You are on page 1of 46

Universitas Andalas

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada saat perkembangan ilmu dan teknologi telah berkembang pesat seperti
saat ini, sangat banyak industri yang menggunakan kompresor sebagai salah satu
peralatan penunjang kegiatan produksinya. Dalam kehidupan sehari-hari pun
pemakaian kompresor sudah sangat banyak, seperti yang terlihat di pinggir jalan
raya, dengan adanya tempat-tempat pengisian angin ban kendaraan bermotor.
Prinsip kompresor secara detil perlu diketahui oleh seorang mahasiswa teknik
mesin, agar dapat memperluas pengetahuan dan meningkatkan pemahaman tentang
kompresor. Maka perlu diadakan praktikum mengenai kompresor ini.
1.2 Tujuan Praktikum
Ada pun tujuan dari praktikum kompresor torak ini, adalah :
1. Mengetahui cara-cara pengujian kompresor torak
2. Dapat menentukan karakteristik kompresor torak pada beberapa
putaran .
1.3 Manfaat
Manfaat yang didapat setelah dilakukan praktikum kompresor torak ini,
adalah :
1. Dapat mengetahui jenis-jenis kompresor, pemilihan dan pemakaiannya.
2. Dapat menentukan karakteristik kompresor torak pada beberapa putaran.
3. Dapat mengetahui cara-cara pengujian kompresor torak.
4. Dapat mengetahui cara-cara pengujian kompresor torak. Mampu
mengetahui prestasi dari sebuah kompresor torak.
1
KOMPRESOR
KELOMPOK 5
Universitas Andalas
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Teori Dasar
2.1.1 Pengertian Kompresor
Kompresor adalah suatu alat yang dapat dipergunakan untuk menghasilkan
gas atau udara yang terkompresi atau bertekanan dengan cara memampatkannya,
dan dikeluarkannya pada bagian discharge. Untuk itu, kompresor memerlukan gas
atau udara sebagai bahan baku pembentuk gas atau udara bertekanan, dan ini
diambil oleh kompresor lewat sunction-nya, oleh karena itu kompresor juga
berfungsi sebagai alat transportasi, dalam hal ini mampu menarik gas atau udara ke
tempat lain. Kompresor yang beroperasi dengan tekanan gas masuk di bawah
tekanan atmosfer dan dikompresi menjadi tekanan atmosfer atau lebih disebut
kompresor vakum.
z
Gambar 2.1. Kompresor
2.1.2 Prinsip kerja kompresor .
Kompresor adalah mesin untuk memampatkan udara atau gas. Kompresor
udara biasanya mengisap udara dari atmosfir. Namun ada pula yang menghisap
udara atau gas yang bertekanan lebih tinggi dari tekanan atmosfir, kompresor jenis
ini bekerja sebagai penguat (booster). Adapun kompresor yang menghisap gas
2
KOMPRESOR
KELOMPOK 5
Universitas Andalas
bertekanan lebih rendah daripada tekanan atmosfir disebut pompa vakum.
Kompresor pada dasarnya bekerja memampatkan gas.
2.1.3 Klasifikasi dan Jenis-Jenis Kompresor
Berdasarkan rasio tekanan :
1. Kompresor (pemampat) dipakai untuk jenis yang bertekanan tinggi
2. Blower (peiup) untuk yang bertekanan agak rendah.
3. Fan (kipas) untuk yang bertekanan sangat rendah.
Berdasarkan cara pemampatan :
1. Jenis turbo, menaikkan tekanan dan kecepatan gas dengan gaya
sentrifugal yang ditimbulkan oleh impeler, atau dengan gaya angkat (lift)
yang ditimbulkan oleh sudu yang dibedakan dalam arah aliran udara :
kompresor aksial dan dan kompresor radial.
2. Jenis perpindahan, menaikkan tekanan dengan memperkecil atau
memampatkan volume gas yang diisap ke dalam silinder atau stator oleh
torak atau sudu. Kompresor jenis perpindahan dibagi menjadi : jenis putar
dan bolak-balik. Kompresor putar dibagi : jenis roots, sudu luncur, dan
sekrup.
Berdasarkan konstruksinya :
1. Berdasarkan jumlah tingkat kompresi : 1 tingkat, 2 tingkat, dan banyak
ingkat.
2. Berdasarkan langkah kerja (pada torak) : kerja tunggal, dan kerja ganda.
3. Berdasarkan susunan silinder (pada torak) : mendatar, tegak, bentuk L,
bentuk V, bentuk W, bentuk bintang, lawan berimbang (balance
oposed).
4. Berdasarkan cara pendinginan : pendinginan air, dan udara.
5. Berdasarkan transimisi penggerak : langsung, sabuk V, dan roda gigi.
6. Berdasarkan penempatannya : permanen, dan portable.
7. Berdasarkan cara pelumasan : dengan minyak, dan tanpa minyak.
Jenis-jenis kompresor:
3
KOMPRESOR
KELOMPOK 5
Universitas Andalas
1. Positive displacement
a. Reciprocating
- Single acting
- Double acting
- Diafragma
b. Rotary
- Screw
- Lobe
- Sliding vane
- Scroll
- Liquid ring
2. Dynamic compression
a. Sentrifugal compression
b. Aksial compression
a. Kompresor Positive Displacement
Kompresor ini tersedia dalam dua jenis: reciprocating dan putar/ rotary.
Kompresor reciprocating
Di dalam industri, kompresor reciprocating paling banyak digunakan untuk
mengkompresi baik udara maupun refrigerant. Prinsip kerjanya seperti pompa
sepeda dengan karakteristik dimana aliran keluar tetap hampir konstan pada kisaran
tekanan pengeluaran tertentu. Juga, kapasitas kompresor proporsional langsung
terhadap kecepatan. Keluarannya, seperti denyutan.
4
KOMPRESOR
KELOMPOK 5
Universitas Andalas
Gambar 2.2. Penampang melintang kompresor reciprocating
Kompresor Torak
Untuk kompresor jenis positif displacement yaitu kompresor torak, cara
kerjanya adalah sebagai berikut, jika torak ditarik ke atas, tekanan dalam silinher
dibawah torak akan menjadi negatif (lebih kecil dari tekanan atmosfir) sehingga
udara akan masuk melalui celah katup isap. Katup ini dipasang pada torak yang
sekaligus berfungsi juga sebagai perapat torak. kemudian jika torak ditekan
kebawah, volume udara yang terkurung dibawah torak akan mengecil sehingga
tekanan akan naik. Katup isap akan menutup dengan merapatkan celah antara torak
dan dinding silinder. Jika torak ditekan terus volume akan semakin kecil dan
tekanan didalam silinder akan naik. katup isap akan menutup dengan merapatkan
celah antara torak dan dinding silinder.


