Professional Documents
Culture Documents
bahasa kedua yang sedang mereka usahakan. Aksi coba-coba ini menyebabkan terjadilah fenomena bahasa antara; bahasa yang bukan B1 ataupun B2. Pemahaman tentang B2, bila melihat fenomena yang terjadi di Indonesia membuat dua definisi utama, yaitu definisi bahasa kedua dan bahasa asing. Sampai di sini, penulis mencoba membawa pada observasi bersama dalam diskusi informal yang dilakukan penulis bersama rekan-rekan penulis saat sedang melakukan praktik mengajar, kewajiban pokok calon guru sebelum lulus, bahasa Inggris di SMP dan SMA di wilayah Malang raya. Dari pengamatan penulis dan rekan-rekan, ditemukan fakta bahwa meletakkan fokus pembelajaran bahasa kepada pembelajar ditentukan oleh sampai tahap mana mereka belajar bahasa? Apakah B1 atau B2? Catatan salah seorang rekan penulis menyimpulkan bahwa bahasa pertama di Kota Malang adalah Jawa dengan logat Arema, kedua adalah bahasa Indonesia baku, terakhir bahasa asing adalah bahasa Inggris. Penulis bersama rekan-rekan penulis menyimpulkan bahwa di kota Malang, bahasa pertama yang dipakai mayoritas murid adalah bahasa jawa dengan logat arema. Bila kita ingin membelajarkan bahasa jawa dengan logat arema sebagai bahasa pertama, yang dibutuhkan adalah memfokuskan pada kompetensi berbahasa. Alasannya cukup sederhana, setiap hari anak-anak itu sudah berlatih menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Dengan melatih kompetensi mereka, terutama memahami sosio-linguistik dan pragmatik, diharapkan anakanak menjadi lebih sopan dalam tindak tutur berbahasa. Mencoba mengajarkan bahasa kedua, bahasa Indonesia fokus yang harus ditekankan adalah penguasaan mereka akan kebermelakan wacana yang ada di masyarakat. Bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional, setiap aktivitas resmi menggunakan bahasa Indonesia. Sehingga, diutamakan mereka harus mampu menganalisa isu-isu yang berkembang di masyarakat pengguna bahasa Indonesia. Bahasa asing, dalam konteks pembelajaran bahasa inggris di kota Malang, diharapkan terfokus pada keterampilan berbahasa. Rasionalnya, mereka belum membuat bahasa Inggris sebagai kebiasaan. Otomatis mereka akan kesulitan menangkap penggunaan unsur-unsur linguistik, socio-linguistik, pragmatik dan akhirnya kesulitan membentuk wacana yang berterima sesuai dengan konteks. Pada akhirnya, jawaban dari pertanyaan mana yang lebih penting, keterampilan berbahasa atau kompetensi berbahasa dapat dijawab menggunakan ilustrasi berikut. Suatu hari seorang paman ingin membelikan baju kepada keponakan perempuannya. Mana yang kamu pilih? Keponakan perempuan itu diam. Baju yang hijau? Dia diam. Baju yang merah? Dia diam. Ya udah, kita pulang saja. Paman, aku mau dua-duanya.
Suasana pembukaan IMT GT ke-13 di Unimed, Medan (Foto: Risna N R/ okezone) MEDAN - Universitas Negeri Medan didaulat menjadi tuan rumah dalam karnaval universitas dari tiga negara, Indonesia Malaysia Thailand Growth Triangler (IMT-GT) yang digelar mulai 24-30 November mendatang. Perhelatan yang tahun lalu digelar di Thailand tersebut diikuti oleh sebelas universitas dan empat di antaranya dari Indonesia. Keempatnya adalah Unimed, Universitas Sumatera Utara, Institut Teknologi Medan dan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Sementara dari dua negara lain ada Thaksin University, Prince of Songkla University, University Sains Malaysia, University Utara Malaysia, dan University Malaysia Perlis. Rektor Unimed, Prof Ibnu Hajar mengatakan, perhelatan ini diikuti oleh 11 universitas yang ada di Asia Tenggara bagian Utara. Tujuannya adalah untuk menjalin solidaritas antarkomunitas pelajar dan menumbuhkan semangat berkompetisi dalam ilmu pengetahuan, budaya dan olahraga. "IMT-GT ini untuk menguatkan solidaritas antarkomunitas pelajar di kawasan utara di Asia Tenggara, kedua untuk menjalin harmonisasi dan tentunya untuk membangun semangat maju di bidang ilmu pengetahuan, olahraga dan budaya," urai Ibnu Hajar usai pembukaan IMT-GT di Auditorium Unimed, Jalan Pancing Medan, akhir pekan lalu. Dia menjelaskan, peserta kompetisi berjumlah 1.400 mahasiswa yang akan mengikuti sejumlah
pertandingan olahraga, seni, dan ilmu pengetahuan. Dalam kompetisi ini, para peserta akan memperbutkan medali emas, perak, dan perunggu. "Cabang olahraga meliputi basket, sepak bola, badminton, futsal, tenis dan bola voli. Dalam bidang seni, para peserta menunjukkan seni budaya masing-masing negara, dan untuk bidang akademik mereka akan mengadakan seminar yang kemudian disusul dengan pengabdian masyarakat ke Danau Toba dan Balige," urainya sambil mengaku optimistis Unimed dapat menjadi juara umum. Pembukaan acara pun berlangsung meriah dengan dihadiri seluruh peserta dari tiga negara. Tiap universitas mempersembahkan tarian tradisional dari negara masing-masing.