Professional Documents
Culture Documents
GENETIKA MIKROORGANISME
1) PENDAHULUAN GENOM seluruh gen yang ada pada sel atau virus prokariot biasanya mempunyai satu kumpulan gen (haploid) sebaliknya mikroba eukariot biasanya mempunyai dua kumpulan gen (diploid) GENOTIP kumpulan gen spesifik suatu organisme FENOTIP koleksi karakteristik suatu organisme yang dapat diamati 2) DNA SEBAGAI MATERI GENETIK a) GRIFFITH (1928) mendemonstrasikan fenomena transformasi: bakteri nonvirulent dapat menjadi virulen ketika hidup, bakteri nonvirulent ketika dicampur dengan bakteri virulen yang mati b) AVERY, MacLEOD, AND McCARTY (1944) mendemonstrasikan bahwa yang mendasari transforming (materi yang bertanggung jawab dalam transformasi virulensi pada percobaan Griffiths) adalah DNA c) HERSHEY AND CHASE (1952) menunjukkan bahwa untuk bakteriofag T2, hanya DNA yang dibutuhkan untuk kemampuan infeksi; oleh karena itu, mereka membuktikan bahwa DNA adalah materi genetic 3) STRUKTUR ASAM NUKLEAT a) STRUKTUR DNA i. DNA dibentuk dari nukleosida purin dan pirimidin yang mengandung gula 2'-deoxyribose dan digabung oleh jembatan fosfodiester ii. DNA biasanya double helix yang terdiri dari dua rantai nukleotida berpilin mengelilingi satu sama lainnya iii. adenine (A) purine pada salah satu untai DNA selalu berpasangan dengan thymine (T) pyrimidine pada untai yang lain, sementara guanine (G) purine selalu dipasangkan dengan cytosine (C) pyrimidine; jadi, dua untai dikatakan komplementer iv. Dua untai tidak diposisikan secara langsung berlawanan satu dengan lainnya; oleh karena itu, lekukan major dan lekukan kecil minor dibentuk olwh kerangka double helix v. Dua rantai polynucleotida antiparallel (yaitu, kerangaka gula fosfat mereka diorientasikan secara langsung berlawanan) b) STRUKTUR RNA i. RNA berbeda dengan DNA dalam hal komposisi gula ribosa yaitu 2'-deoxyribose ii. RNA berbeda dengan DNA dalam hal kandungan pyrimidine uracil (U) sebagai pengganti thymine iii. RNA berbeda dengan DNA dalam hal biasanya mengandung untai tunggal yang dapat berpilin dibaliknya, daripada untai ganda yang berpilin mengelilingi satu dengan lainnya iv. Tiga macam perbedaan nyata RNA: ribosomal (rRNA), transfer (tRNA), dan messenger (mRNA); mereka berbeda satu dengan lainnya dalam hal fungsinya, sisi sintesis pada sel eucaryotic , dan strukturnya
4) REPLIKASI DNA a) POLA SINTESIS DNA i. Replikasi DNA adalah semiconservative: masing-masing untai DNA dibentuk, namun dua untai terpisah satu dengan lainnya dan bertindak sebagai template untuk produksi untai lainnya (berdasarkan aturan pasangan basa yang sudah diterangkan didepan)
Garpu Replikasi adalah daerah pada molekul DNA dimana terjadinya untai terpisah dan sintesis DNA baru iii. Replikon terdiri dari replikasi asli dan DNA yang direplikasi sebagai unit dari yang aslinya iv. Kromosom bakteri biasanya replikon tunggal v. Molekul kecil DNA sirkuler tertutup, seperti plasmid dan beberapa gen virus, bereplikasi melalui mekanisme putaran lingkaran vi. Molekul besar DNA linier eukariot menggunakan multiple replikon untuk replikasi yang efisien relatif molekul besar dalam masa waktu yang memungkinkan b) MECHANISME REPLIKASI DNA YANG DIAMATI DI E. coli i. Protein DnaA mengikat pada sumber replikasi ii. Helicases membuka dua untai DNA dan seperti yang mereka lakukan topoisomerases (misalnya, DNA gyrase) mengurangi tekanan yang disebabkan oleh proses pembukaan untai iii. Single-stranded DNA binding proteins (SSBs) menjaga untai tunggal berpisah iv. Primases mensintesis molekul kecil RNA (kira-kira 10 nucleotida) yang akan berperan sebagai primer pada sintesis DNA v. DNA polymerase III mensintesis untai komplemen DNA berdasarkan aturan pasangan basa; pada satu untai (the leading strand), synthesis secara terus menerus, sementara pada untai lainnya (the lagging strand), fragmen-fragmen berseri dihasilkan melalui sintesis tidak terus menerus; komplek multiprotein disebut replisom mengatur semua proses ini vi. DNA