Professional Documents
Culture Documents
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Teknologi membuat segala sesuatu yang kita lakukan menjadi lebih mudah. Manusia selalu berusaha untuk menciptakan sesuatu yang mempermudah aktifitasnya, hal inilah yang mendorong perkembangan teknologi yang telah banyak menghasilkan alat sebagai piranti untuk mempermudah kegiatan manusia bahkan menggantikan peran manusia dalam suatu fungsi tertentu. Teknologi memegang perang penting di era moderen seperti pada saat ini, dimana teknologi telah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan tingginya angka kriminalisasi khususnya pencurian yang terjadi saat ini maka sistem keamanan menjadi kebutuhan yang mutlak untuk diterapkan. Untuk itu dibutuhkan suatu perangkat sistem keamanan yang dapat menjaga full time, bahkan melindungi asset dan privasi yang dimiliki, sehingga memerlukan sebuah teknologi keamanan yang mempunyai sisi keamanan yang baik bagi pemilik rumah, agar rumah mereka terjaga dari tindakan kriminal dalam hal ini adalah tindakan pencurian. Seorang selalu was-was dengan keadaan rumah yang di tinggalnya. Mereka selalu takut jika kehilangan barang akibat kecurian yang di sebabkan oleh manusia. Apalagi di dalam rumah tersebut terdapat barang
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) ADHI GUNA PALU
barang berharga. Hal tersebut dapat menggangu ketenangan, apalagi bila sedang beristirahat, pasti tidak tenang. Olehnya itu di perlukan alat yang dapat membantu mendeteksi pencuri masuk atau orang masuk tanpa izin, dan dapat membantu dalam keamanan rumah. Sistem ini yaitu berupa laser sebagai pendeteksi gerakan yang apabila pancaran sinarnya yang mengenai sensor LDR terhalangi, maka akan dikirimkan sinyal ke mikrokontroler dan kemudian dijadikan acuan untuk mengirimkan sinyal ke buzzer yang akan memberikan tanda pada pemilik rumah.
1.2
Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka, Peneliti menitiberatkan pengkajian permasalahan pada : 1. Penggunaan mikrokontroler sebagai pusat kontrol dalam dalam sistem. 2. Penggunaan Laser sebagai pendeteksi gerakan 3. Penggunaan sensor, dalam hal ini berupa LDR (Light Dependent Resistor).
1.3
Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti merumuskan pokok permasalahan yaitu, Bagaima merancang sistem keamanan rumah, yang dapat memberikan rasa nyaman bagi penggunanya?.
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) ADHI GUNA PALU
1.4
Tujuan Tujuan Penelitian adalah merancang, mengembangkan dan mengaktifkan sistem keamanan rumah dengan rangkaian yang sederhana, dengan menggunakan mikrokontroler ATMega 8535 dan dapat
1.5
Manfaat Adapun manfaat yang hendak dicapai dalam penelitian ini ditinjau dari segi keilmuan dan segi terapan, adalah : 1. Segi Keilmuan a. Untuk menerapkan dan menyesuaikan teori-teori yang telah diperoleh di kampus dengan kenyataan empiris yang ada pada lokasi. b. Sebagai bentuk kegiatan penulisan terapan bagi pengembangan teknologi untuk meningkatkan kemampuan akademis peneliti dengan tetap menjunjung tinggi kebenaran, bertanggung jawab dan tanggap terhadap perubahan. c. Sebagai bahan referensi bagi rekan-rekan mahasiswa yang akan melakukan penulisan selanjutnya demi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi informasi.
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) ADHI GUNA PALU
2. Segi Terapan a. Untuk Mengetahui kelemahan-kelemahan dari sistem keamanan rumah. b. Untuk memberikan rasa aman pada pemilik rumah.
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) ADHI GUNA PALU
2.1
Penelitian Sebelumnya Sistem keamanan rumah yang peneliti buat sekarang merupakan sistem yang sudah pernah ada yakni oleh Riantiningsi,2008. Alarm Anti Maling, yang sebelumnya system ini hanya mengacu pada pengunaan sinar laser sebagai alat untuk mendeteksi, dan relay sebagai swith yang terhubung ke buzzer dan lampu indikator, dimana pada saat sinar lasernya terhalangi maka sensor LDR akan mengirimmkann sinyal ke relay dan secara otomatis relay akan menswith dan selanjutnya lampu sebagai indikator akan menyala dan buzzer berbunyi. (Agus Patidago dkk, 2011). Sistem Keamanan Rumah Berbasis Mokrokontroler ATMega 8535, pada dasarnya cara kerja sistem yang peneliti buat sekarang ini tidak jauh berbeda dengan yang sebelumnya namum pada sistem ini peneliti menggunakan mikrokontroler sebagai pusat kontrol dari rangkaian. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah
CodeVision AVR, yang kemudian diprogram melalui computer diolah menjadi file berekstensi Hex agar dapat dibaca oleh Mikrokontroller . Alat penghubung antara komputer dengan Mikrokontroller adalah Downloader ISP yang masukkannya berupa LPT (Line Printer). Sistem keamanan ini bekerja sebagai berikut : pada saat tegangan 5V diberikan, rangkaian aktif termasuk sensor. Sensornya adalah LDR dan sebagai pemicu adalah laser. Saat sinar laser yang mengenai sensor LDR terhalangi maka kurang menerima pencahayaan dari laser,
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) ADHI GUNA PALU
data dikirimkan LM 339 selanjutnya ke Mikrokontroller (proces) dan diteruskan pada rangkaian alarm (output) dan menyebabkan lampu indikato menyala buzzer berbunyi.
