You are on page 1of 24

97

Lampiran 1 pH

Alat Ukur : pH meter Prosedur Pengukuran 1. 2. 3. 4. 5. Kalibrasi dengan larutan buffer sampai pH 4 Pengukuran pH air gambut (dicelupkan pH meter ke air gambut) Dicatat berapa pH yang terukur pH meter diangkat dan dibilas dengan aquades Prosedur 2 - 4 diulangi sebanyak tiga kali

Hasil seperti pada tabel berikut :

Tabel 1 Hasil pengukuran pH sebelum dan sesudah elektrokoagulasi pH Pengambilan Sampel 1 2 3 RATA-RATA SEBELUM SESUDAH

4,7 4,6 4,8 4,7

6,9 6,8 6,7 6,8

Universitas Sumatera Utara

98

Lampiran 2 Turbidity (Kekeruhan)

ALAT LARUTAN INDUK RANGE VOLUME AIR GAMBUT

: TURBIDIMETER DRT 100B HF SCIENTIFIC. INC : FORMAZIN 0,1 NTU : 0,10 0,19 NTU : 200 ml

Prosedur Analisa : Dihubungkan alat turbidimeter dengan arus listrik. Dibiarkan kurang lebih 15 menit. Dimasukkan sampel ke dalam KUVET dan diusahakan agar tidak terdapat gelembung udara. Dikeringkan KUVET dengan tissue. Diukur turbiditas sampel dengan mengkalibrasikan alat terlebih dahulu dengan Formazin 0,1 NTU dengan melihat angka pertama yang muncul. Dilakukan perlakuan yang sama sebanyak tiga kali (3x). Hasil seperti tabel berikut :

Tabel 2 Hasil analisa turbiditas sebelum dan sesudah elektrokoagulasi TURBIDITAS (NTU) Pengambilan Sampel 1 2 3 RATA-RATA SEBELUM SESUDAH

D1 = 66,9 D2 = 76,4 D3 = 74,0 72,43

D1= 0,98 D2 = 0,94 D3 = 0,94 0,953

Universitas Sumatera Utara

99

Lampiran 3 Total Organik


Prosedur Analisa 100 ml air gambut Ditambahkan 30 ml petroleum benzena (boil point 60 80 0 C) Diekstrasikan Di ambil lapisan atas Dikeringkan dengan Nitrogen (N2) Di timbang residu Dilakukan perlakuan yang sama sebanyak tiga kali (3x) Hasil seperti tabel berikut : Tabel 3 Hasil analisa total organik sebelum dan sesudah elektrokoagulasi TOTAL ORGANIK (GRAM) Pengambilan Sampel 1 2 3 RATA-RATA SEBELUM SESUDAH

0,0255 0,0230 0,0220 0,0235

0,0200 0,0190 0,0180 0,0190

Universitas Sumatera Utara

100

Lampiran 4 Warna

Perhitungan Konsentrasi Warna


Warna pada air gambut disebabkan karena adanya partikel koloid organik yang merupakan dekomposisi dari tanaman. Konsentrasi warna air gambut diukur dengan metode platina-kobalt (Pt-Co), karena metode ini digunakan untuk mengukur warna air yang dapat diminum dan air berwarna yang disebabkan oleh bahan-bahan yang terbentuk secara alami seperti dekomposisi asam-asam organik dari daun-daunan, kulit kayu, akar, bahan-bahan humus dan tanah gambut (Standard Method 2120B). Pengukuran ini berdasarkan standar yang dikeluarkan oleh American Standards of Treatment and Method (ASTM) yaitu ASTM D1209, suatu metode standar untuk menguji cairan berwarna yang jernih (skala Pt-Co). Larutan yang diukur adalah larutan dengan warna yang mendekati warna larutan standar skala warna Pt-Co. Pada penelitian ini pengukuran konsentrasi warna dilakukan secara spektrofotometri. Larutan induk yang digunakan dengan konsentrasi 500 ppm (500 Pt-Co) dibuat sesuai prosedur, dan harus memiliki absorbansi yang sesuai dengan batas yang dikeluarkan oleh ASTM seperti tercantum pada tabel 4 berikut: Tabel 4 Batas absorbansi larutan induk Pt-Co pada berbagai panjang gelombang

Panjang Gelombang
430 455 480 510

Absorbansi
0.110 0.120 0.130 0.145 0.105 0.120 0.055 0.065

Hasil

pengukuran dengan spektrofotometer terhadap larutan induk

konsentrasi 500 Pt-Co pada penelitian ini tercantum pada tabel 5 berikut :

