You are on page 1of 22

TENTIR GIZI, PATOLOGI KLINIK, DAN PSIKIATRI

MODUL GASTROINTESTINAL

DIIT PADA SALURAN CERNA Selamat datang di dunia GIZI. Sebelum masuk ke dunia gizi ada baiknya kita mengenali anatomi tubuh kita dulu ya, agar tahu bagian mana saja yang akan di lewati oleh makanan itu sendiri. Biar nggak sesat kalau sesat berabe nanti jadinya mari kita mulai CHECK THIS OUT : (nie sie-pend anatomi yang jelasin lebih jelasnya, Siiep)

Disusun oleh : Siepend Umum Angkatan 2010 Rika Pratiwi Rayung Cahyaning Astuti Ristra Retrianda Diffarisa Ferawati Neneng Wulandari Grace Sheila Lames Eko Saputro Sri Nowo Minarti

SIEPEND UMUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA 2012

Proses pencernaan makanan itu pada dasarnya ada 6 dasar, yaitu : 1. Ingestion yaitu proses makan lah intinya, jadi makanan masuk ke mulut 2. Sekresi yaitu sel pada organ GI dan organ aksesorinya menghasilkan sekresi sebanyak 7 liter yang berisi air, asam, basa, dan enzim kedalam lumen GI. 3. Mixing dan Propulsing Yaitu mencampur makanan menjadi satu dengan hasil sekresi dan mendorong makanan tersebut sampai menuju anus. 4. Digestion atau digesti terbagi menjadi dua yaitu mekanik dan kimia. Pencernaan mekanik itu mulai dari gigi memotong2 makanan sampai menjadi bolus dan bolus akan dihaluskan lagi dilambung hingga akhirnya masuk ke usus hingga dapat diserap. Pencernaan mekanik itu kurang lebihnya seperti ini mengunyah, lalu dihancurkan, kemudian

Tentir Gizi, Patologi Klinik, dan Psikiatri Genderman 2010 Bisaaa..!!

digiling hingga lebih halus, dan bentuknya menjadi bolus kemudian dicampur dengan hasil sekresi (kayak buat rujak dicampur2. Dengan macam2 lah). Pencernaan secara kimiawi melibatkan reaksi katabolic dan menghasilkan enzim untuk memecah karbohidrat, protein dan lemak melalui proses hidrolisis. Kenapa harus dipecah? Itu karena bentuk protein, karbohidrat serta lemak tidak dapat diserap makanya harus diubah bentuknya agar bisa diserap. Kalau nggak diubah nanti malah makan nasi, ayam, sapi, kangkung dan segala macamnya akan keluar hal yang sama. Jadi yang masuk dan keluar sama bentuknya. 5. Absorbsi yaitu proses penyerapan makanan yang telah melewati proses kimia dan mekanik 6. Defekasi yaitu proses pencernaan yang tidak diserap. Jadi intinya pembuangan sisa-sisa metabolisme.

Untuk mempermudah kita maka saluran cerna dibagi atas dua yaitu saluran cerna atas dan saluran cerna bawah. Saluran cerna atas terdiri dari mulut, esophagus, lambung, jejunum dan jejunum bagian proksimalnya. Fungsi dari saluran cerna atas ini hanya untuk lewatnya makanan, walaupun telah terjadi penyerapan air, alcohol, serta vitamin B-12 (tapi masih menimbulkan perdebatan soalnya belum terjadi konferensi meja bundar ke-2 kok jadi nggak nyambung!), disini juga mempertahankan makanan secara adekuat, satu lagi fungsi nya dia juga terjadi pencernaan kimia dan mekanik tidak sekedar lewat saja tuh makanan.. Dan yang selanjutnya saluran pencernaan bawah yang terdiri dari jejunum distal.

Ileum, kolon (asenden, tranversal, desenden, sigmoid), rectum, anus. Disinilah fungsi absorbsi besar-besaran terjadi di usus halus. Segalanya diserap disini serta pembuangan sisa metabolisme juga disini terutama dikolon. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan secara singkat jelas dan padat fungsi dari sal. Pencernaan. Pertama-tama dimulai dari Lambung. Lambung berfungsi untuk mencampur makanan dengan hasil sekresi enzim pencernaan, kemudian sebagai reservoir, dan disini juga terjadi penyerapan walaupun penyerapannya sangat minimal disini terjadi penyerapan alkohol, air, asam lipofilik, dan B-12 (seperti dikatakan masih kontroversi soalnya ada ahli yang mengatakan vitamin ini sudah diserap dilambung tetapi ada juga yang mengatakan penyerapannnya terjadi diileum). Dilambung juga menghasilkan beberapa hasil sekresi yaitu mucus yang dihasilkan sel mucus / mucous neck cell melindungi sel2 lambung dari asam lambung dan enzim. Kemudian HCl yang dihasilkan oleh sel parietal yang berfungsi membantu terbentuknya pepsin, dan penghalang infeksi. Pepsinogen / precursor pepsin yang berfungsi sebagai pemecah protein 10% (nggak ngerti maksud 10% itu apa mungkin pemecahan protein terjadi 10% y disini) Lanjut ke pancreas, nah pancreas ini merupakan organ aksesori di system pencernaan. Pancreas merupakan kelenjar yang besar dan panjang. Di dalam kelenjar terdiri dari bagian eksokrin dan endokrin. Pada bagian endokrin terdiri dari sel A (alpha) yang menghasilkan glucagon yang berfungsi untuk mengubah glukagen menjadi glukosa. Sel B (beta) merupakan proinsulin yang akan berubah menjadi insulin yang berfungsi untuk masuknya glukosa ke dalam sel-sel tubuh. Sel C belum diketahui apa fungsinya. Sel D (delta) yang terdiri dari somatostatin yang berfungsi sebagai menghambat pelepasan insulin & glukagon dan Vasoactive intestinal peptide (VIP) yang berfungsi untuk melisis glikogen dan motilitas usus dan sekresi kelenjar usus.

Tentir Gizi, Patologi Klinik, dan Psikiatri Genderman 2010 Bisaaa..!!

Hati merupakan tempat untuk mencernakan lemak. Hati menghasilkan separuh dari seluruh kolesterol dalam tubuh, sisanya berasal dari makanan. Jadi pada dasarnya kita udah punya kolesterol dalam tubuh yang dihasilkan oleh hati, jadi jangan makan yang banyak kolesterol terlalu banyak yah nanti kolesterolnya tinggi. Boleh aja kalau mau makan makanan yang mengandung kolesterol asalkan seimbang dengan asupan makanan yang lain. 80% kolesterol dari tubuh digunakan untuk membentuk empedu yang akan ditampung dalam kantung empedu. Nah salah satu hasil dari produksi empedu ini adalah menghasilkan garam empedu yang berfungsi untuk meningkatkan kelarutan kolesterol, lemak, dan vitamin larut lemak, membantu pelepasan air oleh usus besar, pembuangan limbah. Seperti yang udah dibilang diataskan, bahwa usus halus ini tempat penyerapan sari-sari makanan secara masal. Dimana usus halus ini menyerap 80% air, elektrolit, mineral, vitamin, penyerapan karbohidrat yang dipecah menjadi monosakarida dan diserap melalui transport aktif atau tranfor difusi yang difasilitasi. Protein diserap melalui transport aktif, dimana protein diubah menjadi asam amino dan di/tripeptidase terlebih dahulu. Dan yang selanjutnya penyerapan lemak harus diubah menjadi asam lemak dan monosakarida yang diserap melalui difusi yang sederhana. Namun pada monosakarida dan asam lemak rantai panjang harus dibungkus dulu terlebih dahulu Micelle. Lanjut usus besar besar dimana disina terminal akhir bagi makanan akan singgah. Dimana pada usus besar ini terdapat pencernaan mekanik yang terdapat gerakan peristaltic untuk mendorong sisa-sisa makanan yang hampir tidak bisa untuk diserap kembali, serta memiliki refleks yaitu reflek gastroileal dan gastrocolik. Kalau ada pencernaan mekanik berarti ada pencernaan kimia dunk.. yaps tapi kalau diusus besar ini pencernaan kimianya terjadi melalui pencernaan oleh bakteri yang memfermentasikan karbohidrat serta menghancurkan protein dan asam amino yang belum

sempat terserap pada usus halus. Selain itu disini pula terjadi penyerapan alias absorbsi walaupun minimal yaitu penyerapan air dan vitamin B dan K. dan yang paling akhir adalah fungsi untuk mengeliminasi sisa tersebut dimana makanan akan didorong hingga ke sekum dan rectum dan berakhir di anus. Sisa nya nyemplung dech ke WC Berikut inilah penyakit-penyakit yang dapat terjadi pada traktus gastrointestinal : Di esofagus : hiatal hernia, akalasia, karsinoma skuamosa, barrets esofagus, adenokarsinoma esofagus, varises esofagus Di hati : sirosis post nekrotik, sirosis hati, perlemakan hati, hepatitis viral, hepatitis bakterial Di empedu : batu empedu di saluran kistik dan kantung empedu, batu empedu di duktus biliaris Di lambung : ulkus gaster, adenokarsinoma lambung, gastritis akut & kronik Di pankreas : adenokarsinoma pankreas, pankreatitis akut Di kolon : karsinoma pada kolon tramsversum, adenokarsinoma kolon, polip kolon, IBD (kolitis ulseratif dan penyakit Crohn), intussusception caused by polyp, divertikulosis kolon Ada juga obstruksi fekalit (fecalith obstruction), hernia intestinal, perdarahan internal dan eksternal (maaf gak disebutin nama organnya apaan, gambarnya rada burem.. hehehe... ^_^V) Prinsip pemberian makanan pada penyakit saluran cerna intinya itu diit tinggi serat, kecuali pada kasus-kasus tertentu. Tapi kebanyak tinggi serat sich ini kata Ibu Ina. Tapi jangan melulu tinggi serat yah Kan ngak semua penyakit Jika saluran cerna berfungsi dengan baik maka makanan dapat diberikan secara oral (mulut dan esophagus) / parenteral (sonde) seperti makanan saring lunak. Nah jika pada pasien dyspepsia atau diare dapat

