You are on page 1of 18

Pencemaran udara adalah suatu kondisi dimana kualitas udara menjadi rusak dan tyerkontaminasi oleh zat-zat, baik

yang tidak berbahaya maupun yang membahayakan bagi suatu spesies, baik manusia, hewan dan tumbuhan.Tumbuhan dalam skala besar seperti hutan sebagai paru-paru dunia yang terkena dampak dari pencemaran udara juga dapat mempengaruhi fotosintesis dan struktur stomata daun.Stomata sendiri merupakan mulut daun sebagai tempat pertukaran gas atau respirasi yang dilapisi dua sel khusus yaitu sel penutup.Permasalahan dalam percobaan ini adalah bagaimana pengaruh gas polutan terhadap struktur stomata daun. Untuk itu percobaan ini adalah bagaimana struktur stomata daun terhadap gas polutan. Untuk itu percobaan ini dilakukan agar mengetahui bentuk struktur daun terhadap gas polutan dan sebagai pembanding dapat digunakan pula daun dari tumbuhan yang tidak terkena gas polutan. Prinsip dari percobaan ini adalah dengan menggunakan daun sono (Pterocarpus indicus) dengan tempat pengambilan di tempat yang terkena banyak polusinya dan tempat yang sedikit polusi udaranya, hal tersebut sebagai pengamatan struktur stomata daun yang terkena gas polutan dan yang bebas gas polutan. Percobaan dilakuakan dengan cara membersihkan kedua sampel daun dengan kapas yang dibasahi air. Membuat preparat dengan melapisi permukaan atas daun dengan kutek kemudian dikeringkan.Setelah kering, ditambahkan isolasi.Isolasi dilepas dan di letakkan di atas obyek gelas dan diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 4010.Lalu membandingkan struktur stomata daun yang terkena gas polutan dengan yang bebas polutan. Hasil yang diperoleh untuk daun 1 yang terkena gas polutan adalah stomatatotal= 80, rusak=62), daun2 (stomata total = 55, rusak = 43), daun3(stomata total = 54, rusak = 35). Kata kunci: ekofisiologi, stomata, sel penutup (Guard cell), polutan ABSTRACT Air pollution is acondition in wich the air quality becomes damaged and contaminated by substances, whether that is not dangerous and harmful for a species, whether human, animaland plant. Such aslarge-scale plants forestsas the lungs pulmonary world affected by air pollution can also directly affect leaf photosynthesis and stomata structure. It self is a leaf stomata mout has a place of exchange respiratory gases or coated two special cells which cover the cell. Problem sinthese experiments is how the influence of pollutant gases on the structure of the leaf stomata. For this experiment show the structure of the leaf stomata of pollutant gases. For the experiment swere done in order to know what kind of leaf structure and a comparison of pollutant gases can be used also leaves from plants that are not exposed to pollutant gases. The principle of this experimentis touses on leaves(Pterocarpus indicus) with the setina place exposed tomuch pollution and air pollution a little place, it isas an observation structure of the leaf stomata are exposed to pollutant gases and pollutant-free gas. Experiment both samples by cleaning the leaves with cotton wool soaked in water. Make preparations to coat the surface of leaves with cutek then dried. Once dry, addinsulation. In sulation remove and place on top of the object tglass and observed undera microscope with a magnification of 4010. Then comparethe structure of the leaf stomata are exposed to pollutant gas that is free of pollutants. Results obtained for leaves exposed to pollutant gases are(stomata total= 80, damaged=62), leaves2 (stomata total = 55, damage = 43), leaves3(stomata total = 54, damage = 35). Key word: ecophysiology, stomata, cellcover(Guard cell), pollutant

PENDAHULUAN Kelangsungan hidup suatu spesies pasti bergantung pada beberapa faktor, yaitu faktor abiotik dan biotik. Dan suatu interaksi suatu organisme dengan antar organisme lainnya disebut dengan faktor biotik. Sedangkan interaksi suatu organisme dengan lingkungannya disebut dengan faktor abiotik. Faktor lingkungan merupakan salah satu yang mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan dan reproduksi dari suatu organisme atau spesies tersebut. Pencemaran udara atau sering kita dengar dengan istilah polusi udara diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat asing di dalam udara yang menyebabkan perubahan susunan atau komposisi udara dari keadaan normalnya (Wardhana,1999). Pencemaran udara berarti hadirnya satu atau beberapa kontaminan di dalam udara atmosfer di luar, seperti debu, busa, gas, kabut, bau-bauan, asap atau debu dalam kuantitas yang banyak dengan berbagai sifat, hingga dapat meninmbulkan gangguan-gangguan terhadap kehidupan manusia, tumbuhan atau hewan. Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang yang mengelilingi bumi.Komposisi campuran gas tersebut tidak selalu konstan, komponen yang konsentrasinya paling bervariasi adalah air dalam bentuk uap dan karbondioksida.Jumlah uap air yang ada dalam udara bervariasi bergantung dari cuaca dan suhu. Udara merupakan salah satu unsur dari ekosistem yang luas dan merupakan salah satu dari unsur abiotik. Pembebasan suatu kontaminan yang tidak dibatasi baik kuantitas,lama berlangsungnya atau potensialnya dapat mengganggu stabilitas dan kualitas sistem lingkungan. Kehadiran polutan pada dasarnya berasal dari aktifitas manusia, dapat ditunjukkan dengan pemaparan polutan ke dalam udara, dimana terdapat 3 komponen utama yang saling berinteraksi dan menentukan kelanjutannya untuk memenuhi kriteria sebagai pencemaran atau tidak. Ketiga komponen utama tersebut emisi, atmosfer dan reseptor (Kristanto, 2002). Daun merupakan suatu bagian tumbuhan yang penting daun biasanya tipis, melebar,kaya akan suatu zat warna hijau yang dinamakan klorofil.Daun memiliki beberapa fungsi antara lain : Pengambilan zat-zat makanan (resorbsi), Pengolahan zat-zat makanan (asimilasi), Penguapan air (transpirasi), Pernafasan (respirasi). Air beserta garam-garam diambil dari tanah oleh akar tumbuhan, sedangkan gas asam arang co2 yang merupakan zat makanan pula bagi tumbuahn diambil dari udara melalui celah-celah yang halus yang disebut mulut daun (stoma)masuk kedalam daun (Gembong, 2005). Stomata berasal dari bahasa Yunani stomata yang berarti lubang atau porus, jadi stomata adalah lubang-lubang kecil berbentuk lonjong yang dikelilingi oleh dua sel epidermis khusus yang disebut sel penutup (Guard Cell), dimana sel penutup tersebut adalah sel-sel epidermis yang telah mengalami perubahan bentuk dan fungsi yang dapat mengatur besarnya lubanglubang yang ada diantaranya. Stomata pada umumnya terdapat pada bagian-bagian tumbuhan yang berwarna hijau, terutama sekali pada dun-daun tanaman. Pada submerged aquatic plant atau tumbuhan yang hidup di bawah air terdapat alat-alat yang strukturnya mirip dengan stomata terdapat pada satu pemukaan saja.Sel tetangga pada stomata adalah sel-sel yang mengelilingi sel penutup (guard cell). Sel-sel tetangga ini terdiri dari dua buah sel atau lebih yang secara khusus melangsungkan fungsi secara berasosiasi dengan sel-sel penutup.

