You are on page 1of 6

LAPORAN PENDAHULUAN & ASUHAN KEPERAWATAN

Pada Bayi NyS umur ke-4 hari dengan masalah IKTERUS Di Ruang Neonates RSI SITI HAJAR

Oleh : Mella Eka Silvi Oliviasari S.Kep 06201114051

PROGRAM PROFESI S1 KEPERAWATAN STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO 2012

LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Pendahuluan & Asuhan Keperawatan Pada Bayi Ny.S Umur ke - 4 hari dengan masalah IKTERUS Di Ruang Neonates RSI SITI HAJAR

Sidoarjo, februari 2012 Mahasiswa

Mella Eka Silvi Oliviasari S.Kep 06201114051 Mengetauhi Pembimbing Ruang Pembimbing Akademik

Kepala Ruangan

LAPORAN PENDAHULUAN IKTERUS


A. Pengertian Ikterus adalah keadaan klinis dimana ditemukannya warna kuning pada kulit dan mukosa yang di sebabkan oleh pigman empedu. Ikterus adalah warna kuning yang tampak pada kulit & mulosa karena adanya bilirubin pada jaringan tersebut akibat peningkatan kadar bilirubin dalam darah Ikterus di bedakan pada bayi menjadi 3, yaitu A. Ikterus Fisiologik : Bila timbul pada hari ke - 2 dan ke 3 Kedua bilirubin indirek tidak melampui 10 mg% pada neonates cukup bulan dan 12.5 mg % pada neonates kurang bulan Kecepatan peningkatan kadar bilirubin tidak melebihi 5 mg % perhari Kadar bilirubin direk tidak melebihi 1 mg % Ikterus menghilang pada 10 hari pertama Tidak mempunyai hbungan dengan keadaan potologi

B. Ikterus Potologik Ikterus terjadi pada 24 jam pertama Kedua bilirubin indirek melampui 10 mg % pada neonates cukup bulan dan 12.5 mg % pada neonates kurang bulan Kecepatan peningkatan kadar bilirubin melebihi 5 mg % perhari Ikterus menetap sesudah 2 pertama Kadar bilirubin direk melebihi 1 mg % Ikterus yang mempunyai hubungan dengan proses hemolitik, infeksi berat / keadaan potologik lain yang telah di ketahui keadaan potologik C. Kern Ikterus suatu sidroma neurologik yang timbul sebagai akibat penimbunan bilirubin tak terkonjugasi dalam sel sel otak Kerusakan ini terjadi pada korpus striatus, thalamus, nucleus subtalamus, hypokampus, nucleus merah dan nucleus pada dasar ventrikulus ke IV. Gejala ikterus pada permulaan kerang jelas, dapat berupa mata yang berputar, telargi, kejang, tak mau makan, tonus otot meningkat, leher kaku & akhirnya epistotonus

B. Etrologi 1. Peningkatan produksi Hemolisis , misal pada inkompatibilitas yang terjadi bila terdapat ketidak sesuaian golongan darah dan anak pada penggolongan Rhesus & ABO Pendarahan tertutup, misal pada trauma kelahiran Ikatan bilirubin dengan protein terganggu seperti gangguan metobolik yang terdapat pada bayi Hipoksia / Asidosisi Defisiensi G6PP/Glokosa 6 Phospat Dehidrogenase Ikterus asi yang disebabkan oleh dikeluarkannya pregnan 3 (alfa), zo(B), diol (steroid) Kurangnya enzim glukoronil Transeferase, sehingga kadar bilirubin indirek meningkat, misalnya pada berat lahir rendah 2. Gangguan transportasi akibat penurunan kapasitas pengangkutan, misalnya hipoalminemia / karena pengaruh obat obatan tertentu misalnya Sulfadiosine 3. Gangguan fungsi hati yang disebabkan oleh beberapa mikroorganisme / toksion yang dapat langsung merusak sel hati &darah merah seperti infeksi, siphilis 4. Gangguan ekskresi yang terjadi intra / Ekstra Hepatic 5. Peningkatan sirkulasi enterohepatik, misal : pada ileus Obstraktif

C. D. E. F. G. H. I. J. K. L. M. N. O. P. Q. R. S. T. U. V. W. X. Y. Z. AA. BB. CC. DD. EE. FF. GG. HH. II. JJ.

KK.

PATOFISIOLOGI

Produksi berlebihan

Hiperbilirubin

Bilirubin Indirek bebasdalam darah menaik

Iktirus pada kulit

Bilirubin pada darah Terikat albumin Defisiensi Albumin

Gatal Mudah melekat pada sel otak Resiko gangguan Integritas kulit Kerusakan otak

Defisiensi Immunologi

Resiko Infeksi Letargi kejang

Resiko gangguan jalan napas

Tak mau menghisap

Tonus otot menaik

Resiko kurang nutrisi

Resiko aspirasi

You might also like