You are on page 1of 7

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Perancis merupakan salah satu bahasa besar di dunia dan salah satu bahasa turunan bahasa Latin yang termasuk dalam rumpun bahasa Roman. Peranan penting dalam hal ini dimainkan oleh bahasa Perancis sebagai bahasa komunikasi dan menjadi bahasa resmi di beberapa negara dan organisasi internasional. Posisi bahasa Perancis cukup kuat sebagai bahasa komunikasi. Di Indonesia bahasa Perancis berkedudukan sebagai bahasa asing yang dipelajari secara formal baik di Sekolah Menengah Atas maupun di Perguruan Tinggi. Oleh karena itu, banyak kajian atau pun penelitian tentang bahasa Perancis dilihat dari berbagai unsur. Kajian terhadap bahasa Perancis yang telah dilakukan menyoroti berbagai unsur seperti, unsur fonologis, semantis, morfologis, dan struktural. Setiap bahasa mempunyai ciri khas sendiri yang tidak dimiliki oleh bahasa lainnya. Bahasa-bahasa berfleksi seperti bahasa Arab, bahasa Rusia, bahasa Sansekerta, dan bahasa Latin, termasuk bahasa Perancis, untuk dapat digunakan di dalam kalimat, kata-kata pada bahasa tersebut harus disesuaikan dahulu bentuknya dengan kategori gramatikal yang berlaku dalam bahasa itu. Salah satu keunikan dari bahasa Perancis adalah terdapat perubahan bentuk pada verba, nomina dan adjektiva ketika penutur menggunakannya baik dalam bahasa lisan maupun dalam bahasa tulis. Perubahan dan penyesuaian bentuk pada verba
2

disebut dengan istilah konjugasi, sedangkan pada nomina dan adjektiva disebut dengan deklinasi. (Verhaar, 135-139:199) Salah satu perubahan bentuk pada nomina bahasa Perancis dapat dilihat menurut kasus nominatif. Berikut contoh kasus nominatif dalam bahasa Perancis. (1) Un cahier Des cahiers Art.Indf. M/S N.M/S Art. Indf.M/Pl N.M/Pl Sebuah buku tulis buku-buku tulis Sebuah buku tulis Banyak buku tulis Pada data (1) un cahier adalah sebuah kata bahasa Perancis berkelas nomina yang memiliki pewatas article indfini (artikel taktakrif), berjender masculin ( maskulin ) ,berjumlah singulier (tunggal). Perubahan benda tunggal un cahier menjadi benda jamak des cahiers tidak hanya terdapat pada penyesuaian benda jamak dengan penambahan sufiks -s pada kata cahier, tetapi perubahan terdapat pula pada pewatas un menjadi des. Bahasa Perancis dan bahasa Indonesia adalah bahasa yang berbeda rumpunnya. Perbedaan tersebut bertalian baik dengan sifat bahasa itu maupun tipologinya. Bahasa Perancis bahasa flektif dan bahasa Indonesia aglutinatif. Berdasarkan kasusnya, nomina bahasa Perancis mengalami perubahan menurut kasus nominatif, genetif, datif , dan akusatif . Kedua bahasa itu berbeda rumpunnya tetapi memiliki persamaan dalam hal kepemilikan kata penggolong nomina yakni sekelompok kata yang membagi

bagi nomina maujud dalam kategori tertentu. (Alwi dkk : 1998). Baik bahasa Indonesia maupun bahasa Perancis memiliki kata
3

