You are on page 1of 13

Laporan Kasus KATARAK SENILE OD STADIUM MATUR

Oleh Gianti Zulfarina, S.Ked NIM I1A005029

Pembimbing dr. . Agus F. Razak, Sp.M

BAGIAN/UPF ILMU PENYAKIT MATA FK UNLAM RSUD ULIN BANJARMASIN Maret, 2011

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................................i DAFTAR ISI................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1 BAB II LAPORAN KASUS ......................................................................................3 I. Identitas.................................................................................................................3 II. Anamnesis...........................................................................................................3 III. Pemeriksaan Fisik..............................................................................................3 IV. Diagnosa Klinis.................................................................................................4 IV. Diagnosa Klinis.................................................................................................5 V. Penatalaksanaan..................................................................................................5 BAB III DISKUSI........................................................................................................6 BAB IV PENUTUP...................................................................................................10 DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................1

ii

BAB I PENDAHULUAN

Katarak berasal dari bahasa Yunani katarrhakies, Inggris cataract, dan Latin cataracta yang berarti air terjun. Dalam bahasa Indonesia disebut bular dimana penglihatan seperti tertutup air terjun akibat lensa keruh.1 Katarak merupakan setiap keadaan kekeruhan pada lensa atau kapsula lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa, atau akibat kedua-duanya. Adanya kekeruhan pada lensa yang berfungsi untuk memfokuskan cahaya yang masuk ke mata agar tepat di retina, menyebabkan gangguan penglihatan.1,2,3 Katarak umumnya merupakan penyakit pada usia lanjut, akan tetapi dapat juga akibat kelainan kongenital, infeksi, trauma, kelainan metabolisme seperti Diabetes Melitus, dan karena penyinaran.1,3 Secara garis besar katarak diklasifikasikan menjadi:3,4 1. Katarak Degeneratif, berdasarkan usia digolongkan menjadi:4 a. Katarak juvenile (katarak yang terlihat pada usia > 1 tahun dan < 40 tahun) b. Katarak presenile (katarak yang terlihat pada usia 30 40 tahun) c. Katarak senile (katarak yang terlihat pada usia > 40 tahun) 2. Katarak Developmental, merupakan kelainan kongenital (katarak yang terlihat pada usia < 1 tahun) 3. Katarak Komplikata 4. Katarak Traumatika, biasanya akibat trauma tumpul maupun trauma tembus.

Berikut ini dilaporkan kasus katarak senile OD (Oculi Dekstra) stadium matur pada penderita perempuan usia 58 tahun yang berobat ke poliklinik Mata RSUD Ulin Banjarmasin.

BAB II LAPORAN KASUS

IDENTITAS Nama Jenis Kelamin Usia Alamat Pekerjaan ANAMNESIS Hari/tanggal Keluhan Utama : Kamis, 24 Maret 2011 : Penglihatan mata kanan kabur : Ny. N : Perempuan : 58 tahun : Jl. Garuda Komplek Griya : PNS

Riwayat Penyakit Sekarang : Sejak + 2 bulan yang lalu, penderita merasakan penglihatan mata kanan mulai kabur dan kadang berair. Lama kelamaan kaburnya semakin bertambah, sehingga penderita tidak dapat membaca dengan mata kanannya. Pada mata kiri tidak ada keluhan. Saat ini penderita hanya dapat melihat lambaian tangan pada jarak 1 meter. Selama + 15 hari penderita merasa ada sesuatu yang mengganjal pada mata kanannya. Tidak ada rasa sakit dan tidak silau. Tidak ada riwayat trauma pada kedua matanya.