Tabel 1 Perbandingan sistem lama dengan sistem baru No 1 Nama peneliti Riantiningsi Agus patidago, 2 dkk 2011 Tahun 2008 Alat yang digunakan Relay, laser,sensor LDR, buzzer LM 339, MC ATMega 8535,sensor LDR, Laser, Downloader ISP, buzzer
2.2
Definisi Alarm Dan Sejarah Alarm A. Definisi alarm Alarm secara umum dapat didefinisikan sebagai bunyi peringatan atau pemberitahuan. Dalam istilah jaringan, alarm dapat juga didefinisikan sebagai pesan berisi pemberitahuan ketika terjadi penurunan atau kegagalan dalam penyampaian sinyal komunikasidata ataupun ada peralatan yang mengalami kerusakan (penurunan kinerja). Pesan ini digunakan untuk memperingatkan operator atau administrator mengenai adanya masalah (bahaya) pada jaringan. Alarm memberikan tanda bahaya berupa sinyal, bunyi, ataupun sinar. (www.wikipedia.com)
B. Sejarah Alarm Berawal dari pengembangan inovasi. Industri keamanan elektronik dan peringatan kebakaran telah berdiri sejak tahun 1850 yang dipelopori oleh John Gamewell dan Edwin Holmes yang mengubah penemuan
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) ADHI GUNA PALU
menjadi bisnis untuk mengamankan properti dan kehidupan. Keduanya memperdalam kemampuan ilmiah di akhir abad ke-18. Awalnya, dimulai dari penemuan baterai pada tahun 1799 dan telegraf pada tahun 1841 secara umum mengubah dunia dan menginspirasi para penyuka hobi, ahli listrik dan ilmuwan yang ada di seluruh dunia untuk melihat dan memperdalam ilmu komunikasi. Tidak lama setelah telegraf diperkenalkan, seorang dokter muda yang kaya bernama William Channing membuat sebuah sistem dari pemerintah untuk menyalurkan sinyal alarm kebakaran kepada stasiun pemadam kebakaran yang ada di sekeliling kota Boston, Amerika Serikat. Menggunakan morse yang ditemukan oleh Samuel Morse dalam sistem telegram yang memadukan kode dengan teknologi, Channing membuat rencana kolaborasi untuk menyalurkan sinyal dari pusat sistem pemerintah menuju stasiun pemadam kebakaran untuk memberitahu titik lokasi terjadinya kebakaran. Rencana Channing memiliki masalah karena besar bunyi bel alarm tidak dapat dikendalikan dari stasiun pemadam kebakaran. Pada waktu yang sama, Augustus Pope, seorang menteri yang tinggal di luar Boston, mulai merancang alarm elektrik anti pencuri untuk dipasang di rumah. Ia mengikuti sistem kerja Channing dan menemukan kesulitan dalam membunyikan bel untuk membangunkan orang-orang di rumahnya. Solusi datang dari Moses Farmer, seseorang dari New Hampshire yang dikenal secara luas sebagai insinyur dan ahli listrik. Ia
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) ADHI GUNA PALU
merancang sistem alarm dengan menggunakan peralatan elektromagnetik untuk membuka tutup rangkaian sirkuit jaringan listrik, sehingga dapat membunyikan bel secara otomatis. Rancangan Farmer memecahkan kebingungan antara Channing dan Pope, sehingga melengkapi penemuan alarm pada tahun 1848 dan 1853. Peningkatan teknologi alarm anti pencuri dan alarm anti kebakaran terus berkembang dan kemudian muncul teknologi ionisasi dimana
teknologi yang digunakan adalah mendeteksi asap dan sensor gerakan yang dapat mendeteksi gerakan mencurigakan untuk mengaktifkan alarm keselamatan, meningkatkan detektor panas, dan mengaktifkan sensor magnetik pada pintu dan jendela rumah ataupun gedung perkantoran untuk menghindari bahaya pencurian. Impian yang direalisasikan oleh para pelopor seperti (Gamewell dan Holmes, 1850), Perancangan Sistem alarm Modern. Lebih dari 150 tahun yang lalu telah membawa perkembangan sistem alarm modern menuju level yang lebih tinggi terhadap keamanan dan keselamatan publik yang tidak pernah ada dalam industri sebelumnya. Generasi masa kini dapat menikmati teknologi keselamatan yang dapat melindungi kehidupan mereka melalui alarm keselamatan. (Anonymous, 2011).
2.3
Sifat-sifat sistem keamanan rumah Sistem keamaan rumah mempunyai banyak jenis dan sifat. sejumlah sifat-sifat yang umum diantaranya adalah. a. Sensitifitas
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) ADHI GUNA PALU
Ada berbagai alat yang dipasang di sistem keamanan rumah, contohnya adalah sensor. Sensor adalah inti dari sistem keamanan rumah tersebut, sensitifitas alarm dapat di lihat dari sensor yang terpasang di sistem keamanaan rumah. Sistem keamanan rumah akan berfungsi bila sensor mengenali suatu benda tersebut. Maka oleh karna itu sensor di pasang sesuai fungsinya sehingga sistem keamanaan rumah dapat berfungsi sesuai yang kita ingginkan. b. Tersembunyi Sistem keamnaan rumah akan dipasang di tempat tersembunyi dimana orang tidak dapat mengetahui tempat dan keberadaan sistem keamanaan rumah tersebut. c. Reliabilitas (Kehandalan) Sistem keamanan rumah harus bekerja secara terus menerus sesuai dengan kapan diaktivkan sistem keamanan rumah tersebut. Maka jika sistem keamanan rumah dikatakan handal jika ketahanan tiap berapa jam pengaktifannya tidak terjadi sesuatu yang dapat menghilangkan fungsi sistem keamanaan rumah tersebut d. Keamanan Sistem keamanan rumah dipasang dengan tidak mengurangi keamanan sistem keamanan tersebut. Perlindungan dan pemasangan harus di perhatikan mengingat komponen yang ada dalam rangkaian alarm tersebut.