Ruang udara dalam (substomatal chamber) merupakan suatu ruang antar sel (intersellular space) yang besar, yang berfungsi ganda bagi fotosintesis dan transpirasi (Kartasaputra, 1998). Stomata tumbuhan pada umumnya membuka pada saat matahari terbit dan menutup saat hari gelap sehingga memungkinkan masuknya CO2 yang diperlukan untuk fotosintesis pada siang hari.Umumnya, proses pembukaan memerlukan waktu 1 jam dan penutupan berlangsung secara bertahap sepanjang sore.Stomata menutup lebih cepat jika tumbuhan ditempatkan dalam gelap secara tiba-tiba (Salisbury dan Ross, 1995). Stomata dapat dibagi menjadi beberapa bagian diantaranya yaitu (a) bagian sel penutup/sel penjaga (guard cell), (b) Bagian yang merupakan sel tetangga, dan (c) ruang udara dalam. Pori stomata berfungsi untuk pertukaran gas antara atmosfer dengan sistem ruang antara sel yang berada pada jaringan mesofil di bawah epidermis yang disebut rongga substomata (Loveless, 1991). Sel tetangga pada stomata adalah sel-sel yang mengelilingi sel penutup (guard cell).Sel-sel tetangga ini terdiri dari dua buah sel atau lebih yang secara khusus melangsungkan fungsi secara berasosiasi dengan sel-sel penutup.Ruang udara dalam (substomatal chamber) merupakan suatu ruang antar sel (intersellular space) yang besar, yang berfungsi ganda bagi fotosintesis dan transpirasi (Kartasaputra, 1988). Stomata dapat dibagi menjadi beberapa bagian diantaranya. Yaitu (a) bagian sel penutup/sel penjaga (guard cell), (b) Bagian yang merupakan sel tetangga, dan (c) ruang udara dalam. Sel penutup terdiri dari sepasang sel yang kelihatannya semetris, umumnya berbentuk ginjal, pada dinding sel atas dan bawah tampak adanya alat yang berbentuk birai (ledges), kadangkadang birai tersebut hanya terdapat pada dinding sel bagian atas. Adapun fungsi birai pada dinding sel bagian atas itu adalah sebagai pembatas ruang depan (Front Cavity) diatas porusnya sedangkan pembatas ruang belakang (Basic Cavity) antara porus dengan ruang udara yang terdapat dibawahnya. Keunikan dari sel penjaga adalah serat halus sellulosa (cellulose microfibril) pada dinding selnya tersusun melingkari sel penjaga, pola susunan ini dikenal sebagai miselasi Radial (Radial Micellation). Karena serat sellulosa ini relatif tidak elastis, maka jika sel penjaga menyerap air mengakibatkan sel ini tidak dapat membesar diameternya melainkan memanjang. Akibat melekatnya sel penjaga satu sama lain pada kedua ujungnya memanjang akibat menyerap air maka keduanya akan melengkung ke arah luar. Kejadian ini yang menyebabkan celah stomata membuka (Kertasaputra, 1988). Secara morfologi, menurut Melcafle &Chalk (1950), ada lima tipe stomata pada dikotil yaitu : - Tipe Anomositik (Irregular called) sel penutup bentuk ginjal jumlah sel tetangga tidak tertentu. Terdapat pada tumbuhan Ranunculaceae, Helleborus dan Sambucus . - Tipe Diasitik (Cross called) : sel penutup bentuk ginjal, jumlah sel tetangga dua buah dengan dinding sel/pemisah yang tegak lurus dengan poros panjang stomata. Terdapat pada famili Laciaccae. - Tipe Parasitik (Parallel called): sel penutup bentuk ginjal, jumlah sel tetangga dua buah dengan dinding pemisah searah dengan poros panjang stomata. Terdapat pada Rubiaceae

- Tipe Anisositik (Unaquet called): sel penutup bentuk ginjal, jumlah sel tetangga tiga buah, salah satu sel tetangga berukuran lebih besar. Terdapat pada famili Solanaceae. - Tipe Aktinostik (Radiate called): sel penutup bentuk ginjal, jumlah sel tetangga tidak tertentu yang tersusun radier. Terdapat pada Proteaceae (Mulyani, 2006) METODOLOGI Dalam praktikum ekofisiologi tumbuhan tentang pokok bahasan hubungan pencemaran udara dan pertumbuhan menggunakan beberapa sampel daun dari lokasi yang berbeda.Diantaranya adalah daun Pterocarpus indicusyang berasal dari lokasi tercemar gas polutan dan daun yang kurang tercemar gas polutan.Pengambilan daun yang terkena gas polutan dilakukan di lokasi jalan Bubutan, Surabaya.Untuk pengambilan yang tidak tercemar gas polutan dilakukan pengambilan sampel di lokasi hutan kampus ITS. Pengambilan tersebut dilakukan pada pukul 10.00 A.M, hal tersebut dikarenakan agar mekanisme stomata daun dapat terlihat dengan jelas.Setelah daun di ambil kemudian dibersihkan dengan tisu atau kapas yang telah dibasahiair.Sampel daun tersebut dibuat preparat dengan cara permukaan daun diolesi kuteks transparan kemudian diberi selotip. Ditunggu beberapa saat, selotip ditarik dari permukaan daun dan ditempelkan pada kaca obyek.Lalu diiamati dibawah mikroskop lalu dibandingkan struktur stomata antara daun Pterocarpus indicus yang terkena gas polutan dan yang tidak terkena gas polutan. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil terlampir Pada praktikum hubungan pencemaran atmosfer dan pertumbuhan, perlakuan pertama yang dilakukan yaitu daun Pterocarpus indicus (sono) yang tempat pengambilan di tempat terkena gas polutan dan tidak terkena gas polutan di bersihan dengan kapas yang sudah dibasahi dengan air untuk membersihkan daun dari kotoran/debu yang dapat mengganggu hasil pengamatan. Setelah itu permukaan daun diolesi kuteks transparan dan diangin-anginkan supaya kuten kering kemudian diberi selotip, pemberian kutek diharapkan tidak terlalu tebal dikarenakan dapat mengganggu pengamatan di mikroskop.Pembuatan preparat dengan kutek dikarenakan agar lekukan dan pori-pori stomata dapat terlihat dan menempel pada selotip dengan bantuan kutek.Ditunggu beberapa saat, selotip ditarik dari permukaan daun dan ditempelkan pada kaca obyek.Pengambilan stomata dilakukan pada bagian bawah daun dikarenakan jumlah stomata paling banyak terdapat pada permukaan daun bagian bawah.Lalu diamati dibawah mikroskop dan hitung prosentase kerusakan stomata. Rumus perhitungan prosentase stomata : Jumlah stomata yang rusak Jumlah stomata yang rusak x 100% Jumlah total stomata yang diamati

