Professional Documents
Culture Documents
= dan
c c
c
c m
dq
dT
=
dimana m menunjukkan laju aliran-massa dan c adalah kalor spesifik fluida.
Jadi,
|
|
.
|
\
|
+ = =
c c h h
c h c h
c m c m
dq T T d dT dT
1 1
) (
Jika dq diselesaikan dari persamaan (1) dan disubstitusikan ke dalam persamaan (2) maka
didapatkan
|
|
.
|
\
|
+
c c h h c h
c h
c m c m
U
T T
T T d
1 1 ) (
Hasil kali
c c
c m dan
h h
c m dapat dinyatakan dalam perpindahan kalor total q dan beda-suhu
menyeluruh antara fluida-panas dan fluida dingin. Jadi,
2 1 h h
h h
T T
q
c m
=
dan
1 2 c c
h h
T T
q
c m
=
Jika kedua hubungan di atas disubstitusikan ke persamaan (3) memberikan :
)] /( ) ln[(
) ( ) (
1 1 2 2
1 1 2 2
c h c h
c h c h
T T T T
T T T T
UA q
=
Jika persamaan diatas dibandingkan dengan persamaan sebelumnya terlihat bahwa beda
suhu rata-rata merupakan pengelompokan suku-suku dalam kurung, Jadi,
)] /( ) ln[(
) ( ) (
1 1 2 2
1 1 2 2
c h c h
c h c h
m
T T T T
T T T T
T
= A
Beda suhu ini disebut beda suhu rata-rata log (log mean temperature difference = LMTD).
Dengan kata lain, LMTD ialah beda-suhu pada satu ujung penukar-kalor dikurangi beda-suhu
pada ujung yang satu lagi dibagi dengan logaritma alamiah dari perbandingan kedua beda
suhu tersebut.
Penurunan persamaan LMTD tersebut didasarkan atas dua asumsi :
(1) Kalor spesifik fluida tidak berubah menurut suhu
(2) Koefisien perpindahan-kalor konveksi tetap, untuk seluruh penukar-kalor.
Heat Exchanger
Mesin Penukar Kalor Page 11
Jika suatu penukar-kalor yang bukan jenis pipa-ganda digunakan, perpindahan-kalor
dihitung dengan menerapkan faktor koreksi terhadap LMTD untuk susunan pipa-ganda
aliran lawan-arah dengan suhu fluida-panas dan fluida dingin yang sama. Bentuk persamaan
perpindahan-kalor menjadi:
Metode NTU Efektivitas
Dalam analisis penukar-kalor, pendekatan dengan metode LMTD berguna apabila suhu
masuk dan suhu keluar fluida diketahui atau dapat ditentukan dengan mudah sehingga
LMTD, luas permukaan dan koefisien perpindahan kalor dapat dengan mudah ditentukan.
Namun, apabila kita harus menentukan terlebih dahulu suhu masuk dan suhu keluar fluida
maka analisis lebih mudah dilakukan dengan metode yang berdasarkan efektivitas penukar
kalor dalam memindahkan jumlah kalor tertentu atau disebut juga metode NTU (Number of
Transfer Unit). Metode NTU dikhususkan untuk menghitung perpindahan secara counter
currentHeat Exchanger sendiri adalah alat/perangkat yang energinya ditransfer dari satu
fluida menuju fluida lainnya melewati permukaan padat.