Universitas Sumatera Utara

101

(Lanjutan)

Tabel 5 Absorbansi larutan induk Pt-Co pada berbagai panjang gelombang Panjang Gelombang 430 455 480 510 Absorbansi 0.1105 0.1316 0.1058 0.0549

Nilai absorbansi hasil pengukuran (Tabel 5) yang diperoleh masih berada dalam batas yang ditetapkan ASTM. Pada penelitian ini dipakai panjang gelombang pengukuran sebesar 300 nm. Panjang gelombang 300 nm yang dipakai didasarkan pada panjang gelombang maksimum larutan standar skala warna Pt-Co yang digunakan pada penelitian ini :

Tabel 6 Data hasil pengukuran absorbansi larutan standar Pt-Co dengan Spektrofotometer uv-vis pada panjang gelombang 300 nm. No 1 2 3 4 5 6 Konsentrasi Pt-Co (ppm) 0 10 20 30 40 50 Absorbansi 0.000 0.244 0.471 0.698 0.925 0.998

Universitas Sumatera Utara

102

(Lanjutan)

Gambar 1 Spektrum absorpsi larutan standar skala warna Pt-Co.

Universitas Sumatera Utara

103

(Lanjutan)

Penurunan Persamaan Garis Regresi.


Hasil pengukuran absorbansi larutan standar Pt-Co pada tabel 6 diplotkan terhadap konsentrasi larutan standar sehingga diperoleh suatu kurva kalibrasi berupa garis linear yang diturunkan dengan metode Least Square dengan perhitungan seperti tabel di bawah ini : Tabel 7 Tabulasi persamaan Regresi. No Xi 1 0 2 10 3 20 4 30 5 40 6 50 150 Rerata 25 Keterangan : Xi = Konsentrasi larutan standar (ppm Pt-Co) Yi = Absorbansi larutan standar, diukur dengan spektrofotometer uv-vis X dan Y = rata-rata untuk Xi dan Yi Persamaan garis regresi untuk kurva kalibrasi dapat diturunkan dari persamaan garis. Y = a + bX dengan a = intersept ; b = slope Selanjutnya harga slope dapat ditentukan dengan menggunakan metode Least Square dengan mensubstitusikan harga-harga yang tercantum pada tabel 7. (1) Yi 0.000 0.244 0.471 0.698 0.925 0,998 3.336 0.556 data hasil pengukuran absorbansi untuk menentukan

XiX -25 -15 -5 5 15 25 0

Yi-Y -0.556 -0.312 -0.085 0.142 0.396 0.442 0

(Xi-X)2 625 225 25 25 225 625 1750

(Yi-Y)2 0.309 0.097 0.007 0.020 0.157 0.195 0,785

(Xi-X) (Yi-Y) 13.900 4.680 0.425 0.710 5.940 11.05 36.705

(Xi X )(Yi Y ) b= (Xi X )


' ' ' 2

36.705 = 0.02097 1750

(2)

Dari persamaan garis Y = a + bX ; a = Y bX (3)

Universitas Sumatera Utara

104

(Lanjutan)
Dengan mensubstitusikan nilai rata-rata Y dan rata-rata X, ke persamaan (3) maka diperoleh : a = 0.556 (0.021) 25 a = 0.031 Sehingga persamaan regresi yang diperoleh adalah Y = 0.031 + 0.021X (5) (4)

Perhitungan Koefisien Korelasi


Koefisien korelasi (r) dapat ditentukan sebagai berikut

r =

{( Xi X ) (Yi Y )} { ( Xi X ) }{ (Yi Y )
2

36,705 (1750)(0,785)

36,705 1373,75

36,705 37,064

r = 0,9903
Setelah diperoleh persamaan garis regresi dan koefisien korelasi (r) pada pengukuran larutan standar maka absorbansi dari larutan standar diplotkan terhadap konsentrasi larutan standar seperti gambar berikut :

1.200 1.000
Absorbansi

y = 0.031 + 0.0021 x r = 0.9903

0.800 0.600 0.400 0.200 0.000 0.000 10.000 20.000 30.000 40.000 50.000
Konsentrasi (ppm)

Larutan Standar

Garis Linear

Kurva Kalibrasi Larutan Standar Pt-Co


Gambar 2 Kurva Kalibrasi larutan standar Pt-Co

Universitas Sumatera Utara

105

(Lanjutan)
Perhitungan konsentrasi (X) untuk sampel air gambut adalah sebagai berikut : Untuk mengetahui konsentrasi air gambut dalam ppm Pt-Co, terlebih dahulu sampel air gambut diencerkan hingga 10 kali. Rata-rata absorbansi yang dihasilkan sampel yang diencerkan ini besarnya 0.2282. Dengan mensubstitusikan hasil ke persamaan (5) maka diperoleh : X = 9.4295 (6)