Jumlah total stomata yang diamati Hasil dari prosentase kerusakan stomata tersebut dibandingkan dengan stomata daun yang tidak terkena gas polutan Pengambilan tersebut dilakukan pada pukul 10.00 A.M, hal tersebut dikarenakan agar mekanisme stomata daun dapat terlihat dengan jelas membuka seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini. Lubang stomata terbuka dan dan antara ujung sel penutup tidak terbentuk celah. Gambar jam biologis stomata Jam biologis menunjukan mekanisme dari membuka dan menutupnya stomata. Stomata membuka ketika sel-sel penjaga secara aktif mengakumulasi ion kalium dari sel-sel epidermal disekitarnya.Pengambilan zat terlarut ini menyebabkan potensial air didalam sel penjaga menjadi lebih negative.Kondisi ini memungkinkan air mengalir kedalam sel secara osmosis sehingga sel menjadi membengkak.Sel penjaga semakin membengkak dan semakin dalam keadaan turgid yang menyebabkan ukuran antara celah sel semakin lebar. Stomata membuka karena sel penjaga mengambil air dan menggembung dimana sel penjaga yang menggembung akan mendorong dinding bagian dalam stomata hingga merapat. Stomata bekerja dengan caranya sendiri karena sifat khusus yang terletak pada anatomi submikroskopik dinding selnya.Sel penjaga dapat bertambah panjang, terutama dinding luarnya, hingga mengembang ke arah luar. Kemudian, dinding sebelah dalam akan tertarik oleh mikrofibril tersebut yang mengakibatkan stomata membuka. Tidak semua stomata pada spesies sangat peka terhadap kelembaban atmosfer.Stomata menutup bila selisih kandungan uap air di udara dan di ruang antar sel melebihi titik kritik.Hal itu mungkin disebabkan gradien uap yang tajam mendorong penutupan stomata, respon paling cepat terhadap kelembaban yang rendah terjadi pada saat tingkat cahaya rendah.Suhu tinggi (30 350C) biasanya menyebabkan stomata menutup. Mungkin hal ini sebagai respon tak langsung tumbuhan terhadap keadaan rawan air, atau mungkin karena laju respirasi naik sehingga CO2 dalam daun juga naik Penutupan stomata terjadi setelah tumbuhan mengakumulasi ABA (Asam Absisat). Pada daun asam absisat dapat berada pada tiga bagian sel yang berbeda, yaitu : 1. Pada sitosol, dimana ABA disintesis 2. Pada kloroplast, dimana ABA diakumulasikan 3. Pada dinding sel, yang dapat merangsang penutupan stomata. ABA pada dinding sel berasal dari sel-sel mesophyl daun dimana ABA disintesis. Jika asam absisat di aplikasikan pada daun tumbuhan pada konsentrasi yang sangat rendah maka akan menyebabkan stomata menutup. Bila zat pengatur tumbuh asam absisat diberikan pada konsentrasi rendah, stomata akan menutup. Selanjutnya bila daun mengalami rawan air, ABA dijaringannya akan meningkat. Bila daun mongering secara normal perlahan-lahan ABA meningkat sebelum akhirnya

stomata tertutup, diduga penutupan stomata ini karena responnya terhadap rawan air melalui peranan ABA. Pencemaran logam berat pada tanaman melalui penyerapan akar dari tanah atau melalui stomata daun dari udara.Hal ini dikarenakan di dalam tanah hanya sebagian kecil logam berat yang terlarut dalam air. Penyerapan pada daun terjadi karena partikel Pb atau timah hitam di udara masuk ke dalam daun melalui proses penyerapan pasif. Masuknya partikel timah hitam ke dalam jaringan daun sangat dipengaruhi oleh ukuran dan jumlah dari stomata.Semakin besar ukuran dan semakin banyak jumlah stomatanya maka semakin besar pula penyerapan timah hitam pada daun.Hal ini menyebabkan adanya perbedaan kandungan Pb pada jenis tanaman di tempat yang berbeda seperti perbedaan kandungan Pb pada tanaman sono (Pterocarpus indicus)di daerah Wonokromo. Menurut Antari (2009), meskipun mekanisme masuknya timah hitam ke dalam jaringan daun berlangsung secara pasif, kemungkinan akumulasi timah hitam di dalam jaringan daun akan lebih besar. Timah hitam ini akan terakumulasi di dalam jaringan palisade. Dalam waktu 24 jam sehari stomata memiliki sendiri waktu membuka dan menutup (jam biologis). Dikaitkan dengan praktikum ini, pengambilan sampel daun dilakukan sekitar pukul 10.00 WIB. Berdasarkan siklus membuka dan menutupnya stomata pada pukul 10.00 adalah saat stomata memiliki bukaan terbesar. Sedangkan keadaan di sekitar lokasi pengambilan sampel merupakan aktivitas manusia, kemacetan lalu lintas (banyaknya polusi yang berasal dari bahan bakar kendaraan bermotor dan kereta api). Dalam pengamatan yang dilakukan dapat terlihat adanya struktur stomata abnormal pada sampel daun Pterocarpus indicus. Ini menunjukkan bahwa polutan yang ada di sekitar Wonokromo memberikan pengaruh pada pertumbuhan tanaman, kerusakan pada struktur stomata. Yang dimaksud dengan abnormal disini adalah celah stomata menutup di saat seharusnya celah tersebut membuka maksimal seperti yang ditunjukkan pada siklus membuka dan menutup stomata di atas. Pada praktikum ini juga dilakukan perhitungan presentase kerusakan struktur stomata. Dari perhitungna yang dilakukan didapatkan bahwa rata-rata 13,59% dari keseluruhan bidang pandang mikroskop menunjukkan adanya stomata yang abnormal. (A) (B) (C) Gambar. Stomata abnormal pada (A)sampel daun 1, (B) sampel daun 2, (C) sampel daun 3 Faktor-faktor yang menyebabkan membuka dan menutupnya stomata adalah: 1. Karbondioksida (CO2) Pembentukan stomata berkurang jika kadar CO2 diruang antar sel bertambah. Jika hasil fotosintesis bersih berkurang kadar CO2 diruang antar sel akan meningkat dan tahanan stomata akan meningkat. Sebaliknya jika fotosintesis bersih meningkat, ruang antar sel akan menyebabkan terbukanya ruang antar sel sehingga stomata terbuka. 1. Cahaya