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) ADHI GUNA PALU
2.4
Mikrokontroler ATMega 8535 Mikrokontroler dapat dianalogikan dengan sebuah sistem komputer yang dikemas dalam sebuah chip. Artinya bahwa di dalam sebuah IC mikrokontroler sebetulnya sudah terdapat kebutuhan minimal agar mikroprocessor dapat bekerja, yaitu meliputi mikroprocessor, ROM, RAM, I/O dan clock seperti hal nya yang dimikili oleh sebuah komputer komputer PC (Arifianto, 2009:2). Penggunaan mikrokontroler dalam bidang kontrol sangat luas dan populer, Ada beberapa vendor yang membuat mikrokontroler diantranya microchip, winbond, atmel, Philips, xemics, dan lain-lain. Dari beberapa vendor tersebut, yang paling populer digunakan adalah mikrokontroler buatan Atmel. Mikrokontroler adalah suatu keeping IC dimana terdapat microprocessor dan memori program ROM (Read Onli Memori) serta memori serbaguna RAM (Random ACCes Memori), bahkan ada beberapa jenis mikrokontroleryang memeiliki fasilitas ADC,PPL, EEPROM dalam satu kemasan. Mikrokontroler AVR (Alf and Vegards Risc Procesor) memiliki arsitektur . RISC 8 bit, dimana semua intruksi dikemas dalam kode 16-bit (16-bits word) dan sebagian besar intruksi dieksekusi dalam dalam 1 (satu) siklus clock, berbeda dengan intruksi MCS 51yang membutuhkan 12 siklus clok. Mikrokontroler ATMega 8535 memiliki teknologi RISC dengan kecepatan maksimal 16 MHz membuat ATMega 8535 lebih cepat bila dibandingkan dengan varian MCS 51, dengan fasilitas yang lengkap
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) ADHI GUNA PALU
tersebut menjadikan ATMega 8535 sebagai mikrokontroler yang powerful, adapun blok diagramnya adalah sebagai berikut.
(Sumber : http:\www.maxtron.com)
Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa ATMega 8535 memilikibagiabagian sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. ADC 10 bit sebanyak 8 saluran. Tia buah timer/Couter dengan kemampuan perbandingan. CPU yang terdiri atas 32 register. Watchdog timer dengan osilator internal. SRAM saluran I/O sebanyak 32 buah yaitu port A, port B, port C, dan port D. 6. 7. 8. 9. Memori flash sebesar 8 KB dengan kemampuan read while write. Unit interupsi internal dan eksternal. Port antar muka SPI EEPROM sebesar 512 byte yang dapat deprogram saat operasi.\
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) ADHI GUNA PALU
10. Antarmuka komperator analog. 11. Port usart untuk komunikasi serial fitur ATMega 8535. Kapabilitas detail dari ATMega 8535 adalah sebagai berikut: 1. Sistem mikroprosesor 8 bit berbasis RISC dengan kecepatan maksimal 16 MHz. 2. Kapasitas memori flash 8 KB, SRAM sebesar 512 byte, dan EEPROM (Electrically Erasable progammble Read Only Memory) sebesar 512 byte, 3. 4. ADC internal dengan fidelitas 10 bit sebanyak 8 channel. Portal kounikasi serial (USART) dengan kecepatan maksimal 2,5 Mbps. 5. Enam pilihan mode sleep menghemat penggunaan daya listrik.
2.4.1 Konfigurasi Pin ATMega 8535 Konfigurasi pin ATMega 8535 bisa dilihat pada gambar 2 dibawa ini.
(sumber:Arifianto2009:6)
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) ADHI GUNA PALU
dari gambar diatas dapat dijelaskan secara fungsional konfigursi pin ATMega 8535 sebagai berikut: 1. VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai pin masukan catu daya. 2. GND merupakan pin ground 3. Port A (PA0PA7) merupakan pin I/O duah ara dan pin masukan ADC. 4. Port B (PB0PB7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus yaitu Timer/ Counter, komperator analog, dan SPI. 5. Port C (PC0PC7)merupakan pin I/O dua arah dan pin khusus TWI komperator Analog dan Timer Oscilator. 6. Port D (PD0PD7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu komperator Analog, interupsi eksternal, dan komunikasi serial. 7. RESET merupakan pin yang digunakan untuk mereset mikrokontroler. 8. XTL1 dan XTL2 merupakan pin masukan clock eksternal. 9. AVCC merupakan pin masukan untuk tegangan ADC. 10. AREF merupakan pin masukan tegangan referensi ADC. Port I/O pada mikrokontroler ATMega 8535 dapat difungsikan sebagai input dan juga sebagai output dengan keluaran high atau low. Untuk mengatur fungsi port I/O sebagai input ataupun output, perlu dilakukan setting pada DDR dan port.
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) ADHI GUNA PALU
Logika port I/O dapat diubah-ubah dalam program secara byte atau hanya bit tertentu. Mengubah sebuah keluaran bit I/O dapat dilakukan menggunakan perintah cbi (clear bit I/O) untuk menghasilkan output low atau perintah sbi (set bit I/O) untuk menghasilkan output high. Pengubahan secara byte dilakukan dilakukan dengan perintah in atau out yang menggunakan register bantu. Data yang dipakai dalam mikrokontroler ATMega 8535 dipresentasikan dalam system bilangan biner, decimal, dan bilangan heksadesimal. Data yang terdapat di mikrokontroler dapat diolah dengan berbagai operasi aritmatik (penjumlahan,
pengurangan, dan perkalian) maupun operasi nalar (AND, OR, dan EOR/eksklusif OR).
2.5
Laser Sebagai Pendeteksi (pemancar sinar) Dalam Rangkaian Laser merupakan sumber cahaya koheren yang monokromatik dan amat lurus. Koheren disi berarti semua foton memilika fase yang sama. Sebuah atom pada keadaan dasar menyerap foton dan berteransisi ketingkat eksitasi. Laser adalah singkatan dari light amplificatiaon by stimulated emission of raditon artinya perbesaran intensitas cahaya oleh pancarann terangsang. (Evhy Zamidra Zam 2003:38).