Metode NTU ini dijalankan/dikerjakan dengan menghitung laju kapasitas panas
(contohnya laju alir dikalikan dengan panas spesifik) C
h
dan C
c
berturut-turut untuk fluida
panas dan dingin. Dalam kasus dimana hanya ada temperatur awal untuk fluida panas dan
cair yang diketahui, LMTD tidak dapat dihitung sebelumnya dan aplikasi/penerapan metode
LMTD memerlukan pendekatan secara iterasi. Pendekatan yang dianjurkan adalah metode
keefektifan atau -NTU. Keefektifan dari Heat Exchanger, , didefinisikan dengan :
max
q
q
= c
dimana : q adalah nilai laju sebenarnya dari perpindahan panas dari fluida panas menuju
fluida dingin, dan q
max
merepresentasikan laju maksimum yang mungkin dari perpindahan
panas, yang diberikan dengan hubungan :
( )
i c i h
T T C q
, , min
=
dimana C
min
adalah laju kapasitas dari dua panas yang terkecil. Dengan demikian laju
perpindahan panas sebenarnya diekspresikan sebagai :
( )
i c i h
T T C q
, , min
= c
Heat Exchanger
Mesin Penukar Kalor Page 12
dan dihitung, memberikan keefektifan heat exchanger, , laju alir massa, dan panas spesifik
dua fluida dan temperatur awal.
Untuk geometris aliran, , dapat dihitung menggunakan korelasi dengan istilah rasio
kapasitas panas :
max
min
C
C
C
T
=
dan Bilangan Satuan Perpindahan, NTU :
min
C
UA
NTU =
dimana U merupakan koefisien perpindahan panas keseluruhan dan A adalah area
perpindahan panas.
7 Beberapa masalah pada jenis heat exchanger.
Naiknya pressure drop didalam HE
1. Penyebab : Ada kotoran dalam HE (HE tersumbat)
Tindakan:
Bersihkan pipa-pipa sebelum start up
Bersihkan plate (jika kejadiannya setelah proses berjalan)
Media yang masuk HE perlu diberi filter.
2. Penyebab : Viskositas
Tindakan:
Check viskositas dan jika perlu setel sesuai desain.
Check apakah temperature turun sampai dibawah temperature desain
3. Penyebab : Kesalahan koneksi pada sistem perpipaan
Tindakan: Check koneksi dan sesuaikan dengan drawing.
4. Penyebab: Kuantitas aliran terlalu besar
Tindakan: Atur kuantitas aliran dengan benar.
Menurunnya out put HE (menurunnya kapasitas)
1. Penyebab: PHE terkotori/tersumbat oleh kotoran dari luar, seperti serpihan plastik dsb.
Tindakan: Bersihkan plate dan media yang masuk PHE perlu diberi filter.
2. Penyebab: Aliran terlalu tinggi/cepat.
Tindakan:Setel dan sesuaikan.
Heat Exchanger
Mesin Penukar Kalor Page 13
3. Penyebab : Kesalahan koneksi terhadap sistem perpipaan
4. Tindakan: Check koneksi dan sesuaikan dengan drawing
5. Penyebab: Akumulasi secondary media di dalam HE (seperti oli, dan non-condensable
gas)
Tindakan: Buat alat yang sesuai untuk mengalirkannya. Alat ini bisa berupa oil drainage
yang dibuka dalam periode tertentu sesuai dengan keadaan.
Kebocoran
1. Penyebab: Tekanan dalam HE melebihi tekanan ijin.
Tindakan: Kurangi tekenan sesuai dengan set point.
2. Penyebab: shock pressure/tekanan mendadak.
Tindakan: Hindari terjadinya tekanan mendadak dengan mengatur sistem sebaik
mungkin, membuka dan menutup sistem dengan smooth.
3. Penyebab: Rusaknya gasket karena pengaruh serangan medium.
Tindakan: Ganti gasket, jika perlu ganti dengan material lain yang lebih baik.
4. Penyebab: Terbloknya aliran dalam HE.
Tindakan: Bersihkan plate dan beri saringan/filter.
Tercampurnya media.
1. Penyebab: Plate tidak terinstall dengan benar
Tindakan: Install plate sesuai panduan.
2. Penyebab: Korosi
Tindakan:
a. Cari penyebab korosi dan ganti plate baru
b. Ganti dengan plate yang dengan material yang tahan korosi.
3. Penyebab: Koneksi tidak sesuai
Tindakan: Check dan sesuaikan dengan drawing.