Pengurangan cahaya menyebabkan pembukaan celah stomata berkurang pada kebanyakan tumbuhan.Hal ini tidak tergantung pada tanggapan stomata terhadap kenaikan CO2 diruang antar sel akibat penurunan laju fotosintesis. 1. Suhu Stomata akan membuka lebih besar apabila suhu naik. 1. Potensial air daun Pembukaan celah stomata biasanya berkurang jika potensial air daun menurun. Perubahan pembukaan air biasanya disebabkan oleh kenaikan kadar absisat yang dihasilkan dalam mesofil dengan laju yang tinggi atau oleh keduanya pada potensial daun berkurang. 1. Kelembaban Beberapa jenis tumbuhan menunjukkan tanggapan stomata secara langsung terhadap kelembapan, sehingga kenaikan kelembaban relative menyebabkan celah stomata mengecil 1. Angin Pada banyak tanaman menaikkan kecepatan angin yang besar dapat menyebabkan stomata mengecil 1. Laju fotosintesis Peranan laju fotosintesis akan mengurangi pembukaan stomata dan dengan demikian menahan air melalui pengurangan respirasi. (Pandey dan Sinha, 1983). KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat diambil dari pengamatan stomata pada praktikum ini adalah bahwa kadar atau tingkat polusi udara suatau lingkungan akan mempengaruhi struktur dan fungsi stomata. Stomata pada tumbuhan yang berada di daerah dengan kadar polusi yang lebih besar akan mempunyai tingkat kerusakan stomata yang lebih banyak. Kerusakan stomata dapat berupa menyempitnya celah stomata, warnanya yang menghitam karena pencemaran logam dan penutupan somata yang tidak berdasarkan jam biologisnya, sehingga stomata tidak dapat menjalankan fungsi normalnya.
Pencemaran atmosfer yang banyak mengandung gas polutan dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan struktur komunitas. Stomata merupakan pori-pori kecil yang terdapat di epidermis atas dan bawah daun.. Stomata merupakan tempat masuknya CO2 dari udara dalam proses fotosintesis, tempat jalannya respirasi dan transpirasi sehingga stomata merupakan jaringan yang penting dalam proses metabolisme tumbuhan. Pengamatan stomata menggunakan mikroskop merupakan salah satu cara yang efektif dan mudah untuk mengetahui struktur dan kerusakan stomata akibat pengaruh gas polutan di udara. Tujuan penulisan dari hasil praktikum ini adalah untuk mengetahui pengaruh gas polutan terhadap struktur stomata daun Ficus benjamina (beringin) dan Codiaeum variegatum (puring) yang diterdapat di tempat yang diperkirakan banyak terkena

polusi udara. Obyek yang digunakan dalam praktikum ini adalah stomata daun beringin dan puring yang diambil dari daerah bratang yang diperkirakan banyak terkena polusi udara. Daun dibersihkan dan dibuat preparat dengan menggunakan kutex, selotip dan gelas obyek beserta penutupnya kemudian diamati dibawah mikroskop. Hasil menunjukkan bahwa kerusakan pada stomata Ficus benjamina tingkat kerusakannya lebih tinggi daripada stomata Codaieum variegatum. Kata kunci: stomata, gas polutan, Ficus benjamina, Codiaeum variegatum ABSTRACT Pollution of the atmosphere that contains a lot of gas pollutants can affect plant growth and community structure. Stomata is a smaller pores located in the upper and lower leaf epidermis. Stomata is where the entry of CO2 from the air in the process of photosynthesis, respiration and transpiration way places so that the stomata is an important network in plant metabolism. Observations of stomata using a microscope is one effective and easy way to understand the structure and stomata damage caused by the influence of pollutant gases in air. The purpose of this study was to determine the effect of pollutant gases on the structure stomata of the leaf Ficus benjamina and Codiaeum variegatum, which is estimated in the places affected by air pollution. Objects that are used in this practice is a Ficus benjaminas leaf stomata and Codiaeum variegatums taken from Bratang, the areas affected a lot by air pollution. Leaves were cleaned and made preparations to use kutex, tapes and objects of glass with a lid and then observed under a microscope. . The results showed that the level of damage Ficus benjamina higher stomata damage from Codaieum variegatum stomata. Key words: stomata, gas pollutants, Ficus benjamina, Codiaeum variegatum 1. PENDAHULUAN 1.1 Pencemaran Udara Pencemaran udara atau sering kita dengar dengan istilah polusi udara diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat asing di dalam udara yang menyebabkan perubahan susunan atau komposisi udara dari keadaan normalnya (Wardhana,1999).Pencemaran udara berarti hadirnya satu atau beberapa kontaminan di dalam udara atmosfer di luar, seperti debu, busa, gas, kabut, baubauan, asap atau debu dalam kuantitas yang banyak dengan berbagai sifat, hingga dapat meninmbulkan gangguan-gangguan terhadap kehidupan manusia, tumbuhan atau hewan (Kristanto, 2002).Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang yang mengelilingi bumi. Komposisi campuran gas tersebut tidak selalu konstan, komponen yang konsentrasinya paling bervariasi adalah air dalam bentuk uap dan karbondioksida. Jumlah uap air yang ada dalam udara bervariasi bergantung dari cuaca dan suhu (Kristanto, 2002). Udara merupakan salah satu unsur dari ekosistem yang luas dan merupakan salah satu dari unsur abiotik. Pembebasan suatu kontaminan yang tidak dibatasi baik kuantitas,lama berlangsungnya atau potensialnya dapat mengganggu stabilitas dan kualitas sistem lingkungan. Kehadiran polutan pada dasarnya berasal dari aktifitas manusia, dapat ditunjukkan dengan pemaparan polutan ke dalam udara, dimana terdapat 3 komponen utama yang saling berinteraksi dan menentukan kelanjutannya untuk memenuhi kriteria sebagai pencemaran atau tidak. Ketiga komponen utama tersebut emisi, atmosfer dan reseptor (Kristanto, 2002).