Tentir Gizi, Patologi Klinik, dan Psikiatri Genderman 2010 Bisaaa..!!

dikombinasikan antara oral, entral dan parenteral untuk terapi nutrisi awal. Jika saluran cerna tidak berfungsi maka pemberian nutrisi secara oral maupun enteral harus ditiadakan alias dipuasakan. Maka pada kondisi yang seperti ini terapi nutrisi paraenteral lah yang tepat untuk digunakan. Sebagai contoh pada pasien disfagia. IBD, pankreasitis akut,dan operasi usus. Nah untuk memenuhi kebutuhan tubuh kita di Indonesia kebutuhan gizinya adalah protein 10-15%, lemak 10-25%, karbohidrat 60-75%, sisanya adalah vitamin dan mineral serta cairan. Untuk menghitung jumlah gizi yang dibutuhkan menurut haris benedict : 66+(13,7xBB) + (5xTB) (6,8xU) : 655+(9,6xBB)+ (1,8XTB) (4,7xU) Pada fase akut, pemberian tahap awal adalah pemberian paraenteral selama 24-48 jam pertama yang bertujuan untuk mengistirahatkan lambung agar tidak mensekresikan asam lambung secara berlebihan. Pemberian pasien dengan makanan dalam porsi kecil tetapi sering untuk meningkatkan motilitas lambung. Mengandung rendah serat dan rendah sisa makanan untuk menghindari gerakan berlebihan peristaltic usus. Makanan enteral rendah atau bebas rantai sedang (Medium Chain Trygliseride = MCT) pada penderita malabsorbsi lemak dan intoleransi laktosa. Menambahkan cairan apa bila ada muntah dan diare untuk menghidari dehidrasi dan menggantikan ion-ion tubuh yang hilang (dalam kasus yang sering diberikan adalah oralit) khususnya pada anak-anak 0-1 tahun : 80-100 ml/kg BB/hr, 1-5 tahun : 100-135 ml/kg BB/hr . menambahkan mineral terutama vitamin C, B12, besi, thiamin, dan magnesium pada terapi antacid. Menambahkan serat 4-8 g/hari, BM bebas susu sapi dan daging berserat kasar, sayur(bit, buncis, bayam, labu siam, tomat, wortel), sari buah (pepaya, pisang, jeruk, alpukat, jambu biji).

Nutrisi oral / parenteral merupakan pemberian nutrisi yang komersial. Terdiri dari 1. Polimerik : mengandung protein utuh untuk penderita dg GI track normal/ hampir normal jadi lambungnya bisa memproses gitu (pan enteral) 2. Pra digesti (formula khusus dalam bentuk susu elemental) mengandung AA/ peptida dan lemak MCT yang langsung diserap usus (pepti 2000) ada gangguan fungsi GI track 3. Nutrisi parenteral : RL (ringer Laktat); dextrose; atau aminovel 600 (asam amino). Kaya di infuse be.. siippppp!!! Penularan Infeksi Gatrointestinal Akut/ GASTROENTERITIS Keadaan yang disebabkan oleh infeksi dapat menimbulkan gejala berupa hilangnya nafsu makan, mual, muntah, diare ringan-berat, rasa tidak enak di perut (sebah). Penularan infeksi dapat melalui : 1. Makanan (foodborne) 2. Air (waterborne) 3. Kontak manusia ke manusia (human to human) Infeksi pada traktus grastointestinal dapat disebabkan oleh beberapa agen, diantaranya adalah Bakteri patogen : Salmonella, Shigella, Campylobacter, Escherichia Coli, Clostridium Difficele. Virus : Norwalk&Coxsackie, Rotavirus (hanya pada bayi dan anak-anak), Adenovirus type 40 & 41, dan Astrovirus. Protozoa : Giardia, Cryptosporidium, Entamoeba Histolytica. Bicara soal pengobatannya, infeksi dari beberapa agen tersebut menimbulkan gejala muntah dan diare hebat dan hal ini akan mengakibatkan dehidrasi dan penururnan tekanan darah sehingga jadi

Tentir Gizi, Patologi Klinik, dan Psikiatri Genderman 2010 Bisaaa..!!

syok. Tubuh kehilangan kalium dan natrium, ntar jadi keadaan yang disebut hipokalemia dan hiponatremia sehingga membutuhkan terapi cairan elektrolit dan sari buah khusus untuk anak-anak. Tempe rebus dapat digunakan untuk pengobatan, memiliki isoflavon sebagai antivirus dan mengurangi diare. Bila ditemukan gejala membaik, maka diberi makanan lunak secara bertahap. Tentunya untuk pencegahan, gaya hidup diperbaiki biasakan mencuci tangan. WHO REHYDRATION SOLUTION [WHO dept of children health development, a tratment of diarrhoea, 2005] Reduced-osmolarity oral rehydration solution (ORS) Sodium chloride Glucose,anhydrous Potassium chloride Trisodium citrate,dehydrate Total weight Reduced-osmolarity oral rehydration solution (ORS) Sodium Chloride Glucose,anhydrous Potassium citrate Total weight and adolescent Grams/liter 2,6 3,5 1,5 2,9 20,5 Mmol/liter 75 65 75 20 10 245

dan peristaltik esofagus itu sendiri, sehingga terjadi esofagitis dan nyeri ulu hati. Sebagian makanan yang yang mengandung asam dan enzim pada esophagus menyebabkan iritasi, inflamasi, nyeri. Dan dikarenakan esofagus tidak memiliki pelindung terhadap asam lambung seperti pada lambung, maka besar kemungkinannya mukosa esofagus dapat rusak akibat asam lambung dan enzim pencernaan yang kembali dari lambung akibat refluks tadi. GERD memiliki gejala rasa terbakar pada daerah epigastrium (heartburn) dan hiatal hernia. Tujuan diit GERD itu sendiri adalah Mencegah iritasi dan inflamasi mukosa esophageal pada fase akut Mencegah esophageal reflux Menurunkan keasaman dari asam lambung Menurunkan BB bila kegemukan sehingga terjadi penurunan tekanan abdominal (hiatal hernia) Makanan yang mempengaruhi tekanan LES Protein dalam diit meningkatkan LES Lemak dalam diit menurunkan LES (< 45 g/hari) Coklat mengandung caffeine menurunkan LES Alkohol dan karminativa (peppermint, garlic, bawang menurunkan LES Rokok (nikotin) menurunkan LES Kopi menurunkan LES dan merangsang sekresi asam lambung

merah)

GANGGUAN ESOFAGUS Gangguan esofagus dapat berupa refluks gastroesofagus, dan disfungsi motorik. Pengurangan tekanan sfingter esofagus bagian bawah (LES = Lower Esophageal Sphincter) dapat menyebabkan refluks gastroesofagus (GERD= gastroesophageal reflux disease). Faktor lain yang juga dapat menyebabkan GERD adalah adanya gangguan pengosongan saluran cerna

Dalam usaha menurunkan iritasi pada esofagus, dapat dengan menghindari makanan seperti jus asam/ jeruk, tomat, kopi, makanan berbumbu tajam, merica, makanan pedas, minuman yang mengandung karbonat serta makanan-makanan yang dapat menyebabkan heartburn misalnya pastry , dan cakes

Tentir Gizi, Patologi Klinik, dan Psikiatri Genderman 2010 Bisaaa..!!

