logam merkuri, logam-logam lain yang juga mengalami proses metilisasi dengan bantuan bakteri adalah : As, Pb, Se, dan Sn. Dalam pendauran merkuri sebagai hasil kerja dari bakteri-bakteri, persenyawaan merkuri yang terdapat di dalam endapan dasar perairan diubah menjadi Hg 2+ dan Hg.

Logam merkuri yang dihasilkan dari aktivitas bakteri ini karena dipengaruhi oleh faktor fisika dapat langsung menguap ke udara. Tetapi pada akhirnya merkuri yang telah menguap dan berada dalam tatanan udara itu akan masuk kembali ke dalam badan air oleh hujan atau faktor-faktor fisika lainnya. Ion Hg2+ yang dihasilkan dari perombakan persenyawaan merkuri pada endapan

lumpur badan peraqiran, dengan bantuan bakteri akan berubah menjadi dimetil merkuri (CH3)2Hg, dan ion metil merkuri (CH3Hg) namun untuk bentuk ini harus melalui reaksi metilasi. Reaksi metilasi merupakan suatu reaksi kimia, dimana gugus metil (CH3 ) ditambahkan ke dalam suatu senyawa. Metabolisme normal pada hampir semua organisme hidup dapat dipastikan melibatkan reaksi metilasi ini. Sebagai contoh ada suatu asam amino yang dinamakan metionin. Asam amino ini merupakan hasil sintesa mikroorganisme dengan reaksi metilasi pada homosistein. Melalui penelitian-penelitian tentang pencemaran merkuri yang terjadi dalam suatu lingkungan perairan (badan air) dapat dibuktikan bahwa melalui reaksi metilasi mikroorganisme dapat mengubah ion-ion merkuri menjadi ion metil merkuri dan senyawa dimetil merkuri. Syarat untuk terjadinya reaksi metilasi adalah harus adanya senyawa lain yang berfungsi menjadi donor metil. Senyawa donor metil tersebut dapat berasal dari lingkungan yang sama atau merupakan produk yang dihasilkan oleh mikro-orrganisme lain yang hidup pada tatanan lingkungan tersebut. Ancaman merkuri terutama dari bentuk organiknya yang sangat beracun yaitu metil merkuri. Zat ini akan bertahan dalam tubuh 10 kali lebih lama dibanding merkuri dalam bentuk logam seperti yang terdapat dalam baterai dan termometer. Antara merkuri anorganik dan merkuri organik terdapat suatu hubungan bentuk atau transformasi. Senyawa aril merkuri (organik) dapat berubah menjai merkuri anorganik melalui proses transformasi di dalam tubuh dan lingkungan. Sedangkan merkuri anorganik, dapat menjai merkuri organik melalui proses transformasi oleh mikroorganisme.

2.3.2. Keracunan Merkuri

Peristiwa keracunan merkuri telah dikenal cukup lama. Dalam era tahun 1960-an, tercatat beberapa peristiwa keracunan merkuri di seluruh dunia, seperti dalam tabel berikut : Tabel Peristiwa Keracunan Merkuri di Seluruh Dunia (1960-an) Lokasi Minamata-Jepang Irak Pakistan Barat Tahun 1953-1960 1961 1963 Akibat 111 orang meninggal 35 orang meninggal 321

orang cidera 4 orang meninggal 321

10

orang cidera Guatemala 1966 20 orang meninggal 45

orang cidera 5 orang meninggal 25 orang cidera

Nigata-Jepang

1968

Keracunan yang disebabkan oleh merkuri ini umumnya berawal dari kebiasaan memakan makanan laut, terutama ikan, udang dan tiram yang telah terkontaminasi oleh merkuri. Awal peristiwa kontaminasi merkuriterhadap biota laut adalah masuknya limbah yang mengandung merkuri ke dalam badan perairan teluk (lautan). Selanjutnya dengan adanya proses biomagnifikasi yang berkerja dilautan, konsentrasi merkuri yang masuk akan terus meningkat seiring penambahan limbah yang masuk. Merkuri yang masuk kemudian berasosiasi dengan sistem rantai makanan, sehingga masuk ke dalam tubuh biota perairan dan ikut termakan oleh manusia bersama makanan yang diambil dari perairan yang tercemar oleh merkuri. Disamping itu, merkuri juga masuk bersama bahan pencemar pokok seperti gandum dan beras yang telah diberi senyawa merkuri pada saat pembibitan dan penyemaian. Meskipun kerja racun merkuri di dalam tubuh belum sepenuhnya dapat dipahami, namun dari penelitian-penelitian yang pernah dilakukan telah memberikan masukan yang sangat berguna. Beberapa hal terpenting yang dapat dijadikan patokan terhadap efek yang ditimbulkan oleh merkuri terhadap tubuh adalah sebagai berikut : 1. Semua senyawa merkuri adalah racun bagi tubuh, apabila berada dalam jumlah yang cukup. 2. Senyawa- senyawa merkuri yang berbeda, menunjukkan karakteristik yang berbeda pula dalam daya racun yang dimilikinya, penyebaran, akumulasi dan waktu retensinya di dalam tubuh. 3. Biotransformasi tertentu yang terjadi dalam suatu tata lingkungan dan atau dalam tubuh organisme hidup yang telah kemasukan merkuri, disebabkan oleh perubahan bentuk atas senyawa-senyawa merkuri itu, dari satu tipe ke tipe lainnya. 4. Pengaruh utama yang ditimbulkan oleh merkuri di dalam tubuh adalah menghalangi kerja enzim dan merusak selaput dinding (membran) sel. Keadaan itu disebabkan karena kemampuan merkuri dalam membentuk ikatan kuat dengan gugus yang mengandung belerang (sulfur, S) yang terdapat dalam enzim dan atau dinding sel.