penggolong nomina yaitu sekelompok kata yang membagi nomina dalam kategori tertentu. Manusia misalnya, disertai oleh penggolong orang. Binatang oleh penggolong ekor , dan buah untuk buah buahan atau hal lain yang ada diluar golongan manusia dan binatang. Menurut Chaer (2008 : 94) kata-kata seperti batang, lembar,helai butir, biji, pucuk,tangkai, kuntum, carik, pasang dan rumpun yaitu kata-kata yang digunakan pula sebagai tanda pengenal nomina tertentu dan ditempatkan di antara kata bilangan dengan nominanya. Dalam bahasa Perancis kata penggolong nomina disebut dengan le classificateur. Kategori penggolong nomina bahasa Perancis baik untuk menyatakan seorang, seekor maupun sebuah diwujudkan dengan penggunaan kelas kata yang sama yaitu numeralia (Num) un untuk nomina (N) berjender maskulin berjumlah tunggal dan une untuk nomina berjender feminin berjumlah tunggal. Berikut contoh kata penggolong nomina (KPN) yang membentuk sebuah konstruksi frasa nomina (FN) dalam bahasa Perancis. (2) Un cuisinier Art.Ind /M.S N/ M.S Seorang koki Seorang koki (3) Un paquet Art Ind/M.S N/ M.S Sebuah paket Sebuah paket (4) Une femme Art Def/F.S N/ F.S Seorang wanita Seorang wanita (5) Une maison Art Ind/ F.S N/ F.S
4

Sebuah rumah Sebuah rumah (6) Un lion Art Ind/ M.S N/ M.S Seekor singa Seekor singa Data ( 2-6) di atas merupakan dua buah gabungan kata yang membentuk (FN) yang terdiri atas dua unsur yaitu : (1) artikel taktakrif un dan une berfungsi sebagai determinator dan (2) nomina cuisinier, paquet, femme, maison, dan lion sebagai unsur inti (noyau). Artikel taktakrif un dan une pada FN berubah kelas kata menjadi numeralia pada kata penggolong nomina bahasa Perancis untuk menandai kekhusussan nomina, baik untuk manusia disertai oleh penggolong orang (data 2 dan 4) ; un cuisinier seorang koki dan une femme seorang wanita maupun untuk benda dan binatang disertai oleh penggolong buah dan ekor (data 3,5,6) ; un paquet sebuah paket, une

maison sebuah rumah, dan un lion seekor singa. Unsur determinator un dan une yang menyatakan ketunggalan dan memiliki padanannya dalam bahasa Indonesia sebuah, seekor dan seorang bersifat obligatif, karena penghilangan unsur determinator sebagai salah satu pembentuk FN tidak berterima dalam kaidah bahasa Perancis. Kata penggolong nomina bahasa Perancis dan permasalahannya menarik untuk diteliti karena keberadanaannya sangat unik. Unik dalam arti mempunyai ciri khas yang spesifik. Keunikan kata penggolong nomina bahasa Perancis terlihat dari sistem pembentukannya, terdapatnya jender pada pewatas penggolong nomina untuk benda, binatang dan untuk orang menggunakan kelas
5

kata numeralia un untuk nomina berjender maskulin dan une untuk nomina berjender feminin. Keduanya memiliki makna seorang, seekor, dan sebuah. Penggunaan numeralia sebagai determinator mengikuti nominanya sebagai unsur inti, artinya apakah nomina sebagai unsur inti pada FN itu berjender feminin atau maskulin. Misalnya un musicien seorang musisi laki-laki, un journal sebuah koran un chat seekor kucing. Numeralia un memiliki arti seorang, sebuah dan seekor karena nomina musicien, journal dan chat memiliki jender maskulin. Sementara numeralia une juga memiliki arti seorang, sebuah dan seekor , sebatang, digunakan untuk nomina berjender feminin. Misalnya, une actrice seorang artis, une recette sebuah resep masakan, une poule seekor ayam betina. Dalam bahasa Perancis kata penggolong nomina yang selanjutnya disebut KPN memiliki konstruksi dasar FN, yaitu Artikel (Det)+ Nomina. Sementara pola dasar KPN bahasa Perancis Numeralia + Nomina Dasar Umum/Nomina Penggolong. Numeralia berfungsi sebagai determinator dan nominanya sebagai unsur inti. Penelitian yang sekarang dilakukan berfokus pada salah satu unsur dalam pembentukan frasa nomina (FN) yaitu nomina sebagai unsur inti yang memiliki ciri khusus baik nomina dasar umum maupun penggolong nomina dalam bahasa Perancis (Verhaar : 1999, Chiss :2001). Kompleksitas FN bahasa Perancis dapat diilustrasikan dalam bagan berikut ini :
6