1.2 Stomata Daun merupakan suatu bagian tumbuhan yang penting.daun biasanya tipis, melebar,kaya akan suatu zat warna hijau yang dinamakan klorofil.Daun memiliki beberapa fungsi antara lain : -Pengambilan zat-zat makanan (resorbsi), Pengolahan zat-zat makanan (asimilasi), Penguapan air (transpirasi), Pernafasan (respirasi). Air beserta garam-garam diambil dari tanah oleh akar tumbuhan, sedangkan gas asam arang co2 yang merupakan zat makanan pula bagi tumbuahn diambil dari udara melalui celah-celah yang halus yang disebut mulut daun (stoma)masuk kedalam daun (Gembong, 2005). Stomata berasal dari bahasa Yunani yaitu stoma yang berarti lubang atau porus, jadi stomata adalah lubang-lubang kecil berbentuk lonjong yang dikelilingi oleh dua sel epidermis khusus yang disebut sel penutup (Guard Cell), dimana sel penutup tersebut adalah sel-sel epidermis yang telah mengalami kejadian perubahan bentuk dan fungsi yang dapat mengatur besarnya lubang-lubang yang ada diantaranya (Kartasaputra, 1988). Stomata pada umumnya terdapat pada bagian-bagian tumbuhan yang berwarna hijau, terutama sekali pada daun-daun tanaman. Pada submerged aquatic plant atau tumbuhan yang hidup dibawah permukaan air terdapat alat-alat yang strukturnya mirip dengan stomata, padahal alat-alat tersebut bukanlah stomata. Pada daun-daun yang berwarna hijau stomata terdapat pada satu permukaannya saja (Kartasaputra, 1988). Stomata dapat dibagi menjadi beberapa bagian diantaranya yaitu (a) bagian sel penutup/sel penjaga (guard cell), (b) Bagian yang merupakan sel tetangga, dan (c) ruang udara dalam. Pori stomata berfungsi untuk pertukaran gas antara atmosfer dengan sistem ruang antara sel yang berada pada jaringan mesofil di bawah epidermis yang disebut rongga substomata (Loveless, 1991). Sel tetangga pada stomata adalah selsel yang mengelilingi sel penutup (guard cell). Sel-sel tetangga ini terdiri dari dua buah sel atau lebih yang secara khusus melangsungkan fungsi secara berasosiasi dengan sel-sel penutup. Ruang udara dalam (substomatal chamber) merupakan suatu ruang antar sel (intersellular space) yang besar, yang berfungsi ganda bagi fotosintesis dan transpirasi (Kartasaputra, 1988). Stomata tumbuhan pada umumnya membuka pada saat matahari terbit dan menutup saat hari gelap sehingga memungkinkan masuknya CO2 yang diperlukan untuk fotosintesis pada siang hari. Umumnya, proses pembukaan memerlukan waktu 1 jam dan penutupan berlangsung secara bertahap sepanjang sore. Stomata menutup lebih cepat jika tumbuhan ditempatkan dalam gelap secara tiba-tiba (Salisbury dan Ross, 1995). 1.1 Tujuan Percobaan hubungan pencemaran dan pertumbuhan bertujuan untuk mengetahui pengaruh gas polutan terhadap struktur stomata daun 1.2 Permasalahan Apakah gas polutan mempengaruhi struktur stomata daun? 2. METODOLOGI 2.1 Alat Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain adalah selotip, kuteks transparan, kapas, kaca objek, kamera dan mikroskop. 2.2 Bahan Bahan- bahan yang digunakan dalam paktikum ini adalah daun beringin (Ficus benjamina) dan daun puring (Codiaeum variegatum) di daerah Bratang. 2.3 Lokasi Lokasi yang dijiadikan tempat pengambilan sampel daun adalah daerah Bratang Surabaya

2.4 Waktu pengambilan sampel daun Waktu pengambilan sampel daun sekitar jam 09.00 WIB 2.5 Cara Kerja Sampel daun beringin (Ficus benjamina) dan daun puring (Codiaeum variegatum) yang diambil di daerah Bratang dibersihkan dengan kapas atau dicuci dengan air. Permukaan daun diolesi kuteks transparan kemudian diberi selotip. Ditunggu beberapa saat, selotip ditarik dari permukaan daun dan ditempelkan pada kaca obyek. Diamati dibawah mikroskop lalu dibandingkan struktur stomata antara daun puring dan daun beringin di daerah Bratang. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Data Pengamatan 3.1.1 Pengamatan Daun beringin (Ficus benjamina) di daereah Bratang No. Perlakuan Pengamatan 1. Daun beringin (Ficus benjamina) diambil di daerah Bratang Daun berwarna hijau, lebih tebal, dan permukaan daunnya lebih halus 2. Daun beringin (Ficus benjamina) dibersihkan dengan air Permukaan daun menjadi lebih bersih 3. Permukaan daun beringin (Ficus benjamina)diolesi dengan kuteks bening Bagian yang diolesi adalah bagian ventral 4. Permukaan daun ditempel isolasi Isolasi yang digunakan isolasi bening 5. 1 2Selotip diangkat lalu diletakkan pada kaca objek dan diamati dibawah mikroskop Stomata Stomata : Ket: 1. Stomata rusak 2. Stomata baik Literatur

Stomata rusak Jumlah stomata seluruhnya : 47 Jumlah stomata yang rusak : 41 Jadi prosentase stomata yang rusak =jumlah stomata rusak jumlah stomata total

