Professional Documents
Culture Documents
Pengambilan sampel acak Pengambilan sampel secara acak atau random sampling adalah teknik sampling yang memberikan peluang sama kepada setiap anggota populasi untuk terpilih menjadi anggota sampel. Misalnya jika banyaknya unit dalam populasi adalah N dan ukuran sampel adalah n, maka besarnya probabilitas setiap unit elementer sebagai sampel adalah untuk terpilih
elementer dalam populasi harus dapat diidentifikasi dan termuat dalam kerangka sampling. Karena itu teknik ini dikatakan teknik sampling probabilitas. Sampel yang diambil dari suatu populasi secara acak (random) disebut sampel acak. Tujuan digunakan teknik acak adalah sebagai berikut. a. Dengan sampel acak memungkinkan diperolehnya data penelitian yang dapat digeneralisasi terhadap populasi yang luas dengan kesesatan yang lebih terbatas (minim). b. Dengan sampel acak memungkinkan peneliti mengaplikasikan kesim-pulan statistik, dan hal itu berarti peneliti dapat menarik kesimpulan statistik tentang nilai-nilai parameter populasi seperti: rata-rata simpangan baku, dan lain-lain. c. Dengan sampel acak dapat diperoleh kelompok-kelompok sampel yang homogen satu sama lain, sehingga tidak perlu dilakukan pengujian homogenitas antar kelompok sampel. Pengambilan sampel acak dapat ditempuh melalui cara undian, tabel bilangan acak, atau dengan komputer. Bentuk tabel bilangan acak bermacam-macam, tetapi yang lazim digunakan seperti tabel di bawah, berwujud serentetan bilangan yang cukup panjang dan bilangan-bilangan itu dikelompokkan limalima (five digit) tersebar secara acak (penyebaran bilangan-bilangan itu tidak diatur).
06 07 08 09 10 11
Tabel bilangan acak ada yang terdiri dari satu halaman dan ada pula yang terdiri dari beberapa halaman. 1. Pengambilan sampel strata Jika satuan-satuan elementer dalam populasi tidak homogen, maka pengambilan sampel dengan cara random tidak dapat digunakan. Oleh karena itu, pada kasus di mana karakteristik populasi tidak homogen, maka populasi dapat distratifikasi atau dibagi-bagi ke dalam sub-sub populasi sedemikian, sehingga satuan-satuan
elementer dalam masing-masing subpopulasi menjadi homogen. Kemudian pengambilan sampel dengan cara random dapat dilakukan pada setiap sub-populasi. Perlu dipahami bahwa pengertian
homogenitas dalam hal ini terkait dengan variabel penelitian. Ada tiga syarat yang harus dipenuhi untuk dapat menggunakan metode pengambilan sampel random distratifikasi adalah sebagai berikut. a. Ada kriteria yang jelas sebagai dasar untuk membuat stratifikasi, misalnya gaya penuturan berbeda karena berbeda bahasa (dalam contoh di berikut).
b. Kriteria yang digunakan tersebut berdasarkan data pendahuluan yang telah diperoleh atau dapat juga berdasarkan pengetahuan teoretik. c. Jika ukuran sampel proporsional, maka harus diketahui dengan tepat jumlah satuan-satuan elementer yang ada di setiap sub-populasi. Keunggulan metode pengambilan sampel ini adalah sangat mungkin semua ciri dalam populasi yang heterogen dapat terwakili, dan dimungkinkan bagi peneliti untuk menyelidiki perbedaan antara sub-sub populasi atau memasukkan sub-sub populasi sebagai variabel moderator dari penelitian. 1. Pengambilan sampel kluster. a. Pengambilan Sampel Random Gugus Sederhana (Simple Cluster Random Sampling) Sampai saat ini pembahasan yang dilakukan adalah mengenai metode sampling di mana analisis atau satuan penelitian (misalnya orang, rumah, bidang tanah, dan lain-lain) sudah tersusun dalam suatu daftar. Dalam praktek kita sering kali dihadapkan dengan kenyataan di mana kerangka sampling yang digunakan untuk dasar pemilihan sampel belum tersedia atau tidak lengkap atau bahkan sangat sulit diperoleh. Untuk mengatasi hal tersebut, unit-unit analisis dalam populasi dikelompokkan ke dalam gugus-gugus yang disebut clusters dan ini akan merupakan satuan-satuan dari mana sampel akan diambil. Pengambilan gugus yang akan menjadi sampel dilakukan secara random, dengan catatan bahwa gugus-gugus yang ada dalam populasi mempunyai ciri yang homogen. Semua unit analisis yang ada dalam gugus terpilih harus diselidiki. b. Pengambilan Sampel Random Gugus Bertahap Dalam praktek sering dijumpai populasi yang letaknya sangat tersebar secara geografis, sehingga sangat sulit untuk mendapatkan kerangka sampling dari semua unsur-unsur yang
terdapat dalam populasi. Untuk mengatasi hal ini, unit-unit analisis dikelompokkan ke dalarn gugus-gugus yang merupakan
satuan-satuan dari mana sampel akan diambil. Pengambilan sampel melalui tahap-tahap tertentu. Satu populasi dapat dibagi ke dalam gugus tingkat pertama; gugus-gugus tingkat pertama dapat dibagi lagi ke dalam
gugus-gugus tingkat kedua; gugus-gugus tingkat kedua dapat dibagi lagi ke dalam gugus-gugus tingkat ketiga; dan seterusnya. 1. Pengambilan sampel non acak Pengambilan sampel non acak atau non random sampling, peluang untuk menjadi anggota sampel bagi setiap anggota dalam populasi itu tidak sama. Berbagai faktor yang dapat membatasi anggota populasi berpeluang tidak sama untuk terpilih menjadi anggota sampel, antara lain daerah (area), tingkatan (stratum), kelompok (cluster). Sampel bertujuan atau purposive sample dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Teknik ini biasanya dilakukan karena beberapa pertimbangan, misalnya karena alasan keterbatasan waktu, tenaga dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh. Walaupun cara seperti ini diperbolehkan, yaitu bahwa peneliti bisa menentukan sampel dengan tujuan tertentu tetapi dengan syarat sebagai berikut. 1) Pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri-ciri, sifat-sifat atau karakteristik tertentu yang merupakan ciri-ciri pokok populasi. 2) Subjek yang diambil sebagai sampel benar-benar merupakan subjek yang paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat pada populasi. 3) Penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan cermat di studi pendahulu-an.