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) ADHI GUNA PALU
2.6
LDR LDR sinkatan dari light dependent resistor adalah resistor yang nilai resistansinya berubahh-ubah karena adanya intensitas cahaya yang diserap. LDR juga merupakan resistor yang mempunyai koefisien temperature negatif, dmanan resistansinya dipengaruhi oleh intensitas cahaya. (Evhy Zamidra Zam 2002:21) LDR dibentuk dari cadium sulfide (CDS) yang mana CDS dihasilkan dari serbuk keramik. Secara umum, CDS disebut juga peralatan potokonduktif, selama konduktivitas atau resistansi dari CDS bervariasi terhadap intensitas cahaya. Jika intensitas cahaya yang diterma tinggi maka hambatan akan rendah yang mengakibatkan tegangan yang keluar akan tinggi dan sebaliknya disinilah mekanisme proses perubahan cahaya menjadi listriik terjadi. CDS tidak mempunyai sensitivitas yang sama pada tiap panjang gelombang dari ultraviolet sampai dengan inframerah. Hal tersebut dinamakan karakteristik respon spectrum dan diberikan oleh pabrik. CDS banyak digunakan dalam perencanaan rangkaian bolak-balik (AC) dibandingkan dengan pototransistor dan potodioda.
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) ADHI GUNA PALU
2.7
Bahasa Pemrograman Bahasa pemrograman yang digunakan dalam system keamanan rumah menggunakan mikrokontroler adalah bahasa C. Bahasa C lebih mudah digunakan karna bahasa C merupakan bahasa pemrograman yang terstruktur. Dikatakan terstruktur karena dalam penulisan kode pada bahasa C harus bertahap dan tersusun dari state awal hingga akhirnya. Bahasa C juga cukup familiar di kalangan programer karena bahasa C masih banyak digunakan untuk mengembangkan software saat ini meski telah banyak bahasa pemrograman yang telah ada. Bagian utama yang paling penting dalam bahasa C adalah file header, deklarasi, dan statement. File header merupakan kepala program yang menampung semua instruksi yang akan digunakan pada program. Setiap perintah selalu dicek ketersediaannnya pada file header, jika instruksi tersebut tidak terdapat pada file header maka instruksi tersebut tidak dapat dieksekusi. Deklarasi merupakan bagian untuk menetapkan variabel dan tetapan beserta tipe datanya masing-masing yang akan digunakan dalam pembuatan program. (Bedjo, 2008:27) Dalam penggunaannya pada CodeVision AVR dan mikrokontroler, bahasa C sedikit berbeda dengan yang digunakan pada umumnya.
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) ADHI GUNA PALU
Meskipun demikian, perbedaan ini hanyalah sebagian kecil saja. Secara konsep dan sebagian besar sintaks pemrograman yang ada di dalam bahasa C berlaku juga di conpiler CodeVision AVR. a. Pengenal Pengenal merupakan sebuah nama yang didefinisikan oleh program untuk menunjukkan identitas dari sebuah konstanta, variabel, fungsi, label atau tipe data khusus. Pemberian nama sebuah pengenal dapat ditentukan bebas sesuai dengan keinginan programer dengan catatan : a. b. c. d. Karakter pertama tidak boleh menggunakan angka. Kareakter kedua dapat berupa huruf, angka, atau garis bawah. Tidak boleh menggunakan spasi. Bersifat case sensitive, yaitu huruf kapital dan huruf kecil dianggap berbeda. e. Tidak beleh menggunakan kata-kata yang merupakan sintaks atau operator dalam pemrograman C. (Bedjo, 2008: 84) b. Type Data Berikut ini adalah type data yang ada dalam bahasa C dan yang dikenali oleh Compiler CodeVisionAVR : Tabel 2 Tipe Data Tipe Data Bit Char Unsigned Char Signed Char Int Short Int Unsigned Int Signed Int Long Int Unsingned long Int Signed Long Int Float Ukuran 1 bit 1 byte 1 byte 1 byte 1 byte 1 byte 2 byte 2 byte 2 byte 2 byte 4 byte 4 byte Jangkauan Nilai 0 atau 1 128 s/d 127 0 s/d 255 128 s/d 127 32,768 s/d 32,767 32,768 s/d 32,767 0 s/d 128 s/d 127 128 s/d 127 128 s/d 127 128 s/d 127 128 s/d 127
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) ADHI GUNA PALU
4 byte
Konstanta dan variabel merupakan sebuah tempat penyimpanan data yang berada di dalam memori. Konstanta berisi data yang nilainya tetap dan tidak dapat diubah selama program dijalankan, sedangkan variabel berisi data yang bisa berubah nilainya saat program dijalankan. Untuk membuat sebuah komstanta atau variabel maka kita harus mendeklarasikannnya terlebih dahulu. Dalam praktiknya, ada dua cara pendeklarasian konstanta yaitu dengan syntax #define dan const. Syntax const hanya menetapkan suatu nilai dalam bentuk angka, sedangkan #define dapat penetapkan defenisi apa pun yang ada dalam program. Berikut adalah contoh dan cara pendeklarasian konstanta dan variabel : Deklarasi Konstanta dengan const : Const [tipe_data] [nama_konstanta] = [nilai_tetapan] Contoh : Const char tetapanQ = 255; Deklarasi Konstanta dengan #define : #define [nama_konstanta] [tetapan] Contoh : Const char tetapanQ = 255;
