You are on page 1of 9

SURAT BERHARGA

Penanaman uang dalam bentuk surat berharga bersifat sementara dan untuk dijual kembali saat diproyeksikan adanya keuntungan dari surat berharga tersebut. Kriteria : Mempunyai pasar yang dapat diperjual belikan segera Untuk dijual segera bila ada kebutuhan dana Tidak dimaksudkan untuk menguasai perusahaan lain Jenis Jenis Surat Berharga : 1. Saham 2. Wesel 3. Obligasi 4. Sekuritas kredit 5. Surat berharga lain yang lazim diperdagangkan di pasar uang dan pasar modal

AKUNTANSI SURAT BERHARGA :


1. Pembelian Kasus: Pada tanggal 31 Juli Bank Mega membeli selembar obligasi PT Jasa marga yang berjangka waktu 10 tahun dengan nilai nominal 10 juta pada kurs sebesar 98% dan suku bunga sebesar 15% setahun dibayarkan setiap tanggal 1 Juni dan 1 Desember. D: Surat Berharga Obligasi Rp 10.000.000 D: Pendapatan Bunga Obligasi Rp 250.000 K: Pend Premi Oblg yg ditngguhkan Rp 200.000 K:Kas Rp 10.050.000

PEMBAYARAN BUNGA TANGGAL 1 DESEMBER


D:Kas Rp 750.000 K:Pendapatan Bunga Obligasi

Rp 750.000

Pada tanggal 31 Desember obligasi harus disajikan di neraca dan diamortisasi dari pendapatan yang ditangguhkan.

D: Pend Premi Obliga yg ditngguhkn Rp 10.000 K: Pendapatan Premi Obligasi Rp10.000

PENJUALAN
Surat berharga yang hendak dijual memiliki harga pokok yang dapat dihitung dengan metode FIFO atau metode rata (terutama apabila terdapat lebih dari satu macam surat berharga obligasi atau portfolio. Kasus : Obligasi Jasa Marga tersebut dijual setelah 8 bulan dimiliki atau pada tanggal 1 Maret dengan harga 101, Pencataan untuk pengalokasian terakhir premi obligasi dengan ayat jurnal : D: Pend Premi yg ditangguhkan Rp 3.333 K: Pendapatan premi obligasi Rp 3.333

PENCATATAN PENJUALAN OBLIGASI DICATAT DENGAN AYAT JURNAL SEBAGAI BERIKUT:


D: Kas Rp 10.475.000 D: Pend Premi Oblig yg dtngghkn Rp186.667 K: Pendapatan premi obligasi Rp 186.667 K: Surat berharga Obligasi Rp 10.000.000 K: Pendapatan Bunga ObligasiRp 375.000 K: Keuntungan dari PenjualanRp 100.000

PENILAIAN
Penilaian Surat Berharga Pasar Uang Kasus: Bank Omega membeli Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dengan nominal Rp 500 juta dengan suku bunga 12% setahun. Bunga SBI diterima di muka dan jangka waktu selama 2 bulan. Pembayaran dilakukan atas beban rekening giro pada Bank Indonesia. Saat pembelian : D: Surat berharga SBI Rp 500.000.000 K: Pend bunga SBI yg blm diamorRp 10.000.000 K: BI- Giro Rp 490.000.000

Pada akhir bulan pertama setelah pembelian SBI dilakukan pengalokasian pendapatan bunga SBI sebagai berikut : D: Pend bunga SBI yg blm diamor Rp 5.000.000 K: Pendapatan Bunga SBI Rp5.000.000 Penyajian SBI dalam Neraca setelah akhir bulan pertama: D: BI-Giro Rp 500.000.000 D: Pend bunga SBI yg blm diamor Rp 5.000.000 K: Surat berharga SBI Rp 500.000.000 K: Pendapatan bunga SBI Rp 5.000.000

Penilaian Terhadap surat berharga yang dimiliki dalam bentuk portofolio harus dinilai berdasarkan harga riil: 1. Sebesar harga perolehan (cost) 2. Sebesar harga terendah antara cost dan market (COMWIL). Apabila terjadi selisih harga diakui sebagai kerugian penurunan nilai SB dengan mengkredit perkiraan surat berharga yang bersangkutan Penyisihan untuk penurunan nilai surat berharga. Kasus: Bank Omega memiliki portfolio surat berharga sebesar harga perolehan Rp 125.000.000dan kemudian setealh dilakukan penilaian harga pasar bernilai Rp 115.000.000, maka kerugian ini akan dibukukan dengan ayat jurnal sbb: D: Biaya Kerugian Penurunan Nilai SB K: Penyisihan untuk Penurunan nilai SB Rp 10.000.000 Rp 10.000.000

Sehingga nialai surat berharga setelah penurunan nilai adalah sbb: Surat berharga Rp 125.000.000 Dikurangi: Penyisihan untuk penurunan nilai suara berharga (Rp 10.000.0000) Surat berharga, bersih Rp 115.000.000

You might also like