You are on page 1of 17

EPILEPSI

DEFINISI
Epilepsi adalah kejang berulang yang tidak terkait dengan demam atau dengan serangan otak akut .

Kejang (konvulsi) = gangguan fungsi otak paroksismal tanpa sengaja yang dapat nampak sebagai gangguan/ kehilangan kesadaran, aktivitas motorik abnormal berupa kontraksi otot yang tidak terkendali, kelainan perilaku, gangguan sensoris, atau disfungsi otonom. Konvulsi dibagi 2 yaitu akut dan kronik. Epilepsi termasuk konvulsi kronik .

Status epileptikus = kejang terus menerus yang berlangsung lebih dari 30 menit atau terjadi kejang secara seri yang antaranya tidak pernah sadar. Ada 2 jenis yaitu status epileptikus konvulsif dan non konvulsif.

EPIDEMIOLOGI
WHO:

Negara maju 50 per 100.000 penduduk Negara berkembang 100 per 100.000 pnduduk. Pada negara berkembang lebih tinggi krn faktor infeksi, komplikasi prenatal, perinatal, dan post natal

Perempuan > Laki-laki


Di Indonesia sedikitnya 1.000.000 -2.000.000 orang menyandang epilepsi

Epilepsi adalah lebih mungkin terjadi pada anak anak muda, atau orang di atas usia 65 tahun, namun dapat terjadi setiap saat.

ETIOLOGI
D itinj au dari pe ny e bab e p ile p si d ibag i me nj adi 2 g o lo ng an : 1. Epile psi Prime r ( Id io p atik ) Epile psi p rime r hing g a kini tidak dite mukan pe ny e babny a, tidak dite mukan ke lainan pada j aring an o tak didug a bahw a te rd ap at ke lainan atau g ang g uan ke se imbang an zat kimiaw i dan se l - se l saraf pada are a j aring an o tak y ang abno rmal .

2. Epile psi Se kund e r ( Simto matik)

Epile psi y ang d ike tahui p e ny e babny a atau akibat adany a ke lainan pada j aring an o tak. Ini dibag i se suai umur anak: - Ne o natus ( <1 bulan) : Hip o ksia dan iske mik pe rinatal, trauma dan pe rdarahan intracrani a, Infe ksi SSP akut, K e lainan me tabo lik ( hy po g ly ce mia, hy po calce mia, hy po mag ne se mia, py rido x ine de ficie ncy ), e fe k o bat, g ang g uan tumbuh ke mbag , ke lainan g e ntik

- Bay i d an Anak ( >1 bulan d an <12 tahun): K e j ang de mam, ke lainan g e ne tik (me tabo lic, de g e ne rativ e , primary e p ile p sy sy nd ro me s) , infe ksi SSP, g ang g uan tumbuh ke mbang , Trauma.

- Re maj a ( 12 - 18 tahun) : Trauma, ke lainan g e ne tik, infe ksi SSP, tumo r o tak, e fe k o bat .

PATOFISIOLOGI
Kongenital Gangguan tumbuh kembang Kelainan metabolik Faktor-faktor toksik Trauma Ensefalitis Anoksia Gangguan sirkulasi Neoplasma

Perubahan ambang batas depolarisasi Perubahan konsentrasi ion intra/ekstra seluler

neurotransmitter eksitasi pada terminal sinaptik akibat kematian sel: asam amino glutamat, akibat simpatisparasimpatis:asetilkolin. neurotransmiter inhibisi:GABA

HIPEREKSITASI DEPOLARISASI TERUS MENERUS

KLASIFIKASI
KLASIFIK KARAKTERISTIK ASI
Parsial Parsial sederhana Kesadaran utuh walaupun mungkin berubah; fokus di satu bagian tetapi dapat menyebarkan ke bagian lain. Dapat bersifat motorik (gerakan abnormal unilateral), sensorik (merasakan, membaui, mendengar sesuatu yang abnormal), autonomik (takikardia, bradikardia, takipnu, kemerahan, rasa tidak enak di epigastrium), psikik (disfagia, gangguan daya ingat) Biasanya berlangsung kurang dari satu menit

Parsial kompleks Dimulai sebagai kejang parsial sederhana; berkembang menjadi perubahan kesadaran yang disertai oleh : Gejala motorik, gejala sensorik, otomatisme (mengecap-ngecapkan bibir, mengunyah, menariknarik baju) Beberapa kejang parsial kompleks mungkin berkembang menjadi kejang generalisata Biasanya berlangsung 1-3 menit Generalisata Hilangnya kesadaran; tidak ada awitan fokal; bilateral dan simetrik; tidak ada aura Tonik-klonik Mioklonik Tonik Spasme tonik-klonik otot; inkotinensia urin dan alvi; menggigit lidah; fase pasca iktus. Kontraksi mirip syok mendadak yang terbatas di beberapa otot atau tungkai; cenderung singkat. Peningkatan mendadak tonus otot (menjadi kaku, kontraksi) wajah dan tubuh bagian atas; fleksi lengan dan ekstensi tungkai Mata dan kepala mungkin berputar ke satu sisi Dapat menyebabkan henti napas Gerakan menyentak, repetitif, tajam, lambat dan tunggal atau multipel di lengan, tungkai atau torso Hilangnya secara mendadak tonus otot disertai lenyapnya postur tubuh (drop attacks) Sering salah diagnosis sebagai melamun Menatap kosong, kepala sedikit lunglai, kelopak mata bergetar atau berkedip secara cepat;