Untuk memperbaiki, khususnya bersihan esofagus, disarankan sih seperti ini : Jangan berbaring/tidur sampai waktu > 2 jam setelah makan dikarenakan bila berbaring setelah makan dalam waktu kurang dari 2 jam akan meningkatkan refluks (porsi besar dan high in fat and protein) Meninggikan kepala pada waktu tidur Sedangkan untuk menurunkan frekuensi & volume reflux, yaitu dengan : Makanan porsi kecil dan sering Menurunkan berat badan jika overweight obesity is likely be a contributing factor to hiatal hernia and refluks because it increase intragastric pressure (Kjellin et al, 1996) : intinya obesitas itu faktor yang berpengaruh timbulnya hiatal hernia dan refluks karena dia itu meningkatkan tekanan intragaster. Cukup serat untuk menghindari konstipasi, karena lagi2 konstipasi meningkatkan tekanan intraabdominal Menghisap sedikit2 minuman diantara makan Hal-hal lain yang juga berpengaruh utk menghindari refluks antara lain : Menghindari mengunyah permen karet Menghindari merokok terutama setelah makan Memonitor pengaruh antasid pada status zat besi (beri suplemen bila perlu) ternyata antasid dapat menurunkan penyerapan zat besi Monitor pengaruh penghindaran citrus, tomat dll terhadap status asam askorbat suplemen bila perlu

Faktor sekunder gangguan sistemik diantaranya aterosklerosis, hipertensi, penyakit hati, ginjal Faktor lain yaitu makan terlalu banyak, terlalu cepat, stres, rokok, exercise setelah makan, obat2an iritasi lambung. dll Jenis-jenis dispepsia antara lain: Dispepsia refluks dan esofagitis Dispepsia ulcus kurangi makanan/ minuman yang merangsang sekresi asam lambung (kopi, teh, susu dll) ; perbanyak serat Dispepsia fungsional gejala ada, pemeriksaan penunjang tidak ada kelainan (USG, CT scan abdomen, Endoskopi) (ada juga yang membaginya jadi dispepsia fungsional dan non-fungsional) Prinsip pemberian makanan buat mereka-mereka yang bermasalah saluran cernanya yaitu Prinsipnya adalah pemberian nutrisi oral/enteral, tapi bila keadaan akut (muntah2 hebat), kasih nutrisi parenteral Kembung dan banyak gas abdomen, sebaiknya dihindari makan/minum yang meningkatkan gas dan flatulensi abdomen, misal cocacola, fanta, sawi, kol, nangka. Berikut adalah Syarat Diit Dispepsia Fungsional: 1. Menghindari makanan/minuman yang memperberat gejala 2. Mengatur jarak jam2 dan porsi makan sering tetapi interval pendek 3. Dianjurkan makan perlahan, dikunyah halus, tidak minum saat makan 4. Menghindari makanan/minuman yang menstimulir sekresi asam lambung (alkohol, cafeine, lada hitam, cola) 5. Tinggi serat tapi tidak menimbulkan gas (kyk semacam ubi gitu la) 6. Kurangi makanan yang terlalu berlemak Lanjut ke beberapa bahan makanan yang berpengaruh ke GI Tract 1. Cabe/sambal /lada

SINDROMA DISPEPSIA Ingat bukan penyakit ya.. Tapi kumpulan gejala... Kumpulan gejala, diantaranya nyeri epigastrium, mual, muntah, perut kembung, cepat kenyang, anoreksia, flatulens.

Tentir Gizi, Patologi Klinik, dan Psikiatri Genderman 2010 Bisaaa..!!

2.

3. 4. 5.

Zat aktif sambal : alkaloid capsaicin dosis rendah protektor, dosis tinggi perusak mukosa lambung Alkohol Dosis 5% protektor ; kadar > 12% cause back diffusion of hydrogen ion from the lumen into intercellular or intracellular sites, resulting in injury to gastric mucosa. Sumber yg lain mengatakan: >25 mg/dL atw 0,25% keracunan ringan, mood yg berubah, pemikiran lemah, inkoordinasi. >100 mg/dL atw 1% peningkatan hambatan, euphoria diikuti dg depresi, permusuhan, ngomong gak jelas, double vision. Klo levelnya ditinggikan lg stupor, coma. KopiMeningkatkan sekresi cairan asam lambung Serat : serat dalam buah dan sayuran bermanfaat diit tinggi serat mencegah kanker kolorektal dan angka kekambuhan tukak peptik Rokok Memperlambat proses penyembuhan tukak peptik

3.

Menghindari makanan yang membuat rasa tak nyaman Prinsip penatalaksanaan gizi ulkus peptikum (bakal dibahas di bawah) perlu penilaian status folat dan Vitamin B12. Pada atropi lambung dan intestinal berhubungan dengan penyerapan folat & Vit. B12 Untuk kronis n akut mesti menghindari makanan yang dapat meningkatkan asam lambung alkohol, cafeine, lada hitam, cola. Penyebab bakteri/ infeksi virus, autoimun disorders, bile reflux ; iritasi dari obat, alkohol, sekresi asam lambung berlebihan (stres), Muntah kronis Gejala : cegukan, nyeri ulu hati, nafsu makan menurun, mual, muntah, BAB coklat, muntah darah.

GASTRITIS Secara sederhana, definisi dari gastritis a/ proses inflamasi pd mukosa n submukosa lambung. Nah, tipenya ad yg akut n kronis. 1. Akut Tx: Mengistirahatkan lambung dan pemulihan (24 48 jam) Jk ad perdarahan intravena Jk mulia membaik diberikan oral makanan cair ditingkatkan sesuai toleransi pasien Gastritis akut ringan makanan lunak per oral (bubur, campuran susu, krim sereal dan puding dll) 2. Kronis Memenuhi kecukupan gizi kalori dan zat gizi lain Bentuk makanan lunak bertahap Makan teratur, dan porsi kecil

TUKAK PEPTIKUM/PEPTIC ULCER/ULKUS PEPTIKUM Pada penyakit ini, biasanya pasien terkena tukak gaster dulu kemudian sbg hasil komplikasinya terbentuk tukak duodenum dan secara gamblang jadinya Tukak Gaster + Tukak Duodenum = Tukak Peptikum. Etiologinya: sekresi asam berlebihan atau kerusakan pembatas mukosa saluran cerna terbentuknya tukak Faktor utama Helicobater pylori basilus pada epitel lambung Faktor lain merokok, penggunaan teratur obat2an antiinflasi nonsteroid (mis. Aspirin) ; stres emosional ; genetik. Faktor predisposisi atw faktor yg cenderung ngundang penyakit ini Merokok berlebihan, mengkonsumsi obat aspirin berlebihan, kebiasaan minum kopi dan cola; Genetik; Stres psikis kurang istirahat, tidur, penyakit . Prinsip Gizi pada Tukak Peptikum ini, antara lain: 1. Makan teratur porsi kecil dan sering {6-8 kali}/ setiap 3 jam 2. Tinggi protein dan Vit. C pemulihan 3. Suplemen Vit A, C, D, folat, Vit B12, kalsium, besi, magnesium & seng

Tentir Gizi, Patologi Klinik, dan Psikiatri Genderman 2010 Bisaaa..!!

4. Prostaglandin pada omega 3 dan 6, berefek pada perlindungan mukosa dan immune dari mukosa GI 5. Menghindari kopi, teh, cola, coklat dan kafeine dalam minuman serta alkohol 6. Hindari penggunaan obat yang merusak stomach lining 7. Hindari penggunaan lada yang berlebihan dalam memasak Yang tujuannya antara lain: 1. Menurunkan sekresi asam lambung dan pepsin 2. Mengubah kebiasaan faktor prediposisi 3. Mengoreksi anemia low normal serum B12 4. Mencegah komplikasi lebih lanjut perforasi dan undernutrition karena kurang energi dan zat besi, thiamin dan vit C enteral /parenteral 1-3 hari 5. Memenuhi kecukupan vitamin C mempercepat pemulihan PENYAKIT DIVERTIKULAR 1. Divertikulosis kantong2 kecil terbentuk di dinding kolon akibat tekanan intrakolon yang tinggi pada konstipasi kronik usia lanjut rendah serat. Tujuan Diet: Meningkatkan volume dan konsistensi feces Menurunkan tekanan intra luminal Mencegah infeksi Cairan tinggi 2-2,5 liter/hari Serat tinggi 6-10g above/ 25-35g/day 2. Divertikulitis penumpukan sisa mananan pada divertikular menyebabkan peradangan kram bag. Kiri bawah perut, mual, kembung, muntah, konstipasi atau diare, menggigil dan demam highfiber diet Tujuan Diet:

Mengistirahatkan usus untuk mencegah perforasi Mencegah akibat laksatif dari makanan berserat tinggi Makanan dimulai dari makanan cair jernih (perdarahan) Hindari makanan yang mengandung biji kecil (tomat, jambu biji, stroberi) menumpuk dalam divertikular Makanan enteral bebas laktosa Mencegah konstipasi KONSTIPASI Sembelit/konstipasi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami kesulitan /jarang BAB (> 3 hari) karena penyumbatan pada usus besar, berkurangnya aliran darah ke usus besar dan cidera tulang belakang. Penyebab : obat aluminium hidroksida (antasid), biasanya pd org gd sakit maag, garam bismut, garam besi, anti hipertensi, narkotika, obat penenang/ obat tidur. Life Style : kurang konsumsi serat dan olahraga Tatalaksana: Konsumsi serat kurang lebih 14 g/1000 kalori Perempuan 25 gr/hr; laki2 38 gr/hr Gandum, padi2an, buah, sayuran, biji2an dan kacang2an dikonsumsi setidaknya 4 kali/hari 2 liter air perhari atau lebih Jus buah dan cairan elektrolit tinggi serat untuk melancarkan BAB Prebiotik(FOS, GOS, inulin) {gandum, pisang, tomat,bawang2an dan madu) untuk melancarkan BAB dan melindungi mukosa lambung. Probiotik (lactobacillus sp, streptococcus sp, bifidobacterium sp, eubacterium sp) {susu fermentasi, yoghurt, susu yang diperkaya dengan bakteri asam laktat)

Tentir Gizi, Patologi Klinik, dan Psikiatri Genderman 2010 Bisaaa..!!

