Professional Documents
Culture Documents
Pemeriksaan Neurologis Pada Anak Dan Bayi
Pemeriksaan Neurologis Pada Anak Dan Bayi
ANAMNESIS :
PEMERIKSAAN FISIK
Waktu pemeriksaan :
Suhu ruangan 27-290C Variasi individu Inspeksi penglihatan, pendengaran, motorik, dst.
INSPEKSI
ANAK-ANAK Kesadaran Kelainan kongenital, keadaan kulit, wajah. Aktivitas, mobilitas, koordinasi, perkembangan, komunikasi, perhatian, reaksi terhadap suara. Bicara gagap, disatria, sengau, gangguan artikulasi. Gerakan abormal tremor, tic, korea, atetosis, mioklonus, anggukan kepala, kedipan mata.
Inspeksi . . .
BAYI Usahakan untuk tidak memegang penderita, cukup diperhatikan. Posisi bayi normal :
POSISI ABNORMAL
Frog posture kedua lengannya terbaring lemas di samping tubuhnya, kedua lengan terbuka disertai abduksi dan eksternal rotasi sendi panggul. floppy infant. Hemiplegi hanya ekstremitas satu sisi yang fleksi, sedangkan sisi lainnya ekstensi lemah. Erbs Paralyse.
Posisi abnormal . . . .
Opisthotonus opisthotonus yang disertai dengan ekstensi spastik pada ke-empat ekstremitas cerebral Palsy. Hipotoni terbaring lurus tertelungkup dengan posisi kedua lengan dan tungkainya diletakkan lurus di atas meja SSP.
Meliputi : Uji ketajaman penglihatan mengikuti muka seseorang responnya terhadap mimik seseorang dan kemampuannya mengambil mainan dan mengikuti benda yang bergerak. Refleks kedip dan memejamkan mata bila ada benda yang mendadak bergerak ke arah mata menunjukan visus yang baik, tapi hal ini terjadi pada anak di atas 1 tahun.
Uji gerakan kedua mata. Uji akomodasi Uji diplopia Refleks cahaya.
Fungsi : Motoris
Pengunyah masester, Pterigoid temporalis. Sensoris daerah wajah
Tersenyum Meringis Bersiul membuka dan memejamkan mata. Reflek kornea Uji sensori pengecap
gula atau garam atau asam sitrat atau kina lidah harus tetap di luar
Hilangnya refleks muntah (gag relex) Disfagia ringan Hilangnya sensoris pengecap Deviasi uvula ke sisi yang baik Hilangnya sensorik pada faring, tonsil, tenggorok bagian atas dan lidah bagian belakang. Hilangnya konstriksi dinding posterior faring saat bersuara ah Hipersalivasi.
Afonia(suara menghilang) Disfonia (gangguan suara) Disfagia (kesukaran menelan, biasanya kalau minum kembali ke hidung) Spasme esofagus Paralisis palatum mole (refleks muntah megatif dan palatum sisi yang sakit tidak dapat terangkat pada waktu bersuara)
Sensorik : Nyeri dan parestesia pada faring dan laring, batuk, sesak nafas dan pseudoasma. Vegetatif : Bradikaria, takikardia dan dilatasi lambung.
mengangkat bahu dan memutar kepala melawan tahanan pemeriksa. Kelainan : Bahu yang terkena tampak lebih rendah atrofi otot m. Sternokleidomastoideus. Pasien tidak dapat mengangkat bahu yang terkena dan memutar kepala ke sisi yang sehat.
Pemeriksaan : menilai kekuatan lidah menyorongkan ujung lidah ke pipi kanan dan kiri melawan jari pemeriksa. deviasi lidah pada waktu dijulurkan lidah akan berdeviasi ke sisi lesi, atrofi tremor.
