You are on page 1of 3

ABNORMAL DARI HEALING

Delayed union terjadi ketika periode waktu yang cukup tekah berlalu sejak cedera awal tanpa mencapai bone union. Fakta tulangnya adalah tertunda dalam penyatuannya tidak berarti akan menjadi nonunion. Nonunion merupakan salah satu hasil akhir dari delayed union, dan perbedaan dikeduanya terkadang sulit dibedakan. Classically the stated reasons untuk delayed union adalah masalah reduction yang tidak cukup, imobilisasi yang tidak cukup, distraction, hilang supai darah, dan infeksi.
Malunion adalah suatu tulang patah atau rusak yang telah sembuh pada posisi yang tidak tepat menyebabkan kelainan yang signifikan. Nonunion adalah fracture yang gagal healing setelah beberapa bulan. Pada malunion, tulang dapat sembuh pada sudut yang bengkok, mungkin berputar keluar posisi sebenarnya, atau ujung tulang fracture overlap sehingga menyebabkan pemendekan tulang. Malunion dapat disebabkan immobilisasi yang tidak cukup dari fracture, misalignment pada waktu immobilisasi, atau pelepasan gips yang premature atau immobilizer lainnya. ujungnya patah tulang dapat dipisahkan terlalu banyak (overdistraction), yang dapat terjadi jika kelebihan traksi diterapkan. Mungkin sudah ada gerakan berlebihan patah di situs, baik dari imobilisasi memadai setelah cedera atau dari memiliki gips dihapus sebelum waktunya. Otot atau jaringan lain tertangkap antara fragmen fraktur juga dapat mencegah penyembuhan, demikian juga adanya infeksi atau suplai darah yang tidak memadai ke situs fraktur. Penyakit tulang (misalnya, kanker tulang) juga dapat mencegah penyembuhan. Nonunion memiliki beberapa penyebab. Ujung tulang yang rusak mungkin dipisahkan terlalu jauh (overdistraction), yang dapat terjadi jika kelebihan traction yang diberikan. Juga bisa terjadi gerakan berlebih pada lokasi fracture, baik dari inadequate immobilization setelah injury ataupun dari gips yang dilepas terlalu cepat. Otot atau jaringan lain yang tertangkap antara fragment dari fracture dapat juga mencegah healing, juga bisa adanya infeksi atau suplai darah yang tidak memadai pada lokasi fracture. Penyakit tulang (kanker tulang) juga bisa mencegah healing. Terdapat 2 tipe nonunion : fibrous nonunion dan false joint (psedarthrosis). Fibrous nonunion mengacu pada fracture yang telah sembuh oleh pembentukan jaringan fibrous dari pada tulang yang baru.

Pseudarthrosis mengecu pada nonunion dimana gerakan terus menerus dari fragment fracture telah menyebabkan perkemabangan dari false joint. Beberapa tipe fracture yang terkait dengan resiko tinggi nonunion, seperti fracture pergelangan tangan, termasuk scaphoid bone; patah tertentu dari telapak kaki, termasuk navicular dan jones (diaphyseal) fracture dari metatarsal ke lima; fracture proximal humerus; dan beberapa fracture tibia. Keparahan cedera merupakan faktor kuat dalam proses healing. Seseorang yang memiliki traumatic fracture yang berat, displacement yang besar antara fragment fracture, dan fracture dimana tulang telah pecah menjadi banyak keeping-keping (comminuted fracture) situasi ini meningkatkan resiko nonunion. Fracture terbuka atau compound fracture beresiko terhadap malunion atau nonunion. Kondisi yang disebut compartment syndrome dapat terjadi ketika trauma mengarah ke pembengkakan yang suplai darahnya terganngu. Hasilnya adalah muscle death disekitar lokasi fracture dan inadequate bone repair.