Tambahan: Kan bu ina ada nunjukkin beberapa gambar dari bukunya (Nutrition Therapy and Pathophysiology), nah, ini ada gambarnya, tapi cuma ini aja yg saya dapat...

PEMERIKSAAN LABORATORIUM PADA KELAINAN SISTEM GASTROINTESTINAL Ok frenzz, skrg kita akan membahas mengenai kelainan sistem GI dari kuliah patologi klinik Kita mulai dengan keluhan yang timbul pada kelainan sistem GI yakni dari diare, mual dan muntah, nyeri perut, konstipasi, perdarahan dan malnutrisi. 1. Diare Diare adalah meningkatnya frekuensi BAB (secara praktis dikatakan lebih dari tiga kali sehari) dan konsistensi feses menjadi cair. Diare dapat digolongkan akut atau bila telah berlangsung lebih dari 2 minggu dikategorikan sebagai diare kronik. Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada kasus diare dapat berupa : a) Pemeriksaan feses b) Pemeriksaan darah: - Hematologi lengkap : hemoglobin (Hb), lekosit, eritrosit, trombosit, hematokrit (Ht). - Pemeriksaan terhadap : vitamin B12, folat, besi. 2. Mual dan Muntah Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan : a) Hematologi lengkap b) Urin c) Elektrolit serum d) Ureum e) Kreatinin f) Glucose g) Uji faal hati

Sekian tentir gizi ini...s Mohon maaf kalo ada yang salah2... maklum masih belajar... Mohon koreksinya juga ya... (rika, rayung, ristra)

Tentir Gizi, Patologi Klinik, dan Psikiatri Genderman 2010 Bisaaa..!!

3. Nyeri perut Nyeri perut dapat merupakan variasi kondisi dari yang bersifat sangat ringan sampai yang bersifat fatal. Dapat berasal dari nyeri visceral abdomen akibat rangsangan mekanik (seperti regangan, spasme) atau kimiawi (seperti inflamasi, iskemia). Nyeri visceral bersifat tumpul, rasa terbakar dan samar batas lokasinya. Sedangkan nyeri peritoneum parietal lebih bersifat tajam dan lokasinya lebih jelas. Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan : a) Hematologi : - Hitung jumlah leukosit - Hitung jenis leukosit b) Urea, kreatinin, elektrolit serum c) AST, ALT, Alkali Fosfatase, Bilirubin d) Urinalisis : untuk mngevaluasi sedimen urine. 4. Perdarahan Perdarahan saluran cerna dapat bermanifestasi klinis mulai dari yang seolah ringan, misalnya perdarahan tersamar sampai dengan keadaan yang mengancam hidup. Hematemesis : muntah darah segar (merah segar) atau hematin (hitam seperti kopi) yang merupakan indikasi adanya perdarahan saluran cerna bagian atas atau proksimal ligamentum Treitz (hayoodi buka lg atlas anatominya ). Perdarahan saluran cerna bagian atas, terutama dari duodenum dapat pula bermanifes dalam bentuk keluarnya darah segar per anum bila perdarahannya banyak. Melena : feses berwarna hitam, biasanya berasal dari perdarahan saluran cerna bagian atas, walaupun perdarahan usus halus dan bagian proksimal kolon dapat juga bermanifes dalam bentuk melena. Hematokezia : darah segar keluar per anum, biasanya berasal dari perdarahan saluran cerna bagian bawah (kolon).

Maroon stools : feses berwarna merah hati, dapat berasal dari perdarahan kolon bagian proksimal (ileo-caecal) Pemeriksaan laboratorium berupa: a) Hematologi : hemoglobin (Hb), leukosit, trombosit, hematokrit (Ht), retikulosit, gambaran darah tepi (GDT) b) Golongan darah (untuk keperluan transfuse darah) c) Feses Ini gambaran dari pemeriksaan hematologi untuk perdarahan :

Ket : Bagian yang lebih pucat di tengah eritrosit namanya central pallor (normal : 1/3 dari keseluruhan diameter eritrosit). Pada perdarahan : - Adanya eritrosit polikromasi (eritrosit yang berwarna kebirubiruan, disebut retikulosit kalo pake pewarnaan BCB) : yang ditunjuk pake anak panah itu loh... - Ketika perdarahan, jumlah retikulosit meningkat - Terkadang juga ditemukan giant platelet (trombositnya gede2, gara2 pas bikinnya cepet-cepet, jadi gak sempurna bentuknya deh... ckckck...) 5. Malnutrisi Pemeriksaan laboratorium berupa : a) Hematologi : Hb, lekosit, eritrosit,

10

Tentir Gizi, Patologi Klinik, dan Psikiatri Genderman 2010 Bisaaa..!!

GDT. b) Kimia klinik : kolesterol, albumin. (klo yang kurus : kadar albumin turun, yang gemuk : kadar kolesterol naik) c) Feses ( klo yang malnutrisi : warna pucat berbuih, cair, mengandung lemak dan terapung di atas pemukaan air. Bau seperti lemak busuk. ) Beberapa gambaran mikroskopik dari pemeriksaan hematologi :

Hipokrom mikrositer : ukuran eritrosit kurang dari normal, bagian yang pucat di tengah-tengah eritrosit meluas (central pallor > 1/3 diameter eritrosit). Terjadi pada malnutrisi karena kurang Fe (zat besi), pada perdarahan kronik karena parasit (kyk cacingan), menstruasi banyak, hamil, dll. Ditemukan adanya sel berbentuk cerutu / pensil cell dan target sel. Kata dr.justina, kadang-kadang juga ditemukan anulosit alias eritrosit yang kegedean central pallor, sampai-sampai berbentuk kayak cincin.

Ket : Normokrom Normositer: central pallor < 1/3 keseluruhan diameter eritrosit, bentuk bulat. Terjadi pada perdarahan akut. Klo yang makrositik terjadi karena kekurangan vit. B12 dan folat.

FESES. Feses adalah hasil proses pencernaan yang tidak bisa diabsorpsi lagi. Pada orang dewasa dapat menyekresikan tinja sekitar 100 hingga 200 gram setiap harinya. Dan sekitar 75% komposisi tinja itu adalah air. Di slidenya Dr.Justina dijelaskan kalo komposisi feses itu antara lain: 1. Sisa buangan bahan tidak tercerna misalnya selulosa yang berasal dari makanan. 2. Empedu (juga bisa jadi bahan pewarna feses ..bisa dibaca lagi dan dikoreksi juga yah..) 3. Sekresi usus 4. Air dan elektrolit (makanya kalo diare berlebihan bisa sampe dehidrasi) 5. Sel epitel 6. Sejumlah bakteri 7. Bahan anorganik, terutama kalsium dan fosfat 8. Makanan yang tidak tercerna dan terserap (normal dalam jumlah kecil. Jadi jangan sampe kelewatan yah kalo makan sayuran dan kadang kurang halus saat mengunyahnya, terus di dalam usus tidak bisa tercerna dengan baik, maka saat dikeluarkan pun ada kemungkinan masih berupa wujud aslinya. Peace ^^v) Adapun tujuan dari pemeriksaan feses antara lain :

Ket :

11

Tentir Gizi, Patologi Klinik, dan Psikiatri Genderman 2010 Bisaaa..!!