Heat Exchanger
Mesin Penukar Kalor Page 14
Adapun dibawah ini akan kami jelaskan mengenai :
1. Prinsip kerja double pipe
Pada alat ini, mekanisme perpindahan kalor terjadi secara tidak langsung (indirect
contact type), karena terdapat dinding pemisah antara kedua fluida sehingga kedua fluida
tidak bercampur. Fluida yang memiliki suhu lebih rendah (fluida pendingin) mengalir melalui
pipa kecil, sedangkan fluida dengan suhu yang lebih tinggi mengalir pada pipa yang lebih
besar (pipa annulus). Penukar kalor demikian mungkin terdiri dari beberapa lintasan yang
disusun dalam susunan vertikal. Perpindahan kalor yang terjadi pada fluida adalah proses
konveksi, sedang proses konduksi terjadi pada dinding pipa. Kalor mengalir dari fluida yang
bertemperatur tinggi ke fluida yang bertemperatur rendah.
Keistimewaan jenis ini adalah mampu beroperasi pada tekanan yang tinggi, dank arena
tidak ada sambungan, resiko tercampurnya kedua fluida sangat kecil, mudah dibersihkan
pada bagian fitting, Fleksibel dalam berbagai aplikasi dan pengaturan pipa, dapat dipasang
secara seri ataupun paralel, dapat diatur sedimikian rupa agar diperoleh batas pressure drop
dan LMTD sesuai dengan keperluan,mudah bila kita ingin menambahkan luas permukaannya
dan kalkulasi design mudah dibuat dan akurat Sedangkan kelemahannya terletak pada
kapasitas perpindahan panasnya sangat kecil, mahal, terbatas untuk fluida yang
membutuhkan area perpindahan kalor kecil (<50 m2), dan biasanya digunakan untuk
sejumlah kecil fluida yang akan dipanaskan atau dikondensasikan.
Dalam desain pipa penukar panas ganda, merupakan faktor penting adalah jenis pola
aliran dalam penukar panas. Sebuah penukar panas pipa ganda biasanya akan baik
berlawanan arah / counterflow atau aliran paralel. Crossflow hanya tidak bekerja untuk
penukar panas pipa ganda. Pola yang aliran dan tugas panas yang dibutuhkan pertukaran
memungkinkan perhitungan log mean perbedaan suhu. Yang bersama-sama dengan
perpindahan panas keseluruhan diperkirakan koefisien memungkinkan perhitungan luas
permukaan perpindahan panas yang diperlukan. Kemudian ukuran pipa, panjang pipa dan
jumlah tikungan dapat ditentukan.
Prinsip kerja dari alat ini adalah memindahkan panas dari cairan dengan temperature
yang lebih tinggi ke cairan yang memiliki temperatur lebih rendah. Dalam percobaan kali ini,
aliran panas (steam) dialirkan pada bagian dalam pipa konsentris sedangkan air dialirkan
pada bagian luar dari pipa konsentris ini (bagian anulus).
Namun, terkadang dalam beberapa alat seperti HE ini, akan ada pengotor didalam pipa
yang membuat proses perpindahan kalor nya menjadi terganggu. Pengotoran ini dapat terjadi
endapan dari fluida yang mengalir, juga disebabkan oleh korosi pada komponen dari heat
Heat Exchanger
Mesin Penukar Kalor Page 15
exchanger akibat pengaruh dari jenis fluida yang dialirinya. Selama heat exchanger ini
dioperasikan pengaruh pengotoran pasti akan terjadi. Terjadinya pengotoran tersebut dapat
menganggu atau memperngaruhi temperatur fluida mengalir juga dapat menurunkan ataau
mempengaruhi koefisien perpindahan panas menyeluruh dari fluida tersebut. Beberapa faktor
yang dipengaruhi akibat pengotoran antara lain : Temperatur fluida Temperatur dinding
tube Kecepatan aliran fluida.