Klonik Atonik Absence

Epilepsi dapat dibagi dalam tiga golongan utama antara lain :


Epilepsi Grand Mal Epilepsi grand mal ditandai dengan timbulnya lepas muatan listrik yang berlebihan dari neuron diseluruh area otak -di korteks, di bagian dalamserebrum, dan bahkan di batang otak dan talamus. Kejang grand mal berlangsung selama 3 atau 4 menit . Epilepsi Petit Mal Epilepsi ini biasanya ditandai dengan timbulnya keadaan tidak sadar atau penurunan kesadaran selama 3 sampai 30 detik, di mana selama waktuserangan ini penderita merasakan beberapa kontraksi otot seperti sentakan (twitch- like),biasanya di daerah kepala, terutama pengedipan mata. Epilepsi Fokal Epilepsi fokal dapat melibatkan hampir setiap bagian otak, baik regoisetempat pada korteks serebri atau struktur -struktur yang lebih dalam padaserebrum dan batang otak. Epilepsi fokal disebabkan oleh resi organik setempat atau adanya kelainan fungsional .

PETIT MAL

KEJANG PARSIAL

DIAGNOSIS

Pemeriksaan minimum untuk kejang tanpa demam pertama pada anak: glukosa puasa, kalsium, magnesium, elektrolit serum dan EEG Hasil EEG normal tidak mengesampingkan diagnosis epilepsy Pemeriksaan cairan cerebrospinal (CSS) terindikasi jika kejang diperkirakan terkait proses infeksi, perdarahan subarachnoid, atau gangguan demielinasi CT scan dan MRI dapat dilakukan tp tidak begitu diperlukan

Profil EKG pada penderita Epilepsi

TERAPI

Pemberian obat antikonvulsan: Bergantung klasifikasi kejang, menggunakan hanya 1 obat dengan efek samping kecil, perlu memonitor anak secara teratur. Jika terjadi kegagalan pengobatan, perlu ditinjau apakah diagnosis epilepsy/ jenis serangan tidak salah

Pembedahan untuk epilepsi harus dipikirkan pada anak dengan kejang yang tidak berespon terhadap antikonvulsan. Rekaman EEG lama dgn monitor video diperlukan untuk melokalisasi dengan tepat daerah epileptogenik. Memberikan nasihat kepada orang tua anak mengenai penyakit dan cara pertolongan pertama jika kejang berulang

KOMPLIKASI
Awal ( Kurang dari 15 menit ) Meningkatnya kecepatan denyut jantung Lanjut ( 15 30 menit ) Menurunnya tekanan darah Berkepanjangan ( Lebih dari 1 Jam ) Hipotensi disertai berkurangnya aliran darah serebrum sehingga terjadi hipotensi serebrum Gangguan sawar darah otak yang menyebabkan edema serebrum

Meningkatnya tekanan darah

Menurunnya gula darah

Meningkatnya kadar glukosa Meningkatnya suhu pusat tubuh

Disritmia

Edema paru nonjantung

ALGORITMA TATALAKSANA EPILEPSI

Diagnosa positif
Mulai pengobatan dg satu AED Pilih berdasar klasifikasi kejang dan efek samping

Ya
Efek samping dapat ditoleransi ? Ya Tidak

Sembuh ?

Tidak
Efek samping dapat ditoleransi ? Ya Tidak
Turunkan dosis Tambah AED 2

Kualitas hidup Turunkan dosis optimal ? Ya


Tidak
Pertimbangkan, Atasi dg tepat

Tingkatkan dosis
Hentikan AED1 Tetap gunakan AED2

Sembuh?
Ya Tidak

Lanjutkan terapi

lanjut

lanjut

lanjutan Lanjutkan terapi Tidak kambuh Selama > 2 th ? ya tidak Tidak sembuh Efek samping dapat ditoleransi ?

Tidak
Hentikan AED yang tdk efektif, Tambahkan AED2 yang lain Sembuh ? Ya Lanjutkan terapi Tidak

Ya
Tingkatkan dosis AED2, cek interaksi, Cek kepatuhan

Hentikan Kembali ke pengobatan Assesment awal

Rekonfirmasi diagnosis, Pertimbangkan pembedahan Atau AED lain

DAFTAR PUSTAKA
1.Harsono.2007. Epilepsi, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. 2.Guyton, A.C, M.D., and Hall, John E.,Ph.D.1971.Textbook of Medical physiology. 5thed. Epilepsi. Hal 951. 3. Sidharta, Priguna M.D.,Ph. D.1999. Neurology klinis dalam praktek umum, Dian Rakyat, Jakarta. Hal 303. 4. Sylvia Anderson, Lorraine Mc.Carty. 2005. Patofisiolosi: Konsep Klinis Proses -Proses Penyakit. EGC:2006 5.The National Society for Epilepsi.2007.Information on epilepsy: What is epilepsy?. (http://www.epilepsynse.org.uk/pages/info/leaflets/exp laini.cfm)

You might also like