Karena pengenceran terhadap sampel air gambut dilakukan hingga 10 kali maka konsentrasi sebenarnya dari sampel air gambut adalah : 10 x 9.4295 = 94.295 (7)

Jadi dapat disimpulkan bahwa konsentrasi sampel air gambut adalah 94.295 ppm Pt-Co, yang merupakan konsentrasi air gambut mula-mula (sebelum dielektrokoagulasi). Cara yang sama dilakukan untuk menghitung konsentrasi sampel air gambut akhir (sesudah di proses dengan metode elektrokoagulasi). Rata-rata absorbansi yang dihasilkan sampel sesudah diproses dengan metode elektrokoagulasi adalah 0.1937. Dengan mensubstitusikan hasil yang diperoleh ke persamaan (5) maka diperoleh X = 7.746. Nilai X merupakan konsentrasi sampel air gambut sesudah diproses dengan metode elektrokoagulasi yaitu sebesar 7.746 Hasil seperti tabel berikut : Tabel 8 Hasil analisa warna sebelum dan sesudah proses elektrokoagulasi WARNA (Pt-Co) Pengambilan Sampel 1 2 3 RATA-RATA ABSORBANSI 0.2262 0.2287 0.2298 0.2282 SEBELUM 93.565 94.653 94.666 94.295 ABSORBANSI 0.183 0.195 0.203 0.1937 SESUDAH 7.238 7.809 8.190 7.746 ppm Pt-Co.

Universitas Sumatera Utara

106

LAMPIRAN 5
HASIL ANALISA LOGAM DENGAN SSA HASIL ANALISA COD DAN BOD UNTUK PENGAMBILAN SAMPEL I

Universitas Sumatera Utara

107

LAMPIRAN 6
HASIL ANALISA LOGAM DENGAN SSA HASIL ANALISA COD DAN BOD UNTUK PENGAMBILAN SAMPEL II

Universitas Sumatera Utara

108

LAMPIRAN 7
HASIL ANALISA LOGAM DENGAN SSA HASIL ANALISA COD DAN BOD UNTUK PENGAMBILAN SAMPEL III

Universitas Sumatera Utara

109

Lampiran 8 Pengukuran Kadar Aluminium (Al)

Pengukuran Kadar Aluminium (Al) dari Hasil Elektrokoagulasi Air Gambut dengan Penambahan Larutan Tawas
Tabel 1 Data hasil pengukuran absorbansi larutan standar Al dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA).

No
1 2 3 4 5

Kadar Al (mg/l)
0,0200 0,0400 0,0600 0,0800 0,1000

Absorbansi (A)
0,0018 0,0035 0,0051 0,0065 0,0081

Penurunan Persamaan Garis Regresi.


Hasil pengukuran absorbansi seri larutan standar Aluminium pada tabel 1 diplotkan terhadap konsentrasi larutan standar sehingga diperoleh suatu kurva kalibrasi berupa garis linear yang diturunkan dengan metode Least Square dengan perhitungan seperti tabel di bawah ini :

Tabel 2 Penurunan Persamaan Garis Regresi dengan Metode Least Square.

No
1 2 3 4 5

Xi

Yi (A)

(Xi-X)

(Yi-Y)
-0,0032 -0,0015 0,0001 0,0015 0,0031

(Xi-X)

(Yi-Y)

(Xi-X) (Yi-Y)
0,00012800 0,00003000 0,00000000 0,00003000 0,00012400

0,0200 0,0018 -0,0400 0,0400 0,0035 -0,0200 0,0600 0,0051 0,0800 0,0065 0,1000 0,0081 0,0000 0,0200 0,0400

0,00160000 0,00001024 0,00040000 0,00000225 0,00000000 0,00000001 0,00040000 0,00000225 0,00160000 0,00000961

0,3000 0,0250

0,0000

0,0000

0,00400000 0,00002436

0,00031200

Keterangan : Xi = Konsentrasi dan Yi = Absorbansi Dimana X rata rata : =


0,3000 = = 0,0600 n 5

Universitas Sumatera Utara

110

(Lanjutan)

Harga Y rata rata

Y=

0,0250 = = 0,0050 n 5

Persamaan garis regresi untuk kurva kalibrasi dapat diturunkan dari persamaan garis : Dengan a = slope dan b = intersept Selanjutnya harga slope dapat ditentukan dengan menggunakan metode Least Square sebagai berikut : Y = aX + b (1)

a= =

{( Xi X )(Yi Y )} ( Xi X )
2

(2)