PEMERIKSAAN FISIK Keadaan Umum : Baik

Kesadaran

: Kompos Mentis

Status Generalis : Dalam Batas Normal TD : 130/80 mmHg Nadi : 80 x/menit RR : 20 x/menit Status Lokalis : Visus Kedudukan Pergerakan Palpebra Konjungtiva Kornea Sklera COA Iris Pupil Lensa Refleks Fundus OS 6/6 Sentral Ke segala arah Bentuk normal, Odem (-) Hiperemi (-), Odem (-) Jernih Putih Normal Gambaran normal, Reguler Iris shadow (-) Sentral, regular, 3 mm, reflek cahaya (+), leukokoria (-) Jernih Positif cemerlang

OD 1/300 Sentral Ke segala arah Bentuk normal, Odem (-) Hiperemi (-), Odem (-) Jernih Putih Normal Gambaran normal, Reguler Iris shadow (-) Sentral, regular, 3 mm, reflek cahaya (+), leukokoria (+) Keruh merata Negatif DIAGNOSA KLINIS

Katarak senile OD stadium matur

DIAGNOSA BANDING Refleks Senil Katarak Komplikata Kekeruhan badan kaca Ablasio Retina

PENATALAKSANAAN Rencana rawat inap dan akan dilakukan Ekstraksi Lensa Ekstrakapsular OD serta pemasangan lensa intraocular (IOL).

BAB III DISKUSI

Pada katarak pada umumnya terjadi perubahan kimia di dalam lensa baik terhadap nucleus maupun korteksnya. Dimana terjadi penurunan dari oxygen uptake disertai peningkatan penyerapan air yang kemudian diikuti proses dehidrasi. Selain itu terjadi pula penimbunan ion-ion natrium dan kalsium, disertai penurunan ion kalium, asam askorbat dan protein.3,4,5 Katarak yang berkaitan dengan umur (senile) paling sering dijumpai. Dimana penglihatan yang semakin kabur dan terjadinya distorsi penglihatan adalah gejala utamanya. Menurut tebal tipisnya kekeruhan lensa, katarak senile dibagi menjadi 4 stadium : 1,4,5 1. Katarak Insipien Kekeruhan lensa tampak terutama di bagian perifer korteks berupa garis-garis yang melebar dan makin ke sentral makin menyerupai ruji sebuah roda. Biasanya pada stadia ini tidak menimbulkan gangguan tajam penglihatan dan masih bisa dikoreksi mencapai 6/6. 2. Katarak Imatur atau katarak intumesen Kekeruhan lensa terutama dibagian posterior nukleus dan belum mengenai seluruh lapisan lensa. 3. Katarak Matur Kekeruhan sudah mengenai seluruh lensa, warnanya menjadi putih keabuabuan. Semua sinar yang melalui pupil dipantulkan kembali di permukaan

anterior lensa. Tidak ada bayangan iris (Shadow test (-)). Tajam penglihatan menurun, tinggal melihat gerakan tangan atau persepsi cahaya. 4. Katarak Hipermatur Katarak yang mengalami proses degenerasi lebih lanjut, dapat menjadi keras atau lembek dan mencair. Diagnosis katarak ditegakkan atas adanya tanda-tanda klinik subyektif dan obyektif.4,5 Tanda subyektif antara lain berupa adanya kemunduran tajam penglihatan, positif scotoma berupa keluhan seperti bercak hitam dilapang pandang yang tidak bergerak tapi selalu mengikuti arah gerak mata, monocular polipia, seperti melihat benda menjadi lebih dari satu pada satu mata, kadang seperti melihat bayangan halo disekitar sumber cahaya, kadang penderita merasa lebih enak tanpa kacamata baca untuk melihat dekat karena terjadi artificial myopia. Pada pemeriksaan obyektif antara lain visus menurun sesuai dengan tebal tipis lensa, stadium matur dan hipermatur visus menurun mencapai 1/300 1/ ; dengan senter ditemukan kekeruhan lensa; dengan oftalmoskopi pada stadium insipien dan imatur tampak kekeruhan kehitaman dengan latar belakang jingga, sedang stadium matur hanya didapatkan warna kehitaman tanpa latar belakang atau reflek fundus negative. Pada penderita berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik didiagnosa dengan katarak senile OD stadium matur karena didapatkan penglihatan mata kanan kabur secara progresif, kadang berair, tidak ada keluhan silau dan sakit hanya merasa ada yang mengganjal pada mata kanannya. Tidak ada riwayat trauma. Dari pemeriksaan fisik tajam penglihatan (visus) mata kanan 1/300 sedang