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) ADHI GUNA PALU
a. Variabel Bertanda dan Tak Bertanda Pendeklarasian tipe data bilangan bulat dapat dibedakan atas type data signed atau unsigned. Signed (bertanda) digunakan untuk variabel yang memerlukan rentang nilai dari 0 hingga 255, sedangkan unsigned (tak bertanada) digunakan untuk variabel yang memerlukan nilai dari -128 hingga 127. b. Variabel Global dan Variabel Lokal Variabel blobal merupakan variabel yang dapat digunakan diseluruh bagian program baik subprogram maupun program utama. Variabel lokal merupakan variabel yang hanya dapat digunakan dalam satu fungsi tempat variabel tersebut
dideklarasikan. Variabel global dideklarasikan di awal program, sedangkan variabel lokal dideklarasikan pada awal fungsi. d. Operator Operator merupakan suatu yang digunakan untuk membuat suatu pernyataan opersi, baik itu opeasi perhitungan, operasi perbandingan, operasi logika dan operasi untuk manipulasi nilai vriabel. Operator dibedakaan atas beberapa jenis yaitu : a. Operator Aritmatika
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) ADHI GUNA PALU
Operator aritmatika adalah operator yang digunakan dalam operasi perhitungan matematika yang mencakup penjumlahan,
pengurangan, pembagian, perkalian dan sisa pembagian (modulus). Tabel 3 Operator Aritmatika Operator + * / % Keterangan Operator untuk penjumlahan Operator untuk pengurangan Operator untuk perkalian Operator untuk pembagian Operator untuk sisa pembagian (modulus) (Sumber :Bejo:2008:73)
Operator perkalian dan pembagian memiliki prioritas yang lebih tinggi dibanding dengan operator penjumlahan dan pengurangan. Karenanya, operator perkalian dan pembagian akan dikerjakan lebih dulu andai operator-operator tersebut terdapat dalam satu blok operasi. b. Operator Pembanding Operator perbandingan merupakan operator yang digunakan dalam membandingkan nilai suatu variabel dengan variabel yang lain. Perbandingan akan menghasilkan nilai true (1) atau false (0). Berikut adalah tabel operator perbandingan :
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) ADHI GUNA PALU
Tabel 4 Operator Pembanding Operator Keterangan Sama dengan, akan bernilai benar jika variabel yang == dibandingkan bernilai sama. != Tidak sama dengan, akan bernilai benar jika variabel yang dibandingkan tidak bernilai sama. Lebih dari, akan bernilai benar jika variabel pembanding lebih besar dari variabel yang akan dibandingkan. Kurang dari, akan bernilai benar jika variabel pembanding lebih besar dari variabel yang akan dibandingkan. Lebih dari atau sama dengan, akan bernilai benar jika variabel pembanding lebih dari atau sama dengan variabel yang akan dibandingkan. Kurang dari atau sama dengan, akan bernilai benar jika variabel pembanding kurang dari atau sama dengan variabel yang akan dibandingkan. Sumber:Bejo: 2008:80)
>
<
=>
=<
c. Operator Logika Operator logika merupakan operator yang digunakan untuk membuat operasi logika perbandingan. Berikut adalah tabel operator logika : Tabel 5 Operator Logika Operator Keterangan && Logika And, bernilai benar jika semua variabel yang diandingkan bernilai benar, selain kondisi tersebut salah. logika Or, bernilai benar jika salah satu variabel yang diandingkan bernilai benar, selain kondisi tersebut salah.
||
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) ADHI GUNA PALU
Logika Not, akan membalik logika variabel. Jika variabel input bernilai true, maka hasilnya akan false. (Bejo:2008:83)
d. Increase dan Decrease Increase merupakan operator untuk manipulasi nilai variabel dari nilai kecil ke nilai yang besar. Decrease merupakan operator untuk manipulsi nilai variabel dari nilai yang besar ke nilai yang kecil. Berikut adalah tabel increase dan decrease : Tabel 6 Increase dan Decrease Operator ++ -+=x -=x *=x /=x Keterangan Nilai variabel akan selalu ditambah 1. Nilai variabel akan selalu dikurangi 1 Nilai variabel akan selalu ditambahkan x Nilai variabel akan selalu dikurangi x Nilai variabel akan selalu dikalikan x. Nilai variabel akan selalu dibagi x. (Bejo:data diolah tahun 2011) e. Seleksi kondisi Seleksi kondisi dapat dikatakan sebagai pengambilan keputusan untuk beberapa kondisi yang mungkin terjadi. Terdapat beberapa bentuk seleksi kondisi. Bentuk-bentuk tersebut akan peneliti jelaskan berikut ini. a. Pernyataan If Pernyataan if merupakan pengambilan keputusan terhadap satu kondisi yang mungkin terjadi dalam program. Berikut adalah bentuk umum dan contoh penggunaan pernyataan if.
