You are on page 1of 9

Erbium Doped Fibre Amplifiers (EDFA)

Gambar 114. Erbium Doped Optical Fibre Amplifier. Meskipun alat tersebut diberikan daya secara listrik, proses penguatan sepenuhnya optikal dan terjadi pada bagian kecil rare earth doped dari fiber single-mode.

Sebuah Erbium Doped Fibre Amplifier terdiri atas bagian kecil fiber (biasanya sekitar sepuluh meter) yang mempunyai sejumlah kecil rare earth element erbium terkontrol yang ditambahkan kepada gelas dalam bentuk ion (Er3+). Hal ini diilustrasikan pada Gambar 114. Prinsip yang terlibat di sini hanya berupa prinsip dari laser dan sangat sederhana. Ion erbium mampu berada pada beberapa keadaan energi (hal ini berhubungan dengan orbit alternatif yang mungkin dimiliki elektron di sekitar inti). Saat ion erbium berada pada keadaan energi tinggi, sebuah foton akan menstimulasikannya untuk menyerahkan sebagian energinya (juga dalam bentuk cahaya) dan kembali ke keadaan energi lebih rendah (yang lebih stabil). Proses ini dikenal sebagai emisi terstimulasi. Untuk membuat prinsip tersebut bekerja, kita memerlukan sebuah cara untuk membuat atom erbium naik ke keadaan tereksitasi. Dioda laser pada diagram membangkitkan cahaya dengan high-powerer beam (antara 10 dan 200 miliwatt) pada panjang gelombang dimana ion erbium akan diabsorbsi dan melompat ke keadaan tereksitasinya.

Prinsip dasar dari EDFA diilustrasikan pada Gambar 114. Operasinya adalah sebagai berikut: 1. Cahaya dengan high-powered beam (bersifat relatif) dicampur dengan sinyal input menggunakan wavelength selective coupler. (Sinyal input dan cahaya tereksitasi harus berbeda panjang gelombang secara signifikan). 2. Cahaya yang dicampur dibimbing ke dalam fiber yang mempunyai ion erbium pada inti

3. Cahaya dengan high-powered beam ini mengeksitasi ion erbium ke keadaan energi yang lebih tinggi. 4. Saat foton dari sinyal (pada panjang gelombang yang berbeda dari cahaya yang diberikan) bertemu dengan atom erbium, atom erbium memberikan sebagian energinya kepada sinyal sehingga erbium kembali ke keadaan energi yang lebih rendah 5. Poin pentingnya adalah erbium memberikan energinya dalam bentuk foton tambahan yang mempunyai fasa dan arah yang sama persis dengan sinyal yang dikuatkan. Jadi sinyal dikuatkan sepanjang arah perjalanannya saja. Oleh karena itu, semua daya sinyal tambahan dibimbing pada mode fiber yang sama saat sinyal dimasukkan. 6. Biasanya terdapat isolator yang ditempatkan pada output untuk mencegah pemantulan kembali dari fiber yang disematkan. Refleksi tersebut mengganggu pengoperasian amplifier dan dalam kasus yang ekstrim dapat menyebabkan penguat menjadi laser.

Gambar 115. Keadaan Level Energi Erbium. Meskipun keadaan energi dinyatakan dalam garis horizontal, mereka benar-benar merupakan band energi yang dipusatkan di sekitar keadaan energi yang spesifik. Distribusi keadaan energi ini dikenal sebagai Distribusi Fermi-Dirac

Operasi tersebut dapat dimengerti dengan menggunakan referensi Gambar 115. Keaadaan energi pada gambar tersebut sebenarnya adalah grup dari sub-keadaan. Band I15/2 mempunyai 8 sub-keadaan, band I13/2 mempunyai 7 sub-keadaan dan band I11/2 mempunyai 6 subkeadaan. Elektron dapat menempati sub-keadaan manapun di dalam band arusnya (tergantung kepada energinya). Sebagai tambahan, setiap sub-keadaan diperluas oleh energi termal. Hal ini mengakibatkan masing-masing band relatif luas. Jadi, ketika sebuah elektron

melompat antar keadaan, terdapat rentang yang cukup lebar dari level energi yang tersedia. Oleh sebab itu, divais akan menguatkan dalam rentang yang relatif luas.

