You are on page 1of 6

BAB II TINJAUAN UMUM PT Pesona Khatulistiwa Nusantara memiliki luas area penambangan sebesar 23,646 Ha yang terbagi menjadi

dua blok, yaitu blok utara dan blok selatan yang keduanya terletak di kabupaten Bulungan, Kalimantan Timur. Di area konsesi blok utara, luas areanya 6,150 Ha dan didalam daerah konsesi tersebut terdapat dua pilot mine area, yaitu area Ardimulyo yang terletak di bagian utara dengan luas 197 Ha dan area Kelubir yang terletak di bagian selatan dengan luas 200 Ha. Wilayah kerja PKN Blok Utara terletak pada 1171300- 117180BU dan 310-380. Wilayah kerja PKN meliputi wilayah rawa, dataran, datar-bergelombang, daerah bergelombang, dan daerah berombak.

2.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah Daerah penyelidikan dapat dicapai dengan menggunakan pesawat terbang berbadan besar dari Yogyakarta ke Balikpapan dengan waktu tempuh 2 jam, kemudian dilanjutkan dengan pesawat route Balikpapan Tarakan dan dilanjutkan dengan menggunakan speadboat ke Pelabuhan Ancam dengan waktu tempuh Tanjung Palas Utara. 2.2 Kondisi Geologi Daerah Penelitian Keadaan geologi daerah ini dibagi menjadi tiga pokok bahasan, yaitu ditinjau dari geologi Daerah, geomorfologi dan stratigrafi. 45 menit. Dapat juga menggunakan pesawat terbang dari Balikpapan langsung ke lanjut perjalanan darat ke arah

2.2.1 Geomorfologi
Kajian Geoteknik Lereng, Disposal dan Jalan Tambang II - 5 PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara Bab

Daerah penelitian terletak pada zona sub cekungan Bulungan, dengan morfologi mayoritas bergelombang, sehingga hanya batuan yang berumur muda yang banyak tersingkap, seperti endapan alivium, Formasi Sajau dan Formasi Sinjin, Formasi lainnya tersingkap tetapi pelamparannya tidak terlalu luas dan hanya pada tempat tertentu.

2.2.2 Stratigrafi Daerah penelitian termasuk dalam Cekungan Tarakan dipisahkan

dengan Cekungan Kutai oleh Tinggian Mangkaliat di selatan dan tinggian Sampoerna di utara. Cekungan Tarakan dibagi menjadi 4 sub cekungan yaitu : Sub-Cekungan Tidung, Sub-Cekungan Berau, Sub-Cekungan Tarakan dan Sub-Cekungan Muara (Lentini dan Darman, 1997). Berdasarkan gambar dibawah maka lokasi penelitian berada di subcekungan Berau. 2.2.3 Struktur Geologi Struktur Geologi yang berkembang adalah lipatan, sesar serta kelurusan lipatan berupa antiklin dan sinklin dengan sumbu berarah barat laut-tenggara dan melipatkan semua formasi. Sesar berupa sesar normal yang merupakan pengaktifan kembali dari sesar-sesar lama yang terbentuk sebelumnya. Sesar dan kelurusan umumnya berarah barat laut-tenggara dan dibeberapa tempat barat daya-timur laut

Kajian Geoteknik Lereng, Disposal dan Jalan Tambang II - 6 PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara

Bab

Lokasi PT. PKN-Kelubir

Gambar 2.2 Cekungan Tarakan Dalam Peta Geologi Regional masuk ke dalam Lembar Tarakan (S. Hidayat, Amiruddin, dan D. Satrianas, PPPG, Bandung, 1995) seperti yang terlihat pada gambar 2.2. Formasi penyusun batuan di area Kelubir adalah : 1. Alluvium 2. Formasi Sajau 3. Formasi Sinjin 4. Formasi Tabul Aluvium terdiri dari mud, silt, pasir, kerikil dan kerakal yang merupakan endapan sungai dan rawa. Formasi Sajau tersusun atas batupasir kuarsa, batu lempung, batu lanau, batubara dan konglomerat, struktur sedimen plannar dan trough cross bedding, bioturbasi, struktur sedimen paralel laminasi, nodul besi dan fosil kayu, karbon. Formasi ini berumur Plio-Pleistosen dengan lingkungan pengendapan fluval-delta. Ketebalan formasi ini berkisar 600-2,000 meter.
Kajian Geoteknik Lereng, Disposal dan Jalan Tambang II - 7 PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara Bab