mata kiri normal 6/6. Tidak ditemukan kelainan pada palpebra, konjungtiva, kornea, sclera, bilik mata depan dan iris pada kedua mata. Mata kanan, pupil tampak putih (leukokoria) yang menunjukkan lensa keruh. Pada umumnya perjalanan katarak senile progresif lambat dan

berlangsung beberapa tahun. Tidak ada pengobatan untuk katarak kecuali tindakan bedah. Pembedahan dilakukan apabila penurunan tajam penglihatan mengganggu pekerjaan sehari-hari dan tidak dapat dikoreksi dengan kacamata, pada katarak matur sebelum menjadi hipermatur yang akan menimbulkan penyulit (uveitis dan glaukoma), katarak telah menimbulkan penyulit seperti katarak intumesen yang menimbulkan glaukoma.1,4 Prosedur bedah katarak (ekstraksi lensa) yang dipakai adalah ekstraksi intra- atau ekstrakapsular. Dinamakan intrakapsular (ICCE) apabila lensa diambil intoto, yaitu seluruh kapsul diambil melalui limbus superior. Sedangkan pada ekstraksi ekstrakapsular (ECCE) juga dibuat insisi limbus superior, kemudian kapsul anterior dirobek dan diambil, inti diekstraksi, dan korteks lensa diirigasi dan diaspirasi agar keluar dari mata, sedangkan kapsul posterior dipertahankan tetap pada tempatnya. Pada lima tahun belakangan ini sebagian besar bedah katarak dilakukan secara ekstrakapsular (ECCE). Alasan utamanya adalah bahwa kapsul posterior yang masih utuh memungkinkan untuk ditanam lensa intraocular ke dalam bilik mata belakang. Dengan ekstraksi lensa akan memperbaiki tajam penglihatan pada lebih dari 90% kasus.5,6 Pemasangan lensa intraokular setelah bedah katarak masih dianggap cukup mahal jika dibandingkan dengan kacamata dan lensa kontak corneal, akan tetapi

memiliki beberapa kelebihan, antara lain lapang pandangnya lebih baik dari kacamata dan tidak terjadi pembesaran bayangan diretina.1 Adapun indikasi operasi pada katarak adalah visus menurun (gangguan dalam melakukan pekerjaan sehari-hari), diagnosis, medis (komplikasi glaukoma sekunder), kosmetik dan sosial1

BAB IV PENUTUP

Telah dilaporkan kasus katarak senile stadium matur pada penderita perempuan usia 58 tahun. Dari anamnesa diketahui bahwa penglihatan mata kanan (OD) penderita menurun selama 2 bulan dan tidak ada riwayat trauma sebelumnya. Pada pemeriksaan fisik di dapatkan visus OD 1/300,tidak ada kelainan pada palpebra, konjungtiva, kornea, sclera, bilik mata depan dan iris. Pupil tampak putih (leukokoria), kekeruhan lensa yang merata. Penderita didiagnosa sebagai katarak senile OD stadium matur dan akan dilakukan ekstraksi lensa dengan cara ECCE dan pemasangan lensa intraocular.

10

DAFTAR PUSTAKA

1. Ilyas S. Katarak. Dalam: Ilmu Penyakit Mata. Jakarta, FKUI: 1994; 207 17. 2. Mansjoer Arif, dkk. Ilmu Penyakit Mata. Dalam: Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jakarta, FKUI; 62 3 3. Wijana N. Ilmu Penyakit Mata. Edisi 6. Jakarta, Binarupa Aksara: 1996; 145 61 4. Ilyas S. Katarak. Dalam: Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Jakarta, FKUI: 2001; 128 46 5. Sjukur BA, Yogiantoro M. Lensa. Dalam: Pedoman Diagnosis dan Terapi Lab/UPF Ilmu Penyakit Mata. Surabaya, RSUD Dokter Soetomo: 1994; 37 4 6. Shock JP. Lensa. Dalam: Vaughan D, Asbury T. Oftalmologi Umum (General Opthalmology). Alih bahasa: Ilyas S. Edisi 11. Jilid 1. Jakarta, Widya Medika: 1994; 167 75

You might also like