Gambar 2.3 Prinsip kerja kompresor torak.
Langkah kerja kompresor torak berdasarkan diagram p-v
1 2 : pada kondisi ini piston bergerak ke kiri dan menekan udara sampai
volumenya menjadi kecil (V2) dan tekanan meningkat
2 3 : Setelah mencapai tekanan tertentu (P2=P3) maka katup keluar akan
terbuka sehingga terjadi percampuran uadara dalam silinder dengan
reservoir meskipun volume diperkecil lagi (sampai V3) namun tekanan
tetap konstan.
3 4 : Disini piston mulai bergerak kekanan sehingga volume membesar dan
tekanan menjadi turun.
5
KOMPRESOR
KELOMPOK 5
Universitas Andalas
4 1 : Katup masuk terbuka dan terjadi percampuran udara luar dengan uadara
dalam silinder.sehingga meskipun diperbesar tekanan akan tetap konstan.
Keempat lengkah di atas dapat kita amati pada gambar di bawah ini :
Gambar 2.4 Diagram P V dari kompresor torak
Kompresor Double acting
Gambar2.5 kompresor double acting
Kompresor Diafragma
Kompresor ini termasuk ke dalam jenis kompresor torak. Penempatan torak
dipisahkan dengan ruangan penyedotan oleh sebuah diafragma. Udara pada proses
ini tidak akan masuk dan berhubungan langsung dengan bagian-bagian yang
bergerak resiprok. Oleh karena itu udara selalu dijaga dan bebas dari oli.
Kompresor jenis ini banyak digunakan dalam industri bahan makanan, industri
farmasi dan kmia. Prinsip kerja dari kompresor ini ialah denagn cara mengatur
katup masukan udara dan diisap oleh torak yang gerakannya naik turun sesuai
dengan bentuk katup. Hal ini akan terjadi terus menerus sampai tekanan yang ada di
dalam bak penampung telah sesuai dengan kebutuhan.
6
KOMPRESOR
KELOMPOK 5
Universitas Andalas
Gambar 2.6 kompresor diafragma
Kompresor Putar/ Rotary
Kompresor rotary mempunyai rotor dalam satu tempat dengan piston dan
memberikan pengeluaran kontinyu bebas denyutan. Kompresor beroperasi pada
kecepatan tinggi dan umumnya menghasilkan hasil keluaran yang lebih tinggi
dibandingkan kompresor reciprocating. Biaya investasinya rendah, bentuknya
kompak, ringan dan mudah perawatannya, sehingga kompresor ini sangat popular
di industri. Biasanya digunakan dengan ukuran 30 sampai 200 hp atau 22 sampai
150 kW.
- Kompresor screw
Gambar 2.7 Gambaran kompresor screw
Kompresor screw merupakan sebuah kompresor yang menggunakan jenis
perpindahan mekanisme positif berputar
7
KOMPRESOR
KELOMPOK 5
Universitas Andalas
- Kompresor lobe
Gambar 2.8 kompresor lobe
Sebuah kompresor yang kemampuan kompresinya berasal dari dua gear
rotor yg saling impeler.
- Sliding vane
Gambar 2.9 sliding vane
Sebuah kompresor (rotari) vane geser memiliki rotor padat dipasang di
dalam air berjaket silinder, serupa dengan bagian air berjaket dari silinder
reciprocating. Jaket air di sekitar silinder yang digunakan untuk pendinginan. Rotor
diisi dengan pisau yang bebas bergerak masuk dan keluar dari slot longitudinal pada
rotor.
- Scroll
Merupakan sebuah kompresor yang berfungsi menekan atau mengkompresi
udara menggunakan grakan dari scrol atau spiral.
8
KOMPRESOR
KELOMPOK 5
Universitas Andalas
Gambar 2.10 scroll kompresor
- Liquid ring
Gambar 2.11 liquid ring
Jenis baling-baling kompresor yang menekan cairan dengan gaya sentrifugal
untuk membuat sebuah cincin cairan yang membentuk segel. Cair kompresor cincin
ini debu dan minyak bebas tapi tidak sangat efisien dibandingkan dengan
kompresor lain.
b. Kompresor Dinamis
Kompresor Sentrifugal
Kompresor udara sentrifugal (lihat Gambar 5) merupakan kompresor
dinamis, yang tergantung pada transfer energi dari impeller berputar ke udara. Rotor
melakukan pekerjaan ini dengan mengubah momen dan tekanan udara. Momen ini
dirubah menjadi tekanan tertentu dengan penurunan udara secara perlahan dalam
difuser statis. Kompresor udara sentrifugal adalah kompresor yang dirancang bebas
9
KOMPRESOR
KELOMPOK 5
Universitas Andalas
minyak pelumas. Gir yang dilumasi minyak pelumas terletak terpisah dari udara
dengan pemisah yang menggunakan sil pada poros dan ventilasi atmosferis.
Sentrifugal merupakan kompresor yang bekerja kontinyu, dengan sedikit bagian
yang bergerak; lebih sesuai digunakan pada volum yang besar dimana dibutuhkan
bebas minyak pada udaranya.
Gambar 2.12 kompresor sentrifugal
Kompresor Aksial
Gambar 2.13 kompresor aksial
Kompresor ini memiliki prinsip kerja seperti jenis rotari yaitu sistem udara
alir dan cocoksebagai penghantar udara yang besar. Kompresor aliran ada yang
dibuat arah masukannya udara secara aksial dan ada yang radial. Percepatan yang
ditimbulkan oleh kompresor aliran radial berasal dari ruangan ke berikutnya secara
radial. Pada lubang masukan pertama udara dilemparkan keluar sumbu dan
oleh dinding ruangan dipantulkan dan kembali mendekati sumbu. Dari pertama
masuk lagi ketingkat berikutnya, sampai beberapa tingkat yang dibutuhkan.
2.1.4 Teori Tekanan
1. Tekanan gas.
10
KOMPRESOR
KELOMPOK 5
Universitas Andalas
Menurut teori ilmu fisika, gas terdiri dari molekul-molekul yang bergerak
terus menurus secara seimbang. Karena gerakan ini, dinding bejana yang
ditempati akan mendapatkan tumbukan terus menerus dan inilah yang
dirasakan sebagai tekanan pada dinding. Jika temperatur gas dinaikkan,
maka gerakan molekul akan semakin cepat dan tumbukan akan semakin
sering dan dengan impuls yang semakin besar. Jadi jika volume bejana tetap
tekanan akan semakin besar.
2. Tekanan mutlak dan tekanan lebih.
a. Tekanan lebih (gage pressure) adalah tekanan ukur dimana harga
nol diambil sama dengan tekanan atmosfir.
b. Tekanan mutlak adalah tekanan ukur dimana harga nol diambil sama
dengan tekanan vakum mutlak (0 atm)
c. Tekanan vakum adalah tekanan gage yang terbaca dibawah tekanan
1 atm
Gambar 2.14 tekanan gas
2.1.5 Teori Kompresi
1. Hubungan tekanan dan volume.
Jika gas dikompresikan (atau diexpansikan) pada temperatur tetap maka
tekanannya akan berbanding terbalik dengan volumenya (Hukum Boyle).
P
1
V
1
= P
2
V
2
= Konstan
2. Hubungan temperatur dan volume.
11
KOMPRESOR
KELOMPOK 5
Universitas Andalas
Seperti halnya zat padat dan cair, gas akan mengembang jika dipanaskan pada
tekanan tetap dan pengembangannya jauh lebih besar karena gas mempunyai
koefisien muai yang jauh lebih besar. Hukum charles menyatakan : semua gas
apabila dinaikkan temperaturnya sebesar 1
o
C pada tekanan tetap, akan
mengalami pertambahan volume sebesar 1/273 dari volumenya pada 0
o
C dan
sebaliknya.
2
1
2
1
2
1 2
1
0 1
t 273
t 273
V
V
273
t
1 V V
273
t
1 V V
+
+