Karakteristik Gain EDFA

Gambar 116. Kurva gain dari EDFA Gambar 116 menunjukkan kurva gain dari EDFa yang biasa diperjualbelikan. Perhatikan bahwa sumbu y dinyatan dalam dB dan daerah asalnya bukan nol. Gain pada 1560 nm lebih tinggi sekitar 3 dB dari gain pada 1540 nm (dua kali lebih banyak). Dalam aplikasi kebanyakan (jika kita hanya mempunyai kanal tunggal atau jika hanya terdapat sedikit amplifier dalam rangkaian), hal ini tidaklah terlalu banyak dari keterbatasan. Bagaimanapun, sistem WDM menggunakan banyak panjang gelombang bersama dengan band yang dikuatkan. Jika kita memiliki link WDM yang sangat panjang dengan amplifier yang banyak (misal dua atau tiga ribu kilometer dengan sekitar 80 amplifier) perbedaan respon dari kanal yang bervariasi akan bertambah. Perbedaan level sinyal di antara kanal bisa jadi sangat besar hingga 100 dB.

Gambar 117. Respon pada EDFA yang dikaskade

Dengan kata lain, beberapa kanal akan begitu kuat dan juga dominan sedangkan yang lain akan tenggelam dalam noise. Hal ini akan sangat parah sehingga membuat sistem operasi tidak berlangsung semestinya. Dalam kasus yang tidak terlalu parah, hal ini berarti bahwa

SNR akan bervariasi secara signifikan dari suatu kanal dengan kanal yang lain. Tentunya sistem ini hanya sebaik kanal terburuk. Ini berarti bahwa untuk sistem WDM kita membutuhkan setiap kanal untuk mempunyai besar gain yang sama. Jadi, penguatan gain harus rata di sepanjang rentang panjang gelombang yang dikuatkan. Sebuah halangan yang signifikan disebabkan fakta bahwa profil gain EDFA berubah bersama dengan level daya sinyal. Kita mungkin memperoleh respon rata yang sangat baik (misal) dengan empat kanal saat daya maksimum tetapi saat satu kanal terhenti (gagal atau mati) respon amplifier terhadap ketiga kanal lainnya menjadi tidak rata (antar kanal). Hal itu membuat satu kanal mungkin dikuatkan lebih besar dari yang lainnya.

Saat ini telah dilakukan banyak penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan kurva gain yang rata. Hal ini dapat dilakukan dengan: 1. Mengoperasikan alat pada 77 K. Hal ini menghasilkan kurva gain yang lebih baik (lebih rata) tetapi tidak praktis. 2. Memperkenalkan material dopant yang lain (seperti aluminium atau ytterbium) bersama dengan erbium ke dalam inti fiber. Tergantung dengan material yang digunakan, hal ini dapat mengubah respon ampifier secara radikal. Kita dapat menggunakan serangkaian co-dopant yang berbeda pada bagian serat sepanjang amplifier. Hal ini dipercaya secara luas bahwa pendekatan ini akan menunjukkan hasil terhadap pengembangan amplifier dengan respon yang benar-benar rata. 3. Panjang amplifier merupakan faktor lain yang mempengaruhi kerataan dari kurva gain. 4. Mengontrol pompa daya ( melalui feedback loop) dilakukan rutin untuk mengurangi ASE. Teknik ini juga mengurangi ketidaklinearitasan pada respon sehubungan dengan variasi level sinyal input. 5. Menambahkan kanal WDM tambahan secara lokal pada amplifier. Daya pada rangkaian ini digunakan untuk menyerap kelebihan daya dan juga untuk mengurangi variasi ketidaklinearan pada level daya. Hal ini dikenal sebagai gain clamping. 6. Memanipulasi bentuk waveguide fiber yang terdapat amplifiernya. Fiber dengan dua inti yang baru-baru ini diperkenalkan menghasilkan karakteristik kerataan yang sangat unggul.

Dalam level sistem, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengkompensasikannya. Sebagai contoh:

1. Menggunakan blazed fibre Bragg gratings sebagai filter untuk mengurangi puncak pada kurva respon. Dengan kata lain, mengurangi respon pada semua panjang gelombang hingga kepada panjang gelombang yang terburuk. Pendekatan ini dilaporkan bekerja sangat baik pada saat percobaan. 2. Menggunakan kanal preemphasis pada sinyal saat mereka ditransmisikan. Artinya, mentransmisikan kanal WDM yang berbeda pada level daya yang berbeda untuk mengkompensasikan karakteristik gain amplifier berikutnya.