Bagan 1:1 di atas menunjukkan banyaknya unsur-unsur yang berkaitan


7

dengan FN bahasa Perancis. Oleh karena itu, penelitian ini hanya menekankan pada pembahasan tentang nomina sebagai unsur inti yang memiliki ciri khusus baik sebagai penggolong nomina secara implisit terkandung di dalam kelas kata numeralia maupun penggolong nomina secara eksplisit berupa penggolong nomina dan unsur determinator berupa kelas kata numeralia, adjektiva taktakrif serta adverbia kuantitatif merupakan unsur penting dalam pembentukan KPN bahasa Perancis. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, terdapat beberapa masalah yang menjadi fokus penelitian ini, sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut :

(1) Unsur-unsur apa saja yang dapat membentuk kata penggolong nomina bahasa Perancis? (2) Konstruksi apa yang menggunakan kata penggolong nomina bahasa Perancis? (3) Makna apa yang terkandung dalam konstruksi yang menggunakan kata penggolong nomina bahasa Perancis? 1.3Tujuan Penelitian
8

Masalah-masalah sebagaimana dikemukakan di atas merupakan masalah kebahasaan dalam bahasa Perancis terutama yang menyangkut kata penggolong nomina bahasa Perancis yang belum mendapat pemecahan secara tuntas. Penelitian ini bertujuan : (1) menjelaskan dan mengkaji unsur-unsur yang membentuk kata penggolong nomina bahasa Perancis (2) menjelaskan dan mengkaji struktur kata penggolong nomina bahasa Perancis dalam konstruksi frasa nomina. (3) menjelaskan dan mengkaji makna kata penggolong nomina yang terkandung dalam konstruksi frasa nomina dalam bahasa Perancis. 1.4Bobot dan Relevansi Penelitian ini menyangkut analisis struktur dan makna dari setiap unsur yang diteliti. Melalui penelitian ini penulis mencoba untuk mengisi rumpang yang belum disoroti oleh peneliti sebelumnya. Penelitian baik tentang FN maupun unsur-unsur pembentuk FN telah banyak dilakukan dalam bahasa Indonesia, ,Indrayani (2004) meneliti tentang konstruksi FN bahasa Inggris N+N , Mulyana meneliti tentang susunan kata dan artinya (dalam Parera, 2005), kajian tentang aneksi substantif (hubungan makna gramatikal nomen + nomen) telah dilakukan juga oleh Mees (dalam Parera : 2005), Marliah (2009) melakukan penelitian mengenai FN yang berfungsi sebagai komplemen dalam klausa bahasa Inggris. Berdasarkan kajian dan penelitian yang telah dilakukan, peneliti melihat
9

adanya rumpang yang belum terjamah yaitu unsur nomina sebagai unsur inti dalam konstruksi FN khususnya yang menyangkut kata penggolong nomina. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kajian bidang linguistik dalam tataran struktural dan semantis bahasa Perancis. Di samping itu, hasil penelitian ini diharapkan berguna sebagai masukan dan acuan bagi pembelajaran Kata Penggolong Nomina yang dapat diterapkan di Jurusan Pendidikan Bahasa Perancis S1 pada mata kuliah Linguistique III : Morphologie serta memberikan kontribusi bagi dunia linguistik terutama dalam analisis kontrastif (Kata Penggolong Nomina dalam bahasa Perancis dan padanannya dalam bahasa Indonesia). Penulis berharap juga hasil penelitian ini akan dapat memperluas dan memperkaya wawasan tentang bahasa Perancis sehingga memiliki bobot dan relevansi yang besar dalam perkembangan penelitian yang berkaitan dengan bahasa Perancis khususnya kata penggolong nomina bahasa Perancis.

1.5 Kerangka Teori Kerangka teori yang digunakan dalam penelitian ini tidak didasarkan pada satu teori, tetapi digunakan beberapa teori yang relevan sehingga dapat saling melengkapi teori yang satu dengan yang lainnya. Teori yang menjadi acuan dalam penelitian ini adalah teori Charlier (1975 : 94) yakni konstruksi Frasa Nomina (FN) minimal terdiri atas unsur determinator dan unsur nomina (lment determinant + nom noyau) dan teori Kata Penggolong Nomina yakni sekelompok kata yang membagi bagi nomina maujud dalam kategori tertentu. (Alwi dkk :
10