,
_

,
_

+
dimana : V
o
= Volume gas pada temperatur 0
o
C
V
1
= Volume gas pada temperatur t
1
pada tekanan yang sama dengan
V
0
(0
o
C)
V
2
= Volume gas pada temperatur t
2
pada tekanan yang sama dengan
V
0
(0
o
C)
t
1
dan t
2
= Temperatur (
o
C)
3. Persamaan keadaan.
Hukum Boyle-Charles merupakan gabungan dari hukum Charles dan hukum
Boyle yang digunakan untuk gas ideal yang dinyatakan dengan :
PV = m R T
2.1.6 Proses Kompresi Gas
1. Cara Kompresi
Kompresi dapat dilakukan dengan : Isotermal, Isentropik (adiabatik), dan
politropik.
a. Kompresi Isotermal.
Bila gas dikompresi, maka ada energi mekanik yang diberikan dari luar ke
gas. Energi ini dirubah menjadi energi panas sehingga temperatur gas naik jika
tekanan semakin tinggi. Namun jika proses kompresi dibarengi dengan pendinginan
12
KOMPRESOR
KELOMPOK 5
Universitas Andalas
untuk mengeluarkan panas, temperatur dapat dijaaga tetap disebut dengan kompresi
isotermal.
P = Konstan
Kompresi ini sangat berguna dalam analisa teoritis, namun secara praktek jauh
sekali perbedaannya.
Gambar 2.15 Isothermal model
b. Kompresi Isentropik
Jika silinder diisolasi secara sempurna, maka kompresi akan berlangsung
tanpa ada panas yang keluar dari gas atau masuk ke gas. Proses ini disebut
adiabatik. Dalam praktek proses ini tidak pernah terjadi secara sempurna, namun
sering dipakai dalam kajian teoritis.
P
k
= Konstan
Dimana :
v
p
C
C
k
Jika rumus ini dibandingkan dengan rumus kompresi isotermal dapat dilihat
bahwa untuk pengecilan volume yang sama, kompresi adiabatik akan menghasilkan
tekanan yang lebih tinggi dari pada proses isotermal dengan demikian kerja yang
diperlukan pada kompresi adiabatik juga lebih besar.
Gambar 2.16 Kompresi adiabatik
13
KOMPRESOR
KELOMPOK 5
Universitas Andalas
Gambar 2.17 Adiabatik model
c. Kompresi politropik
Karena sesungguhnya kompresi bukan isotermal karena ada kenaikan
temperatur, dan juga bukan adiabatik karena ada panas yang dipancarkan keluar.
Jadi proses kompresi yang sesungguhnya ada diantara keduanya dan disebut
kompresi politropik.
P
n
= Konstan
dimana : n = Indeks politropik (1 < n < k)
2. Perubahan Temperatur
Pada waktu kompresi, temperatur gas dapat berubah tergantung pada jenis
proses yang dialami. Hubungan temperatur dan tekanan untuk masing-
masing proses :
a. Proses Isotermal, dimana proses ini temperatur dijaga tetap.
b. Proses Isentropik
Dalam kompresi adiabatik tidak ada panas yang dibuang keluar atau
dimasukkan ke silinder sehingga seluruh kerja mekanis yang diberikan
dalam proses ini akan dipakai untuk menaikkan temperatur gas.
( ) k 1 k
s
d
s d
P
P
T T

,
_

dimana : T
d
= Temperatur keluar (K)
T
s
= Temperatur masuk (K)
P
d
= Tekanan keluar (Pa)
14
KOMPRESOR
KELOMPOK 5
Universitas Andalas
P
s
= Tekanan masuk (Pa)
c. Proses Politropik.
Jika selama proses kompresi udara didinginkan, misalnya dengan memakai
air pendingin untuk silinder, maka sebagian panas yang timbul akan
dikeluarkan.
( ) n 1 n
s
d
s d
P
P
T T

,
_

2.1.7 Efisiensi Volumetrik dan Adiabatik


1. Efisiensi Volumetrik.
relatif sisa Volume
V
V
1
P
P
1
Q
Q
s
c
n 1
s
d
v
th
s
v

'

,
_



dimana : Q
s
= Volume gas yang dihasilkan pada kondisi tekanan dan
temperatur isap (m
3
/min)
Q
th
= Perpindahan torak (m
3
/min)
n = Koefisien ekspansi gas yang tertinggal di dalam volume sisa,
untuk udara n =1,2
Gambar 2.18 Efisiensi volumetrik
2. Efisiensi adiabatik keseluruhan.
15
KOMPRESOR
KELOMPOK 5
Universitas Andalas
Efisiensi adiabatik keseluruhan didefinisikan sebagai daya yang diperlukan
untuk memampatkan gas siklus adiabatik, dibagi dengan daya yang
sesungguhnya diperlukan oleh kompresor pada porosnya.
( )
1
1
]
1