polymerase I memindahkan primer dan mengisi celah-celah yang dihasilkan dari delesi RNA vii. DNA ligase bergabung dengan fragmen DNA untuk membentuk untai komplit DNA viii. Replikasi DNA replication sangat komplek; sedikitnya 30 protein dibutuhkan untuk replikasi kromosom E. Coli ix. Kecepatan sintesis DNA adalah 750 hingga 1,000 pasang basa per detik pada procaryotes, dan 50 hingga 100 pasang basa per detik pada eucaryotes 5) KODE GENETIK a) UNTUK GEN PENGKODE POLYPEPTIDE, SEQUENCE BASA DNA DAPAT DISAMAKAN DENGAN SEQUENCE ASAM AMINO POLYPEPTIDE (COLINEARITY) b) PENYUSUNAN KODE GENETIK i. Setiap kodon yang spesifik bagian asam amino harus berupa tiga basa panjang untuk setiap 20 asam amino memiliki sedikitnya satu kodon; ii. Jadi kode genetik terdiri dari 64 kodon c) ORGANISASI KODE i. DEGENERACY banyak asam amino dikode oleh lebih dari satu kodon ii. KODON SENSE - 61 codons spesifik asam amino iii. KODON STOP (NONSENSE) tiga kodon (UGA, UAG, UAA) yang bukan asam amino spesifik, dan digunakan pada translasi (sintesis protein) signal terminasi iv. WOBBLE menggambarkan bagaimana bebasnya basa berpasangan antikodon tRNA menjadi kodon mRNA; wobble mengeliminasi kebutuhan unique tRNA untuk setiap kodon karena dua posisi pertama cukup untuk menyusunikatan hidrogen antara mRNA dan aminoacyl-tRNAs 6) STRUKTUR GEN a) GEN: SEQUENCE LINEAR DARI NUCLEOTIDA YANG ADA DALAM GEN MOLEKUL ASAM AMINO, DAN TELAH DIPERBAIKI POIN AWAL DAN AKHIRNYA i. Mengkode polypeptida, tRNA, atau rRNA ii. Memiliki elemen pengontrol (seperti, promoters) yang mengatur ekpresi gen; dapat dipertimbangkan sebagai bagian dari gen itu sendiri, atau dapat dipertimbangkan sebagai sequence pengatur terpisah iii. Dengan beberapa pengecualian, gen tidak overlapping iv. Segment yang mengkode polipeptida tunggal juga disebut cistron v. Pada procaryotes-informasi berkode biasanya kontinyu meskipun beberapa gen bakteri diinterupsi; pada eucaryotes-kebanyakan gen memiliki sequences berkode (exons) yang diinterupsi oleh sequences tidak berkode (introns) b) GEN YANG MENGKODE PROTEIN i. TEMPLATE STRAND satu untai yang mengandung informasi berkode dan mengatur sintesis RNA
ii.
c)
PROMOTER - sequence dari basa yang biasanya terletak di upstream dari daerah berkode; sebagai sisi yang dikenal/diikatan oleh RNA polymerase SISI PENGENALAN - sisi dari assosiasi inisial dengan RNA polymerase (35 basa upstream dari sisi inisiasi transcripsi) SISI PENGIKAT (PRIBNOW BOX) - sequence yang menyukai pembukaan DNA sebelum transkripsi mulai (kira-kira 10 basa upstream dari sisi insiasi transkripsi) CONSENSUS SEQUENCES idealnya sequences basa ditemukan paling sering ketika membandingkan sequences dari bacteri yang berbeda iii. LEADER SEQUENCE sequence terekam yang tidak diterjemahkan; Mengandung consensus sequence yang dikenal sebagai sequence Shine-Dalgarno, yang bertindak sebagai sisi pengenalan untuk ribosom iv. DAERAH BERKODE sequence yang segera memulai downstream dari leader sequence; dimulai dengan sequence template 3'TAC5', dimana menyebabkan terbentuk codon 5'AUG3 mRNA, kodon pertama yang ditranslasikan (pada bakteri spesifik N-formylmethionine, methionine pada archaea dan eucaryotes) v. DAERAH TRAILER Daerah yang tidak diterjemahkan berlokasi secara langsung didownstream sekuen terminator translasi dan sebelum terminator transkripsi vi. SISI REGULATOR Sisi dimana protein regulator pengenal DNA mengikat stimulus lain atau menghambat ekspresi gen GENE YANG MENGKODE tRNA DAN rRNA i. GEN tRNA promoters, pemimpin, daerah berkode, dan daerah trailer ditemukan; daerah tidak berkode dipindahkan setelah transkripsi; Lebih dari satu tRNA dapat dibentuk dari transkripsi tunggal; tRNAs dipisahkan oleh daerah spacer tidak berkode, yang dipindahkan setelah transkripsi ii. GEN rRNA Memiliki promoters, leaders, daerah berkode dan daerah trailer; Semua molekul rRNA digambarkan sebagai transkripsi tunggal besar yang dipotong setelah transkripsi, menghasilkan produk akhir rRNA
ii.