2. Aliran Paralel (searah) dan aliran counter flo (berlawanan arah) dalam Penukar
Kalor Pipa Ganda
Pada percobban ini dilakukan 2 jenis aliran yaitu :
a. Counter current flow atau Counter flow adalah aliran berlawanan arah, dimana fluida yang
satu masuk pada satu ujung penukar kalor, sedangkan fluida yang satu lagi masuk pada
ujung penukar panas yang lain, masing-masing fluida mengalir menurut arah yang
berlawanan.
b. Parallel flow atau Co-current flow adalah aliran searah ,dimana kedua fluida masuk pada
ujung penukar panas yang sama dan kedua fluida mengalir searah menuju ujung penukar
panas yang lain.
Pada aliran searah, selisih temperatur antara temperatur fluida panas dan dingin akan
menurun seiring dengan meningkatnya x. Hal ini dapat terjadi karena jika kita anggap ada
sebuah molekul yang mengalir didalam pipa, maka molekul-molekul fluida panas dan dingin
akan selalu bersama-sama hingga pada akhirnya panas akan berpindah diantaranya. Dibawah
ini merupakan skema gambar dari aliran parallel flow dan counter flow.
Gambar 9. Aliran parallel flow dan counter flow
Penurunan maupun kenaikan temperatur pada akan sebanding diantara keduanya
karena kebersama-samaan molekul-molekul fluida panas dan dinginnya. Keuntungan utama
dari penukar panas pipa ganda adalah bahwa hal itu dapat dioperasikan dalam pola
berlawanan arah/counterflow sejati, yang merupakan pola aliran yang paling efisien . Artinya,
ia akan memberikan koefisien perpindahan panas tertinggi keseluruhan untuk desain penukar
panas pipa ganda.
Heat Exchanger
Mesin Penukar Kalor Page 16
Juga, penukar panas pipa ganda dapat menangani tekanan tinggi dan
temperatur. Ketika mereka beroperasi di berlawanan arah / counterflow, mereka bisa
beroperasi dengan suhu berlawanan, yaitu, dimana suhu dingin sisi outlet lebih tinggi dari
temperatur outlet sisi panas.
Counter flow Heat Exchanger
Parallel-Flow Heat Exchanger:
1 ,1 ,1
, ,
h c
h i c i
T T T
T T
A
=
2 ,2 ,2
, ,
h c
h o c o
T T T
T T
A
=
1 ,1 ,1
, ,
h c
h i c o
T T T
T T
A
=
2 ,2 ,2
, ,
h c
h o c i
T T T
T T
A
=
Heat Exchanger
Mesin Penukar Kalor Page 17
KESIMPULAN
1. Heat exchanger (HE) adalah suatu alat yang memungkinkan perpindahan panas dan bisa
berfungsi sebagai pemanas maupun sebagai pendingin. Biasanya, medium pemanas dipakai uap
lewat panas (super heated steam) dan air biasa sebagai air pendingin (cooling water).
2. Prinsip kerja dari alat penukar kalor yaitu memindahkan panas dari 2 fluida pada temperatur
berbeda di mana transfer panas dapat dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung.
3. Pada Penukar kalor jenis pipa ganda, mekanisme perpindahan kalor terjadi secara tidak langsung
(indirect contact type), karena terdapat dinding pemisah antara kedua fluida sehingga kedua
fluida tidak bercampur.
4. Faktor-faktor yang merupakan parameter unjuk kerja dari alat Double Pipe Heat Exchanger
adalah faktor kekotoran (dirt factor), luas permukaan perpindahan kalor, koefisien perpindahan
kalor, beda temperatur rata-rata, jenis aliran (bilangan reynold) dan arah aliran (co-current atau
counter current). Untuk parameter faktor kekotoran (dirt factor) sangat mempengaruhi kerja dari
Heat Exchanger ini. Hal ini terbukti pada koefisien perpindahan panas menyeluruhnya antara
koefisien perpindahan panas saat bersih (UC) dan saat kotor (UD) yang akan mempengaruhi
hasil temperatur akhirnya.
5. Laju alir fluida pendinginnya sangat berpengaruh, makin tinggi laju alir pendinginnya maka laju
alir kondensatnya juga akan semakin banyak yang dihasilkan.