You are on page 1of 8

WBL SEBAGAI MODEL PEMBELAJARAN

ARTIKEL Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keterampilan Menulis

Disusun oleh Johan Agung Fahrizal NIM 10321392

Dosen Pembimbing Iib Marzuqi, S. Pd.

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ISLAM DARUL ULUM LAMONGAN


Desembeer 2011

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT., yang telah memberikan kami kemudahan dalam menyelesaikan tugas artikel, yang berjudul WBL Sebagai Model Pembelajaran. Apapun yang tertulis di dalam karya tulis ini, tak lain berkat Rida, serta ilmu-Nya. Salawat dan salam semoga selalu terkumandangkan untuk Baginda Rasulullah Muhammad SAW., karena berkat bimbingan beliau kami dapat terbebaskan dari bahaya batil serta kebodohan, yaitu agama Islam jalan yang hak dan jalan yang penuh kecerdasan intelektual. Ucapan terima kasih kami haturkan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian karya tulis ini, khususnya kepada dosen pembimbing Bapak Iib Marzuqi, S. Pd., serta saudara-saudari kami dalam kelas studi Keterampilan Menulis FKIP PBSI UNISDA Lamongan. Tanpa mereka ilmu ini tidak mungkin sampai di telinga para pembaca. Demikian, sepatah kata yang dapat kami sampaikan sebagai pengantar karya tulis kami. Semoga bermanfaat bagi para pembaca dan dapat dijadikan koreksi. Subhaanaka Allah Humma Wa Bihamdika, Asyhadu An Laa Ilaaha Illa Anta Astaghfiruka Wa Atubu Ilaika.

Lamongan, 30 Desember 2011

PENULIS

WBL Sebagai Model Pembelajaran


Oleh Johan Agung Farizal

Abstrak: Web Based Learning (WBL) adalah merupakan bagian dari e-Learning. Namun dalam penggunaannya, Web Based Learning (WBL) membutuhkan koneksi internet. Sebagai model pembelajaran Web Based Learning (WBL) menyediakan fasilitas website, web mail, mailing list, dan bulletin board untuk menunjang pembelajaran di sekolah. Guru dapat memasukkan atau menyediakan bahan ajar serta tugas-tugas yang harus dipelajari dan dikerjakan oleh siswa. Web Based Learning (WBL) dapat membantu guru dan siswa dalam melengkapi pembelajaran yang terbatas oleh alokasi waktu. Dengan Web Based Learning (WBL) guru dan siswa dapat melakukan kegiatan belajar mengajar di luar jam sekolah, hanya saja guru tidak dapat mengawasi siswanya secara langsung dalam penggunaan Web Based Learning (WBL). Oleh sebab itu, harus ada partisipasi aktif dari guru maupun pihak sekolah. Dengan adanya Web Based Learning (WBL) bukan berarti meninggalkan model pembelajaran lama (tradisional) seperti face to face. Antara Web Based Learning (WBL) dengan pembelajaran face to face keduanya masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan, bahkan bisa jadi saling melengkapi. Kata kunci: WBL (Web Based Learning), model pembelajaran Era globalisasi, di mana perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) saat ini semakin canggih dan berkembang pesat, mencakup semua wilayah baik di perkotaan maupun pedesaan. Teknologi Informasi dan

Komunikasi (TIK) merupakan rangkaian kegiatan yang difasilitasi peralatan elektronik yang mencakup pengolahan, transmisi, dan penyajian informasi. Salah satu bagian dari TIK yang sekarang ini sangat tenar adalah media online atau internet. Internet sebagai dampak dari kemajuan era globalisasi kini telah meramba ke dunia pendidikan. Saat ini, semua elemen pendidikan sangat dituntut untuk menguasai TIK, khususnya internet. Bahkan yang berkembang sekarang ini, guru dan siswa menjadikan internet sebagai sumber dan bahan belajar. Situasi di atas mendorong para pemikir pendidikan untuk mengembangkan suatu model pembelajaran dengan berbantuan internet atau media online, yang disebut Web Based Learning (WBL). Dalam tulisan ini, penulis akan memaparkan (1) pengertian Web Based Learning (WBL), (2) kelebihan dan kekurangan Web Based Learning (WBL), (3) faktor-faktor penting yang harus diperhatikan dalam membangun unit Web Based Learning (WBL), Web Based Learning (WBL) dan pembelajaran face to face. Pengertian Web Based Learning (WBL) Pada prinsipnya, Web Based Learning (WBL) merupakan bagian dari e(4) perbandingan antara

learning, hanya lebih dispesifikasikan pada pembelajaran dengan menggunakan media online atau internet. Web Based Learning (WBL) dapat diwujudkan dalam bentuk aplikasi website, web mail, mailing list, dan bulletin board yang semua fasilitas tersebut masih berbasis web. Website adalah sejumlah halaman yang dapat berupa isi atau content sesuai dengan jenis website tersebut. Isi website disampaikan dengan berbagai bentuk seperti teks, audio, video, bahkan teknologi streaming. Web Based Learning (WBL) disebut sebagai model pembelajaran online karena dalam penggunaannya, aktivitas belajarnya dilakukan secara online atau terkonksi langsung dengan internet. Berbagai aktivitas belajar dapat dilakukan dengan Web Based Learning (WBL) seperti diskusi, tanya jawab, dan reference. Model pembelajaran berbasis