Dalam sistem individual, pengkombinasian teknik-teknik di atas dapat digunakan untuk mencapai hasil yang optimal.

Doping pada Gelas Pada fiber silika, erbium hanya dapat diberikan dalam konsentrasi yang relatif rendah (sekitar 1%) karena level yang lebih tinggi menyebabkan kesalahan pada gelas. Erbium pada gelas diberikan sebagai ion Er3+.

Dari kimia dasar, hal ini terlihat aneh dimana kita dapat mencampurkan sebuah ion ke dalam gelas dengan sukses dan meninggalkan level energi elektron relatif tidak terganggu. Kenyataannya, jika erbium adalah sebuah elemen biasa kemudian dicampurkan ke dalam gelas maka level energi elektron akan berubah sepenuhnya. Rahasianya adalah bahwa erbium adalah logam transisi. Ia memiliki kulit terluar yang penuh ( 8 elektron) dan kulit yang terisi sebagian di bawahnya. Ionisasi menyebabkan kehilangan elektron dari kulit bagian dalam (terisi sebagian) ini. Kulit terisi penuh yang terluar berperan sebagai penghalang elektrostatik yang mencegah perubahan yang terlalu banyak pada struktur ionik karena kaca sekitarnya. Elemen lain dalam grup ini (praseodymium, neodymium, ytterbium, ...) dapat juga digunakan sebagai dopan melalui cara ini. Tentu saja elemen ini mempunyai distribusi level energi yang cukup berbeda dari erbium tersebut.

Bagaimanapun, terdapat beberapa modifikasi level energi erbium oleh karakteristik gelas yang digunakan dan hal ini tidak mengubah karakteristik level energi. Pada jenis gelas lain selain silika, karakteristik penguat erbium adalah berbeda.

Saturasi Gain Ketika daya input pada sebuah amplifier dinaikkan kita akan selalu mencapi sebuah titik di mana gain mengalami saturasi. Oleh karena itu, saat daya input dinaikkan maka output akan tetap konstan.

Gambar 118. Karakteristik EDFA pada Saturasi Gain

Terdapat dua perbedaan utama karateristik saturasi gain antara amplifier elektronik dan EDFA. Kedua hasil ini didasarkan pada fakta bahwa erbium mempunyai upper-state lifetime yang panjang. Gain amplifier erbium merespon perubahan pada daya rata-rata (fluktuasi daya pada milisekon). Amplifier elektronik merespon perubahan sesaat pada level daya. 1. Saat daya input dinaikkan pada EDFA total gain pada amplifier berkurang secara perlahan. Operasi amplifier elektronik cenderung linier hingga gain mengalami saturasi dan kemudian demikian seterusnya. Hal ini berarti bahwa amplifier elektronik dioperasikan dekat dengan saturasi mengalami distorsi yang signifikan pada sinyal (terpotong pada titik puncak). 2. Amplifier erbium pada saturasi menggunakan gain lebih sedikit terhadap semau inputnya tanpa memperhatikan level sinyal sesaat. Oleh sebab itu tidak mendistorsi sinyal. Terdapat sedikit crosstalk atau tidak sama sekali antara kanal WDM walaupun dalam kondisi saturasi.

Co-Dopant Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, kita dapat melakukan banyak hal untuk mengubah karakteristik EDFA dengan co-doping fiber dengan elemen lain. Efeknya kompleks, tidak sesederhana penambahan karakteristik dari dua dopant.

Gambar 119. Level energi pada Erbium/Ytterbium Co-Doped Amplifier

Co-dopant yang biasa digunakan adalah aluminium (Al), ytterbium (Yb) dan germanium (Ge). Mereka memodifikasi spektrum gain dari amplifier. Sebagai contoh, co-doping Ge menghasilkan dua gain puncak pada spektrum satu pada 1536 nm dan yang lain pada 1550 nm. Al meluaskan dan meratakan spektrum gain pada area 1540 nm hingga 1560 nm.