1. Untuk diagnosis adanya kelainan sistem traktus gastrointestinal seperti: a. Infeksi parasit, bakteri dan virus Untuk infeksi parasit bisa saja terlihat langsung secara makroskopik saat pemeriksaan feses. Misalnya ditemukan cacing Ascaris lumbricoides, ataupun spesies cacing tambang (hookworm) _parasit yang jadi trending topic di modul tumbang_ atau bisa pula ditemukan parasit secara mikroskopik yaitu berupa telur-telur cacing. Salah satunya telur Trichuris trichiura _yang ngetop di modul GI ini_ Untuk bakteri hanya bisa dilihat secara mikroskopik saja. Sedangkan untuk virus, diperlukan pemeriksaan khusus. Karena virus ini kan bisanya hidup di inang aja, (tapi kurang tahu juga pemeriksaan khusus yang dimaksudkan itu seperti apa ) b. Perdarahan gastrointestinal Untuk perdarahan GI ini bisa 2 macam. Ada yang tersirat dan ada yang tersurat hehe, ada yang samar maupun yang secara langsung dapat terlihat dengan kata lain dari yang ringan sampai bisa mengancam hidup. Perdarahan GI dapat berupa : *Hematemesis *Hematokezia *Melena *Maroon stools c. Ulkus peptikum Rasanya teman-teman semua udah pada jago abizzz deh tentang UP ini.. Kita review lagi gak apa2 yah.. Perdarahan pada ulkus peptikum ini dapat terjadi akibat difusi balik asam lambung melalui proses patofisiologis yang nantinya malah membuat si asam lambung ini nembus ngelewatin sawar mukosa yang rusak itu. Bisa melalui 2 proses : Asam yang kembali berdifusi ke mukosa akan merusak sel-sel epitel di mukosa. Mengakibatkan semakin meningkatnya konsentrasi asam di lambung. Konsentrasi asam yang meningkat

ini akan merangsang saraf kolinergik yang akan meningkatkan motilitas lambung dan juga meningkatkan pepsinogen lambung. Kalo pepsinogennya meningkat, dia akan menghasilkan pepsin, nah si pepsin ini konon bisa menurunkan fungsi dari sawar itu sendiri. Nah fungsi sawar lambung menurun, akibatnya terjadi destruksi kapiler dan vena. Bila hal ini terus berlanjut, maka ini lah yang mengakibatkan perdarahan pada Ulkus peptikum. Difusi balik asam klorida atau asam lambung atau HCL ke mukosa ini juga bisa meningkatkan pengeluaran histamine. Histamine akan merangsang sekresi asam dan meningkatkan pepsin dan pepsinogen. Histamine ini juga akan meningkatkan vasodilatasi kapiler sehingga membrane kapiler menjadi permeable terhadap protein. Akibatnya protein plasma menjadi bocor ke interstisium dan hal ini mengaibatkan edema karena plasma protein ini bocor sampai ke lumen lambung. Kalo terus-terusan seperti ini maka akan mengakibatkan perdarahan pada GI. d. Karsinoma Karsinoma bisa disebabkan akibat riwayat ulkus peptikum yang tidak kunjung sembuh. e. Sindroma malabsorpsi Sindroma malabsorpsi dapat terjadi pada pasien dengan gejala diare. Pada malabsoprsi, pemeriksaan feses yang biasa dilakukan adalah pemeriksaan fecal fat. Dan pada pemeriksaan ini nantinya feses diwarnai dengan pewarnaan sudan. _kayaknya kita gak belajar ini deh_ gapapa buat tambahan aja yah.. Sampling dan Transport Spesimen 1. Persiapan pasien tidak makan : a. Obat pencahar b. Obat antidiare c. Obat antibiotic

12

Tentir Gizi, Patologi Klinik, dan Psikiatri Genderman 2010 Bisaaa..!!

Intinya, pasien kalo mau diperiksa sampel fesesnya, dia tidak boleh terkontaminasi dengan obat-obatan. Karena nanti Fesesnya sudah tidak original lagi . Kalo ada parasit nanti malah mati duluan, jadi akan susah untuk mendiagnosis penyakitnya. 2. Persiapan sampel: a. Feses segar Tinja hendaknya diperiksa dalam keadaan segar. Jika dibiarkan dalam waktu lama maka unsure-unsur dalam tinja bisa rusak. b. Defekasi spontan Tinja sebaiknya berasal dari defekasi spontan. Jika keadaan sangat mendesak, bisa juga digunakan tinja sewaktu (tinja kapan saja dalam waktu 24 jam) c. Tidak bercampur dengan urin, darah menstruasi, kertas toilet. Karena ada beberapa mikroba yang malah mati kalo kena urin d. Diperiksa dalam waktu 2-3 jam setelah defekasi. Ini standar waktu yang memenuhi syarat. 3. Pengumpulan atau pengambilan sampel : a. Wadah dari pot plastic bermulut lebar, tertutup rapat, bersih. b. Tidak boleh mengenai bagian luar wadah. c. Diisi tidak terlalu penuh. d. Beri label nama, tanggal, no.pasien, jenis kelamin, diagnosis awal.

Berikut ini contoh wadah utk penyimpanan dan transport specimen feses.

PEMERIKSAAN MAKROSKOPIS 1. Warna Warna tinja yang dibiarkan pada udara menjadi lebih tua karena terbentuknya lebih banyak urobilin daripada uribilinogen yang diekskresikan lewat usus. Urobilinogen tidak berwarna, sedangkan urobilin berwarna cokelat tua. Selain urobilin yang normal ada, warna tinja juga dipengaruhi oleh factor jenis makanan, kelainan dalam saluran usus ataupun jenis obatobatan yang diberikan. a. Normal : coklat oleh karena urobilin. b. Hijau : sayur sayuran c. Kuning : jagung, susu, obat santonin atau bilirubin yang belum berubah. d. Abu-abu : mungkin karena tidak ada urobilin dalam saluran makanan, biasa didapat pada pasien ikterus obstruktif (tinja alkoholik), setelah pemakaian garam barium pada pemeriksaan radiologic, makanan tinggi lemak yang tidak tercerna karena defisiensi enzim pancreas. e. Merah : darah dari saluran cerna bagian bawah : Ca recti, hemorrhoid, polyp usus, makanan, rifampisin. f. Hitam : darah dari saluran cerna bagian atas : varices oesophagus, ulcus, minum norit, obat yang mengandung banyak zat besi 2. Bau a. Normal : indol, skatol, asam butirat. b. Diet sayuran tinja tak begitu terasa bau c. Diet daging bau agak tajam d. Amis kolera e. Asam/ tengik normal pada bayi, karena peragian atau fermentasi zat gula yang tidak dicerna. Sedangkan bau tengik karena perombakan zat lemak dengan pelepasan asam lemak. f. Busuk protein yang tidak dicerna dan dirombak oleh kuman.

13

Tentir Gizi, Patologi Klinik, dan Psikiatri Genderman 2010 Bisaaa..!!

3. Konsistensi a. Normal agak lunak dan berbentuk silindris b. Keras konstipasi c. Lunak peningkatan cairan dalam tinja. d. Berair diare, pemberian pencahar. e. Seperti air cucian beras kolera f. Lengket banyak mengandung lemak steatorrhea. g. Cair + darah + lendir amubiasis, keganasan usus besar. h. Peragian karbohidrat dalam usus akan menghasilkan tinja lunak dan bercampur gas CO2. 4. Lendir a. Normal tidak ada b. Ada iritasi / peradangan usus. c. Bercampur rata dengan tinja berasal dari usus bagian atas / halus d. Bercampur di luar tinja berasal dari usus bagian bawah. e. Ada darah disentri, intusussepsi usus, iiliocolitis. 5. Lain-lain Pus, sisa makanan yang tidak tercerna, cacing. *Darah : jika perdarahan semakin proksimal maka darah yang bercampur dengan tinja akan semakin berwarna hitam. Jumlah darah yang besar mungkin disebabkan oleh ulkus, varises dalam esophagus, karsinoma atau haemmoroid. *Parasit : cacing ascaris, ancylostoma dan parasit lain mungkin terlihat termasuk taenia saginata. PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS Biasanya, pemeriksaan mikroskopis itu meliputi pemeriksaan protozoa, telur cacing, leukosit, eritrosit, sel epitel, kristal dan sisa makanan. Dari semua pemeriksaan ini yang terpenting adalah pemeriksaan terhadap protozoa dan telur cacing. Protozoa biasanya didapati dalam

bentuk kista, bila konsistensi tinja cair, baru ketemu ada bentuk trofozoit. Telur cacing yang sering ditemukan itu contohnya dari Ascaris lumbricoides, Necator americanus, Enterobius vermicularis, Trichuris trichiura, Strongyloides stercoralis dan sebagainya. Pemeriksaan mikroskopik ini menggunakan sediaan dari feses yang natif alias masih seger bugar (sekitar sejam yang lalu diekskresikan.. hahha..). Cara bikin sediaannya supaya bisa nongol apa2 aja yang dicari pas diintip pake mikroskop itu ya kurang lebih sama kayak praktikum kemaren (ingatkan?) fesesnya ambil seperlunya trus dicampur dengan eosin 1-2% satu tetes cukup, warnanya merah terang dan fungsinya sebagai cat biar kelihatan unsur2 yang mo dicari. Nah untuk identifikasi lebih lanjut, sediaan tadi dicampur dengan lugol untuk menunjukkan adanya amilum yang tidak sempurna dicerna dan bisa juga dicampur dengan larutan jenuh sudan III atau IV yang dipakai untuk menunjukkan adanya lemak netral seperti pada steatorrhoe (keadaan dimana berkurangnya aliran empedu sehingga diikuti dengan penyerapan lemak yang berkurang). Khusus untuk pemeriksaan protozoa, yang paling sering digunakan adalah dengan penambahan eosin dan lugol aja. Udah jadikan sediaannya.. mari kita intip unsur2 apa aja yang biasanya nongol: a. Lekosit Lebih jelas terlihat kalo ditambah lar.asam asetat 10%. Dalam keadaan normal akan terlihat beberapa leukosit aja, masi bisa diitung lah atau bisa jadi gak da/gak terlihat. Tapi bisa sangat meningkat jumlahnya (>3/LPB) dalam beberapa kasus, misalnya pada kolitis ulseratif kronik, disentri basiler kronik, abses yang terlokalisir dan fistula pada kolon rektum dan anus, yang meningkat adalah bentuk polinuklear. Sedangkan bentuk mononuklear yang meningkat pada kasus typhoid. Namun pada diare karena bakteri cholera, E.coli non invasif dan virus, tidak terjadi peningkatan leukosit. b. Eritrosit

14

Tentir Gizi, Patologi Klinik, dan Psikiatri Genderman 2010 Bisaaa..!!

c.

d.

e.

f.

g.