Struktur DNA, Replikasi, Transkripsi, dan Translasi A. Struktur DNA Dua untai DNA saling melilit (double helix) dan dihubungkan oleh ikatan hidrogen di antara basa nitrogen didasarkan atas aturan pemasangan basa: Sitosin-Guanin dihubungkan oleh tiga ikatan hidrogen (C G) Timin-Adenin dihubungkan oleh dua ikatan hidrogen (A T) Pemasangan basa dua untai DNA di atas disebut komplemen Dua untai DNA adalah antiparalel satu satu sama lain, karena orientasi (polaritas) dua untai DNA saling berlawanan. B. Replikasi DNA Pola replikasi 1. Replikasi DNA, disebut juga sintesis DNA, adalah semikonservatif: masing-masing untai induk digunakan sebagai templat pembentukan untai baru sesuai aturan pemasangan basa 2. Replikasi DNA dimulai pada tempat-tempat khusus yang disebut pangkal replikasi (origin of replication, ori) 3. Kromosom prokariot hanya mempunyai satu ori, sedangkan kromosom eukariot mempunyai beberapa ori 4. Setiap untai DNA baru disintesis melalui dua mekanisme: a. Sintesis kontinyu oleh DNA polimerase III dengan arah 5 ke 3 menghasilkan Leading strand
b. Sintesis diskontinyu oleh DNA polimerase III dengan arah 5 ke 3 menghasilkan fragmen
pendek ( 1000 nukleotida) yang disebut fragmen Okazaki pada Lagging strand Pola replikasi Protein yang berperan dalam replikasi dan mekanisme replikasi Tipe RNA dan Fungsinya: 1. mRNA: Messenger RNA, membawa informasi untuk sintesis protein 2. rRNA: Ribosomal RNA, membentuk bagian ribosom. 3. tRNA: Transfer RNA, membawa asam amino ke ribosom Tahap-tahap Transcription 1. RNA polimerase mengikat urutan DNA yang disebut promotor. 2. RNA polymerase mensintesis RNA diarahkan oleh satu untai DNA cetakan 3. DNA cetakan yang telah ditranskripsi dipilin kembali 4. Sintesis RNA berakhir ketika RNA polimerase mencapai urutan DNA yang disebut terminator. 5. Molekul RNA baru dan RNA polimerase terlepas dari DNA cetakan C. Translasi mRNA digunakan untuk membuat protein. mRNA dibaca pada kodon atau nucleotide triplets. Kode Genetic: Ada 64 kemungkinan kodon, 20 asam amino. AUG: Start codon (Methionine) UAA, UGA, UAG: Stop codons Translasi terjadi di ribosom, yang tersusun dari dua subunit (besar dan kecil). Molekul tRNA memiliki anticodon, yang mengenali kodon. Mereka membawa asam amino spesifik pada pertumbuhan rantai protein Langkah-langkah Translasi 1. Start codon (AUG) mengikat pada tRNA dengan methionine. 2. Elongasi/ pemanjangan: Subsequent asam amino ditambahkan dengan mentranslasi satu kodon saat itu juga. 3. Ribosomes menyerang asam amino supaya rantai protein tumbuh dengan formasi ikatan peptida. 4. Terminasi: Ketika stop codon tercapai, translasi berhenti, dan kompleks ribosome-mRNA berpisah Inisiasi pada Start Codon Selama Elongasi satu Asam Amino ditambahkan saat itu juga Elongasi: Ribosom mendekati mRNA, membaca satu kodon saat itu juga Terminasi: satu Stop Codon tercapai, komplek tidak berkumpul I. GEN: EKSPRESI DAN REGULASI a. TRANSKRIPSI sintesis RNA di bawah arahan DNA i. Produk RNA komplementer dengan template DNA ii. Nukleotida adenin pada template DNA mengatur penggabungan nukleotida uracil di RNA; sebaliknya, aturan pasangan basa sama seperti pada replikasi DNA iii. Tiga tipe RNA diproduksi melalui transkripsi mRNA membawa pesan yang mengatur sintesis protein tRNA membawa asam amino selama sintesis protein Molekul rRNA adalah komponen ribosom b. TRANSKRIPSI DI PROCARYOTES i. mRNA Procaryotic dapat mengkode satu polypeptida (monogenic) atau banyak polypeptides (polygenic); pada penambahan ke daerah berkode, molekul mRNA molecules dapat memiliki daerah yang tidak diterjemahkan Sekuens pemimpin terdiri dari 25 hingga 150 basa pada akhir 5' mRNA, dan mendahului kodon inisiasi Daerah Spacer memisahkan segmen-segmen yang mengkode polipeptida individu pada mRNAs polikgenik Daerah Trailer ditemukan pada akhir 3' mRNA setelah kodon terminasi terakhir ii. RNA polymerase (enzim subunit besar multi) bertanggung jawab pada sintesis RNA