Doping Yb membolehkan penggunaan daya yang jauh lebih tinggi daripada hanya pengunaan Er sendirian. Pada kasus ini kita dapat memompa Yb dan erbium memancarkan radiasi. Skema level energi seperti yang terlihat pada Gambar 119. Kondisi tersebut sedikit mirip dengan kasus pada laser semikonduktor di mana kita menggunakan heterostruktur ganda dengan material yang mempunyai bandgap berbeda sangat dekat. Yb dapat menyerap cahaya dan mendorong elektron ke level energi yang lebih tinggi. Energi ini kemudian ditransfer ke Er dengan transisi non-radiative yang cepat. Hal ini dikenal sebagai Forster energy transfer. Sekarang kita mempunyai Er tereksitasi dan kemudian elektron ini dapat mengalami emisi terstimulasi seperti yang ditentukan oleh karakteristik Er. Sesungguhnya yang terjadi pada material Er/Yb adalah material baru yang mempunyai beberapa karakteristik dari kedua komponen tersebut.

Sebagai tambahan, tipe gelas yang digunakan juga mempunyai efek yang penting karena secara signifikan memodifikasi spektra energi dan karenanya juga efisiensi dan gain karakteristik dari amplifier.

Noise Pada EDFA

Dimana terdapat gain pada sebuah sistem maka akan terdapt juga noise. Sumber noise utama pada EDFA adalah Amplified Spontaneous Emission (ASE). Apa yang terjdai adalah beberapa erbium tereksitasi dirusak ke ground state (mengalami emisi spontan) sebelum erbium mempunyai waktu untuk bertemu dengan sinyal foton yang masuk. Demikian, foton diemisikan dengan dengan fasa dan arah yang acak. Sebagian kecil dari foton yang diemisikan akan mempunyai arah yang sama dengan fiber dan ditangkap pada bound mode. Foton ini tidak akan dapat dibedakan lagi dari sinyal (dari sudut pandang amplifier) dan dikuatkan. ASE dihasilkan dalam rentang panjang gelombang dan berhubungan langsung dengan gain spektrum amplifier. Tentu saja kebanyakan daya dari ASE ini tersebar pada panjang gelombang yeng berbeda dari sinyal dan dapat disaring keluar. Pada sistem WDM operasi demultiplexing menyaring keluar ASE tersebut. Bagaimana pun, tidak mungkin menyaring keluar ASE yag terjadi pada panjang gelombang yang sama seperti snyal tersebut. Pada kebanyakan sistem ASE adalah hal sepele dan bukan merupakan sebuah masalah. Tetapi, dalam link yang panjang dengan banyak proses penguatan, ASE dapat menjadi fenomena terbatas. Hal ini karena dua alasan: 1. Nosie bertambah pada kanal sinyal 2. Efek pada gain amplifier dengan jumlah yang signifikan dari ASE yang berpindah bersama sinyal. Ada sedikit hal yang bisa dilakukan: 1. Proses desain amplifier dilakukan dengan sangat hati-hati untuk meminimalisir emisi spontan yang dihasilkan tempat pertama. Teknik yang paling umum di sini adalah dengan menjalankan amplifier pada saturasi sehingga pompa daya yang berlebihan tidak berakhir seperti ASE 2. Menempatkan filter baik bersama amplifier atau pada link untuk menyaring keluar panjang gelombang diluar kanal yang sedang ditransmisikan. Emisi spontan mempunyai puncak kuat pada 1533 nm. Hal ini bukanlah masalah jika kita mempunyai sinyal yang sama panjang gelombangnya juga puncak gain yang kuat dan sinyal akan dikuatkan lebih dari panjang gelombang ini. Jika tidak terdapat sinyal pada puncak ini kita mungkin perlu menyaring setidaknya panjang gelombang ini keluar 3. Tempatkan isolator antar tempat amplifier untuk mencegah propagasi mundur ASE dari konsumsi daya yang dipompa.

Sangat perlu untuk diperhatikan bahwa noise pada EDFA proporsional terhadap gain amplifier. Selain itu pad ASE yang ditambahkan oleh EDFA tertentu, EDFA akan menguatkan semua noise yang diterimanya bersama sinyal karena dianggap sebagai sinyal itu sendiri.

You might also like