Kalo normal gak bakalan nemu eritrosit, hanya ada bila terjadi lesi pada kolon, rektum dan anus (usus besar) Lemak Dengan larutan sudan tadi akan membantu munculnya lemak dengan bentuk butiran2 orange/merah . Ini adalah lemak dalam bentuk triasilgliserol. Makrofag Mirip amoeba, tukang makan (fagosit) tapi gak bisa gerak, intinya satu aja. Ukurannnya gede, tapi gak bakalan ada kalo kondisi sang pemilik feses baik2 saja alias gak sakit. Serat sisa makanan Kalo abis makan sayur2an tu pasti ada. Tapi untuk menentukan abnormal atau normal tu diliat dari jumlahnya yang dalam keadaan tertentu bisa jadi pertanda abnormal (jumlah meningkat pada malabsorbsi), trus adanya amilum yang belum selesai dicerna, masi bersisa diserat2nya.. Epitel Asalnya dari dinding usus distal (normalnya), tapi kalo asalnya dari bagian yang lebih proximal bisa jadi dinding ususnya uda rusak, makin banyak sel epitel, makin besar kemungkinan adanya peradangan. Kristal-kristal Kristal dalam tinja tidak banyak artinya. Dalam tinja normal mungkin terlihat kristal tripel fosfat, kalsium oksalat dan asam lemak. Kristal tripel fosfat dan kalsium oksalat didapatkan setelah memakan bayem atau strawberi, sedangkan kristal asam lemak didapatkan setelah banyak makan lemak. Sebagai kelainan mungkin dijumpai kristal Charcoat Leyden dan kristal hematoidin. Kristal Charcoat Leyden didapat pada ulkus saluran pencernaan seperti yang disebabkan amubiasis. Pada perdarahan saluran pencernaan mungkin didapatkan kristal hematoidin.

h. Sel ragi Penting untuk mengenal struktur si Blastocytis hominis meskipun jarang didapat, supaya jangan dianggap kista ameba. i. Amoeba Seperti makrofag tadi, tapi dapat bergerak. PEMERIKSAAN KIMIA Yang termasuk dalam pemeriksaan kimia tinja adalah pemeriksaan pada : 1. pH Normalnya 7-8, pH yang rendah dapat merangsang peristaltik, kalo ada tinja konsistensinya cair, biasanya asam dengan pH dibawah 5,5. 2. Uji reduksi Uji reduksi ini melihat ada tidaknya substansi reduksi dalam spesimen. Substansi reduksi itu juga dikenal dengan gula pereduksi contohnya semua monosakarida, laktosa dan maltosa, makanya gak heran kalo uji yang digunakan adalah uji benedict (uji kimia karbohidrat untuk mengetahui kandungan gula pereduksi). Kalo di slide itu cara melakukan pemeriksaannya dengan 2,5 ml lar.benedict ditambah 4 tetes suspensi tinja. Kenapa pake 4 tetes? Karena biasanya pada uji ini, tinja yang dipake itu tinja yang encer. Misalnya pada diare (encer kan eeknya??), uji reduksi akan positif pada diare osmotik (ya iyalah, wong diare osmotik salah satu penyebabnya itu karena malabsorbsi makanan-karbohidrat contohnya kasus intoleran laktosa) dan negatif pada diare sekretorik (karena virus, bakteri, bahan kimia dan proses imun). 3. Urobilin Dalam tinja normal selalu ada urobilin, hasil uji ini akan merah bila positif. Jumlah urobilin akan berkurang pada ikterus obstruktif, jika obstruktif total hasil tes menjadi negatif, tinja berwarna kelabu disebut akholik.

15

Tentir Gizi, Patologi Klinik, dan Psikiatri Genderman 2010 Bisaaa..!!

Penetapan kuantitatif urobilinogen dalam tinja memberikan basil yang leblh baik jika dibandingkan terhadap tes urobilin, karena dapat menjelaskan dengan angka mutlak jumlah urobilinogen yang diekskresilkan per 24 jam sehingga bermakna dalam keadaan seperti anemia hemolitik dan ikterus obstruktif. Tetapi pelaksanaan untuk tes tersebut sangat rumit dan sulit, karena itu jarang dilakukan di laboratorium. Bila masih diinginkan penilaian ekskresi urobilin dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan urobilin urin. Pemeriksaan bilirubin akan beraksi negatif pada tinja normal, karena bilirubin dalam usus akan berubah menjadi urobilinogen dan kemudian oleh udara akan teroksidasi menjadi urobilin. Reaksi mungkin menjadi positif pada diare dan pada keadaan yang menghalangi perubahan bilirubin menjadi urobilinogen, seperti pengobatan jangka panjang dengan antibiotik yang diberikan peroral, mungkin memusnahkan flora usus yang menyelenggarakan perubahan tadi. 4. Tes darah samar Tujuannya (sama kayak di slide) yaitu : a. Mendeteksi adanya perdarahan kecil pada trakstus GI. b. Tes skrining untuk karsinoma kolorektal c. Evaluasi penyebab anemi d. Untuk mengevaluasi kemungkinan penyebab nyeri abdomen (Tempat terjadinya perdarahan bisa di UPPER, MIDDLE n LOWER GI) Tes terhadap darah samar untuk mengetahui adanya perdarahan kecil yang tidak dapat dinyatakan secara makroskopik atau mikroskopik. Adanya darah dalam tinja selalau abnormal. Pemeriksaan darah samar dalam tinja dapat dilakukan dengan menggunakan tablet reagens. Prinsip pemeriksaan ini hemoglobin yang bersifat sebagai peroksidase akan menceraikan hidrogen peroksida menjadi air dan 0 nascens (On). On akan mengoksidasi zat warna tertentu yang menimbulkan perubahan warna. Tablet Reagens banyak dipengaruhi beberapa faktor

terutama pengaruh makanan yang mempunyai aktifitas sebagai peroksidase sering menimbulkan reaksi positif palsu seperti daging, ikan sarden dan lain lain (bisa karena konsumsi vit c >500 mg/hari). Menurut kepustakaan, pisang dan preparat besi seperti ferro fumarat dan ferro carbonat dapat menimbulkan reaksi positif palsu dengan tablet reagens. Maka dianjurkan untuk menghindari makanan tersebut diatas selama 34 hari sebelum dilakukan pemeriksaan darah samar. Cara pemeriksaan darah samar menurut om gandasoebrata, ada 2 yaitu dengan cara benzidine basa dan cara benzidine dihidriklorida. Cara kerjanya kurang lebih sama kok., Cuma tinggal ganti aja antara benzidine basa n benzidine dihidrokloridanya.. METODE PEMERIKSAAN DARAH SAMAR 1. Pemeriksaan kimia a. Uji guaiac Uji guaiac ini untuk menguji ada tidaknya darah dalam feses, takutnya ga kelihatan.. uji ini paling sering dilakukan di RS dan murah dan aman. Dalam uji guaiac, profesional medis menggunakan larutan yang mengandung guaiac dan agen kimia oksidasi untuk menguji tinja untuk darah yang tersembunyi. Jika terjadi perubahan warna menjadi biru, itu menunjukkan hasil positif. Hal ini terutama disebabkan interaksi dari bagian heme hemoglobin dalam darah dengan Guaiac. b. Uji benzidine Benzidine test dapat juga digunakan untuk mengetahui ada tidaknya darah pada feses dan metode pemeriksaan sama dengan benzidine test pada urin. Bila ada darah, hemoglobin di dalamnya akan melepaskan oksigen yang berasal dari hydrogen peroksida. Oksigen tersebut akan mengoksidasi reagen benzidine dan mengubah warna dari hijau ke biru.