Risk: Resiko : beberapa gaya hidup dan faktor kesehatan dapat berkaitan dengan bone healing. Ini meliputi
merokok, konsumsi alcohol berlebih, status gizi buruk, kesehatan general yang buruk, fitness deficits dan diabetes. Faktor lain berkontribusi dalam hilangnya kekuatan tulang dan membuat healing semakin sulit. Hal ini meliputi penggunaan NSAIDs, penggunaan obat corticosteroid, dan obat lain seperti anticonvulsant dan tyroid hormone replacement.

DIAGNOSIS
History: History dari fracture yang bisa dan tidak bisa diobati dokter. Seseorang dapat melaporkan bengkak, sakit,
instability, atau deformitas pada lokasi patah tulang yang sebelumnya. Jika fracture pada ekstrimitas bawah, individu ini mungkin kesulitan dalam menahan berat badan dengan tungkainya.

Physical exam: Pemeriksaan fisik ini akan menemukan adanya deformitas dari malunion atau instability dari
nonunion. Palpasi dapat ditemukan nyeri tekan.

Tests: Plain x-rays menunjukan fracture malunion atau nonunion. CT scan, MRI, atau bone scan dapat membantu
memperjelas kondisi yang sebenarnya.

PATHOPHYSIOLOGY UNUNION Hipertropik nonunion adalah nonunion yang menunjukan prolific callus formation. Nonunion ini memiliki vaskularisasi dan potensi healing yang baik pada lingkungan yang tepat. Hypertrophic nonunions hasil dari immobilisasi yang tidak memadai dari fracture. Atrophic nonunion dicirikan dengan tidak adanya callus dan atrophic bone end, yang mungkin meruncing dan osteopenic atau sclerotic. Vaskularisasi tulangnya kurang, dan tulang memiliki potesi healing yang buruk. Subgroup khusus atrophic nonunion ini terdiri dari yang membentuk fibrous capsule disekitar nonunion yang dapat digerakkan bebas. Ruang ini diisi oleh cairan kental, creating the appearance of a joint dan menuju ke pseudoarthrosis. Normotrophic nonunion memiliki ciri atrophic dan hypertrophic nonunion. Ujung tulang memiliki potensi healing yang moderate.

PATHOPHYSIOLOGY MALUNION Intra-artikular Malunion terjadi ketika intra-articular anatomy is not restored Unreduced condylar fractures yang memanjang ke dalam sendi interphalangeal proksimal dapat menghasilkan nyeri, deformitas angulatory, mobilitas terbatas, dan, akhirnya, artritis degeneratif. Terkait patah tulang metakarpal, Malunion dapat mengikuti fraktur transversal, yang menghasilkan angulasi dorsal pada bidang sagital. Kompensasi hiperekstensi (pseudoclawing) pada sendi phalangeal metakarpal dapat terjadi. Malunion setelah fracture spiral atau oblique terjadi pada malrotasi. Pada pasien dengan patah tulang metakarpal kedua dan ketiga, dorsal angulation mengganggu baik secara kosmetik (pseudoclawing) dan fungsional. Kepala metakarpal yang menonjol di telapak tangan dapat terasa sakit ketika seseorang grips individu. Setelah luka yang hancur atau patah tulang terbuka, shortening dan masalah yang terkait dari jaringan lunak (misalnya, perlekatan tendon, cakupan kulit miskin, defisit neurologis) dapat terjadi. Malunion paling umum mempengaruhi skafoid antara tulang-tulang karpal. Malalignment setelah union, merupakan evident dari awal carpal collapse dan kemudian tercermin dalam pengukuran langsung of intrascaphoid alignment. Penampilan lateral pada radiografi menunjukkan typical humpback scaphoid, yang menggambarkan suatu kelainan akibat angulasi fleksi antara ujung proksimal dan distal. Malunion skafoid dapat mengubah carpal mechanics, yang menyebabkan rasa sakit, kelemahan, keterbatasan gerak, dan arthritis degeneratif.

You might also like