Sistem Regulasi Global-sistem yang mempengaruhi banyak gen dan jalur-jalur secara simultan, memperbolehkan untuk kedua regulasi bebas operon sama baiknya dengan kooperasi operon. ii. Regulasi Global dapat didukung dengan beberapa mekanisme, termasuk penggunaan protein single regulastor (repressor atau activator) untuk meregulasi beberapa operon, penggunaan faktor sigma yang berbeda, dan penggunaan regulator nonprotein iii. Regulon-kumpulan gen atau operon yang dikontrol oleh protein regulator biasa b. Represi Katabolit i. Pertumbuhan Diauxic-pola pertumbuhan biphasic yang terlihat ketika bakteri tumbuh pada dua gula yang berbeda (misalnya, glukosa dan laktosa) ii. Pada E. coli, adanya glukosa (karbon yang disuka dan sumber energi) menyebabkan turunnya tingkat cAMP levels, menyebabkan deaktifnya CAP (regulator positif beberapa jalur katabolik, termasuk laktosa operon); deaktivasi CAP menyebabkan bakteri lebih memilih mengunakan glukosa daripada gula lain ketika keduanya ada di lingkungan c. Regulasi oleh faktor sigma dan kontrol sporulasi i. Bakteri memproduksi sejumlah faktor sigma; masing-masing memungkinkan RNA polymerase untuk mengenali dan mengikat promotor spesifik ii. Perubahan faktor sigma dapat menyebabkan RNA polymerase merubah ekspresi gen iii. Ini telah didemonstrasikan pada sejumlah sistem termasuk respon kecutan panas di E. coli dan sporulasi pada B. subtilis d. Regulasi oleh antisense RNA dan kontrol protein porin-RNA antisense komplementer dengan molekul RNA dan secara spesifik mengikat pada ini, dengan demikian menghalangi replikasi DNA, sintesis mRNA, atau translasi, bergantung pada alamiah target RNA 6) DUA-KOMPONEN SISTEM FOSFORILASI Sistem transduksi signal yang menggunakan transfer grup phosphoryl untuk mengkontrol transkripsi gen dan aktivitas protein a. Pada sistem regulasi sporulasi, transfer secara sekuen grup phosphoryl dari kinase sensor untuk regulator transkripsi, melalui dua protein lain, memperbolehkan bakteri merespon kondisi lingkungan b. Kemotaxis-pada sistem ini, attractants (atau repellants) dideteksi oleh protein kemotaksis, mengatur transfer grup phosphoryl ke protein yang meregulasi arah rotasi flagela bakteri 7) PENGENDALIAN SIKLUS SEL a. Sekuen lengkap peristiwa perpanjangan dari pembentukan sel baru hingga pembelahan berikutnya disebut siklus sel: ini membutuhkan koordinasi ketat replikasi DNA dan pembelahan sel b. Muncul menjadi kontrol terpisah dalam siklus sel, yang satu sensitif pada massa sel dan lainnya peka pada panjang sel c. Pada E. coli, regulasi replikasi DNA melibatkan protein DnaA, yang mengikat pada origin replikasi untuk replikasi inisiasi d. Inisiasi pembentukan septa membutuhkan terminasi replikasi DNA dan pencapaian panjang yang diharapkan; bagaimana ini terjadi tidak diketahui e. Pada pertumbuhan cepat kultur bakteri, inisiasi rentetan replikasi DNA dapat berlangsung sebelum rangkaian replikasi selesai
i.