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) ADHI GUNA PALU
If (kondisi) { Pernyataan; } Contoh : If(PINC.0=1) { PORTD.0=1; } b. Pernyataan If..Else Pernyataan If..Else merupakan pengambilan keputusan untuk dua kondisi atau lebih. Berikut adalah bentuk umum dan contoh penggunaan pernyataan ini : Bentuk umum : If (kondisi) { Pernyataan1 ; } else { pernyataan2 ; }
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) ADHI GUNA PALU
Pernyataan switch..case digunakan untuk pengambilan keputusan terhadap banyak kondisi yang mungkin terjadi. Contoh dan bentuk umum penggunaan swich..case adalah seperti berikut : Bentuk umum : Switch (kondisi) { Case kondisi1 : pernyataan1; break; Case kondisi2 : pernyataan2; break; . . . default : kondisi_default; break; } Contoh : switch (PIND) { case 0 : PORTD=0; break; case 1 : PORTD=0x0F; break; case 2 : PORTD=0xF0; break; defaul : PORTD=0xFF; break; }
f. Perulangan Perulangan merupakan suatu pernyataan yang akan terus berulang menurut kondisi suatu variabel yang telah ditentukan dalam program. Dengan kata lain berjalan atau tidaknya suatu perulangan tergantung dari nilai variabel yang telah ditetapkan. Variabel tersebut selalu memiliki nilai awal dan nilai akhir. Jadi, perulangan akan berjalan jika nilai variabel tersebut tidak kurang dari nilai awalnya dan tidak lebih dari nilai akhirnya atau sebaliknya. Berikut akan dijelaskan jenis-jenis perulangan :
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) ADHI GUNA PALU
a. Perulangan For Perulangan for perulangan yang nilai awal, kondisi dan increase variabelnya ditentukan di awal. Perulangan akan tetap terjadi hingga kondisi yang ditetapkan masih terpenuhi. Bentuk umum : for(variabel=nilai_awal;kondisi;inc/dec_nilai) { Pernyataan; } Contoh : for(x=128; x>=1; x/=2) { PORTD=x; }
b. Perulangan While Perulangan while merupakan perulangan yang akan tetap berlangsung sampai kondisi yang dinginkan tidak lagi terpenuhi. Perulangan while nilai awal variabel pengulang ditetapkan sebelum perulangan, pengecekan kondisi di awal perulangan dan increase atau decrease ditentukan di akhir perulangan. Selanjutnya, peneliti akan dijelaskan tentang bentuk umum dan contoh penggunaan perulangan while. Bentuk Umum : variabel = nilai_awal; while(variabel<nilai_akhir) { Pernyataan; Increase(nilai_variabel);
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) ADHI GUNA PALU
Contoh : x=1; while(x<128) { PORTD=128; x*=2; } c. Perulangan Do..While Perulangan do..while merupakan perulangan yang akan terus
berlangsung sampai kondisi yang ditetapkan terpenuhi. Pengecekan kondisi pada perulangan do..while dilakukan pada akhir perulangan sehigga penyataan dalam perulangan akan dieksekusi minimal satu kali. Berikut adalah contoh dan bentuk umum perulangan do..while : Bentuk umum : Variabel=nilai_awal do { Pernyataan; }while(kondisi); Contoh : x=1; do { PORTD=x; x=x*2; }while(x<=128);
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) ADHI GUNA PALU
g. Array Array merupakan kumpulan nilai data dengan tipe data yang sama pada dengan nilai yang bisa saja berbeda pada satu variabel. Array dapat memiliki satu dimensi hingga n didmensi dimana n tidak sama dengan 0. Bentuk pendeklarasian variabel array adalah seperti berikut : a. Satu dimensi [type_data] [ variabel][elemen]; b. Dua dimensi [type_data] [ variabel][elemen_1]...[elemen_n]; Contoh : Int arrayQ [ 7]; Dari contoh di atas dapat dilihat bahwa variabel arrayQ memiliki jumlah elemen sebanyak 7 dengan tipe data integer.
2.8
Rancangan Program Codevision AVR CodeVisionAVR merupakan tools untuk menuliskan program dan mengisi program pada mikrokontroler melalui media downloader, Adapun langkah-langkah yang dilakukan mulai dari menkonfigurasi aplikasi codeVision AVR Proses memilih membuat file source atau project.
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) ADHI GUNA PALU
1.
2.
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) ADHI GUNA PALU
3.
Gambar 8. Pemrograman tahap keempat 4. Pada penyimpanan File C, Save sebanyak 3 kali 1. Pertama untuk File C. 2. Kedua untuk menyimpan File PRJ. 3. Ketiga untuk menyimpan File CWP.
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) ADHI GUNA PALU
5.
Untuk mengatur atau mengkonfigurasi input / output selain cara pada langkah 3 pada listing kita juga dapat menetukan input output pada masing-masing Port dengan menuliskan pada register DDR masing-masing Port dengan
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) ADHI GUNA PALU
PORTD=0x00; DDRD=0x00; 6. Untuk mengcompile program klik icon Make the projeck pada Tool bar.
7.
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) ADHI GUNA PALU
8.
Downloader.
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) ADHI GUNA PALU
3.1
Bahan dan alat Adapun bahan dan alat yang diperlukan untuk pembuatan siatem keamanan rumah: A. Bahan 1.Resistor 1 : 220 2.Resistor 2 : 10 k 3.Resistor 3 : 470 4.Resistor 4 : 4k 5.Led 6.LDR 7.IC LM339 8.Transistor : Tip 31C 9.Buzzer 10.Trimport : 10 k 11. Papan PCB 12.Timah 13. kabel
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) ADHI GUNA PALU
3.2
Perangkat lunak (Software) dan perangkat keras (Hardware) a. Perangkat lunak (Software) Software merupakan perangkat lunak yang berupa sistem operasi serta aplikasi yang digunakan dalam perancangan alat ini. Software yang digunakan untuk merancang alat ini antara lain : 1. CodeVisionAVR CodeVisionAVR merupakan tools untuk menuliskan program dan mengisi program pada mikrokontroler melalui media downloader. 2. Diptrace Dalam perancangan system keamanan rumah diptrace digunakan untuk membuat layout PCB sebagai tempat melekat komponenkomponen elektronik. b. Hardware Hardware adalah perangkat fisik yang digunakan dalam merangkai tiap modul dalam perancangan system keamanan rumah. Hardware yang digunakan antara lain : 1. Resistor Resistor adalah komponen elektronik dua saluran yang didesain untuk menahan arus listrik dengan memproduksi penurunan tegangan diantara kedua salurannya sesuai dengan arus yang mengalirinya. (Evhy Zamidra Zam 2002:27)
Resistor digunakan sebagai bagian dari jeraring elektronik dan sirkuit elektronik, dan merupakan salah satu komponen yang paling sering digunakan. Resistor biasanya menggunakan pola pita warna untuk
menunjukkan resistansi.
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) ADHI GUNA PALU
Resistor disimbolkan dengan huruf R dengan satuan Ohm(). Pada timer lalu-lintas rancangan peneliti, resistor digunakan sebagai komponen pendukung untuk sistem minimum mikrokontroler dan sebagai komponen penghambat untuk mencegah kerusakan pada LED. Nilai resistor dapat dilihat dari gelang-gelang warna yang melingkar di badannya.