= = 0,87 = 87% Tipe stomata aktinositik, Stomatanya dikelilingi sel tetangga yang teratur menjari 3.1.2 Pengamatan daun puring (Codiaeum variegatum) di daerah Bratang No. Perlakuan Pengamatan 1. Daun daun puring (Codiaeum variegatum) diambil di daerah Bratang Daun berwarna merah kekuningan Daunnya memanjang, oval, tepi bergelombang 2. Daun daun puring (Codiaeum variegatum) dibersihkan dengan air Permukaan daun menjadi lebih bersih 3. Permukaan Daun daun puring (Codiaeum variegatum) diolesi dengan kuteks bening Bagian yang diolesi adalah bagian ventral 4. Permukaan daun ditempel isolasi Isolasi yang digunakan isolasi bening 5. Selotip diangkat lalu diletakkan pada kaca objek dan diamati dibawah mikroskop Stomata Stomata :

Stomata baik Literatur :

Jumlah Stomata seluruhnya : 30 Jumlah stomata yang rusak : 30 Jadi prosentase stomata yang rusak =jumlah stomata rusak jumlah stomata total = = 100% Tipe stomata parasitik, sel penutup dikelilingi oleh sel tetangga yang letaknya sejajar. Lubang stomata terbuka 3.2 Pembahasan Praktikum Pengamatan Hubungan Pencemaran dan Pertumbuhan Tanaman ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gas polutan terhadap struktur stomata pada daun. Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan satu helai daun Ficus benjamina dan Codiaeum variegatum yang telah

diambil dari wilayah Bratang Surabaya pukul 09.00 WIB. Daun pada daerah Bratang mewakili tumbuhan yang daunnya diindikasikan tercemar oleh gas polutan. Pengindikasian tersebut dikarenakan daerah Bratang merupakan kawasan yang kerap kali dilalui kendaraan bermotor. Sehelai daun dari masing-masing perwakilan tempat dibersihkan dengan kapas atau kertas tissue basah. Proses pembersihan ini dimaksudkan untuk menghilangkan debu yang melekat pada permukaan daun. Setelah bersih dan kering , permukaan bawah daun dilumuri kutex bening. Hal tersebut supaya sel epidermis daun dapat terangkat. Setelah itu , untuk mengangkat lapisan epidermis daun , bagian yang telah diolesi kutex dilapisi dengan selotip bening dimana selanjutnya selotip tersebut dilepaskan dari daun dengan perlahan-lahan. Selanjutnya, selotip yang mengandung lapisan epidermis tersebut ditempelkan pada gelas objek. Semua langkah yang disebutkan di atas merupakan proses pembuatan preparat stomata daun.. Penggunaan lapisan abaxial daun sebagai bahan pembuatan preparat stomata dikarenakan lapisan abaxial daun mengandung lebih banyak stomata daripada lapisan adaxial daun. Hal tersebut merupakan salah satu adaptasi tumbuhan dimana kita mengetahui bahwa stomata merupakan lubang kecil derivat epidermis yang berfungsi sebagai tempat keluar masuknya udara , air dan zat hara lainnya. Selain itu , stomata digunakan juga pada saat transpirasi daun. Itulah sebabnya mengapa jumlah stomata di lapisan atas lebih sedikit daripada lapisan di bawah daun , yaitu untuk mengurangi transpirasi jika suhu lingkungan terlalu tinggi (Mulyani ,2006). Setelah preparat jadi, preparat tersebut diamati di bawah mikroskop dengan perpesaran 100 400 kali. Melalui pengamtan ini dapat dilihat bahwa resistensi stomata Ficus benjamina dan Codiaeum variegatum di daerah Bratang berbeda. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari keadaan stomatanya. Keadaan stomata pada daun Ficus benjamina keadaanya hampir sama dengan daun Codiaeum variegatum. Namun kondisi pada daun Ficus benjamina kerusakannya lebih banyak, hampir semua sel penutup bagian tepinya menghitan dan sel tetangga bentuknya sudah tidak terlihat dengan jelas.Pada jarak pandang di bawah lensa mikroskop, jumlah stomata pada daun Ficus benjamina adalah 47 buah sedangkan stomata Codiaeum variegatum 15 buah. Selain itu , terlihat pula bahwa stomata pada Ficus benjamina banyak yang rusak daripada stomata pada Codiaeum variegatum . Hal tersebut menandakan jelas bahwa tumbuhan Ficus benjamina mengalami tingkat pencemaran yang lebih tinggi daripada tumbuhan Codiaeum variegatum sehingga Ficus benjamina mengurangi / mereduksi jumlah stomatanya sebagai bentuk adaptasi terhadap bentuk pencemaran tersebut. (Anonim, 2000) Pengambilan sampel daun beringin (Ficus benjamina) dan daun puring (Codiaeum variegatum) dilakukan pada pukul 09.00 WIB. Sesuai gambar literature bentuk stomata pada umumnya adalah seperti tampak pada gambar yaitu, lubang stomata terbuka dan anatara ujung sel penutup tidak terbentuk celah (Anonim, 2000).Kendaraan bermotor menjadi salah satu sumber utama pencemaran udara, karena mengandung berbagai bahan pencemar yang berbahaya bagi manusia, hewan, tumbuhan dan infrastruktur yang terdapat di sekitarnya. Bahan pencemar (polutan) yang berasal dari gas kendaraan bermotor umumnya berupa gas hasil sisa pembakaran dan partikel logam berat seperti timah hitam (Pb). Timah hitam (Pb) yang dikeluarkan dari kendaraan bermotor rata-rata berukuran 0,02-0,05 m. Semakin kecil ukuran partikelnya semakin lama waktu menetapnya. Timbal atau timah hitam adalah logam berat yang paling banyak terdapat di lingkungan, sangat mudah digunakan dan berdampak negatif sangat kuat pada setiap tingkatan makanan (Antari , 2009). Tumbuhan dapat tercemar logam berat melalui penyerapan akar dari tanah atau melalui stomata daun dari udara. Hal ini dikarenakan di dalam tanah hanya sebagian kecil logam berat yang terlarut

