You are on page 1of 2

PEMBAHASAN Paraktikum kali ini merupakan praktikum tentang pengamatan terhadap aktivitas enzim amilase.

Amilase yang digunakan pada praktikum ini diperoleh melalui ekstraksi amylase dari kecambah kacang hijau yang dihaluskan menggunakan mortal dan alu. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini untuk membuktikan pengaruh pH terhadap aktivitas enzim menggunakan kecambah yang sudah berumur dua dan empat hari (Tim Pengampu Fisiologi Tumbuhan 2011) Langkah pertama yang menjadi bahan pembahasan pertama antara perbedaan aktivitas enzim amylase pada kecambah yang berumur dua hari dan kecambah yang berumur empat hari. Untuk kecambah yang berumur dua hari, langkah-langkahnya sama seperti pada kecambah yang berumur empat hari yaitu dengan cara memasukkan 0.5 ml amilum 1% + IKI. Pengamatan ini dilakukan dalam 10 menit pertama (10), 10 menit kedua (10) , dan 10 menit ketiga (10). Pada kecambah yang berumur dua hari, 10 menit pertama setelah penambahan IKI, amilum yang awalnya berwarna kuning muda tidak mengalami perubahan yang signifikan tetapi terdapat sedikit warna hitam, sedangkan pada kecambah yang berumur empat hari setalah 10 menit pertama dan panambahan IKI yang semula berwarna kuning berubah menjadi kuning

(kuning

agak terang). Hasil penambahan IKI untuk 10 menit pertama antara kecambah yang berumur 2 hari dan empat hari bebeda signifikan. Hal ini dikarenakan

Aktivitas enzim dipengaruhi oleh temperatur, pH, jumlah enzim, dan jumlah substrat. Suatu enzim dapat bekerja dengan baik bila faktor tersebut berada dalam keadaan optimum. Enzim amilase tidak dapat bekerja sebagai enzim yang menghidrolisis amilum menjadi maltosa dengan produk antara dekstrin apabila diberi perlakuan termal berlebihan. Untuk membandingkan kecepatan reaksi kimia antara perlakuan campuran (pada tabung 1 dan tabung 2) dengan temperatur yang berbeda, pH yang berbeda, jumlah enzim yang berbeda, dan jumlah substrat yang berbeda, maka lebih baik menggunakan saliva dari satu individu, sehingga hasil perbandingan waktu untuk mencapai titik akromiknya bisa sangat valid. Enzim amilase tidak bekerja karena mengalami denaturasi (rusak) pada bagian apoenzimnya. Pada suhu yang optimum (level optimum), menghasilkan maltosa dan dekstrin sebagai produk samping, yang dapat terlihat pada warna campuran larutan yang didiamkan dalam jangka waktu tertentu akan menjadi jernih. Keadaan optimum berbeda-beda untuk tiap enzim. Warna jernih dapat terbentuk disebabkan amilum yang berikatan dengan iod sehingga warna ungu telah mengalami proses hidrolisis menjadi maltosa dan dekstrin yang tidak menimbulkan warna apabila berada dalam larutan iodium.

You might also like