11

5. Kerusakan yang dihasilkan oleh logam merkuri dalam tubuh umumnya bersifat permanen. Sampai sekarang belum dapat diketahui cara efektif untuk memperbaiki kerusakan fungsi-fungsi itu.

2.3.3. Jenis-Jenis Senyawa Merkuri Pencemar Lingkungan

2.3.3.1. Senyawa Merkuri Anorganik

Logam merkuri termasuk ke dalam kelompok merkuri anorganik. Dalam bentuk logamnya, merkuri berbentuk cair dengan titik didih yang tidak begitu tinggi sehingga mudah untuk menguap. Uap merkuri dapat menimbuulkan efek samping yang sangat merugikan bagi kesehatan. Di antara sesama senyawa merkuri anorganik, uap logam merkuri (Hg), merupakan yang paling berbahaya. Hal ini disebabkan karena sebagai uap, merkuri tidak terlihat dan dengan sangat mudah akan terhisap oleh sistem pernapasan. Pada saat terpapar logam merkuri, sekitar 80% logam tersebut akan terserap oleh alveoli paru-paru dan jalur-jalur pernapasan untuk kemudian di transfer ke dalam pembuluh darah. Dalam darah akan mengalami proses oksidasi yang dilakukan oleh enzim hidrogen peroksida katalase sehingga berubah menjadi ion Hg2+. Ion merkuri ini selanjutnya dibawa keseluruh tubuh bersama dengan peredaran darah. Sebanyak 1% dari jumlah yang diserap ini akan terakumulasi di otak. Jumlah merkuri yang menumpuk tersebut 10 kali lebih besar dibandingkan dengan senyawa merkuri lain yang masuk atau dimasukkan kedalam tubuh dengan jumlah yang sama. Selain itu merkuri juga akan menumpuk pada ginjal dan hati serta mampu menembus membran plasenta.

2.3.3.2. Senyawa Merkuri Organik

Senyawa merkuri organik telah lama menjadi sangat akrab dengan kehidupan manusia, salah satunya adalah senyawa alkil-merkuri. Beberapa senyawa alkil merkuri yang banyak digunakan, terutama di kawasan negara-negara berkembang adalah metil merkuri klorida (CH3HgCl) dan etil kloida (C2H5HgCl). Senyawa-senyawa tersebut digunakan

12

sebagai pestisida dalam bidang pertanian. Beberapa bentuk senyawa alkil merkuri lainnya banyak digunakan sebagai katalis dalam industri kimia. Sekitar 80% peristiwa keracunan merkuri bersumber dari senyawa-senyawa alkil merkuri. Keracunan yang bersumber dari senyawa ini adalah melalui pernafasan. Hal ini disebabkan karena senyawa alkil merkuri, terutama yang memiliki rantai pendek sangat mudah menguap. Uap merkuri yang masuk bersama jalur pernapasan akan mengisi paruparu dan berikatan dengan darah. Lebih dari 95% metil merkuri yang masuk ke dalam tubuh akan ditransportasi dalam sel darah merah untuk diedarkan ke seluruh jaringan tubuh. Sejumlah kecil lainnya terakumulasi dalam plasma protein Dalam penyebaran senyawa merkuri organik dalam organ tubuh, biasanya berbedabeda tergantung pada jenis organnya. Namun secara umum merkuri organik memerlukan waktu empat hari untuk mencapai kesetimbangan. Metil merkuri pada umumnya terakumulasi pada sistem jaringan syaraf pusat. Akumulasi paling tinggi ditemukan pada bagian cortex dan cerebellum, yaitu bagian-bagian dari organ otak. Hanya sekitar 10% dari merkuri tersebut ditemukan dalam sel otak. Pembuangan senyawa merkuri organik dari dalam tubuh berkaitan erat dengan sistem urinaria. Merkuri yang masuk ke dalam hati sebagian akan terakumulasi pada hati sedangkan sebagian lainnya akan dikirim ke empedu. Dalam kantung empedu, senyawa organik akan dirombak dan dihancurkan daya racunnya. Hasil perombakan tersebut umumnya berupa senyawa merkuri anorganik yang kemudian dikirim ke ginjal oleh darah. Pada ginjal senyawa merkuri anorganik ini akan mengalami proses pemilahan akhir, dimana sebagian akan terakumulasi pada ginjal dan sebagian akan dibuang bersama urin.