dalam air. Penyerapan pada daun terjadi karena partikel Pb atau timah hitam di udara masuk ke dalam daun melalui proses penyerapan pasif. Masuknya partikel timah hitam ke dalam jaringan daun sangat dipengaruhi oleh ukuran dan jumlah dari stomata. Semakin besar ukuran dan semakin banyak jumlah stomatanya maka semakin besar pula penyerapan timah hitam pada daun.. Meskipun mekanisme masuknya timah hitam ke dalam jaringan daun berlangsung secara pasif, kemungkinan akumulasi timah hitam di dalam jaringan daun akan lebih besar. Timah hitam ini akan terakumulasi di dalam jaringan palisade (Antari , 2009). Menurut Manfield (1976) sebagian besar bahan-bahan pencemar udara mempengaruhi tanaman melalui daun, mekanisma tanaman untuk pertahanan dari zat pencemar udara adalah melalui pergerakan membuka dan menutupnya stomata dan proses detoksifikasi. Membuka dan menutupnya stomata merupakan mekanisme adaptasi sehingga tangapan terhadap konsentrasi gas yang diemisikan oleh knalpot kendaraan bermotor yang bersifat toksik terhadap tanaman terutama SO2 dan CO2. membukanya stomata di pengaruhi oleh konsentrasi CO2, cahaya, suhu, potensial air daun, kelembaban, angin dan laju fotosintesis (Goldwersy dan Fischer, 1992) ( Purwanti, 2008). Daun Codiaeum variegatum memiliki stomata bertipe Rubiaceae/parasitik/paralel-celled yang berciri-ciri : memiliki 2 sel tetangga, dinding pemisah searah, poros panjang stoma, terdapat : Rubiaceae, Erythroxylon coca, Phaseolus sp. sedangkan pada daun Ficus benjamina memiliki stomata bertipe siklositik modifikasi/tipe aktinositik yang berciri-ciri : memiliki 4 atau lebih sel tetangga, tersusun teratur membentuk lingkaran mengelilingi stoma, terdapat : Proteaceae (Stebbins & Khush, 1991). Mekanisme membuka dan menutupnya stomata akibat tekanan Turgor Tekanan turgor adalah tekanan dinding sel oleh isi sel, banyak sedikitnya isi sel berhubungan dengan besar kecilnya tekanan pada dinding sel. Semakin banyak isi sel, semakin besar tekanan dinding sel. Tekanan turgor terbesar terjadi pada pukul 04.00-08.00. Stomata akan membuka jika kedua sel penjaga meningkat. Peningkatan tekanan turgor sel penjaga disebabkan oleh masuknya air kedalam sel penjaga tersebut. Pergerakan air dari satu sel ke sel lainnya akan selalu dari sel yang mempunyai potensi air lebih tinggi ke sel ke potensi air lebih rendah. Tinggi rendahnya potensi air sel akan tergantung pada jumlah bahan yang terlarut (solute) didalam cairan sel tersebut. Semakin banyak bahan yang terlarut maka potensi osmotic sel akan semakin rendah. Dengan demikian, jika tekanan turgor sel tersebut tetap, maka secara keseluruhan potensi air sel akan menurun. Untuk memacu agar air masuk ke sel penjaga, maka jumlah bahan yang terlarut di dalam sel tersebut harus ditingkatkan (Lakitan, 1993).

Skema mekanisme membukanya stomata Cahaya fotosintesis dalam sel-sel mesophyl berkurangnya CO2 dalam ruang antar sel menaikan pH dalam sel penutup perubahan enzimatik menjadi gula menaikkan kadar gula menaikkan tekanan osmotik dari getah sel menaikkan turgor stomata membuka (Pandey dan Sinha, 1983). Salisbury dan Ross (1995) menyatakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi membuka dan menutupnya stomata yaitu :

1. Faktor eksternal : Intensitas cahaya matahari, konsentra si CO2 dan asam absisat (ABA). Cahaya matahari merangsang sel penutup menyerap ion K+ dan air, sehingga stomata membuka pada pagi hari. Konsentrasi CO2 yang rendah di dalam daun juga menyebabkan stomata membuka. 2. Faktor internal (jam biologis) : Jam biologis memicu serapan ion pada pagi hari sehingga stomata membuka, sedangkan malam hari terjadi pembasan ion yang menyebabkan stomata menutup (Haryanti, 2009). Stomata pada tumbuhan berbeda karena perbedaan keadaan letak sel penutup, penyebarannya, bentuk dan letak penebalan dinding sel penutup serta arah membukanya sel penutup, jumlah dan letak sel tetangga pada tumbuhan dikotil dan monokotil, letak sel-sel penutup terhadap permukaan epidermis, dan antogene/asal-usulnya. 4. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat diambil dari pengamatan stomata pada praktikum ini adalah bahwa kadar atau tingkat polusi udara suatau lingkungan akan mempengaruhi struktur dan fungsi stomata. Stomata pada tumbuhan yang berada di daerah dengan kadar polusi yang lebih besar akan mempunyai tingkat kerusakan stomata yang lebih banyak. Kerusakan stomata dapat berupa menyempitnya celah stomata, warnanya yang menghitam karena pencemaran logam, sehingga stomata tidak dapat menjalankan fungsi normalnya. 5. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2000. Transpiration. diakses dari www.learningtechnologies.ac.uk pada tanggal 5April 2010 pukul 13.00 WIB Anonim. 2000. Biology Exchange-Gas-Exchange exam-Style question. Diakses dari www.s-cool.co.uk pada tanggal 5April 2010 pukul 13.00 WIB Gembong,Tjitrosoepomo. 2005. Morfologi Tumbuhan.UGM PRESS: Yogyakarta Haryanti, Sri. 2009. Optimalisasi Pembukaan Porus Stomata Daun Kedelai (Glycine max (L) merril) Pada Pagi Hari dan Sore. Jurusan Biologi FMIPA Undip: Solo Kartasaputra, A.G. 1998. Pengantar Anatomi Tumbuh-tumbuhan, tentang sel dan jaringan. Bina Aksara: Jakarta Kristanto, Philip, Ir. 2002. Ekologi Industri Penerbit Andi : Yogyakarta Lakitan, B. 1993. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Raja Grafindo Persada: Jakarta Loveless, A.R. 1991. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan untuk daerah tropik dari Principles of Plant Biology For The Tropics oleh Kuswara Kartawinata. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Kanisius: Yogyakarta Pandey, S. N. dan B. K. Sinha. 1983. Fisiologi Tumbuhan. Terjemahan dari Plant physiologi 3 th edition. Oleh Agustinus ngatijo: Yogyakarta

Purwanti, Setya Devi. 2008. Pengaruh Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Terhadap Struktur Epidermis dan Stomata Daun Tanaman Pelindung di Jalan Adi Sucipto Sampai Terminal Tirtonadi Surakarta. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah : Surakarta Salisbury, F. B. dan Cleon. W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan, Jilid 1. Terjemahan dari Plant Physiologi 4 th Edition oleh Diah R. Lukman dan Sumaryono. ITB: Bandung