,
_

1
P
P
60000
Q P
1 k
mk
) kW ( L
) kW ( L
) kW ( L
mk 1 k
s
d s s
ad
s
ad
ad
dimana : L
ad
= Daya adiabatik teoritis
L
s
= Daya yang masuk pada poros kompresor
P
s
= Tekanan isap tingkat pertama (Pa)
P
d
= Tekanan keluar tingkat terakhir (Pa)
Q
s
= Debit yang masuk (m
3
/min)
m = Jumlah tingkat kompresi
Semakin tinggi efisiensi adiabatik keseluruhan, berarti semakin kecil daya poros
yang diperlukan untuk perbandingan kompresi dan debit yag sama.Yang sangat
penting untuk menunjukkan prestasi dan ekonomi sebuah kompresor. Efisiensi
volumetris hanya koefisien yang diperlukan oleh perencana kompresor dan tidak
penting untuk pemakainya.
Secara umum daya yang dibutuhkan suatu kompresor adalah :
P = g Q H
Dimana : H = p/( g) = tinggi tekan (m (kolom udara))
P = Daya kompresor (kW)
= kerapatan gas (kg/m
3
)
g = percepatan grafitasi (m/s
2
)
Q = debit aliran (m
3
/s)
Pada kompresor sentrifugal tinggi tekan H bisa menentukan konstruksi dari
roda jalan (impeler) kompresor yaitu dengan menggunakan rumus-rumus
perancangan pada pompa sentrifugal. Untuk menghasilkan tekanan yang besar dan
juga untuk menaikkan efisiensi kompresor harus dibuat dengan bahan yang
berkualitas tinggi dan dibuat bayak tingkat (jumlah tingkat = i), dimana tinggi tekan
H masing-masing tingkat : H = H/i
16
KOMPRESOR
KELOMPOK 5
Universitas Andalas
Pada kompresor bertingkat volume udara karena pemampatan akan
mengecil, maka debit udara akan menurun yang menyebabkan roda jalan kompresor
bertingkat akan bertambah kecil dari tigkat yang pertama ke tingkat berikutnya.
Gambar di bawah menunjukkan kerja yang dihemat kompresor bertingkat
jika dibandingkan dengan tidak bertingkat.
Gambar 2.19 Diagram p v yang menggambarkan proses suatu pemampatan banyak tingkat
dengan pendinginan antara, dan kerja yang dihemat
2.1.8 Jenis Penggerak dan transmisi daya poros
1. Motor listrik.
Secara kasar ada motor induksi dan motor sinkron. Motor induksi mempunyai
faktor daya dan efisiensi yang lebih rendah dari pada motor sinkron. Namun
motor induksi banyak dipakai karena harganya relatif murah dan
pemeliharaannya mudah.
2. Motor bakar torak.
Motor bakar torak digunakan sebagai penggerak kompresor bila tidak tersedia
sumber listrik ditempat pemasangan, atau bila kompresor tersebut merupakan
kompresor portable.
3. Transmisi daya poros.
Bila dipakai motor listrik sebagai penggeraknya maka transmisi dapat
menggunakan sabuk V, kopling tetap, dan rotor terpadu. Bila dipakai motor
bakar torak dapat digunakan sabuk V, kopling tetap, atau kopling gesek.
17
KOMPRESOR
KELOMPOK 5
Universitas Andalas
2.1.9 Penentuan spesifikasi kompresor
Dalam spesifikasi kompresor, angka yang terpenting adalah laju volume gas
yang dikeluarkan serta tekanan kerjanya. Dengan demikian bisa dihitung keperluan
daya untuk kompresor.
Persyaratan dalam pemilihan kompresor :
1. Tekanan isap dan keluar
2. Jenis dan sifat-sifat gas yang ditangani
3. Tempertatur dan kelembaban gas dan kondisi lingkungan tempat instalasi
4. Kapasitas aliran yang diperlukan dan peralatan pengaturnya
5. Cara pendinginan
6. Sumber tenaga dan jenis penggera mula
7. Jenis kompresor, pelumasannya, tingkat kompresi. Permanen atau portable
8. Bahan kompresor dan instalasi
Beberapa kriteria seleksi untuk berbagai jenis kompresor terlihat pada tabel
dibawah ini :
Tabel 1. Kriteria Seleksi Umum untuk Kompresor
Tabel 2. Perbandingan untuk beberapa jenis kompresor yang penting
18
KOMPRESOR
KELOMPOK 5
Universitas Andalas
Hal lain yang harus diperhitungkan dalam pemilihan kompresor :
1. Biaya investasi
2. Biaya operasi
3. Biaya maintenance
2.1.10 Aplikasi Kompresor
1. Pada bengkel-bengkel tambal ban.
2. Pada dunia industri seperti di pabrik semen terdapat kompresor pada rawmil,
yang memiliki saringan debu atau bag filter. Kompresor digunakan untuk
menembak debu yang tidak lolos dari saringan agar rontok ke bawah dan
kembali ke kiln.
3. Pada mesin pesawat terbang yang mana porosnya terhubung dengan turbin.
2.2 Teori dasar alat ukur
a. Tachometer
19
KOMPRESOR
KELOMPOK 5
Universitas Andalas
Tachometer merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur kecepatan
putarandengan menggunakan sensor mekanik ataupun infra merah. Apabila
menggunakan sensor infra merah, sinar dari infra merah tadi diarahkan ke poros
yang berputar dan diperoleh pembacaan berupa angka pada layar tachometer. Jika
menggunakan sensor mekanik, sensor ditempelkan pada poros yang berputar dan
diperoleh pembacaan pada skala yang ditunjukan oleh jarum.
Gambar 2.20 Tachometer
b. Termometer Digital
Termometer digital merupakan alt ukur yang digunakan untuk menghitung
temperatur pada stasion 1,2, dan 3.
Gambar 2.21 Termometer Digital
c. Pressure Gauge
Pressure gauge merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengetahui perbedaan
tekanan yang melewati pipa.Pressure gauge yang biasa digunakan dapat dilihat pada
gambar di bawah ini :
20
KOMPRESOR
KELOMPOK 5
Universitas Andalas
Gambar 2.22 Pressure Gauge
d. Rotameter
Rotameter digunakan untuk mengukur debit udara yang mengalir dalam kompresor.
Gambar 2.23 Rotameter
e. Neraca pegas
Neraca pegas digunakan untuk mengukur besarnya gaya yang mempengaruhi kerja
compresor.
Gambar 2.24 Neraca pegas
BAB III
METODOLOGI
21
KOMPRESOR
KELOMPOK 5
Universitas Andalas
3.1 Gambar Peralatan Percobaan
Spesifikasi Kompresor
Kompresor yang digunakan pada pengujian ini mempunyai spesifikasi sebagai
berikut :
- Volume langkah : V
L
= 2,54 10
-5
m
3
- Volume clearance : V
C
= 2,83 10
-5
m
3
- Tekanan Maksimum = 800 bar
- Jumlah silinder = 2 buah
- N
motor
/N
kompresor
, i = 1,47
3.2 Alat Ukur
Alat ukur yang digunakan dalam pengujian, yakni :
a. Tachometer : untuk mengukur putaran
b. Termometer digital : untuk mengukur temperatur
c. Pressure gauge: untuk mengukur tekanan
22
KOMPRESOR
KELOMPOK 5
Universitas Andalas
d. Rotameter : untuk mengukur debit
e. Neraca pegas : untuk mengukur gaya
3.3 Prosedur Percobaan
A. Pemekriksaan sebelum pengujian
1. Periksalah kondisi peralatan, apakah seluruhnya dalam keadaan baik.
2. Periksa ketinggian cairan termometer.
3. Periksa kondisi air pembasah pada termometer bola basah.
4. Periksa keadaan minyak pelumas kompresor, pelumas yang dipakai
adalah oli SAE 30 atau yang sejenis.
5. Periksa tegangan listrik yang diminta, apakah sesuai dengan tegangan
motor yang digunakan.
B. Menjalankan kompresor
1. Buka katub pengontrol aliran udara pada penampung . Periksa apakah
tekanan udara pada penampung menunjukkan angka nol.
2. Tutup katub udara aliran keluar penampung jika tekanan uji menunjukkan
angka nol.
3. Masukkan tombol listrik untuk menghidupkan motor.
4. Seimbangkan kedudukan motor dengan menggunakan pemberat.
5. Pada saat tekanan keluar kompresor (P2) mencapai harga yang
dikehendaki, buka katub pengatur perlahan hingga tekanannya konstan.
6. Sesuaikan kembali keseimbangan motor dengan menambahkan pemberat
kemudian hitung berat beban pada saat setimbang.
7. Ukur tekanan dan temperatur pada tiap satuan.
8. Untuk menghentikan motor tombol dari sumber listrik dilepas.
9. Jika telah selesai percobaan , buang udara penampung dengan membuka
katub pada bagian bawah tangki.
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Praktikum
23
KOMPRESOR
KELOMPOK 5
Universitas Andalas
No P1
(atm)
P2
(atm)
P3
(atm)
Q
(L/min)
T1
(
C)
Tdb1
( C
)
Twb1
( C)
Tdb2
( C
)
Twb2
( C)
Tdb2
( C
)
Twb1
( C)
F
(Kg)
Rpm
1 1 1.5 1 35 27 27 27 12 34 29 24 1.8 970
2 1 1.8 1.5 20 27 27 27 8 37 24 29 1.25 965
3 1 2.2 2 18 27 27 27 6 40 24 25 2.5 955
4 1 3 2.5 30 27 27 27 2 43 24 25 3 950
4.2 Contoh Perhitungan
Data yang diambil adalah data ke empat
P1 = 1 atm = 101325 Pa = 101.325 kPa
P2 = 3 atm = 303975 Pa = 303.975 kPa
P3 = 2.5 atm = 253312.5 Pa = 253.3125 kPa
Q = 30 l/min = 0.0005 m
3
/s
T1 = 27
o
C = 300 K
Tdb 2 = 2 C= 275 K
Twb 2 = 43 C =316 K
Tdb 3 = 24 C = 297 K
Twb 3 = 25 C = 298 K
F = 3 x 9.81 = 29.43 N
N = 950 rpm
1. Penentuan indeks politropik (n)
( ) n 1 n
1
2
1
2
P
P
T
T