Lapisan batubara berwarna hitam-coklat, tebal 0.2 sampai 8 meter. Lingkungan pengendapan Fluviatil dan Delta. Pada masa ini juga, di daerah daratan terjadi gunung api yang menghasilkan batuan Formasi Sinjin dan terobosan andesit, dasit, dan basal berupa sumbat teras. Formasi Sinjin tersusun atas perselingan tuff, breksi tuff, aglomerat, lava andesit piroksen. Tuff mengandung bongkah obsidian, dengan struktur sedimen paralel laminasi dan struktur aliran dan terelaskan. Lava Andesit porfiri dengan struktur aliran. Formasi Sinjin diperkirakan berumur Pliosen diendapkan secara tidak selaras diatas Formasi Tabul dan menjemari dengan Formasi Sajau bagian bawah. Lokasi tipe untuk formasi ini adalah daerah Muara Sekatak dekat Tanjung Selor. Formasi Tabul tersusun atas perselingan batu lempung, batu pasir, batu gamping dan batubara. Tidak ditemukan fosil kecuali fragmen dari foraminifera besar Cycloclypeous sp. dan Operculina sp. yang berumur Miosen Tengah.Berdasarkan posisi dan umur fosil kemungkinan formasi ini berumur Miosen Akhir. Lingkungan pengendapan formasi ini adalah deltalaut dangkal (shallow marine). Ketebalan formasi ini adalah 600 meter. Formasi ini diketemukan di wilayah bagian utara daerah penelitian berdekatan dengan pelabuhan milik PT Pesona Khatulistiwa Nusantara.

Kajian Geoteknik Lereng, Disposal dan Jalan Tambang II - 8 PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara

Bab

Gambar 2.3 Stratigrafi Batuan

2.3 Cadangan dan Kualitas Batubara Sumberdaya tereka sekitar 34.92 juta ton, sumberdaya terindikasi sekitar 12.59 juta ton,dan sumberdaya terukur sekitar 11.42 juta ton. Optimalisasi cadangan dilakukan dengan memperkirakan jumlah SR yang masih memungkinkan. Optimalisasi cadangan dilakukan sampai pit limit dan didapatkan SR 3:1 dengan jumlah cadangan batubara tertambang sekitar 9.13 juta ton. Ketebalan batubara antara 0.15 sampai 7.4 m dengan harga
Kajian Geoteknik Lereng, Disposal dan Jalan Tambang II - 9 PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara Bab

rata-rata 4.72 m. Seam A memiliki arah umum strike N 325 E dan kemiringan berkisar antara 7 - 10 dengan rata-rata kemiringan 8.
2.4 Sistem Penambangan

Penambangan dimulai dengan mengupas lapisan tanah penutup di daerah blok-blok yang sudah ditentukan dengan arah penggalian dimulai dari singkapan batubara pada batas tertentu, kemudian diikuti dengan penggalian batubara. Teknik penambangannya dilakukan dengan mengikuti kaidahkaidah penambangan secara blok sesuai dengan rencana tahunan sedemikian rupa sehingga kesinambungan produksi bisa terjaga Arah kemajuan penambangan tiap tahun menyerupai garis diagonal sehingga front penambangan dengan berbagai elevasi akan terbentuk. Top soil digali dan ditimbun secara khusus di dekat lokasi timbunan tanah penutup. Timbunan top soil tersebut juga di jaga sedemikian rupa untuk meminimalkan erosi sehingga dapat ditebarkan kembali pada lahan timbunan tanah penutup yang siap direhabilitasi dan direklamasi. Demikian juga halnya dengan tanah penutup, material akan ditimbun di daerah waste dump yang sudah ditentukan dengan baik di lokasi outside dump maupun lokasi backfilling.

Kajian Geoteknik Lereng, Disposal dan Jalan Tambang II - 10 PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara

Bab

You might also like