1998) Teori-teori yang melandasi penelitian ini, yang berkaitan dengan kata penggolong dan frasa diacu teori Quirk (1972), Charlier (1975), Gaillot (1975), Grevisse (1986), Kridalaksana (1986), Djajasudarma (1987), Charaudeau (1995), Chiss (2001), Alwi (2003), Ramlan (2005), Verhaar ( 2006), Bescherelle (2006), Chaer (2008), Arifin (2008). Analisis makna diacu teori Lyon (1967), Fillmore (1968), Grevisse (1986), Mecz (1988), Djajasudarma( 1993,1994), Baylon(1995). Parera (2005). 1.6 Metode dan Teknik Penelitian 1.6.1 Metode Penelitian Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, sesuai dengan pendapat yang menyatakan bahwa dalam metode deskriptif akan diperoleh data yang akurat mengenai ciri dan sifat-sifat data bahasa secara alamiah. Di samping itu, dalam data bahasa tersebut diungkapkan fenomena yang empiris sehingga menghasilkan pemerian data secara aktual. (Djajasudarma ,1993: 8) Metode deskriptif digunakan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diteliti dengan menggambarkan sifat, keadaan, dan gejala kebahasaan bahasa Perancis khususnya kata penggolong sebagai unsur tunggal, mengklasifikasikan dan menjelaskan secara sistematis tentang unsur pendampingnya yang membentuk FN berinduk nomina, serta hubungan antarunsur dari segi struktural. Untuk memperoleh data yang akurat dan sahih digunakan teknik
11

pengumpulan data. Teknik pengumpulan data di lapangan diperoleh dari studi pustaka. Studi pustaka dilakukan dengan mencatat, memeriksa, atau mengkaji sejumlah data berupa frasa nomina (FN) yang diambil dari buku-buku, majalah, dan tulisan-tulisan yang dapat mewakili keakuratan data. FN bahasa Perancis yang mengandung satu unsur pembentuknya yaitu nomina yang terdiri atas dua gabungan kata atau lebih yang berhubungan dengan data yang diinginkan dari sumber yang diperoleh, ditandai, kemudian diklasifikasikan sesuai dengan kategori bentuk dan makna kata penggolong nomina. Data lapangan diharapkan dapat diperoleh dari informan. Oleh karena itu penelitian melibatkan dua penutur asli bahasa Perancis sebagai informan. 1.6.2 Metode dan Teknik Kajian Metode kajian yang digunakan adalah metode distribusional. Metode distribusional dapat dibedakan atas metode kajian padan dan metode kajian distribusional. Daftar penentu di dalam kerja metode kajian distribusional adalah

pemilahan data berdasarkan kategori tertentu dari segi kegramatikalan terutama dalam penelitian deskriptif sesuai dengan ciri-ciri alami yang dimiliki oleh data penelitian. Titik tolak kerja kajian dimulai dari data yang sudah dipilah (Djajasudarma, 1993 : 57-61). Unsur nomina sebagai kata penggolong nomina yang dikaji, dipilah dari segi bentuk dan makna serta hubungannya dengan unsur gramatikal lainnya. Berdasarkan definisi metode kajian di atas, penelitian ini menggunakan kajian distribusional, di mana data yang diolah didistribusikan dan dipilah-pilah
12

sesuai keperluan penganalisisan data. Setelah dipilah sesuai dengan klasifikasi masing-masing data, maka dilakukan analisis dan dikaji sesuai dengan tujuan penelitian yang dilakukan, yaitu dalam lingkup FN bahasa Perancis berinduk penggolong : kajian struktur dan makna. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik perluasan unsur lexpansion. ( Bescherell 2006 : 194-200). Teknik perluasan unsur digunakan dengan cara menambahkan kata atau gabungan kata dalam frasa sehingga selain dapat memperluas makna FN, juga dapat menambah fungsi baru dalam sebuah frasa. Contoh teknik perluasan FN adalah : (7) Un bouquet sebuah rangkaian diperluas menjadi FN seperti yang terlihat pada data (8) (8) Un bouquet de persil seikat peterseli diperluas menjadi FN yang terlihat pada data (9) (9) Un gros bouquet de persil seikat besar peterseli Atribut sebagai konstituen pewatas di dalam struktur frasa dapat terletak di sebelah kiri dan atau di sebelah kanan induk frasa. Data no (7) un bouquet diperluas dengan penambahan unsur kelas kata nomina seperti yang terlihat pada data no (8) menjadi un bouquet de persil. FN un bouquet de persil diperluas lagi dengan penambahan adjektiva sehingga menjadi un gros bouquet de persil. Unsur-unsur yang melekat pada FN tersebut memiliki fungsi yang sama, baik nomina persil maupun adjektiva gros merupakan pewatas nomina inti yaitu bouquet. 1.7 Sumber Data
13