,
_

,
_

,
_

1
2
i
T
T
ln Y
,
2
1
ln
abs
i
P
X
P
_


,
24
KOMPRESOR
KELOMPOK 5
Universitas Andalas

,
_

300
316
ln
i
Y
= -0.087011377

,
_

101325
253312.5
ln
i
X
= 0.686587
Y
i
= a X
I
( )
( )
2
i
2
i i i i
X X N
Y X Y X N
a
i

( ) ( )
( )
932354751 . 0
932354751 . 0 1
23 -0.0725531 1
1 3 0.07255312 -
1
3 0.07255312 -
1
23 -0.0725531
4 145.000140 0001404 . 145 950
7 0.08701137 - 6 12.0451600 3 1.04775623 - 950

n
n
n n
n n
n
n
n
n
a
x
x x
a
2. Pembuatan Diagram P vs V
a. Isotermal
n = 1
A = P
1
V
1
n
V1 = 2,543.10
-4
m
3
= 101.325. (2,543.10
-4
m
3
)
1
= 25.76x10
-9
P3 = P2abs = 303.975 kPa
V3 = 2.83.10
-5
m
3
B = P
3
V
3
n
B = 303975 (2.85.10
-5
m
3
)
1

=

5.858. 10
-5
n
A
V
1
2
303.975

,
_

V
2 =
1.32x 10-10 m
3
Menentukan titik-titik sepanjang garis 1-2
25
KOMPRESOR
KELOMPOK 5
Universitas Andalas
Untuk tekanan :
Px1 =101325 Pa
Px2 = P1 + P/4
= 101325+ (303975-101325)/4
= 151987.5 Pa
Px3 = Px2 + P/4
=151987.5 + (303975-101325)/4
= 202650 Pa
Px4 = Px3 + P/4
= 202650 Pa + 50662.5 Pa
= 253312.5 Pa
Px5 = 303975 Pa
Untuk Volome ;
Vx1 = 3,7088910
-7
m
3
Vx2
1
n
A
Pa
_


,
=
1
1
25.76
126325
_

,
= 3,420610
-7
m
3
n
Px
A
Vx
1
3
3

,
_

= 0,00017 m
3
n
Px
A
Vx
1
4
4

,
_

= 0,000146 m
3
Vx5 = 0.000128 m
3
Menentukan titik-titik sepanjang garis 3-4
Untuk tekanan :
Px5=101325 Pa
Px1 = 201325 Pa
Px2 = Px1 - P/4
= 201325- (201325-101325)/4
= 176325 Pa
Px3 = Px2 - P/4
26
KOMPRESOR
KELOMPOK 5
Universitas Andalas
=176325 - (201325-101325)/4
= 151325 Pa
Px4 = Px3 - P/4
= 126325 Pa
Untuk Volume ;
n
Px
B
Vx
1
1
1

,
_

=
1
1
201325
7 , 5

,
_

= 0.0000283 m
3
n
Px
B
Vx
1
2
2

,
_


= 0.000032 m
3
n
Px
B
Vx
1
3
3

,
_

= 0.000038 m
3
n
Px
B
Vx
1
4
4

,
_

=

0.0000451 m
3
n
Px
B
Vx
1
5
5

,
_

= 0.0000562 m
3
b. Isentropis
n = 1.4
A = P
1
V
1
n
V1 = 2,543.10
-4
m
3
= 101325. (2,543.10
-4
m
3
)
1.4
= 0.94015
P3 = P2abs = 201325 Pa
V3 = 2.83.10
-5
m
3
B = P
3
V
3
n
B = 201325.(2.83.10
-5
m
3
)
1.4
=
0.086
n
1
2
2
P
A
V

,
_

n
1
4
4
P
B
V

,
_

27
KOMPRESOR
KELOMPOK 5
Universitas Andalas
1
1.4
2
0.940159
201325
0.000155
V
_

1
1.4
4
3
0.086
101325
0.000046
V
m
_

Menentukan titik-titik sepanjang garis 1-2


Untuk tekanan :
Px1 =101325 Pa
Px2 = Px1 + P/4
= 101325+ (201325-101325)/4
= 126325 Pa
Px3 = Px2 + P/4
= 126325+ (201325-101325)/4
= 151325 Pa
Px4 = Px3 + P/4
= 151325+ (201325-101325)/4
= 176325 Pa
Px5= Px4 + P/4
= 201325 Pa
Untuk Volume ;
V2 = 0.0001557 m
3
V4 = 0,000046m
3
n
Px
A
Vx
1
1
1