2. Transistor Transistor adalah merupakan saklar alektrik yang dapat mengalirkan tegangan dari Emitor ke Kolektor ketika di picu pada bagian Basisnya. Transistor juga dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik ytang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya. (http:id.wikipedia.org/wiki/Transistor).
Pada perancangan system keamanan rumah ini, transistor difungsikan sebagai switch. Transistor merupakan alat
semikunduktor yang digunakan sebagai alat penguat serta swithc elektrik. Transistor memiliki tiga terminal yaitu basis, kolektor dan emitor. Emitor merupakan terminal input dimana sumber tagangan yang akan di-switch berada. Basis adalah terminal yang menjadi pensaklar tegangan dari emitor ke kolektor. Kolektor merupakan output hasil
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) ADHI GUNA PALU
switching. terdapat dua jenis transistor, yaitu transistor NPN dan transistor PNP. Transistor NPN merupakan transistor yang mensaklar arus negatif yang masuk melalui terminal emitor ke kolektor dengan bias positif yang diberikan pada basisnya. Transistor PNP adalah kebalikan dari transistor NPN yaitu yang mensaklar arus positif dari emitor ke kolektror dengan bias negatif pada terminal basis.
Gambar 16. Simbol Transitor 3. Led LED atau Ligh Emmiting Diode adalah diode yang memancarkan cahaya. Pada perancangan system keamanan rumah led ini digunakan sebagai indicator dan juga sebagai sensor pendeteksi. (http:id.wikipedia.org/wiki/Led). Sensor pendeteksi ini dipakai sebagai pengganti saklar manual / mekanik yang dipasang pada tempat-tempat yang berpotensi untuk dimasuki atau dilalui oleh orang, sehingga apabila ada orang yang tidak bertanggung jawab akan masuk tanpa memasukan kode (password), maka sensor akan mendeteksi dan mengirim sinyal yang mengakibatkan alarm berbunyi. Keutamaan menggunakan sistem sensor di sini adalah selain
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) ADHI GUNA PALU
terlihat karena menggunakan sinyal inframerah juga tidat mudah untuk di tembus / dibobol.
Gambar 17. Simbol LED 4. LDR LDR sinkatan dari light dependent resistor adalah resistor yang nilai resistansinya berubahh-ubah karena adanya intensitas cahaya yang diserap. LDR juga merupakan resistor yang mempunyai koefisien temperature negatif, dimana resistansinya dipengaruhi oleh intensitas cahaya. (Evhy Zamidra Zam 2002:21). LDR dibentuk dari cadium sulfide (CDS) yang mana CDS dihasilkan dari serbuk keramik. Secara umum, CDS disebut juga peralatan potokonduktif, selama konduktivitas atau resistansi dari CDS bervariasi terhadap intensitas cahaya. Jika intensitas cahaya yang diterma tinggi maka hambatan akan rendah yang
mengakibatkan tegangan yang keluar akan tinggi dan sebaliknya disinilah mekanisme proses perubahan cahaya menjadi listriik terjadi. CDS tidak mempunyai sensitivitas yang sama pada tiap panjang gelombang dari ultraviolet sampai dengan inframerah. Hal tersebut dinamakan karakteristik respon spectrum dan diberikan
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) ADHI GUNA PALU
oleh pabrik. CDS banyak digunakan dalam perencanaan rangkaian bolak-balik potodioda. (AC) dibandingkan dengan pototransistor dan
5. Buzzer Buzzer adalah perangka eiktronika yang terbuat dari elemen piezoceramics pada suatu diagfragma yang merubah
getaran/vibrasi menjadi gelombang suara. Buzzer menggunakan resonansi untuk memperkuat intensitas suara.
Gambar 19. Simbol Buzzer 6. Kristal Kristal merupakan komponen elektronika yang berfungsi sebagai pendukung proses kerja pada mikrokontroler.
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) ADHI GUNA PALU
3.3
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) ADHI GUNA PALU
3.4
Bagan kontrol
3.5
Skema rangkaian
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) ADHI GUNA PALU
3.6
Flowchart Sistem
3.7
Flowchart program
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) ADHI GUNA PALU
4.1
Proses Pengerjaan Dalam melakukan perancangan atau installasi dari rangkaian system keamanan rumah berbasis mikrokontroler Atmega8535, tidak terlepas dari alat-alat yang telah dibahas sebelumnya pada bab III. Adapun langkahlangkah installasi sebagai berikut : 1. Gambar skema rangkaian pada program diptrace, untuk membuat jalur rangkaian tersebut yang akan diletakkan pada PCB, jika menggunakan papan PCB bolong tidak perlu melakukan langgka ini. 2. Kemudian print skema tersebut pada kertas plastik OHP, lanjutkan dengan melekatkan skema rangkaian pada PCB dengan seterika. Larutkan PCB tersebut dengan bubuk pelarut. 3. Langkah selanjutnya adalah melakukan pemasangan komponen dari rangkaian tersebut. Sebelum melakukan pemasangan perlu diperhatikan cara meletakkan kaki-kaki dari setiap komponen rangkaian alarm tersebut dengan mendownload datasheet dari setiap kaki-kaki
komponen, agar tidak terjadi kesalahan yang membuat komponen rangkaian terbakar atau hangus. 4. Lakukan penyolderan untuk melekatkan kaki-kaki komponen pada PCB rangkaian,
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) ADHI GUNA PALU
5. menghubungkan kaki kompnen satu dengan yang lainnya dengan timah atau jumper sesuai skema rangkaian yang ada. 6. Sebelum langkah terakhir, lakukan pemeriksaan pada langkah 3 dan 4. 7. Langangkah terakhir, lakukan pengetesan alat tersebut dengan memberikan arus tegangan 5V DC. 4.2 Gambar Kerja a. Skema Rangkaian Untuk pembuatan suatu rangkaian harus mengetahui struktur dari skema pada rangkaian alarm tersebut. Dapat dilihat pada gambar 9 b. Lay Out (Jalur Solder) Lay Out atau jalur solder adalah jalan jalan yang di lalui atau dilewati oleh arus. Jalur solder akan mengarahkan arus ke kaki kaki komponen yang terpasang pada rangkaian. Dimana komponen akan berfungsi dengan baik. Gambar dari jalur solder yang akan digunakan adalah sebagai berikut.