0,00031200 = 0,07800 0,00400000

Sehingga diperoleh harga slope (a) = 0,07800 Harga intersep (b) diperoleh melalui substitusi harga (a) ke persamaan (1) :

b = Y aX = 0,0050 (0,07800 x 0,0600) = 0,00032


Sehingga diperoleh harga intersep (b) = 0,00032 Maka persamaan garis regresi yang diperoleh adalah: Y = 0,07800 X + 0,00032

(3)

(4)

Perhitungan Koefisien Korelasi


Koefisien korelasi (r) dapat ditentukan sebagai berikut

r =

{( Xi X ) (Yi Y )} { ( Xi X ) }{ (Yi Y )
2

}
= 0,00031200 0,000000097 = 0,00031200 0,000312153

0,00031200 (0,00400000)(0,00002436)

r = 0,9995
Sehingga diperoleh harga koefisien korelasi (r) : 0,9995 Setelah diperoleh persamaan garis regresi dan koefisien korelasi (r) pada pengukuran larutan standar maka absorbansi dari larutan standar diplotkan terhadap konsentrasi larutan standar seperti gambar berikut :

Universitas Sumatera Utara

111

(Lanjutan)

0,0100
A b sorb a n si

0,0080 0,0060 0,0040 0,0020 0,0000

Y = 0,07800 X + 0,00032 r = 0,9995

0,0000 0,0200

0,0400 0,0600 0,0800

0,1000 0,1200

Konsentrasi Larutan Standar Al Larutan Standar Linear (Garis Linear)

Gambar 2. Kurva Kalibrasi Larutan Standar Al dengan Tawas

Penentuan Kadar Al
Kadar Al dapat ditentukan dengan menggunakan metode kurva kalibrasi dengan mensubstitusikan nilai Y (absorbansi) yang diperoleh dari hasil pengukuran terhadap garis regresi dan kurva kalibrasi Y = 0,07800 X + 0,00032 sehingga diperoleh konsentrasi Al. Tabel 3 Konsentrasi Al Hasil Analisa dari Elektrokoagulasi Air Gambut Dengan Penambahan Tawas

Pengambilan Sampel
1 2 3

Konsentrasi Al (mg/l) Absorbansi


0,0032 0,0042 0,0013 0,0029

Sebelum
0,0374 0,0499 0,0124 0,0332

Absorbansi
0,0071 0,0052 0,0032 0,0052

Sesudah
0,0873 0,0624 0,0374 0,0624

Rata-Rata

Universitas Sumatera Utara

112

Lampiran 9
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN RI Nomor : 907/MENKES/SK/VII/2002 Tanggal 29 Juli 2002 PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM 2. KIMIA A. Bahan - bahan inorganik (yang memiliki pengaruh langsung pada kesehatan) Parameter Satuan Kadar Maksimum Keterangan Yang diperbolehkan 1 2 3 4 Antimony Air raksa Arsenic Barium Boron Cadmium Kromium Tembaga Sianida Fluoride Timah Molybdenum Nikel Nitrat (sebagai NO3) Nitrit (sebagai NO2) Selenium mg/liter mg/liter mg/liter mg/liter mg/liter mg/liter mg/liter mg/liter mg/liter mg/liter mg/liter mg/liter mg/liter mg/liter mg/liter mg/liter 0.005 0.001 0.01 0.7 0.3 0.003 0.05 2 0.07 1.5 0.01 0.07 0.02 50 3 0.01

B. Bahanbahan inorganik (yg mungkin dapat menimbulkan keluhan konsumen) Parameter Satuan Kadar Maksimum Keterangan Yang diperbolehkan 1 2 3 4 Ammonia Alumunium Klorida Copper Kesadahan Hidrogen Sulfida Besi Mangan pH Sodium Sulfate Total Padatan Terlarut Seng mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l 1.5 0.2 250 1 500 0.05 0.3 0.1 6.5 8.5 200 250 1000 3

Universitas Sumatera Utara

113

(Lanjutan)
4. FISIK Parameter 1 Parameter Fisik Warna Rasa dan Bau Temperatur Kekeruhan
0