,
_

=
4 . 1
1
101325
0.94016

,
_

= 0.0002543 m
3

4 . 1
1
2
2

,
_

Px
A
Vx
= 0.0002172 m
3
4 . 1
1
3
3

,
_

Px
A
Vx
= 0.000191 m
3
28
KOMPRESOR
KELOMPOK 5
Universitas Andalas
4 . 1
1
4
4

,
_

Px
A
Vx
= 0.0001712 m
3
4 . 1
1
5
5

,
_

Px
A
Vx
= 0.00013035 m
3
Menentukan titik-titik sepanjang garis 3-4
Untuk tekanan :
Px5 =101325 Pa
Px1 = 201325 Pa
Px2 = Px1 - P/4
= 201325- (201325-101325)/4
= 176325 Pa
Px3 = Px2 - P/4
= 176325- (201325-101325)/4
= 151325 Pa
Px4 = Px3 - P/4
= 126325 Pa
Untuk Volume ;
n
Px
B
Vx
1
1
1

,
_

=
4 , 1
1
201325
086 , 0

,
_

= 0,000254 m
3
n
Px
B
Vx
1
2
2

,
_

=
4 , 1
1
176325
086 , 0

,
_

= 0,000217 m
3
n
Px
B
Vx
1
3
3

,
_

=
4 , 1
1
151325
086 , 0

,
_

= 0,000191 m
3
n
Px
B
Vx
1
4
4

,
_

=
4 , 1
1
126325
086 , 0

,
_

= 0,000171 m
3
n
Px
B
Vx
1
5
5

,
_

=
4 , 1
1
101325
086 , 0

,
_

= 0,0001557 m
3
c. Politropik
29
KOMPRESOR
KELOMPOK 5
Universitas Andalas
n = 1.04
A = P
1
V
1
n
V1 = 2,543.10
-4
m
3
= 101325. (2,543.10
-4
m
3
)
1.04
= 18.5
P3 = P2abs = 201325 Pa
V3 = 2.83.10
-5
m
3
B = P
3
V
3
n
B = 201325.(2.83.10
-5
m
3
)
1.04
=
4,28
n
1
2
2
P
A
V

,
_

n
1
4
4
P
B
V

,
_

1
1.04
2
3
18.5
201325
0.00013
V
m
_

1
1.04
4
3
3.74
101325
0.000054
V
m
_

Menentukan titik-titik sepanjang garis 1-2


Untuk tekanan :
Px1 =101325 Pa
Px5 = 201325 Pa
Px2 = Px1 + P/4
= 101325+ (201325-101325)/4
= 126325 Pa
Px3 = Px2 + P/4
=126325+ (201325-101325)/4
= 151325 Pa
Px4 = Px3 + P/4
= 176325 Pa
Untuk Volume ;
V2 = 0.00013 m
3
V4 = 0.0000552m
3
30
KOMPRESOR
KELOMPOK 5
Universitas Andalas
Vx1 =
04 . 1
1
1

,
_

Px
A
= 0.0002543 m
3
Vx2 =
04 . 1
1
2

,
_

Px
A
= 0.0002052 m
3
Vx3 =
04 . 1
1
3

,
_

Px
A
= 0.0001721 m
3
Vx4 =
04 . 1
1
4

,
_

Px
A
= 0.0001483 m
3
Vx5 =
04 . 1
1
5

,
_

Px
A
= 0.00013035 m
3
Menentukan titik-titik sepanjang garis 3-4
Untuk tekanan :
Px5 =101325 Pa
Px1 = 201325 Pa
Px2 = Px1- P/4
= 201325- (201325-101325)/4
= 176325 Pa
Px3 = Px2 - P/4
= 176325- (201325-101325)/4
= 151325 Pa
Px4 = Px3 - P/4
= 126325 Pa
Untuk Volome ;
V2 = 0.0001304 m
3
V4 = 0.0000552 m
3
31
KOMPRESOR
KELOMPOK 5
Universitas Andalas
Vx1 =
n
Px
A
1
1

,
_

= 2.5 x 10
-4
m
3
Vx2 =
n
Px
A
1
2

,
_

= 0,000205 m
3
Vx3 =
n
Px
A
1
3

,
_

= 0,000172 m
3
Vx4 =
n
Px
A
1
4

,
_

= 0,000148 m
3
Vx5 =
n
Px
A
1
5

,
_

= 0,0001304 m
3
1. Laju aliran massa udara
( ) ( )
s
kg
x m
s
m
liter
m
x
s
x
L
Q
L
Q
Qx m
u
0001 , 0 204 . 1 0005 , 0
0005 , 0
10
1
60
min 1
min
30
min
30
3
3
3


Rasio kompresi ( rp )
101325
303975
1
2
P
P
rp
= 3
32
KOMPRESOR
KELOMPOK 5
Universitas Andalas
2. Kerja politropik
( )
1
1
]
1

,
_

1
1
1
1
2
1
n
n
a pol
P
P
RT m
n
n
W
( ) ( )
( )
1
1
]
1

,
_

1
101325
303975
300 2871 , 0 0001 , 0
1 04 , 1
04 , 1
04 , 1
1 04 . 1
pol
W
= 0,009413 kW
3. Kerja isothermal
) r ( ln T R m W
p 1 a iso

