You are on page 1of 2

Memahami Konsep Dasar Ekologi Dan Ilmu Lingkungan Sebagai Dasar Pengelolaan Lingkungan Dalam rangka penyusunan kebijakan

dan strategik pengelolaan lingkungan perlu memahami konsep dasar ekologi. Lebih spesifik lagi setelah kita dapat memahami konsep ekologi dapat digunakan untuk melakukan identifikasi karakteristik ekologi melalui penelusuran proses ekologi. Proses ekologi dalam suatu wilayah ekosistem dapat diidentifikasi melalui hubungan antara komponen lingkungan biofisik dan komponen lingkungan sosial-budaya, seperti digambarkan secara ringkas pada Gambar 1. Komponen Lingkungan Biofisik (Natural ecosystem) _______ Komponen Lingkungan Sosial-Budaya (Socio ecosystem)

Gambar 1. Hubungan Fungsional antara Komponen Lingkungan Biofisik dan Lingkungan SosialBudaya (Rambo, 1989) Konsep dasar dan pola pemikiran ekologi sebagai dasar pemecahan masalah lingkungan mengubah paradigma paham antrophosentrisme ke paham ekosentrisme. Pada Gambar 1 terkandung proses ekologi manusia (antrophoekosentrisme) yang tergolong dalan socio-ecosystem terkait dengan kondisi biofisiknya dapat diamati dalam setiap satuan ekosistem bentanglahan. Dalam hubungan antar unsur-unsur yang terkandung dalam sistem sosial (human ecology) maupun dalam sistem alam (natural ecosystem) terdapat beberapa proses yang terjadi sebagai berikut: 1) Hubungan saling keterkaitan (interrelationships) Unsur-unsur yang terkandung, baik dalam sistem sosial maupun dalam system alami saling berinteraksi satu sama lain masing-masing membentuk subsistem-subsistem kecil dalam skala lokalitas yang saling mempengaruhi (simbiotik maupun parasitik). Subsistem yang mempunyai sifat dinamika tinggi (mobile) juga berinteraksi dengan subsistem dari ekosistem lain melalui proses aliran energi dan materi (flora, fauna) dan melalui tukar-menukar ataupun perkawinan (antar manusia) (2) Hubungan saling ketergantungan (independency) Hubungan tersebut tidak hanya terbatas pada saling keterkaitan, namun juga saling ketergantungan antar subsistem, dan bukan yang mempunyai sifat dinamika tinggi, subsistem yang tidak banyak bergerak pun mempunyai hubungan saling ketergantungan. Keberadaan subsistem air dengan kualitas tertentu sangat dibutuhkan oleh subsistem-subsistem lain ( pertumbuhan biota, proses biogeokimia). (3) Aliran energi, materi, dan informasi Hasil pengelolaan sumberdaya ekosistem menghasilkan materi dan energy yang akhirnya kembali lagi ke manusia sebagai hasil pemanenan. Hasil peningkatan budaya untuk memperbaiki sistem pengelolaan lingkungan meningkatkan informasi begitu terus sistem peningkatan budaya sehingga terbentuk aliran informasi (perbaikan budaya sistem usahatani).

(4) Proses Seleksi dan Adaptasi Manusia dalam menghadapi kondisi lingkungan sejak zaman dulu hingga sekarang bersifat dinamik mengikuti kemajuan budaya dan teknologi yang dikuasai. Pada awalnya manusia sangat tergantung pada kondisi fisik lingkungannya (deterministik), kemudian mampu mengadakan seleksi atau mencoba dengan cara adaptasi (probabilitas/posibilitas), akhirnya kenal dengan pendekatan sistem/ekosistem, mereka mengkombinasikan menjadi pendekatan sistemik, adaptif, dan dinamik.

You might also like