Data yang digunakan, dikaji dan dideskripsikan dalam penelitian ini ada dua jenis yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diambil dari buku pelajaran, majalah, artikel, dan jurnal berbahasa Perancis. Sumber data tersebut adalah : 1. 23 artikel tabloid La Gazette de Bali edisi 2008-2010. 2. Buku resep Gratins et Souffls. 3. Buku resep La Cuisine Explique Ma Mre 4. Buku resep Eloges des Ptes 5. Buku Tempo 1 Mthode de Franais dan Le Cahier dexercices Tempo 1 6. Majalah Triwulan Le Franais lUniversit 2008-2010 7. Le Franais dans Le Monde 2009-2010 Data sekunder diambil dari hasil pengamatan para akhli bahasa terdahulu yang digunakan untuk menjelaskan apa yang luput dari perhatian para peneliti

sebelumnya dan untuk mendukung pendapat peneliti. Pemilihan sumber data berdasarkan pertimbangan sebagai berikut : (1) Bahasa yang digunakan : Bahasa Perancis memiliki niveau de langue tingkatan bahasa sehingga data yang dibutuhkan dan diperoleh dari sumber data dapat mewakili bahasabahasa yang digunakan oleh penutur bahasa Perancis ( La Gazette de Bali menggunakan bahasa Perancis sehari-hari yang ditulis oleh orang Perancis yang berada di Bali ; Le Franais lUniversit menggunakan bahasa Perancis baku yang dipelajari di Perancis, di negara-negara francophone (bahasa Perancis sebagai bahasa pengantar) dan di negara-negara non-francophone ( bahasa
14

Perancis sebagai bahasa yang hanya dipelajari dan tidak digunakan sebagai bahasa pengantar) ; Le Franais dans le Monde menggunakan bahasa Perancis baku yang menampilkan informasi aktual berupa artikel berbagai bidang ilmu dalam bahasa Perancis sehingga hal tersebut memiliki relevansi yang tinggi dengan topik kajian peneliti. Dari keragaman sumber data ditemukan keragaman bahasa termasuk di dalamnya keragaman KPN dalam konstruksi FN (2) Relevansi sumber data dengan topik kajian. Buku-buku resep masakan memuat banyak materi mengenai topik yang dikaji sehingga memudahkan peneliti memperoleh data yang dibutuhkan terutama KP yang menunjukkan ukuran atau takaran. (Gratins et Souffls, La Cuisine Explique Ma Mre, dan Eloges des Ptes). Buku pengajaran Tempo I menyajikan penjelasan tentang KP bahasa Perancis sehingga membantu peneliti untuk menelusuri lebih dalam lagi. 1.8Pemilahan Data Dalam penelitian ini pemilahan data didasarkan pada dua kriteria yaitu : (1) Struktur unsur yang diteliti yaitu kata penggolong nomina (KPN) berpola FN yang memiliki unsur determinator dan nomina (nomina dasar umum dan nomina penggolong) sebagai unsur inti. (2) Makna. Data dengan konstruksi FN yang mengandung KPN dipilah atas lima kelompok, yaitu data dengan :
15

(1) KPN yang terdiri atas dua gabungan kata yaitu numeralia (Det) dan nomina, (2) KPN yang terdiri atas tiga gabungan kata atau lebih yaitu numeralia (Det), nomina dan pewatas nomina, (3) KPN yang memiliki nomina berjender feminin dan maskulin, (4) KPN yang disertai numeralia numerik dan KPN yang bergabung dengan numeralia non numerik, (5) Makna yang terkandung di dalam KPN.

You might also like