(kW)
98 , 1 ln 300 2871 , 0 0001 , 0 x x x w
iso

= 0.0097931 kW
4. Kerja Mekanis
F N 10 39 , 3 W
komp
5
mek


= 43 , 29 950 10 . 39 , 3
5
x x

(kW)
= 0.94779315 kW
5. Efisiensi politropik
% 100
mek
pol
pol
W
W

0
0
100
94779315 , 0
0,009413
x
pol

(%)
= 0,993150411 %
6. Efisiensi isothermal
% 100
W
W
mek
iso
iso

(%)
=
0
0
100
0.94779315
0097931 , 0
x
= 1,03325707 %
7. Efisiensi volumetris

vol
=
0
0
6
100
950 10 . 43 , 4
x
x
m
a

33
KOMPRESOR
KELOMPOK 5
Universitas Andalas
= 2,45921058 %
4.4 Grafik Hasil Percobaan
0
0.000005
0.00001
0.000015
0.00002
0.000025
0 100 200 300 400
P
v isotermal
P vs V isotermal
Vxi (1-2)
vx1 (3-4)
vxi 2-3
vxi 1-4
34
KOMPRESOR
KELOMPOK 5
Universitas Andalas
0
0.0001
0.0002
0.0003
0.0004
0.0005
0.0006
0 100 200 300 400
v
P
P vs v isentropis
Vxi(1-2)
Vxi(3-4)
vxi 2-3
vxi(1-4)
0
0.00001
0.00002
0.00003
0.00004
0 100 200 300 400
P
v
P vs v politropik
vxi(1-2)
vxi(3-4)
vxi 2-3
vxi(1-4)
0
0.002
0.004
0.006
0.008
0.01
0 1 2 3 4
Wpol
rp
Wpol vs rp
Wpol
35
KOMPRESOR
KELOMPOK 5
Universitas Andalas
0
0.002
0.004
0.006
0.008
0.01
0.012
0 1 2 3 4
w iso
rp
w iso vs rp
w iso
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
0 1 2 3 4
w mek
rp
w mek vs rp
w mek
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
n pol
rp
n pol vs rp
n pol
36
KOMPRESOR
KELOMPOK 5
Universitas Andalas
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
n iso
rp
n iso vs rp
n iso
4.5 Analisa
Pada praktikum kompresor torak kali ini, dilakukan pengukuran terhadap
beberapa parameter, seperti temperatur, tekanan, gaya, dan putaran dari kompresor
torak. Parameter-parameter yang didapatkan kemudian diolah dalam perhitungan
kerja dan efisiensi dari kompresor torak itu sendiri.
Dari hasil perhitungan yang dilakukan dapat diambil beberapa analisa
diantaranya yaitu semakin tinggi tekanan kompresor maka putaran dari kompresor
37
KOMPRESOR
KELOMPOK 5
Universitas Andalas
torak akan semakin rendah, hal ini disebabkan oleh gaya/ beban pada kompresor
torak akan semakin besar sehingga putarannya akan melambat.
Dari perhitungan yang didapatkan juga terlihat bahwa harga efisiensi dari
kompresor torak akan semakin besar seiring dengan menurunnya putaran
kompresor. Hal ini disebabkan oleh hubungan antara efisiensi volumetric dari
kompresor torak berbanding terbalik sehingga apabila putaran kompresor semakin
rendah maka harga efisiensi kompresor akan semakin tinggi.
Sedangkan perhitungan untuk kerja mekanis dapat dianalisa bahwa harga
mekanis semakin besar seiring dengan meningkatnya beban pada kompresor. Dari
hasil perhitungan terlihat bahwa semakin besar beban/ gaya pada kompresor maka
kerja mekanis juga akan semakin besar, meskipun putaran kompresor semakin
kecil.
Untuk perhitungan efisiensi politropik dan isothermal, nilai kerja mekanis
sangatlah mempengaruhi dimana semakin besar harga kerja mekanis maka nilai
efisiensi politropik dan isothermal akan semakin kecil. Dari percobaan yang
dilakukan pada kompresor torak didapatkan beberapa grafik hubungan, yaitu :
2. Grafik W vs rp
Grafik W
politropik
vs rp
Di sini terlihat bahwa W
politropik
berbanding lurus dengan rp, yang terlihat
pada persamaan :
( ) [ ] 1 r T R m
1 n
n
W
n / ) 1 n (
p 1 a pol


Kecuali pada rp ke-lima, dimana Wpol nya menurun. Hal ini kemungkinan
disebabkan oleh kesalahan pada saat praktikum maupun kondisi alat ukur yang
sudah tidak presisi lagi.
Grafik W
isotermal
vs r p
Secara keseluruhan hubungan antara nilai rp dengan W
isotermal
dapat dilihat
pada grafik dimana diperoleh hubungan yang berbanding lurus, yaitu semakin besar
nilai rasio kompresi (rp) maka kerja isotermal (W
iso
) yang dihasilkan juga akan
semakin besar, sesuai dengan persamaan berikut :
) ( ln
1 p a iso
r T R m W
38
KOMPRESOR
KELOMPOK 5
Universitas Andalas
Pada grafik ini, penyimpangan juga terjadi pada data ke-lima. Kemungkinan
terjadinya kesalahan dalam pengambilan data bisa menyebabkan hal ini terjadi.
Grafik W
mekanik
vs rp
Hubungan antara W
mekanik
dengan rp dapat dilihat merupakan hubungan yang
berbanding lurus. Walaupun grafik yang didapat tidak begitu linier. Secara umum
pada grafik W
mek
dengan rp pada semua data didapatkan hubungan yang berbanding
lurus, seperti ditunjukkan oleh persamaan berikut :
F N 10 39 , 3 W
komp
5
mek


Secara logika, jika rasio kompresi semakin besar maka dihasilkan gaya
penyeimbang (F) pada motor yang semakin tinggi. Gaya ini nantinya akan
menghasilkan kerja mekanik yang semakin tinggi pula, sehingga diperoleh
hubungan antara kerja mekanik dan rasio kompresi.
2. Grafik vs rp
Grafik
politropik
vs rp
Untuk grafik efisiensi politropik (
pol
) vs rasio kompresi (rp) ini didapatkan
hubungan yang berbanding lurus, dimana semakin besar kenaikan yang terjadi pada
rasio kompresi maka semakin besar pula efisiensi politropiknya. Kenaikan efisiensi
politropik ini disebabkan adanya kenaikan kerja politropik. Kenaikan kerja
politropik sejalan dengan kenaikan kompresi atau berbanding lurus seperti yang
telah diuraikan di atas, sehingga efisiensi politropik akan sebanding dengan rasio
kompresi, yang ditunjukkan oleh persamaan berikut :
% 100
W
W
mek
pol
pol

Grafik
isotermal
vs rp
Grafik perbandingan antara efisiensi politropik dengan rasio kompresi
menunjukkan hal yang sama dengan grafik perbandingan antara efisiensi isotermal
dengan rasio kompresi, dimana hubungan yang terjadi adalah berbanding lurus. Hal
ini dikarenakan semakin besar rasio kompresi maka kerja isotermal (W
iso
) yang
dihasilkan juga semakin besar, dimana W
iso
berbanding lurus dengan rp yang
terdapat pada persamaan berikut :
39
KOMPRESOR
KELOMPOK 5
Universitas Andalas
% 100
W
W
mek
iso
iso