16

Tentir Gizi, Patologi Klinik, dan Psikiatri Genderman 2010 Bisaaa..!!

c. Uji O-tolidin (ortho tolidin) Mempunyai prinsip, glukosa bereaksi dengan O-toluidine dalam aceticacid panas dan menghasilkan senyawa berwarna hijau yang dapat ditentukan secara fotometris. 2. Pemeriksaan imunokimia Metode imunokimia menggunakan antibodi terhadap hemoglobin manusia. Metode, ini dapat dipakai sebagai metode alternatif karena cara pemeriksaannya praktis, cepat, tidak memerlukan persiapan diet sebelum pemeriksaan, dan noninvasive. Pemeriksaan darah samar tinja dengan cara imunokimia: a) reagen dan larutan dapar dikeluarkan dari lemari pendingin dan dibiarkan sejenak pada suhu ruang. Sebelum dipakai larutan dapar diperiksa terlebih dahulu apakah warna tetap jernih dan volume tidak berkurang, b) sampel tinja diambil di 4 tempat yang berbeda dengan menggunakan batang (stik) yang terdapat di penutup botol larutan dapar, c) batang (stik) dimasukkan ke botol plastik berisi larutan dapar dan dikocok sampai tinja tercampur dengan larutan dapar, d) ujung penutup tabung plastik dipatahkan, kemudian larutan diteteskan 2 tetes di sumuran sampel (S) pada simpai uji (strip tes), e) simpai (strip) diletakkan di tempat datar dan dibaca dalam waktu 5 menit, f) tafsiran (Interpretasi) hasil: Jika tidak terbentuk garis merah di area pembanding (control/C), maka hasil tidak diikutkan dalam perhitungan hasil penelitian. Negatif: jika hanya terbentuk 1 garis merah di area pembanding (control/C), Hasil positif: jika terbentuk 2 garis merah, yaitu di area pembanding (control/C), dan di area uji (tes/T). Metode imunokimia secara teoritis dikatakan spesifik untuk mengenali perdarahan usus bagian bawah karena darah hanya sebagian

kecil yang mengalami kemunduran (degradasi) selama peralihan (transit). Metode imunokimia menggunakan antibodi terhadap epitop globin manusia, dan dapat mengenali perdarahan kolon < 0,3 ml, dan tidak dapat mengenali perdarahan saluran cerna bagian atas jika dalam jumlah kecil. Keterbatasan metode ini adalah jika antigenitas globin hilang pada suhu ruangan. Pemeriksaan Laboratorium pada Penyakit Hepatopankreatobilier OKe deh teman-teman.. Sekarang kita masuk Laboratorium pada Penyakit Hepatopankreatobillier. ke Pemeriksaan

UJI FUNGSI HATI Uji Fungsi Hati (UFH) merupakan analisis laboratorium yang baerkaitan dengan hati. Analit yang diperiksa dapat berupa produk mer=tabolisme sel hati, enzim, protein lain, antigen virus, DNA atau RNA virus, antibody sebagai hasil respon imun humoral tubuh. Indikasi pemeriksaan UFH adalah : 1. Deteksi : menemukan adanya kelainan hati 2. Diagnosis : memastikan penyebab penyakit hati 3. Prognosis : mengetahui beratnya derajat kelainan hati 4. Evaluasi : mengikuti perjalanan penyakit hati, membuat penilaian hasil pengobatan Gejala yang timbul akibat fungsi hati yang terganggu dapat berupa : 1. Ikterus Pada ikterus, terjadi perubahan warna kuning pada sclera dan kulit. Kadar billirubin serumya meningkat >2mg/dL. Ikterus adalah perubahan warna kulit sclera mata atau jaringan lainnya (membrane mukosa) yang menjadi kuning karena pewarnaan oleh bilirubin yang meningkat konsentrasinya dalam sirkulasi darah. Bilirubin dibentuk sebagai akibat pemecahan cincin hem. Ikterus yang

17

Tentir Gizi, Patologi Klinik, dan Psikiatri Genderman 2010 Bisaaa..!!

ringan dapat dilihat paling awal dari sclera mata. Ini menunjukkan konsentrasi billirubin sudah berkisar antara 2-2,5 mg/dL. Jika ikterus sudah jelas terlihat dengan nyata, maka kadar billirubin sebenarya mungkin sudah mencapai 7mg%. 2. Asites Asites adalah penimbunan cairan secara abnormal di rongga peritoneum. Asites dapat disebabkan oleh banyak penyakit. Pada dasarnya penimbunan cairan di rongga peritoneum dapat terjadi melalui 2 mekanisme dasar, yakni transudasi dan eksudasi. IKTERUS Pemeriksaan laboratorium A. Enzim Transaminase : 1. Aspartate amino transaminase (AST), glutamate oxaloacetate transferase (SGOT). Terdapat dalam sel sel (mitokondria dan sitoplasma): 1. Otot jantung 4. Ginjal 2. Sel sel hati 5. Pankreas 3. Otot tubuh 2. Alanine amino transaminase (ALT), glutamate pyruvat transferase (SGPT). Terdapat dalam sel sel (sitoplasma) 1. Hati 3. Jantung 2. Ginjal 4. Otot skelet Nilai normal AST dan ALT masing-masing adalah 5-35 unit/mL (frankel). Nilai ini akan meningkat pada kerusakan sel hati dan pada keadaan lain seperti infark miokard.

Alkaline phosphatase ( ALP ). Terdapat pada: 1. Hati 4. Usus 2. Tulang 5. Plasenta 3. Ginjal Pada anak-anak, ALP banyak ditemukan di tulang Pada orang dewasa kadar tinggi : 1. Hati 3. Usus 2. Tulang 4. Plasenta kehamilan trimester tiga Selama masa penyembuhan fraktur, jumlah ALP juga meningkat Gamma glutamil transferase ( GGT ) Terdapat dalam : 1. Hati 3. Ginjal 2. Pankreas B. Bilirubin total dan bilirubin direk Billirubin digunakan untuk uji pada eksresi empedu. Makna klinisnya adalah untuk mengukur kemampuan hati untuk mengonjugasi dan mengekresi pigmen empedu. 1. Billirubin serum direk (terkonjugasi) Nilai normal : 0,1-0,3 mg/dL Makna klinis : akan meningkat bila terjadi gangguan eksresi billirubin terkonjugasi. 2. Billirubin serum indirek (tidak terkonjugasi) Nilai normal : 0,2-0,7 mg/dL Makna klinis : meningkat pada keadaan hemilitik dan sindroma Gilbert 3. Billirubin serum total Nilai normal : 0,3-1,0 mg/dL Makna klinis : billirubin serum direk dan total meningkat pada penyakit hepatoselular

18

Tentir Gizi, Patologi Klinik, dan Psikiatri Genderman 2010 Bisaaa..!!

4. Billirubin urin Nilai normal : 0 Makna klinis : billirubin terkonjugasi diekskresi dalam urin bila kadarnya meningkat dalam serum. Mengesankan adanya obstruksi pada sel hati atau saluran empedu. Urin akan berwarna coklat dan bila dikocok timbul busa berwarna kuning (biasa digunakan sebagai pemeriksaan sederhana di bangsal) 5. Urobilinogen urin Nilai normal : 1,0-3,5 mg/24 jam Makna klinis : berkurang pada gangguan ekskresi empedu, juga pada gangguan hati, obstruksi empedu atau peradangan. Sebaliknya, kadar akan meningkat bila jumlah yang dihasilkan melampaui kemampuan hati untuk mengekskresikan kembali, seperti pada ikterus hemolitik. C. Antibodi dan protein 1. Otoantibodi untuk penyakit hati otoimun : a. Antinuclear antibody ( ANA ) hepatitis otoimun kronis. b. Anti smooth muscle antibody (SMA) penyakit otoimun kronis, sirosis biliaris primer. c. Antimitochondrial antibody (AMA) sirosis hati, hepatitis otoimun kronis, sirosis biliaris primer. 2. Alfafetoprotein (AFP). a. Protein pada fetus b. Meningkat pada hepatitis akut, kronis. c. Meningkat sekali pada hepatoma. D. Antigen dan antibodi virus hepatitis Penanda serologi : 1. vi hep. A : anti HAV ( total, Ig M, Ig G ) 2. Vi hep. B : HBs Ag, HBe Ag, anti HBs, anti HBe, anti HBc , HBV-DNA 3. Vi. Hep. C : anti HCV

ASITES Merupakan penimbunan cairan secara abnormal di dalam rongga perut. Terbagi menjadi dua jenis yaitu 1. Transudat a. Transudat ini kebentuk bukan karena proses radang, tapi karena gangguan keseimbangan cairan tubuh. b. Ciri-cirinya adalah Jernih, kuning muda, encer Tidak mengandung fibrinogen Berat jenis <1018 Kadar protein <2,5 g/dl Kadar glukosa kurang lebih sama seperti dalam plasma darah Jumlah sel sedikit Steril Tes rivalta (-) atau (+) lemah 2. Eksudat a. Eksudat ini terbentuk gara2 ada proses radang diantaranya : Infeksi bakteri, virus, dan jamur Trauma, seperti hematoma, luka bakar keganasan b. Ciri-cirinya adalah Keruh, kental, hemoragik, chylous Berbau keganasan Lemak : >0,35 g/ml : keganasan <0,35 g/ml : sirosis Mengandung fibrinogen Berat jenis > 1018 Kadar protein > 4g/dl Kadar glukosa < kadar glukosa darah

19

Tentir Gizi, Patologi Klinik, dan Psikiatri Genderman 2010 Bisaaa..!!