SISTEM MOTORIK
Amati :
posturnya saat berdiri Berjalan berlari Bermain
Motorik . . . .
kekuatan kinetik menggerakkan anggota badan yang diuji dan pemeriksa menahan gerakan-gerakannya kekuatan statik menahan anggota badan yang diuji tetap ditempatnya dengan kekuatan terhadap gerakan-gerakan yang dilakukan oleh pemeriksa
Motorik . . . .
Pemeriksaan anak-anak :
mengangkat bahu ditekan bahunya dan pasien disuruh menahan. Berjabat tangan pronasi dan supinasi sambil ditahan. menggerakkan kaki dan tangan. Dibandingkan dengan kekuatan otot analognya yang kontralateral
Motorik . . . .
balita dan bayi Tonus otot dengan cara pronasi dan supinasi pergelangan tangan. Fleksi dan ekstensi siku Dorsofleksi dan plantarfleksi pergelangan kaki Memegang otot yang diperiksa.
Motorik . . .
Respon Traksi
lahir - 2 bulan mengangkat anak tersebut pada kedua tangannya dari posisi tidur ke posisi duduk. kepala anak akan tertinggal head leg
Respon Traksi . . .
sudah menghilang setelah 3 bulan masih ada Hipotoni kelainan SSP prematuritas.
Suspensi Ventral
Mengetahui : kontrol kepal kurvatura toraks dan kontrol tangan dan kaki terhadap gravitasi.
Cara : Bayi ditidurkan dalam posisi pronasi telapak tangan pemeriksa menyangga badan bayi pada daerah dada. Pada bayi aterm dan normal kepala akan jatuh ke bawah membentuk sudut sekitar 450 atau kurang dari posisi horizontal punggung lurus atau sedikit fleksi tangan fleksi pada siku dan sedikit ekstensi pada sendi bahu dan sedikit fleksi pada sendi lutut.
Rangsang Meningeal . . .
Tanda Brudzinski I (Brudzinkis neck sign) Stimulasi : kepala pasien difleksikan sampai dagu menyentuh dada Respon : fleksi bilateral di sendi dan lutut panggul
Rangsang Meningeal . . .
Tanda Burdzinski II (Brudzinkis contralateral leg sign) Stimulasi pengangkatan kaki secara lurus Respon fleksi pada sendi lutut dan panggul pada kaki kontralateral
Rangsang Meningeal . . .
Tanda Brudzinski III Stimulasi
Respon
penekanan pada simphisis pubis fleksi pada kedua tungkai pada sendi lutut dan tungkai
Respon
memfleksikan salah satu tungkai di sendi panggul kemudian tungkai fleksi di sendi panggul dan lutut pada tungkai kontralateral
Respon
PEMERIKSAAN SENSORIS
sangat sulit dilakukan pada anak, tidak mungkin pada bayi. anak lebih dari 6 tahun baru dapat dilakukan uji sensibilitas
PEMERIKSAAN REFLEKS
REFLEKS SUPERFISIAL Refleks dinding abdomen Cara :
menggores dinding abdomen dengan 4 goresan yang membentuk segi empat (belah ketupat) dengan titik-titik sudut di bawah xifoid, di atas simpisis dan kanan kiri umbilikus. umbilikus akan bergerak pada tiap goresan. Bayi kurang 1 tahun Poliomielitis Lesi sentral atau piramidal
Hasil :
Refleks Fisiologis . . .
Refleks tendon biceps cara mengetuk tendon biceps hasil fleksi sendi siku
Reflek Fisiologis . . .
Refleks Patela Cara mengetuk tendon patela Hasil ekstensi sendi lutut
Refleks Fisiologis .
Lesi upper motor neuron Hipertiroidism Hipokalsemia Tumor batang otak. Lesi lower motor neuron Sindroma down malnutrisi
KLONUS
KLONUS LUTUT
Dengan memegang dan mendorong os patella ke arah distal m. kwadriseps femoris teregang dan secara reflektorik otot tersebut berkontraksi secara berulang-ulang selama pendorongan terhadap os patella masih tetap diadakan.