Sampai sejauh ini, hampir tidak ada upaya, baik pemerintah maupun masyarakat untuk mengumpulkan baterai bekas dengan mekanisme yang benar agar terhindar dari resiko dan dampak lingkungan yang diakibatkannya. Umumnya limbah baterai rumah tangga dibuang begitu saja oleh masyarakat ke tempat sampah. Masyarakat akan membuang sampah baterai bekas apabila disediakan tempat-tempat khusus yang strategis dekat dengan masyarakat. Cara lain adalah mengadakan produksi baterai dengan kadar merkuri rendah seperti yang banyak dilakukan oleh negara-negara maju. Dari teknologi yang tercanggih, kini tersedia banyak baterai yang tidak lagi menggunakan merkuri. Namun di samping usahausaha itu semua, yang paling efektif adalah membiasakan penggunaan baterai yang dapat

13

diisi ulang. Meskipun harganya mahal, namun dengan baterai semacam ini, jauh lebih hemat secara ekonomis. Dan yang paling penting, jangan mengisi ulang baterai berarti mengurangi limbah yang dapat mencemari lingkungan kita.

14

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan

3.1.1. Logam berat merkuri dapat ditemukan dalam beberapa jenis baterai terutama baterai dengan tipe kancing (button). 3.1.2. Senyawa merkuri dalam bentuk uap merupakan bentuk yang paling berbahaya. Hal ini disebabkan karena sebagai uap, merkuri tidak terlihat dan dengan sangat mudah terhisap oleh sistem pernapasan. 3.1.3. Merkuri yang masuk ke dalam tubuh manusia dapat terakumulasi di otak, merusak organ ginjal dan hati. 3.1.4. Limbah baterai yang berupa asam, hidrolisis alkali, akan mempengaruhi kualitas tanah, nilai pH, dan kualitas air, sehingga tanah dan air akan mengalami pengasaman.

3.2. Saran

3.2.1. Akan sangat bijaksana jika limbah baterai tidak dibuang langsung ke lingkungan, namun melalui manajemen limbah, limbah baterai diolah sehingga tidak mencemari lingkungan. 3.2.2. Pilih baterai-baterai yang memiliki kandungan merkuri dan rendah, bahkan jika bisa pilih yang tidak mengandung merkuri sama sekali. 3.2.3. Gunakan baterai yang bisa diisi ulang. Baterai isi ulang bisa digunakan berkali-kali, dan itu berarti mengurangi limbah baterai.

15

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2008.Ancaman Baterai.Available at : http://klinikhijau.multiply.com/reviews/item/3 (verified 20 desember 2010) Anonim.2010. Harian Joglo Semar.Jangan Buang Baterai di Tong Sampah!.Available at : http://www.harianjoglosemar.com/berita/jangan-buang-baterai-di-tong-sampah29629.html (verified 20 desember 2010) Anonim.2010.Wikipedia.Button Cell.Available at : http://en.wikipedia.org/wiki/Button_cell (verified 20 desember 2010) Anonim.2010.Wikipedia Indonesia.Limbah Beracun.Available at :

http://id.wikipedia.org/wiki/Limbah_beracun (verified 20 desember 2010) Anonim.2010.Macam-Macam Baterai, Karakteristik dan Perawatannya.Available at : http://bangunariyanto.wordpress.com/2010/04/06/macam-macam-bateraikarakteristik-dan-perawatannya/ (verified 20 desember 2010) Palar, Heryando.2008.Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat.Jakarta : PT Rineka Cipta Yulianti, Rahma.2008.Tabloid Rumah.Limbah Baterai Buang ke Mana Ya?.Available at : http://digilibampl.net/detail/detail.php?row=0&tp=artikel&ktg=sampahdalam&kd_link=&kode=212 (verified 20 desember 2010)

16

LAMPIRAN

Gambar Jenis-Jenis Baterai 1. NiCD (nickel-cadmium battery / Nicad )

2. NiMH (Nickel Metal Hydride)

17

3. Li-Ion ( Lithium Ion)

4. Li-po (Lithium polymer)

5. Button Cell

18

You might also like