Professional Documents
Culture Documents
KELOMPOK :
Ahli ekonomi yang pertama kali menganalisa pengambilan keputusan dengan cara pemungutan suara adalah Knut Wicksell. Ia berpendapat bahwa proses politik dalam bidang ekonomi sangat penting untuk mencapai alokasi sumber-sumber ekonomi yang efisien. Akan tetapi pemungutan suara dengan cara yang sangat sederhana, yaitu pemungutan suara mayoritas sederhana (simple majority) untuk menunjukkan kesukaan masyarakat terhadap barang-barang dan jasa merupakan cara yang tidak tepat. Sistem pemungutan suara dengan cara satu orang satu suara tidak akan memberi hasil yang mencerminkan kesukaan masyarakat apabila cara pemungutan suara dilakukan dengan suara mayoritas sederhana, dimana apabila dalam masyarakat terdapat sejumlah M orang maka pemenangnya ditentukan dengan rumus (M/2)+1.
Inefisiensi dan Keterpaksaan : Dalam pemungutan suara dengan sistem mayoritas sederhana terdapat kemungkinan suatau proyek yang dilaksanakan merupakan proyek yang tidak efisien dan beberapa orang dipaksa untuk menerima proyek tersebut walaupun mereka memperoleh manfaat yang sangat kecil dari proyek tersebut sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut :
PEMILIH Adil Bei Surya BIAYA 10 10 10 30 MANFAAT 15 11 2 28 MANFAAT NETTO 5 1 -8 -2 SETUJU / TIDAK Setuju Setuju tidak
Teori Wicksell
Menurut Wicksell cara pemungutan dengan suara mutlak 100 persen hasilnya akan sama dengan sistem harga pada pasar persaingan sempurna. Jadi penentuan harga untuk barang publik atau barang sosial tidak dapat dilakukan dengan cara sistem pasar pada masyarakat. Wicksell menyadari cara pemungutan dengan mutlak akan menghambat pertumbuhan perekonomian karena sulit memperoleh suara bulat dalam suatu pemungutan suara, karena itu ia mengusulkan cara kedua yaitu suara relatif dimana 5/6 suara yang menang.
Apabila wicksell menyatakan cara pemungutan suara terbaik adalah dimana 5/6 suara menyatakan setuju tanpa suatu dasar analisa, maka buchanan dan tullock menyatakan suatu teori mengenani jumlah suara yang diperlukan dalam suatu pemungutan suara untuk melaksanakan suatu proyek dengan mempertimbangkan biaya bagi seluruh masyarakat. Jadi, dalam pemungutan suara ada suatu hubungan searah antara efisiensi dan biaya, semakin besar efisiensi hasil pemungutan suara, semakin besar pula biaya pemungutan.
Dalam suatu pemungutan suara, ada beberapa sistem yang dapat dilakukan, yaitu cara suara bulat (aklamasi), suara terbanyak, pilihan ganda, atau pilihan titik (point voting)
1. Pilihan berdasarkan suara bulat (aklamasi) cara pemungutan suara dengan suara bulat dimana 100% orang setuju akan diadakannya suatu proyek merupakan cara yang paling baik. Karena dengan cara ini dapat meindungi golongan minoritas dalam suatu masyarakat.
2.Pilihan berdasarkan suara terbanyak keputusan diambil apabila jumlah orang yang setuju jumlahnya lebih besar daripada jumlah orang yang tidak setuju.
Arrow paradoks
Arrow mengemukakan masalah yang timbul apabila pemungutan suara diadakan untuk membutuhkan 3 pilihan atau lebih dalam sistem ini. Ada 5 syarat yang harus dipenuhi, agar pemilihan suara dapat mencapai hasil yang efisien, yaitu :
Lanjutan
1). Pilihan harus dilaksanakan secara konsisten. 2). Pilihan alternatif ( yang kedua) tidak boleh ditekuk dengan berubahnya urutan pilihan yang disukai. 3). Urut-urutan pilihan tidak boleh berubah apabila satu atau lebih pilihan alternatif dihilangkan. 4). Pemilih harus menentukan pilihannya dengan bebas. 5). Penentuan pilihan tidak boleh dilaksanakan secara diktatorial.
Teori Demokrasi Perwakilan Teori Demokrasi Perwakilan yaitu adanya tujuan untuk memikirkan kepentingan diri masing-masing individu menyebabkan proyekproyek pemerintah yang dilaksanakan adalah proyek - proyek yang di inginkan oleh rakyat walaupun mereka tidak secara langsung mengadakan pemilihan suara ,tetapi melalui wakil-wakil mereka