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) ADHI GUNA PALU
c.
Hasil Rangkaian Setiap rangkaian yang sudah dirancang dan di buat akan mendapatkan hasil yang di inginkan, maka hasil dari pembuatan rangkaian sistem keamanan rumah tersebut adalah seperti gambar di bawah ini.
Setelah menyelesaikan rangkaian sistem keamanan rumah tersebut, kita memasang alat tersebut di tempat yang di inginkan oleh pemilik rumah contohnya , di jendela, pintu, atau pun tempat yang perlu adanya pengamanan khusus. Adapun langkah-langkah pengujian rankain tersebut adalah sebagai berikut:: 1. Pasang Laser sejajar dengan LDR seperti gambar di bawah ini.
Laser
Sumber : data diolah pada 13/06/2011
LDR
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) ADHI GUNA PALU
2. Setelah terpasang, pengendali swict atau saklarnya dalam posisi off terlebih dahulu. 3. Kemudian nyalakan untuk memasukan tegagangan, Setelah rangkaian stand bye maka pemilik dapat aman dalam rumah. 4. Jika rangkaian dalam keadaan stand bye maka arus di gambarkan seperti gambar di bawah. Panah merah tersebut adalah alur arus yang lewat yang menuju ke kaki kaki komponen.
lampu mati Buzzer m ati ON LDR sinar yang menembak pada LDR
laser
Gambar 27. Proses alur arus pada saat stand bye 5. Kemudian jika LDR tidak menerima cahaya atau laser tertutup, maka alarm berbunyi dan lampu akan menyala. 6. Proses alur arus pada rangakaian jika rangkaian dalam keadaan berproses (berfungsi) seperti gambar di bawah ini
lampu menyala Buzzer buyi LDR ON benda yang menghalangi sinar yang menembak pada LDR
laser
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) ADHI GUNA PALU
Bab V PENUTUP 4.1 Kesimpulan Dari uji coba yang sebagai berikut. a. Rangkaian ini sangat efektif jika bila di tempatkan di tempat tersembunyi. b. Rangkaian ini bisa di kembangkan dengan menambakan out put dari mikrokontroler. c. Laser harus di pasang secara garis lurus dilakukan maka, peneliti mengambil kesimpulan
4.2
Saran Dalam melaksanakan pekerjaan ini, tentunya peneliti tidak sepenuhnya mengerti dan paham tentang apa yang dilakukan untuk pembuatan rangkaian tersebut. Oleh karena itu, peneliti memohon Bimbingan dan dukungan dari Dosen ahli dan pembimbing
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) ADHI GUNA PALU
DAFTAR PUSTAKA
28 Mei 2011). Agus Bejo, (2008). Keterangan Setiap Pin ATmega8535 Serta Fungsi Port, Skripsi, Tidak dipublikasikan, STMIK ADHI GUNA PALU. Agus Bejo, (2008). C dan AVR Rahasia Kemudahan Berbahasa C Dalam Mikrokontroler ATMega 8535, Graham ilmu, Yogyakarta. Evhy zammidra Zam, (2002). Mudah menguasai elektronika, inda Surabaya, Surabaya. Evhy zammidra Zam, (2003). Rangkaian Lampu Elektronik,inda Surabaya, Surabaya. Wahyu Nurdia, (2009). Pengamanan Rumah Dengan Sistem Informasi Menggunakan PC, Media Informasi Medan. Hendrawan soebakti, 2007. Membuat sendiri robot line tracker, http://www.maxtron.com, diakses 28 Mei 2011). Anonymous, (2009). Fitur ATmega8535. http://www.maxtron.com di Akses 28 Mei 2011 Anonymous, (2008). Pintar Elektro, http:id.wikipedia.org/wiki/Transistor. diakses 30 Mei 2011. Anonymous, (2008). Gambar Alat Rangkaian , http:id.wikipedia.org/wiki/Led, diakses 30 Mei 2011 Anonymous, (2009). Belajar Elektonika, http://www.easyvectors.com, diaskses 1 juni 2011) Anonymous, (2008) Simbol-simbol Dalam Elekronika, http://www.clker.com, diaskses tanggal 4 juni 2011) Anonymous, 2009. Elektronika Dasar, http://mscks4technology.wikispaces.com, diaskses 4 juni 2011).
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) ADHI GUNA PALU
Gambar 29
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) ADHI GUNA PALU
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) ADHI GUNA PALU
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) ADHI GUNA PALU
3. Listing program
int x=0;
void main(void) { PORTA=0xFF; DDRA=0x00; PORTB=0x00; DDRB=0x00; PORTC=0x00; DDRC=0x00; PORTD=0x00; DDRD=0xFF;
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) ADHI GUNA PALU
MCUCR=0x00; MCUCSR=0x00;
TIMSK=0x00;
ACSR=0x80; SFIOR=0x00;
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) ADHI GUNA PALU
{ x=1; // alarm 1 }else if(PINA.0==1 && PINA.1==0) //sensor dua aktif { x=2; // alarm 2 }else if(PINA.0==0 && PINA.1==0)//sensor satu dan dua aktif { x=3;// alarm 3 }else { PORTD.0=0; //matikan alarm x=0; } }else if(x==1) { PORTD.0=1; delay_ms(1000);
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) ADHI GUNA PALU
{ PORTD.0=1; delay_ms(250);
PORTD.0=0; delay_ms(70); }
}; }