web ini juga dapat menyediakan halaman statis seperti bahan-bahan ajar siap cetak atau print out, yang disiapkan oleh guru dalam bentuk tugas-tugas atau materi ajar/bahan kuliah. Kelebihan dan Kekurangan Web Based Learning Web Based Learning (WBL) dirancang untuk mengajarkan segala sesuatu secara eksklusif online (Felix, 2000). Ketersediaan web dalam pembelajaran akan mempermudah siswa untuk meningkatkan pemahaman terhadap semua materi pelajaran yang biasanya diterima dalam ruang kelas. Demikian juga bagi guru, adanya web akan mempermudah guru untuk melengkapi bahan ajar dan membantu guru mengatasi alokasi waktu penyampaian materi ajar yang terbatas saat bertatap muka dengan siwa di ruang kelas. Jasinsky (1998) menyatakan bahwa lingkungan belajar online memiliki banyak kemampuan dan potensi untuk memperluas pilihan dan kesempatan yang tersedia bagi guru dan siswa (Ladyshewsky, 2004). Dalam penelitiannya yang berjudul A Multivariate Analysis of Students Experience of Web-Based Learning, Uschi Felix menjelaskan bahwa siswa cenderung bekerja positif dengan web dan menemukan sesuatu yang berguna di sana (Felix, 2000). Dengan Web Based Learning (WBL) waktu belajar siswa lebih fleksibel, belajarnya lebih kuat, dan dapat menghimpun informasi sebanyak-banyaknya. Kekurangan Web Based Learning (WBL), dalam penelitiannya Uschi Felix juga menemukan beberapa kekurangan yaitu tidak adanya pengawasan dari seorang guru secara langsung, dan kurangnya praktik berbicara. Kekurangan-kekurangan tersebut harus dijadikan acuan utama dalam penggunaan web di pembelajaran. Faktor-faktor Penting yang Harus Diperhatikan dalam Membangun Unit Web Based Learning (WBL) Unit Web Based Learning (WBL) harus memiliki jalur yang jelas dan transparan untuk siswa. Materi unit yang tersedia secara online harus terintegrasi

dengan cara yang masuk akal bagi peserta didik. Aktivitas online, tugas, dan latihan juga harus selaras dengan penilaian untuk mendorong keterlibatan pembelajar. Sekolah harus berpartisipasi dalam unit Web Based Learning (WBL) dengan menerima dan menjawab e-mail serta terlibat dalam diskusi sinkron atau asinkron. Dengan mengikuti strategi pedagogis, hasil pendidikan yang lebih positif bagi peserta didik cenderung akan nampak. Menurut McLoughlin (2000) (dalam Ladyshewsky, 2004), faktor lain yang penting untuk pembangunan unit Web Based Learning (WBL) meliputi,
1. Ketersediaannya waktu, tempat, dan sumber daya untuk mendukung

pembelajaran.
2. Bahwa teknologi informasi harus digunakan untuk meningkatkan interaksi

manusia dan bukan untuk menyediakan bahan cetak.


3. Belajar yang sedang berlangsung baik formal dan informal, desain yang

berbasis proses dan pembelajaran berpusat.


4. Bahwa kegiatan pembelajaran harus direncanakan untuk melibatkan siswa

secara pengalaman, dan yang mendukung staf pembelajaran dan menawarkan berbagai perspektif daripada pengiriman konten. Perbandingan Antara Web Based Learning (WBL) dan Pembelajaran Face to Face (F2F) Meskipun telah ada beberapa penelitian yang membandingkan secara langsung antara F2F dan WBL, ini sedikit jumlahnya. Hasil yang paling signifikan dari penelitian tersebut adalah bahwa hasil yang dicapai dengan menggunakan WBL setidaknya sama dengan mereka dalam pengaturan pembelajaran secara tradisional (Brennan R., McFadden M., dan Law E. (2001), dalam Ladyshewsky, 2004). Pendekatan berbasis web dipandang lebih inovatif dan menyenangkan, sedangkan tutorial F2F dipandang sebagai lingkungan belajar yang lebih efektif oleh para siswa. Dengan web siswa berpartisipasi lebih lengkap dalam media

elektronik. Lingkungan berbasis web juga dirasakan oleh siswa lebih kolaboratif. Preferensi untuk F2F berasal dari kesempatan untuk interaksi yang lebih besar dengan tutor dan kemungkinan mendapatkan informasi langsung tentang benar dan salah atau mendapatkan jawaban langsung atas pertanyaan yang diajukan. Penutup Kaitannya dalam dunia pendidikan, Web Based Learning (WBL) sebagai model pembelajaran mencoba menyuguhkan inovasi pembelajaran terbaru yang akan memberikan dampak positif bagi semua elemen pendidikan, khusunya bagi guru dan siswa. Web Based Learning (WBL) dengan keunggulannya, memberikan kemudahan bagi guru dan siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di sekolah. Web Based Learning (WBL) hadir sebagai sarana pelengkap pembelajaran, yang memudahkan bagi siswa dalam memahami materi ajar yang disampaikan oleh guru. Bukan hanya itu saja, dengan Web Based Learning (WBL) siswa akan lebih fokus dalam memahami tugasnya sebagai seorang pelajar. Siswa cenderung akan lebih bersemangat dalam belajar dan akan mengurangi kebiasaan buruk siswa ketika bermain internet. Sering kita menjumpai siswa menghabiskan sebagian besar waktunya untuk bermain game online, facebook, twitter, yahoo messenger, dan lain sebagainya. Untuk itu, dengan hadirnya Web Based Learning (WBL) diharapkan agar siswa memanfaatkan internet untuk melakukan hal-hal positif yang berhubungan dengan pembelajaran di sekolah.

Daftar Pustaka Felix, Uschi. 2000. A Multivariate Analysis of Students: Experience of Web-Based Learning. (Online) ( Australian Journal of Educational Technology), diakses
25 Oktober 2011.

Ladyshewsky, Richard K. 2004. E-learning Compared with Face to Face:


Differences in The Academic Achievement of Postgraduate Business Students. (Online) (Australian Journal of Educational Technology), diakses 25 Oktober 2011.

You might also like