Jumlah sel banyak Terdapat bakteri Tes rivalta (+) PANKREATITIS AKUT Merupakan reaksi peradangan pada pankreas Ditandai dengan nyeri perut yang akut dengan kenaikan enzim pankreas dalam darah dan urin. Pemeriksaan laboratorium : Serum amilase Meningkat hingga 3 kali lipat dari normal Kembali normal dalam waktu 48-72 jam Serum lipase Meningkat paralel dengan amilase TUMOR PANKREAS Berdasarkan fungsi pankreas dikenal 2 macam tumor, yaitu: Tumor eksokrin pankreas Tumor endokrin pankreas Pemeriksaan laboratorium Serum amilase, lipase Glukosa darah Kalo dugaan karsinoma kaput pankreas, dilakukan uji UFH Penanda tumor : CA 19-9 (carbohydrate antigenic determinant 19-9) Feses Urin AMILASE Enzim ini terdapat pada 1. Jaringan pankreas (banyak) 2. Kelenjar liur (banyak) 3. Ovarium

LIPASE Enzim ini terdapat pada : Pankreas Mukosa usus lambung Peningkatan lipase lama dipertahankan berguna untuk diagnostik setelah beberapa hari serangan Referensi : Buku Ilmu Penyakit Dalam Jilid I BAB Gastroenterologi Gandasoebrata, R. 2008. Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta: Dian Rakyat Price, Silvia A, Lorraine M.Wilson. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis ProsesProses Penyakit Jilid 1 Edisi 6. Jakarta: EGC Slide Kuliah Pemeriksaan Laboratorium pada Kelainan Sistem Gastrointestinal tahun 2012 Nah..tuntas sudah pembahasan materi kuliah PK. Mudah2an dapat dipahami oleh teman2 semua yah.. kalo ada yang keliru, jangan lupa dikoreksi yah.. Tetap semangat yah.. (fera, neneng, grace, eko)

4. Usus besar 5. Usus kecil

20

Tentir Gizi, Patologi Klinik, dan Psikiatri Genderman 2010 Bisaaa..!!

GANGGUAN PSIKOSOMATIK GASTROINTESTINAL

Kata dr.jen, psikosomatik adalah kondisi psikis sesorang yang mempengaruhi kondisi fisiknya. Jadi, gangguan psikosomatik GI adalah faktor psikis yang mempengaruhi kondisi GI. Saluran GI (alias GI tract a.k.a saluran cerna) adalah saluran berotot yang memanjang mulai dari mulut sampai ke anus. Fungsi utama sistem GI adalah menyuplai nutrisi ke sel-sel tubuh yang dperoleh melalui proses ingestion, digestion (pencernaan), dan absorption (penyerapan). Hubungan antara gangguan GI dengan gejala mental emosional : Ternyata gejala cemas dapat menyebabkan peningkatan asam lambung. Berarti faktor agresif dalam lambung meningkat dan bisa jadi menyebabkan ketidakseimbangan. Akhirnya berujung pada kerusakan mukosa lambung dan akhirnya jadi gastritis dan kawan-kawan deh.. Kata dr.jen, kalo cemas itu bisa menyebabkan percepatan peristaltik saluran cerna dan ini karena kerjaannya saraf parasimpatis. Trus gejala depresi dapat menurunkan motilitas lambung dan usus dan ini adalah kerjaannya si saraf simpatis. Penurunan motilitas lambung dan usus dapat menyebabkan konstipasi dan sendawa. Sistem saraf otonom Sistem saraf otonom merupakan bagian sistem saraf yang mengatur fungsi viseral tubuh. Sistem ini mengatur tekanan arteri, motilitas dan sekresi gastrointestinal, pengosongan kandung kemih, berkeringat, suhu tubuh, dan aktivitas lain. Intinya saraf otonom berguna buat mengatur otot polos. Sistem saraf otonom terdiri atas dua jenis yaitu simpatis dan parasimpatis. Setiap organ dipersarafi oleh kedua jenis saraf ini. Efek yang dihasilkan oleh kedua saraf ini selalu berlawanan.

Faktor psikologis atau emosi seperti stress dan kecemasan akan mempengaruhi fungsi-fungsi GI. Stress dapat dimanifestasikan sebagai anoreksia, nyeri epigastrium dan abdomen, atau diare. Faktor fisik yang dapat mempengaruhi fungsi-fungsi GI seperti intake diet, mengkonsumsi minuman/makanan yang beralkohol atau caffeine, merokok (maaf gak dibahas, kan udah dibahas di Gizi). Beberapa gangguan organik yang mempengaruhi : penyakit peptic ulcer, ulceratif colitis yang dapat menyebabkan gangguan GI. Ulkus Peptikum Ulkus peptikum, mukosa mengalami ulserasi. Bisa mengakibatkan muntah atau BAB berdarah kalau udah dalam ulkusnya. Biasanya terjadi di distal lambung atau proksimal duodenum. Gejalanya adalah rasa perih sekali, rasa terbakar epigastric pain biasanya 1-3 jam setelah makan. Bila diberikan pola makan yang baik dan antacid akan merasa lebih ringan. Gejala lainnya adalah nausea (mual), vomit (muntah), hematemesis atau melena bila ulkus sudah dalam. Ulkus peptikum bisa disebabkan karena sekresi asam yang berlebihan atau infeksi H. pylori. Kolitis Ulseratif Kolitis ulseratif adalah radang usus yang sebabnya tidak diketahui, biasanya terjadi pada usus besar. Gejala utamanya adalah diare berdarah. Kolitis ulseratif bisa mengakibatkan manifestasi ekstrakolon seperti uveitis, iritis, penyakit kulit, dan primary sclerosing cholangitis. Segi psikologisnya -> Menurut penelitian dapat disebabkan oleh kepribadian yang obsessive compulsive (perfeksionis). Kepribadian ini biasanya orangnya tidak bisa marah (disimpan sendiri), terlalu memperhatikan kerapihan, keteraturan dan ketepatan waktu. Sifat yang suka menyimpan amarah nah malah justru menambah stressnya dan meledak dalam bentuk penyakit si colitis ulserative.

21

Tentir Gizi, Patologi Klinik, dan Psikiatri Genderman 2010 Bisaaa..!!

Tambahan aja: Stress psikologis

Pengaruhi perilaku merokok alkohol NSAID tidur

Pengaruhi fisiologi sekresi asam aliran darah Motilitas gaster & duodenum Imunitas

pertahanan mukosa

jumlah asam Gangguan GI

H.pylori

Saluran GI diaktifkan oleh sistem saraf parasimpatis dan simpatis. Gerakan peristaltik yang meningkat terjadi karena stimulasi saraf parasimpatis dan terjadi penurunan akibat stimulasi saraf simpatis. Stimulasi oleh sistem simpatis akan menghambat motilitas dan aktifitas sekresi usus halus. Sistem parasimpatis terutama saraf vagus (N X) akan meningkatkan tonus otot intestinal, motilitas, dan proses pencernaan. Saraf parasimpatis = meningkatkan motilitas Saraf simpatis = menurunkan motilitas Pleksus saraf dalam dinding usus besar akan mempertahankan tonus otot secara kontinu pada usus besar dan menstimulasi gerakan usus. Ada dua pleksus pada saluran cerna yaitu plexus nervosus myentericus (Auerbach) dan plexus submucosus (Meissner). Impuls saraf parasimpatis dari saraf vagus menstimulasi bagian proksimal colon.

Jenis-jenis penyakit yang bisa timbul akibat stress : 1. Gastritis Merupakan gangguan pada lambung dengan gejala nyeri ulu hati, mual dan muntah Sering timbul setelah adanya perasaan cemas / stresor psikososial. Perasaan cemas bisa bikin penyakit ini menjadi penyakit kambuhan. Gastritis disebabkan peningkatan asam lambung 2. Dispepsia Sering disebut abdominal discomfort dengan gejala kembung (terjadi karena perlambatan peristaltik), rasa penuh, dan tidak enak Biasanya dijumpai pada depresi Motilitas usus menurun 3. Ulkus peptikum Adanya ulkus pada lambung atau usus Terjadi karena hipersekresi asam lambung dan pepsin Kecemasan yang tinggi merangsang nervus vagus 4. Iritable bowel syndrome Terdapat nyeri kronik di perut kiri bawah Disertai dengan diare kronis Berhubungan dengan cemas dan depresi Ciri gangguan GI karena psikosomatik adalah biasanya organnya sehatsehat aja tapi si pasien ngeluhin sakit (fungsi organnya yang terganggu) Referensi : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I BAB Gastroenterologi Yamada, Tadaka. 2009. Textbook of Gastroenterology. Blackwell Publishing Slide Kuliah Gangguan Psikosomatik Gastrointestinal tahun 2012 Maaf ya, cuma segini aja tentirnya... sejujurnya saya bingung mo ngejelasin apa.. tentir ini based on slide aja... hehehe... (nowo) (ayooo... Pilih yang mana, sakit jiwa berat atau sakit jantung bocor??? ^_^)

22

Tentir Gizi, Patologi Klinik, dan Psikiatri Genderman 2010 Bisaaa..!!

You might also like