Satuan 2

Kadar Maksimum Yang diperbolehkan 3

Keterangan 4

TCU C

15 Suhu udara 30C 5 Tidak berbau dan berasa

NTU

MENTERI KESEHATAN RI, Dr. ACHMAD SUJUDI

Universitas Sumatera Utara

114

Lampiran 10
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 Parameter Temperatur Residu terlarut Residu tersuspensi pH BOD5 COD DO PO4-3 sebagai P NO3 sebagai N NH3-N NH2-N Arsen Kobalt Barium Kadmium Khrom (VI) Tembaga Besi Timbal Mangan Air Raksa Seng Khlorida Sianida Flourida Sulfat Khlorida bebas S sebagai H2S Fecal coliform Total coliform Gross-A Gross-B Minyak dan Lemak Detergen sbg MBAS Fenol BHC Aldrin/Dieldrin Chlordane DDT Heptachlor dan Heptachlor epoxide Lindane Methoxychlor Endrin Toxaphan Satuan
0

Baku Mutu Kelas I Deviasi 3 1000 50 69 2 10 6 0.2 10 0.5 0.06 0.05 0.2 1 0.01 0.05 0.02 0.3 0.03 0.1 0.001 0.05 0.02 0.5 400 0.03 0.002 100 1000 0.1 1 1000 200 1 210 17 3 2 14 50 35 1 5

Keterangan Deviasi temperatur dari keadaan alaminya

mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L Jml/100 ml Jml/100 ml Bq/L Bq/L ug/L ug/L ug/L ug/L ug/L ug/L ug/L ug/L ug/L ug/L ug/L ug/L

Pengelolaan air minum secara konvensional 5000 mg/L

Pengolahan air minum secara konvensional 1 mg/L

Pengelolaan air minum secara konvensional 1 mg/L Pengelolaan air minum secara konvensional 5 mg/L Pengelolaan air minum secara konvensional 0.1 mg/L

Pengelolaan air minum secara konvensional 5 mg/L

Universitas Sumatera Utara

115

(Lanjutan) Keterangan : mg = milligram ug = mikrogram ml = milliliter L = liter Bq = Bequerel MBAS = Methylen Blue Aktive Substance ABAM = Air Baku Untuk Minum Logam berat merupakan logam terlarut Nilai di atas merupakan nilai maksimum kecuali untuk pH dan DO Bagi pH merupakan nilai rentang yang tidak boleh kurang atau lebih dari nilai yang tercantum Nilai DO merupakan nilai minum Tanda adalah lebih kecil atau sama dengan Tanda adalah lebih besar atau sama dengan

Universitas Sumatera Utara

116

Lampiran 11 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 416/MENKES/PER/IX/1990 Tanggal : 3 September 1990 DAFTAR PERSYARATAN KUALITAS AIR BERSIH
No. PARAMETER Satuan Kadar Maksimum yang diperbolehkan 4 1.500 25 Suhu udara 30C 50 Keterangan

1 A. 1. 2. 3. 4. 5. 6.

2 FISIKA Bau Jumlah Zat padat Terlarut (TDS) Kekeruhan Rasa Suhu Warna

3 mg/L Skala NTU 0 C Skala TCU mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L -

5 Tidak Berbau Tidak berasa -

B 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.

KIMIA Air Raksa Arsen Besi Fluorida Kadmium Kesadahan Klorida Kromium, Valensi 6 Mangan Nitrat sebagai N Nitrit sebagai N pH Selenium Seng Sianida Sulfat Timbal Kimia Organik Aldrin dan Dieldrin Benzena Benzo(a) pyrene Chlordane (total isomer) Colorofom 2,4 D DDT Detergen 1,2 Discloroethane 1,1 Discloroethane Heptaclor dan Heptaclor epoxide Hexachlorobenzene Gamma-HCH (Lindane) Methoxychlor Pentachlorophanol

0,001 0,05 1,0 1,5 0,005 500 600 0,05 0,5 10 1,0 6,5-9,0 0,01 15 0,1

mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L


mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L

Merupakan batas min. dan maks. khusus air hujan pH min. 5,5

400 0,05
0,0007 0,01 0,00001 0,007 0,03 0,10 0,03 0,5 0,01 0,0003 0,003 0,00001 0,004 0,10 0,01

Universitas Sumatera Utara

117

16. 17. 18.

Pestisida Total 2,4,6 urichlorophenol Zat organik (KMnO4)

mg/L mg/L mg/L

0,10 0,01 10

Universitas Sumatera Utara

118

Lampiran 12

Dokumentasi (foto-foto) model fisik (lokasi pengambilan Sampel dan perangkat model pengolahan air gambut)

Universitas Sumatera Utara

119

(Lanjutan)

Universitas Sumatera Utara

120

(Lanjutan)

Universitas Sumatera Utara

You might also like