Grafik
volumetrik
vs rp
Dari grafik hasil percobaan diperoleh perbandingan dimana nilai efisiensi
volumetrik akan semakin besar seiring dengan kenaikan rp. Hal ini disebabkan oleh
nilai efisiensi volumetrik yang berbanding terbalik dengan putaran motor (n). Jika
kecepatan putaran motor semakin besar, maka pergerakan piston juga semakin
cepat dan tekanan yang dihasilkan juga semakin tinggi. Jika tekanan semakin tinggi,
maka rasio kompresi nya semakin besar pula. Hal ini membuktikan bahwa efisiensi
volumetrik berbanding lurus dengan rasio kompresi. Hubungan secara teoritisnya
terlihat pada rumus berikut ;
% 100
10 43 , 4
6

komp
a
vol
N
m

4. Grafik P Vs V
iso
, P Vs V
isent
, P Vs V
politropis
Pada grafik ini hasil P yang didapatkan pada ke-3 nya adalah sama,
sedangkan pada V yang didapat pada V
isotermal
, V
isentropis
, V
politropis
berbeda karena V
dipengaruhi oleh nilai B yang didapat, karena B yang didapat berbeda-beda dan
dipengaruhi oleh n yang didapatkan.Adapun praktikum yang telah dilakukan
berjalan cukup baik dan sesuai dengan literature yang ada, namun parameter-
parameter yang agak melenceng mungkin disebabkan oleh beberapa hal, yaitu :
Kondisi alat yang sudah tidak memadai lagi.
Alat ukur yang digunakan sudah tidak presisi lagi, dan lat ukur yang
digunakan memiliki sensitivitas yang besar.
Kurang telitinya praktikan dalam membaca alat ukur.
Pengaruh lingkungan pada saat pengambilan data.
40
KOMPRESOR
KELOMPOK 5
Universitas Andalas
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa kesimpulan
yaitu:
Cara pengujian kompresor torak yang digunakan adalah cara kompresi
politropik
41
KOMPRESOR
KELOMPOK 5
Universitas Andalas
Semakin besar gaya yang diberikan, maka putaran pada kompresor torak
akan semakin rendah
Efisiensi volumetrik berbanding terbalik dengan putaran dimana semakin
rendah putaran, maka efisiensi volumetrik akan semakin besar
Besarnya putaran kompresor torak dan gaya yang diberikan sangat
mempengaruhi nilai kerja mekanis
5.2 Saran
Untuk praktikum selanjutnya dapat diharapkan praktikan dapat lebih teliti
dalam membaca skala yang terbaca pada alat ukur yang digunakan sehingga hasil
yang didapat sesuai dengan literatur yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
LKE Asisten. 2009. MODUL PANDUAN PRAKTIKUM SISTEM ENERGI 2009.
FT-UA: Padang.
Yunus. A. Cengel. 2002. Thermodinamics An Engineering Approach. A ed. Mc.
Grawhill : Newyork.
42
KOMPRESOR
KELOMPOK 5
Universitas Andalas
TUGAS SEBELUM PRAKTIKUM
1. Jelaskan prinsip kerja kompresor torak beserta gambar?
2. Jelaskan tentang jenis-jenis kompresor berdasarkan cara penempatannya
beserta gambar?
3. Terangkan dengan menggunakan skema prinsip tekanan?
Jawab:
1. Prinsip kerja kompresor torak
43
KOMPRESOR
KELOMPOK 5
Universitas Andalas
Untuk kompresor jenis positif displacement yaitu kompresor torak, cara
kerjanya adalah sebagai berikut, jika torak ditarik ke atas, tekanan dalam silinher
dibawah torak akan menjadi negatif (lebih kecil dari tekanan atmosfir) sehingga
udara akan masuk melalui celah katup isap. Katup ini dipasang pada torak yang
sekaligus berfungsi juga sebagai perapat torak. kemudian jika torak ditekan
kebawah, volume udara yang terkurung dibawah torak akan mengecil sehingga
tekanan akan naik. Katup isap akan menutup dengan merapatkan celah antara torak
dan dinding silinder. Jika torak ditekan terus volume akan semakin kecil dan
tekanan didalam silinder akan naik. katup isap akan menutup dengan merapatkan
celah antara torak dan dinding silinder.


Langkah kerja kompresor torak berdasarkan diagram p-v
1 2 : pada kondisi ini piston bergerak ke kiri dan menekan udara sampai
volumenya menjadi kecil (V2) dan tekanan meningkat
2 3 : Setelah mencapai tekanan tertentu (P2=P3) maka katup keluar akan
terbuka sehingga terjadi percampuran uadara dalam silinder dengan
reservoir meskipun volume diperkecil lagi (sampai V3) namun tekanan
tetap konstan.
3 4 : Disini piston mulai bergerak kekanan sehingga volume membesar dan
tekanan menjadi turun.
4 1 : Katup masuk terbuka dan terjadi percampuran udara luar dengan uadara
dalam silinder.sehingga meskipun diperbesar tekanan akan tetap konstan.
Keempat lengkah di atas dapat kita amati pada gambar di bawah ini :
44
KOMPRESOR
KELOMPOK 5
Universitas Andalas
Gambar 5 . Diagram P V dari kompresor torak
2.jenis kompresor berdasarkan pemampatannya
Berdasarkan cara pemampatan :
1. Jenis turbo, menaikkan tekanan dan kecepatan gas dengan gaya
sentrifugal yang ditimbulkan oleh impeler, atau dengan gaya angkat (lift)
yang ditimbulkan oleh sudu yang dibedakan dalam arah aliran udara :
kompresor aksial dan dan kompresor radial.
2. Jenis perpindahan, menaikkan tekanan dengan memperkecil atau
memampatkan volume gas yang diisap ke dalam silinder atau stator oleh
torak atau sudu. Kompresor jenis perpindahan dibagi menjadi : jenis putar
dan bolak-balik. Kompresor putar dibagi : jenis roots, sudu luncur, dan
sekrup.
3.terangkan prinsip tekanan
Teori Kompresi
Hubungan tekanan dan volume.
Jika gas dikompresikan (atau diexpansikan) pada temperatur tetap maka
tekanannya akan berbanding terbalik dengan volumenya (Hukum Boyle).
P
1
V
1
= P
2
V
2
= Konstan
Hubungan temperatur dan volume.
Seperti halnya zat padat dan cair, gas akan mengembang jika dipanaskan pada
tekanan tetap dan pengembangannya jauh lebih besar karena gas mempunyai
koefisien muai yang jauh lebih besar. Hukum charles menyatakan : semua gas
apabila dinaikkan temperaturnya sebesar 1
o
C pada tekanan tetap, akan
45
KOMPRESOR
KELOMPOK 5
Universitas Andalas
mengalami pertambahan volume sebesar 1/273 dari volumenya pada 0
o
C dan
sebaliknya.
2
1
2
1
2
1 2
1
0 1
t 273
t 273
V
V
273
t
1 V V
273
t
1 V V
+
+

,
_

,
_

+
dimana : V
o
= Volume gas pada temperatur 0
o
C
V
1
= Volume gas pada temperatur t
1
pada tekanan yang sama dengan
V
0
(0
o
C)
V
2
= Volume gas pada temperatur t
2
pada tekanan yang sama dengan
V
0
(0
o
C)
t
1
dan t
2
= Temperatur (
o
C)
Persamaan keadaan.
Hukum Boyle-Charles merupakan gabungan dari hukum Charles dan hukum
Boyle yang digunakan untuk gas ideal yang dinyatakan dengan :
PV = m R T
46
KOMPRESOR
KELOMPOK 5

You might also like