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Dalam aktivas hidupnya, sejumlah air dikeluarkan oleh tumbuhan dalam bentuk uap air ke atmosfer. Penguapan air dari tumbuhan ini disebut dengan transpirasi. Mekanisme yang mengatur pengeluaran air dari jaringan tumbuhan (daun dan organ lain) melalui proses transpirasi merupakan proses yang sangat penting dalam tumbuhan. Udara selalu memiliki tekanan potensial air yang jauh lebih negatif dari pada tekanan potensial air di dalam daun. Akibatnya molekul air di dalam daun menguap bila tidak ada pembatas yang dapat menghalangi keluarnya molekul-molekul air dari dalam daun. Sebagian besar molekul air dari dalam daun keluar melalui stomata. Stomata adalah suatu celah pada epidermis yang dibatasi oleh dua sel penutup yang berisi kloroplas dan mempunyai bentuk serta fungsi yang berlainan dengan epidermis. Pada kebanyakan tumbuhan, stomata dikelilingi oleh sel-sel yang berbeda bentuknya dan kadang-kadang isinya dari sel-sel epidermis lainnya. Sel-sel yang berbeda tersebut disebut sel tetangga. Volume sel penjaga dapat berubah-ubah tergantung dengan potensial di dalam sel yang mengakibatkan dinding sel dapat menggembung atau mengkerut pada saat tekanan potensial air sel meningkat atau menurun. Peningkatan volume sel dapat ditandai dengan menggembungnya sel mengakibatkan stomata membuka, sebaliknya penurunan volume sel mengakibatkan menutupnya stomata. Karena peningkatan volume sel penjaga berlangsung melawan tekanan yan berasal dari sel-sel epidermis lain yang ada disekelilingnya, maka sifatsifat osmotic sel-sel epidermis juga penting dalam mempengaruhi proses membuka dan menutupnya stomata. Faktor yang mempengaruhi membuka dan menutupnya stomata antara lain potensial air tanah, intensitas cahaya, konsentrasi CO2 di dalam dan di sekeliling sel penjaga, temperatur, hormon, dan pH.

B. Tujuan Praktikum Adapun diadakannya praktikum ini bertujuan untuk mengamati struktur stomata pada daun Jadam (Rhoeo discolor) dan mengamati proses membuka dan menutupnya stomata pada daun Jadam (Rhoeo discolor).

BAB II. METODOLOGI PENELITIAN


A. Waktu dan Tempat Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum ini yaitu diadakan pada : Hari/tanggal : Senin/24 Mei 2010 Waktu : Pukul 9.00 s.d selesai Tempat : Laboratorium Tadris Biologi lantai II Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Intan Lampung. B. Alat dan Bahan Adapun dalam praktikum ini menggunakan alat berupa mikroskop, gelas objek, silet, pot plastik, kertas tissue, kapas, pipet, pinset tajam, petridish dan bahan yang digunakan berupa daun Jadam (Rhoeo discolor), larutan sukrosa 1 M, sukrosa 2 M, NaCl 1 M dan NaCl 2 M. C. Cara Kerja Kegiatan 1 : Mengamati struktur stomata 1. Tanaman segar (masih utuh tertanam di dalam pot) yang akan digunakan dalam percoban ini di simpan di bawah cahaya terang selama kurang lebih 2 jam sebelum percobaan. 2. Membuat preparat stomata dengan cara membuat sayatan tipis pada salah satu permukaan daun berbentuk empat persegi panjang seluas 3 x 7 mm. Dengan menggunakan forcep atau pinset yang lancip, mencabut dengan hati-hati lapisan epidermis dari kotak-kotak persegi panjang yang telah terbentuk pada permukaan

daun, kemudian meletakkan pada tetesan aquades yang telah disiapkan pada gelas objek. 3. Untuk menghindari terbentuknya gelembung udara, secepatnya difokuskan mikroskop ke preparat dan menggunakan sumber cahaya berkekuatan rendah. 4. Menggunakan perbesaran tinggi dan rendah, yang diamati sebagai berikut : a. Rongga stomata pada stomata yang terbuka; b. Struktur sel penjaga; c. Struktur sel-sel lainnya yang berhubungan dengan sel penjaga; d. Susunan sel-sel epidermis di sekelilingnya; e. Ada tidaknya kloroplas di sel-sel penjaga dan sel-sel lainnya di sekitar sel penjaga. 5. Menggambar dan menentukan bagian-bagian dari stomata yang diamati. Kegiatan 2 : Mengamati proses menutupnya stomata 1. Memfokuskan mikroskop pada stomata yang terbuka lebar dan terlihat jelas. Dalam pengamatan ini menggunakan sumber cahaya berkekuatan tinggi. 2. Melalui salah satu sisi gelas penutup, menambahkan beberapa tetes NaCl 2 M. Pada sisi penutup yang lain, menempelkan kertas tissue dan mendorong kertas tissue sepanjang sisi gelas penutup. 3. Mengamati proses menutupnya stomata dan mencatat berapa lama waktu yang diperlukan stomata untuk menutup. 4. Kemudian melakukan percobaan di atas dengan menggunakan NaCl 1 M, sukros 1 M dan Sukrosa 2 M. 5. Memasukkan data yang diperoleh kedalam tabel pengamatan.

BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Praktikum 1. Mengamati struktur stoma a) Gambar Hasil Praktikum

2. Mengamati proses menutupnya stomata a) Tabel Hasil Praktikum

NO 1 2 3 4

Jenis Larutan NaCl 1 M NaCl 2 M Sukrosa 1 M Sukrosa 2 M

Lama waktu stomata menutup 55 detik 35 detik 2 menit 55 detik 20 detik

b) Gambar Hasil Praktikum Stomata membuka sebelum ditetesi NaCl 1 M Setelah ditetesi NaCl 1 M stomata menutup pada detik ke-55 Stomata membuka sebelum ditetesi NaCl 2 M Setelah ditetesi NaCl 2 M stomata menutup pada detik ke-35 Stomata membuka sebelum ditetesi Sukrosa 1 M Setelah ditetesi Sukrosa 1 M stomata menutup pada menit ke-2 lebih 55 detik Stomata membuka sebelum ditetesi Sukrosa 2 M Setelah ditetesi Sukrosa 2 M stomata menutup pada detik ke-20

You might also like