KLONUS KAKI Dorsofleksi secara berlebihan otot-otot betis teregang kontraksi ini berlangsung secara berulang-ulang selama peregangan terhadap otot-otot betis masih dilakukan
Reflek Patologis
Refleks Plantaris Babinski
Stimulasi penggoresan telapak kaki bagian lateral dari tumit ke bawah jari-jari Respon ekstensi ibu jari kaki dan pengembangan (abduksi) jari-jari kaki
Refleks Patologis . . .
Refleks Chaddock
Stimulasi penggoresan pada kulit dorsum pedis bagian lateral Respon ekstensi ibu jari kaki dan pengembangan (abduksi) jari-jari kaki
Refleks Patologis . . . .
pengurutan dari proksimal ke distal secara kleras dengan jari telunjuk dan ibu jari tangan pada kulit di os tibia
Respon
memencet betis secara keras ekstensi ibu jari kaki dan pengembangan (abduksi) jari-jari kaki
Respon
memencet tendon achilles secara keras ekstensi ibu jari kaki dan pengembangan (abduksi) jari-jari kaki
Respon
penekukan (plantar fleksi) maksimal dari jari kaki keempat ekstensi ibu jari kaki dan pengembangan (abduksi) jari-jari kaki
Respon
Stepping (berjalan)
Penempatan taktil (placing response) Terjun (parachute) Landau
Sejak lahir
5 bulan 8-9 bulan 3 bulan
12 bulan
12 bulan Seterusnya ada 21 bulan
Refleks Moro
cara :
bayi dibaringkan terlentang, kemudian diposisikan setengah duduk dan disangga oleh kedua telapak tangan pemeriksa secara tiba-tiba tapi hati-hati kepala bayi dijatuhkan 30-400 (merubah posisi badan anak secara mendadak). menimbulkan suara keras secara mendadak ataupun dengan menepuk tempat tidur bayi secara mendadak.
positif : abduksi ekstensi keempat ekstremitas dan pengembangan jari-jari, kecuali pada falang distal jari telunjuk dan ibu jari dalam keadaan fleksi. Gerakan itu segera diikuti oleh adduksi-fleksi ke-empat ekstremitas. asimetris : gangguan sistem neuromuskuler asimetris pada tangan dan kaki :
menurun : bayi dengan fungsi SSP yang tertekan (hipoksia, perdarahan intrakranial, laserasi jaringan otak) hipotoni hipertoni prematur menghilang usia 6 bulan
bayi/anak ditidurkan dalam posisi supinasi, kepala menghadap ke depan dan tangan dalam keadaan setengah fleksi. Dengan memakai jari telunjuk pemeriksa menyentuh sisi luar tangan menuju bagian tengah telapak tangan dengan cepat dan hati-hati, sambil menekan permukaan telapak tangan.
positif : fleksi seluruh jari (memegang tangan pemeriksa) asimetris : kelemahan otot-otot fleksor jari tangan yang dapat disebabkan oleh palsi pleksus brachialis inferior (klumpke paralyse) menetap sampai usia 6 bulan. menetap pada usia diatas 6 bulan : khas pada cerebral palsy
positif : fleksi plantar seluruh jari kaki negatif : kelainan medula spinalis mulai menghilang usia 9 bulan, dan sudah hilang sama sekali pada usia 10 bulan.
Refleks Snout
cara : perkusi pada daerah bibir atas positif : bibir atas dan bawah menyengir atau kontraksi otot-otot di sekitar bibir dan di bawah hidung. menetap : regresi SSP
positif :
lengan dan tungkai yang dihadapi/sesisi menjadi hipertoni dan fleksi, sedangkan lengan dan tungkai sisi lainnya/dibelakangi menjadi hipertoni dan fleksi.
menetap pada usia 6 bulan : patologis (tersering oleh karena gangguan pada gangglion basalis)
negatif :